Sejarah

Tujuan Pembentukan VOC: Sejarah, Dampak, Alasan Pembubaran, dan Tokoh Dibalik VOC

Written by Fandy

Tujuan Pembentukan VOC – Negara Indonesia kita ini memiliki banyak sejarah. Mulai dari sejarah kerajaan-kerajaan Indonesia, sejarah penjajahannya, hingga sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia hingga bisa menjadi seperti ini.

Dalam sejarah kerajaan yang berada di Indonesia, tidak akan lepas dari kongsi dagang bernama VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) atau Perserikatan Dagang Hindia Timur” yang dibentuk oleh pihak Belanda.

Namun, apakah Grameds tahu apa saja tujuan pembentukan VOC tersebut? Lalu, bagaimana latar belakang sejarah dari pembentukan VOC? Apakah VOC memberikan banyak dampak terhadap pihak negara kita?

Supaya kamu lebih memahaminya, yuk simak penjelasan berikut!

Tujuan Pembentukan VOC

Galangan kapal Perusahaan Hindia Timur Belanda di Amsterdam, sekitar tahun 1750.

https://id.wikipedia.org/

Tujuan utama dari pembentukan VOC telah tercantum dalam perundingan 15 Januari 1602, yakni “menimbulkan bencana bagi musuh dan guna keamanan tanah air”. Kata “musuh” dalam perundingan tersebut mengacu pada bangsa Portugis dan Spanyol karena dua negara tersebut saling bergabung menjadi satu kekuasaan dan hendak merebut dominasi perdagangan di Asia (sebelumnya dikuasai oleh Belanda). Sehingga, melalui adanya VOC, bangsa Belanda masih dapat menjalin hubungan baik dengan masyarakat Nusantara.

Namun, tujuan utama tersebut perlahan menjadi beberapa tujuan lain, yakni,

1. Mengurangi persaingan antar sesama pedagang Belanda

Tujuan pertama dari pembentukan kongsi dagang VOC ini adalah untuk menggabungkan usaha dan menghindari persaingan tidak sehat antar sesama pedagang Belanda. Hal tersebut dilakukan supaya keuntungan yang diperoleh akan maksimal.

2. Menandingi persaingan dengan pedagang bangsa Eropa lain

Supaya dapat memperkuat posisi Belanda dalam perdagangan Asia, dibentuknya VOC adalah untuk menghadapi persaingan dengan bangsa Eropa lain seperti Portugal dan Spanyol.

3. Memonopoli rempah-rempah di Asia

Tujuan pembentukan VOC jika dilihat lebih jelas adalah untuk menguasai dan memonopoli sistem perdagangan rempah-rempah di Asia, terutama di Indonesia. Mengapa? Karena negara kita ini kaya akan sumber daya rempah-rempahnya. Hal tersebut membuat Belanda ingin memonopoli perdagangannya supaya mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda.

Beli Buku di Gramedia

4. Memegang kekuasaan atas kerajaan-kerajaan di Indonesia

Setelah berusaha ingin menguasai sumber daya rempah-rempahnya, Belanda memiliki tujuan lain dari pembentukan kongsi dagang ini, yakni menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia. Belanda ingin mengambil alih tentara kerajaan untuk dijadikan prajurit perangnya, sehingga Belanda dapat berpeluang menang dalam perang.

5. Memperkuat posisi Belanda di dunia internasional

Tujuan selanjutnya adalah keinginan Belanda untuk memperkuat posisinya di hadapan dunia internasional. Dalam persaingan dagang terutama antara bangsa Eropa lainnya, kongsi dagang VOC ini dapat membuat Belanda menjadi lebih disegani.

6. Menyokong anggaran dana kepada pemerintah Belanda

Dari keuntungan yang didapatkan oleh kongsi dagang tersebut, pihak VOC juga turut membantu dana pemerintah Belanda yang tengah krisis akibat diduduki oleh pihak Spanyol.

7. Menduduki tempat-tempat strategis di Indonesia

Tujuan selanjutnya adalah dengan menguasai tempat-tempat strategis yang ada di Indonesia, terutama pelabuhan. Sehingga pembentukan kongsi dagang VOC selain untuk menguasai sumber daya Indonesia, juga untuk menguasai aset penting dalam pelabuhannya.

8. Menguasai lembaga pemerintahan kerajaan

Tujuan terakhir pembentukan VOC adalah ingin menguasai lembaga pemerintahan tradisional di Indonesia. Lembaga-lembaga tersebut tetap dipertahankan supaya dapat mudah dipengaruhi.

Beli Buku di Gramedia

Sejarah Singkat Pembentukan VOC

Awalnya, tujuan utama bangsa Eropa terutama Belanda melakukan perjalanan menuju Asia termasuk Nusantara adalah untuk melakukan jual-beli saja. Misi dagang tersebut kemudian berkembang dengan keinginan bangsa Belanda untuk membentuk pemukiman (kolonisasi) di Nusantara supaya perdagangan menjadi lebih mudah.

Pada awal abad 16, perdagangan rempah-rempah Nusantara didominasi oleh Portugis dan Spanyol. Namun, perdagangan tersebut tidak efisien karena tidak mampu menyuplai permintaan yang terus meningkat, terutama pada rempah-rempah jenis lada, hingga menyebabkan harga menjadi meroket.

Beli Buku di Gramedia

Selain itu, pihak Portugis dan Spanyol saat itu (1580) sedang dalam keadaan perang dengan Belanda, sehingga menyebabkan kekhawatiran bagi pihak Belanda. Akhirnya, dari adanya beberapa faktor tersebut, mendorong Belanda untuk memasuki Nusantara demi perdagangan rempah-rempah.

Jan Huyghen Van Linschoten dan Cornelis de Houtman menemukan “jalur rahasia” dari pelayaran Portugis yang akhirnya dapat membawa mereka menuju Banten, yang menjadi pelabuhan utama di pulau Jawa pada tahun 1595-1597.

Ekspedisi yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman akhirnya sampai ke Banten, tetapi mereka terlibat dalam perseteruan pihak Portugis dan penduduk lokal. Perseturuan tersebut menyebabkannya kehilangan beberapa awak kapalnya.

Akhirnya Belanda resmi mendirikan Veredigne Oost-Indische Compagnie (VOC) yang berarti Perserikatan Dagang Hindia Timur di Amsterdam.

Lalu, pada 1602, Belanda kembali ke Nusantara dan mendirikan kongsi dagang bernama VOC tersebut dan bersaing sengit dengan beberapa negara seperti Portugis, Spanyol, Inggris, dan Perancis.

Kongsi dagang tersebut mendirikan markasnya di Batavia (sekarang menjadi Jakarta). Kemudian, para anggotanya ikut mendirikan tempat di Indonesia, terutama di Maluku karena kaya akan rempah-rempahnya. Metode yang digunakan untuk mempertahankan monopoli dagang adalah menggunakan kekerasan, pemerasan, hingga pembunuhan terhadap penduduk lokal.

Hingga pada 1603, VOC memperoleh izin di Banten untuk mendirikan kantor perwakilannya, lalu pada 1610, Pieter Both diangkat menjadi Gubernur Jenderal VOC yang pertama. Pieter Both memilih Jayakarta (Jakarta) sebagai kantor administrasi VOC.

Sementara itu, VOC cabang Ambon memilih Frederik de Houtman sebagai Gubernur Jenderalnya pada 1605 hingga 1611.

VOC dipimpin oleh dewan yang beranggotakan 17 orang, disebut dengan “Dewan Tujuh Belas” (de heeren XVII). Dalam menjalankan tugasnya, VOC memiliki wewenang dan hak-hak tertentu, antara lain,

Wewenang dan Hak VOC

Hak-hak istimewa tersebut tercantum dalam Oktrooi (Piagam) pada tanggal 20 Maret 1602, yang meliputi:

  • Hak monopoli

Untuk berdagang dan melakukan pelayaran di wilayah timur Tanjung Harapan dan wilayah barat Selat Magelhaens. Selain itu hak tersebut adalah untuk menguasai perdagangan demi kepentingan sendiri.

  • Hak kedaulatan (souvereiniteit)

Hak ini membuat anggotanya dapat bertindak sebagai layaknya suatu negara.

  • Hak memelihara angkatan perang
  • Hak memaklumkan adanya perang dan mengadakan sebuah perdamaian
  • Hak merebut dan menduduki daerah-daerah asing di luar negara Belanda
  • Hak menetapkan atau mengeluarkan mata uang sendiri
  • Hak memungut pajak
  • Hak mengadakan perjanjian dengan raja-raja setempat
  • Hak mendirikan benteng

Dalam hak kedaulatan tersebut, beberapa telah dilaksanakan di negara Indonesia dengan upayanya sebagai berikut,

  • Memindahkan markas VOC yang awalnya di Banten dan Ambon, ke Batavia.
  • Melaksanakan pelayaran Hongi, yakni bentuk pelayaran dan pengawasan oleh pemerintahan VOC demi menjaga keberlangsungan monopoli rempah-rempah.
  • Mengadakan hak Ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman rempah-rempah (biasanya pala atau cengkeh) yang melebihi ketentuan.
  • Adanya sistem penyerahan wajib atas rempah-rempah
  • Adanya sistem Priangan (tanam paksa tumbuhan kopi)
  • Adanya sistem Contingenten, yaitu kewajiban membayar pajak dalam bentuk hasil bumi.

Beli Buku di Gramedia

Dampak Kebijakan VOC Terhadap Indonesia

  1. Kekuasaan raja menjadi berkurang karena secara keseluruhan didominasi oleh VOC
  2. Wilayah kerajaan menjadi terpecah-belah sehingga menyebabkan munculnya penguasa baru di bawah kendali VOC
  3. Hak-hak istimewa justru membuat masyarakat Indonesia menjadi semakin miskin dan menderita
  4. Rakyat Indonesia menjadi mengenal apa itu politik uang, sistem pertahanan benteng, hingga etika perjanjian dan prajurit bersenjata modern (senjata api dan meriam)
  5. Melalui pelayaran Hongi menyebabkan tindakan perampasan, perampokan, perbudakan, hingga pembunuhan terhadap masyarakat Indonesia
  6. Hak ekstirpasi justru menjadi ancaman bagi masyarakat Indonesia karena harus membinasakan tanaman rempah-rempah yang melebihi ketentuan. Padahal hal tersebut dapat dijadikan sumber penghasilan lebih bagi masyarakat Indonesia.

Alasan Pembubaran VOC

Pada pertengahan abad 18, VOC mengalami kemunduran karena beberapa penyebab, yakni,

  1. Banyak pegawai VOC yang melakukan korupsi.
  2. Meningkatnya anggaran pengeluaran untuk biaya peperangan. Misalnya saat ada pemberontakan Hasanuddin dari Gowa.
  3. Banyaknya gaji yang harus dibayar karena mempunyai pegawai yang banyak.
  4. Adanya pembayaran Devident (keuntungan) bagi pemegang saham justru memberatkan pihak VOC dan membuat pemasukan VOC berkurang.
  5. Saingan dagang di Asia bertambah, yakni adanya Inggris dan Perancis.
  6. Adanya perubahan politik Belanda dengan berdirinya Republik Bataaf pada 1795 yang demokratis dan liberal sehingga lebih menganjurkan perdagangan bebas.

VOC akhirnya resmi dibubarkan pada 31 Desember 1799 dengan hutang yang mencapai 136,7 juta golden. Kekayaan yang ditinggalkan di Indonesia berupa kantor dagang, gudang, benteng, kapal, serta beberapa daerah kekuasaan.

Beli Buku di Gramedia

Tokoh-Tokoh Dibalik VOC

1. Johannes Van Den Bosch

https://id.wikipedia.org/

Johannes Van Den Bosch lahir pada 1 Februari 1780, merupakan Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang ke-43. Pada masa pemerintahannya, Cultuurstelsel atau sistem tanam paksa mulai dilaksanakan. Sistem tersebut dilaksanakan untuk menambah kas pemerintah kolonial maupun negara Belanda yang tengah kehabisan dana akibat peperangan di Eropa maupun di Nusantara.

Beli Buku di Gramedia

2. Herman Willem Daendels

https://id.wikipedia.org/

Daendels lahir dengan nama Meester in de Rechten Herman Willem Daendels pada 21 Oktober 1762 di Hattern, Republik Belanda. Ia merupakan politikus Belanda yang sekaligus menjadi Gubernur-Jenderal Hindia Belanda ke-36. Pada saat ia menjabat Gubernur di Nusantara, negara Belanda sedang dikuasai oleh pihak Perancis.

Beli Buku di Gramedia

Dari jabatan Gubernur tersebut, Daendels diberi amanat untuk melindungi pulau Jawa dari serangan tentara Inggris. Pulau Jawa menjadi satu-satunya daerah koloni Belanda-Perancis yang belum jatuh ke tangan Inggris pada 1807.

Daendels melindungi pulau Jawa dengan cara mengisi armada tentaranya dengan para pribumi. Selain itu, Daendels juga membangun beberapa rumah sakit, barak militer, pabrik senjata, pabrik meriam, benteng, hingga sekolah militer. Daendels memiliki proyek utama selama menjabat sebagai Gubernur, yakni pembangunan Jalan Raya Pos dari Anyer hingga Panarukan.

Beli Buku di Gramedia

Selain itu, Daendels juga berusaha mengubah sistem pemerintahan di keraton Solo dan Yogya dari yang awalnya residen menjadi minister. Dari pihak keraton Solo, yakni Sunan Paku Buwono IV menerima ketentuan tersebut, tetapi pihak keraton Yogyakarta yakni Sultan Hamengku Buwono II enggan menerimanya.

Di sisi lain, Daendels berhasil membuat birokrasi menjadi lebih efisien dan mengurangi korupsi. Meskipun saat itu, dirinya mendapatkan tuduhan korupsi dengan memperkaya diri sendiri. Akhirnya, Daendels diminta untuk kembali dan pemerintahan digantikan oleh Jan Willem Janssens.

Beli Buku di Gramedia

3. Thomas Stamford Bingley Raffles

https://id.wikipedia.org/

Thomas Stamford Bingley Raffles lahir di Jamaica, Inggris pada 6 Juli 1781. Raffles adalah Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang terbesar. Bahkan Raffles ini merupakan pendiri negara Singapura.

Bahkan di Singapura, didirikan patung Raffles sebagai bentuk peringatan atas berdirinya negara Singapura.

Raffles diangkat sebagai Letnan Gubernur pulau Jawa pada 1811 saat pihak Kerajaan Inggris mengambil alih wilayah jajahannya dari Belanda.

Beli Buku di Gramedia
Ketika menjabat sebagai Gubernur-Jenderal, Raffles memiliki banyak kewenangan, yakni:

  1. Memperkenalkan sistem otonomi terbatas
  2. Menghentikan sistem perdagangan budak
  3. Merombak sistem pertanahan dari pemerintah Belanda
  4. Melakukan penyelidikan terkait flora dan fauna yang ada di Indonesia
  5. Melakukan penelitian terhadap peninggalan-peninggalan kuno seperti Candi Borobudur dan Prambanan.
  6. Menyelidiki keberadaan sastra Jawa.

Raffles sangat gemar meneliti dokumen-dokumen sejarah Melayu yang membuatnya harus belajar bahasa Melayu. Hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut ditulis dalam sebuah buku berjudul History of Java.

Raffles merupakan penemu jenis flora langka yakni bunga bangkai terbesar di dunia yang kemudian diberi nama Rafflesia Arnoldi yang menjadi salah satu bunga nasional Indonesia.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Buku Ekonomi
Buku Soekarno
Buku Sosiologi
Buku Geografi
Buku Ideologi Pancasila
Buku Sejarah Indonesia

Pengertian Sejarah
Daftar Pahlawan Revolusi
Daftar Pahlawan Nasional Indonesia
Organisasi Pergerakan Nasional
Sejarah Proklamasi Kemerdekaan RI
Sejarah Teks Proklamasi
Sejarah Pertempuran Surabaya
Sejarah Sumpah Pemuda
Tujuan PPKI dibentuk
Hasil Sidang PPKI Pertama
Proses Penyusunan Teks Proklamasi

Beli Buku di Gramedia

About the author

Fandy

Perkenalkan nama saya Fandy dan saya sangat suka dengan sejarah. Selain itu, saya juga senang menulis dengan berbagai tema, terutama sejarah. Menghasilkan tulisan tema sejarah membuat saya sangat senang karena bisa menambah wawasan sekaligus bisa memberikan informasi sejarah kepada pembaca.