Sejarah

Peran Indonesia dalam KAA yang Harus Kamu Ketahui

Written by Shaza Zahra

Konferensi Asia-Afrika adalah pertemuan internasional yang dihelat pada tanggal 18-24 April 1955 di Indonesia. Konferensi ini, yang juga dikenal sebagai Konferensi Bandung yang memiliki peran penting dalam sejarah diplomasi dan hubungan internasional, khususnya di antara negara-negara Asia dan Afrika.

Peran Indonesia dalam KAA

Setelah Indonesia merdeka dan bisa lepas dari cengkeraman penjajah, Indonesia turut prihatin dan bertekad untuk turut serta menghapus segala bentuk penjajahan di muka bumi. Konferensi Asia-Afrika akhirnya diusulkan dan diinisiasi oleh Presiden Soekarno. Inisiatif ini muncul sebagai tanggapan terhadap dinamika geopolitik pasca perang dunia dan upaya untuk mempromosikan solidaritas di antara negara-negara yang baru merdeka di Asia dan Afrika. Indonesia, yang baru merdeka dari penjajahan Belanda, ingin menciptakan platform untuk negara-negara Asia dan Afrika yang baru merdeka untuk berkumpul dan berdiskusi.

Sejak inisiasi, Indonesia secara aktif mempersiapkan konferensi ini. Negosiasi diplomatis dilakukan untuk mengundang negara-negara Asia dan Afrika. Undangan dikirimkan kepada 29 negara Asia dan 25 negara Afrika. Acara ini diadakan di Gedung Merdeka di Bandung, Jawa Barat. Gedung Merdeka sendiri memiliki nilai sejarah sebagai tempat diadakannya perundingan antara Indonesia dan Belanda yang memantapkan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1949.

Konferensi dihadiri oleh perwakilan dari 29 negara Asia dan 25 negara Afrika. Pidato pembukaan disampaikan oleh Presiden Soekarno dihadiri oleh para pemimpin negara seperti Jawaharlal Nehru dari India, Gamal Abdel Nasser dari Mesir, dan Zhou Enlai dari Tiongkok. Hasil utama dari konferensi ini adalah Deklarasi Bandung, yang berisi prinsip-prinsip dasar seperti perdamaian dunia, hak-hak asasi manusia, dan penolakan terhadap kolonialisme dan imperialisme. Deklarasi ini menetapkan dasar bagi kerja sama antara negara-negara Asia dan Afrika.

Sebagai tuan rumah, Indonesia menyelenggarakan acara ini di Bandung dan menyediakan panggung untuk negara-negara baru merdeka untuk bersatu dan mendiskusikan isu-isu global. Salah satu tujuan utama konferensi ini adalah untuk menggalang solidaritas di antara negara-negara Asia dan Afrika yang baru merdeka dan masih mengalami tantangan pascakolonial. Konferensi ini menekankan pentingnya kerjasama antarbangsa dalam menghadapi masalah bersama.

Konferensi Asia-Afrika menciptakan dasar bagi gerakan Non-Blok, yang menekankan netralitas dan kemandirian negara-negara berkembang dalam konflik internasional. Prinsip non-blok ini kemudian menjadi landasan kebijakan luar negeri Indonesia dan banyak negara berkembang lainnya.

Konferensi ini juga berhasil membawa bersama negara-negara dengan perbedaan ideologi politik dan ekonomi, termasuk kapitalisme dan sosialisme. Meskipun perbedaan ini ada, konferensi tersebut menekankan kepentingan bersama untuk pembangunan dan perdamaian. Konferensi Asia-Afrika berhasil menjadi dasar bagi pembentukan hubungan Selatan-Selatan, yaitu kerjasama antar negara-negara berkembang. Hal ini menciptakan platform untuk pertukaran pengalaman dan bantuan antar negara-negara yang sedang berkembang.

Akhirnya konferensi ini memberikan suara kepada negara-negara berkembang dalam forum internasional. Negara-negara Asia dan Afrika yang hadir dapat menyuarakan pandangan mereka sendiri dan memainkan peran aktif dalam menentukan arah masa depan dunia.

Konferensi Asia-Afrika di Bandung menghasilkan Deklarasi Bandung yang menekankan pada hak-hak dasar manusia, perdamaian dunia, dan hak-hak bangsa untuk menentukan nasib sendiri. Peran Indonesia dalam konferensi ini mencerminkan perjuangan untuk merdeka dan mendukung negara-negara yang menghadapi tantangan serupa.

Hukum kontrak internasional

button rahmad jpg

Negara yang Berpartisipasi dalam KAA

Dalam Konferensi Asia-Afrika yang diadakan di Bandung pada tahun 1955, sejumlah negara Asia dan Afrika berpartisipasi. Berikut adalah beberapa negara yang tergabung dalam konferensi tersebut:

Negara-negara Asia:

  1. Indonesia
  2. India
  3. Tiongkok
  4. Pakistan
  5. Myanmar
  6. Sri Lanka
  7. Filipina
  8. Kamboja
  9. Vietnam
  10. Thailand
  11. Irak
  12. Iran

Negara-negara Afrika:

  1. Mesir
  2. Ethiopia
  3. Sudan
  4. Libya
  5. Maroko
  6. Ghana
  7. Liberia
  8. Nigeria
  9. Afrika Selatan
  10. Liberia
  11. Ethiopia
  12. Somalia

Sejumlah negara lainnya dari dua benua tersebut juga turut serta dalam konferensi tersebut, menjadikannya sebagai pertemuan penting antara negara-negara yang baru merdeka atau masih dalam proses perjuangan kemerdekaan.

Manfaat Konferensi Asia Afrika Bagi Internasional

Konferensi Asia-Afrika memiliki sejumlah manfaat bagi dunia internasional, antara lain:

1. Solidaritas dan Kerjasama

Konferensi ini mempromosikan solidaritas antara negara-negara Asia dan Afrika yang baru merdeka. Menciptakan platform kerjasama untuk mengatasi tantangan bersama, termasuk isu-isu politik, ekonomi, dan sosial.

2. Prinsip-Prinsip Non-Blok

Meneguhkan prinsip-prinsip gerakan Non-Blok, yang menekankan netralitas dan kemandirian negara-negara berkembang dalam konflik internasional. Prinsip ini memberikan suara bagi negara-negara kecil dan baru merdeka di dunia geopolitik yang rumit.

3. Pemberdayaan Negara Berkembang

Konferensi ini memberikan panggung bagi negara-negara berkembang untuk menyuarakan aspirasi mereka dan menjadi pemain aktif dalam forum internasional. Ini meningkatkan peran dan pengaruh negara-negara tersebut dalam arena global.

4. Pembentukan Gerakan Selatan-Selatan

Menjadi landasan pembentukan gerakan Selatan-Selatan, yang mendorong kerjasama antar negara-negara berkembang. Ini membantu dalam pertukaran pengalaman dan bantuan teknis, ekonomi, dan sosial.

5. Penolakan terhadap Kolonialisme

Konferensi ini secara terbuka menolak kolonialisme dan imperialisme. Pernyataan ini memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi negara-negara yang masih berjuang untuk kemerdekaan.

6. Penetapan Deklarasi Bandung

Menghasilkan Deklarasi Bandung yang menegaskan hak-hak dasar manusia, perdamaian dunia, dan penolakan terhadap agresi militer. Deklarasi ini memberikan landasan moral bagi tindakan bersama dalam menjaga perdamaian dan hak asasi manusia.

7. Peningkatan Diplomasi Multilateral

Mendorong perkembangan diplomasi multilateral dengan memberdayakan forum internasional. Ini menciptakan ruang bagi negara-negara berkembang untuk berbicara dengan satu suara dan mencapai solusi yang adil.

8. Perlawanan terhadap Blok Politik

Menunjukkan sikap independen dan resistensi terhadap tekanan dari blok politik besar pada saat itu, menciptakan ruang untuk diplomasi yang lebih bebas dan netral.

9. Perkembangan Hubungan Bilateral

Konferensi ini juga menjadi platform untuk membangun hubungan bilateral antara negara-negara peserta, meningkatkan kerjasama dalam berbagai bidang seperti perdagangan, pendidikan, dan budaya.

10. Pemberdayaan Bangsa-Bangsa Baru Merdeka

Membantu pemberdayaan negara-negara yang baru merdeka atau masih dalam proses dekolonisasi, memberikan mereka platform untuk bersatu dan berbicara di tingkat dunia.

Manfaat Konferensi Asia Afrika bagi Indonesia

Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada tahun 1955 memberikan sejumlah manfaat penting khususnya bagi bagi Indonesia sebagai tuan rumah, yakni:

Pemberdayaan Diplomatik

Konferensi ini memberikan panggung besar bagi Indonesia untuk memainkan peran penting dalam diplomasi internasional. Sebagai tuan rumah, Indonesia mampu memperkuat posisinya sebagai pemimpin di antara negara-negara Asia dan Afrika.

Penguatan Kedaulatan dan Kemerdekaan

Partisipasi Indonesia dalam konferensi ini menegaskan kembali komitmen negara ini terhadap kedaulatan dan kemerdekaan. Sebagai salah satu negara pendiri, Indonesia memimpin dalam menolak kolonialisme dan imperialisme, mencerminkan nilai-nilai yang mengakar dalam perjuangan kemerdekaannya.

Peningkatan Profil Internasional

Konferensi ini meningkatkan profil internasional Indonesia, menempatkannya sebagai pemimpin di dunia berkembang. Partisipasi aktif dalam konferensi ini memberikan pengakuan global terhadap peran dan kontribusi Indonesia dalam perjuangan negara-negara berkembang.

Terbentuknya Dasar Kebijakan Non-Blok

Konferensi ini menjadi awal pembentukan gerakan Non-Blok, yang menempatkan Indonesia sebagai pendukung prinsip-prinsip netralitas dan kemandirian dalam hubungan internasional. Prinsip ini kemudian menjadi landasan bagi kebijakan luar negeri Indonesia.

Penguatan Hubungan Bilateral dan Multilateral

Konferensi ini memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk membangun dan memperkuat hubungan bilateral dengan negara-negara peserta. Selain itu, iklim multilateral yang tercipta memungkinkan Indonesia berpartisipasi dalam forum internasional yang lebih luas.

Pendorong Pembentukan Gerakan Selatan-Selatan

Konferensi ini juga menjadi dasar bagi pembentukan gerakan Selatan-Selatan, yang mendorong kerjasama antar negara-negara berkembang. Hal ini memberikan Indonesia peluang untuk berkolaborasi dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik dengan negara-negara sebaya.

Pembentukan Identitas dan Karakter Diplomatik

Peran Indonesia dalam konferensi ini membentuk identitas dan karakter diplomatik negara ini. Posisinya sebagai perantara antara blok politik besar dan pendukung kebijakan luar negeri yang independen memperkuat posisi Indonesia dalam diplomasi global.

Pengakuan Terhadap Pembebasan Diri

Konferensi ini memberikan pengakuan dan dukungan internasional terhadap proses pembebasan diri Indonesia dari penjajahan kolonial. Ini memberikan legitimasi global terhadap kemerdekaan Indonesia.

Deklarasi Bandung Sebagai Landasan Nilai

Deklarasi Bandung yang dihasilkan dalam konferensi ini memberikan landasan nilai bagi Indonesia dalam menjalankan kebijakan luar negerinya, menekankan pada perdamaian, hak asasi manusia, dan penolakan terhadap kolonialisme.

Penguatan Sentimen Nasionalisme

Konferensi ini memperkuat sentimen nasionalisme di dalam negeri, mengingatkan masyarakat Indonesia akan perjuangan untuk meraih kemerdekaan dan menjadikan Indonesia sebagai pemimpin di antara negara-negara baru merdeka.

Sebagai negara yang baru merdeka, Indonesia melalui Konferensi Asia-Afrika berhasil menempatkan dirinya dalam peta diplomasi global, memperkuat identitas dan peran pentingnya dalam gerakan kemerdekaan dan pembangunan dunia. Grameds bisa mengIkuti sejarah politik di Indonesia melalui buku-buku politik yang tersedia di Gramedia.com

About the author

Shaza Zahra