Sejarah

Mitos Dewa Matahari dalam berbagai Kebudayaan

Written by Dini

Dewa Matahari yang merupakan entitas ilahi yang dihormati di berbagai mitologi dan kepercayaan di seluruh dunia. Hal ini dikarenakan dewa matahari dianggap sebagai simbol pencerahan, kehidupan, dan kehangatan yang diberikan oleh matahari. Lalu apa sejarah dewa matahari dan apa pengaruhnya mitos ini di masa kini?

Sejarah Dewa Matahari

Dalam setiap budaya, Dewa Matahari menghadirkan kehadiran yang kuat dan keramat, dianggap sebagai sumber energi yang memberikan kehidupan bagi seluruh dunia. Dari Helios dalam mitologi Yunani yang mengendarai kereta matahari melintasi langit hingga Surya dalam kepercayaan Hindu yang dihormati sebagai penyaji kebijaksanaan.

Sejarah Dewa Matahari mencakup berbagai kepercayaan dan mitologi di berbagai budaya di seluruh dunia. Matahari, sebagai sumber cahaya, kehangatan, dan kehidupan, sering kali menjadi fokus keyakinan dan pemujaan masyarakat sepanjang sejarah. Berikut adalah gambaran umum sejarah Dewa Matahari di beberapa budaya!

Yunani Kuno

Sumber : etsy.com

Dewa Matahari dalam mitologi Yunani Kuno dikenal sebagai Helios. Helios dianggap sebagai personifikasi matahari dan dihormati sebagai salah satu dewa utama di dalam panteon Yunani. Pemujaan terhadap Helios terutama berkaitan dengan kekuatan, kehangatan, dan cahaya yang diberikan oleh matahari.

Helios sering digambarkan sebagai dewa yang mengendarai kereta matahari melintasi langit setiap hari. Kereta tersebut ditarik oleh empat atau seringkali enam kuda berkepala api, membawa matahari dari timur ke barat. Mitosnya mencerminkan siklus harian matahari, dengan matahari terbit di pagi hari dan tenggelam di senja.

Pada beberapa versi mitologi, Helios dianggap sebagai keturunan dari Titan Hyperion dan Titaness Theia. Dia memiliki peran penting dalam memantau langit dan menjaga keseimbangan alam semesta. Dalam kisah-kisah mitologis, Helios juga disebutkan sebagai saksi bagi banyak peristiwa dan sering kali menjadi pemberi nasihat atau petunjuk.

Meskipun Helios bukanlah salah satu dewa utama dalam mitologi Yunani, perannya dalam mengontrol matahari dan memberikan cahaya serta kehangatan menjadikannya figur yang dihormati. Pemujaan terhadap Helios mencakup berbagai ritual dan pengorbanan, terutama di daerah-daerah yang bergantung pada matahari untuk pertanian dan kehidupan sehari-hari.

Selain Helios, dalam beberapa literatur Yunani Kuno, terdapat pula dewa Apollo yang terkait dengan matahari dan kebijaksanaan, meskipun Apollo sendiri memiliki peran yang lebih luas dalam mitologi sebagai dewa seni, musik, dan ramalan.

Mitologi dunia

button rahmad jpg

Hindu

Sumber : tattootemple.in

Dewa Matahari dalam mitologi Hindu dikenal sebagai Surya, dan dia memiliki peran penting dalam keyakinan dan praktik agama Hindu. Surya dianggap sebagai sumber kehidupan dan energi, yang memberikan cahaya dan kehangatan bagi seluruh alam semesta. Dalam bentuknya yang abstrak, Surya juga diasosiasikan dengan kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan.

Dalam ikonografi Hindu, Surya sering kali digambarkan sebagai dewa yang mengendarai kereta matahari yang ditarik oleh tujuh kuda putih atau tujuh ekor kuda. Angka tujuh ini sering diartikan sebagai simbol hari dalam seminggu. Surya juga sering kali memegang bunga teratai dan memiliki aura bersinar di sekitar kepalanya, menandakan cahaya dan keagungan matahari.

Pemujaan Surya dalam Hinduisme dikenal sebagai Surya Namaskar atau salam matahari, yang merupakan serangkaian gerakan dan mantra yang dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan meditasi. Hari khusus yang didedikasikan untuk pemujaan Surya disebut Ratha Saptami, di mana umat Hindu mengadakan upacara dan ritual untuk merayakan kehadiran dewa ini.

Surya juga memiliki sejumlah mitos dan kisah dalam epik Hindu, seperti dalam “Ramayana” dan “Mahabharata”. Surya diyakini sebagai bapak beberapa tokoh terkenal dalam mitologi Hindu, termasuk Karna dan Sugriva.

Dengan kehadiran Surya yang melimpah dalam mitologi Hindu, pemujaannya mencerminkan pentingnya matahari dalam kehidupan sehari-hari dan keyakinan bahwa melalui pemujaan, seseorang dapat memohon berkah, kebijaksanaan, dan keberkahan dari sumber kehidupan ini.

Mesir Kuno

Sumber: historicaleve.com

Dewa Matahari dalam mitologi Mesir Kuno dikenal sebagai Ra, yang menjadi salah satu dewa utama dan simbol kekuatan serta keabadian. Ra dianggap sebagai pencipta alam semesta dan dewa matahari yang paling tinggi, mengontrol siklus matahari dan memberikan kehidupan kepada semua makhluk. Sejarah Ra dapat ditelusuri ke periode Dinasti Kedua Mesir, sekitar tahun 3000 SM, dan berkembang menjadi salah satu dewa yang paling dihormati dalam pantheon Mesir.

Ra sering kali digambarkan sebagai dewa yang memiliki kepala elang, simbol kebijaksanaan, dan bola mata matahari di kepalanya, menandakan peran utamanya sebagai dewa matahari. Dewa ini diyakini mengarungi langit setiap hari dan memasuki dunia bawah saat matahari terbenam, menciptakan siklus matahari yang terus-menerus.

Dalam mitologi Mesir, Ra terlibat dalam berbagai mitos dan petualangan, termasuk peran pentingnya dalam penciptaan dunia dan pertempuran melawan kekuatan kegelapan. Ra juga dianggap sebagai dewa yang adil dan pemimpin ilahi, serta memiliki hubungan dengan berbagai dewa dan dewi lainnya.

Pemujaan terhadap Ra mencakup berbagai ritual dan upacara keagamaan, termasuk pembangunan kuil-kuil megah di seluruh Mesir, yang paling terkenal mungkin adalah Kuil Amun-Ra di Karnak. Ra juga dikenal sebagai dewa yang dihubungkan dengan kekayaan dan kesejahteraan, sehingga banyak firaun Mesir mengklaim keturunannya dari dewa matahari ini.

Meskipun pemujaan terhadap Ra tetap kuat selama berabad-abad, beberapa perkembangan dalam mitologi dan agama Mesir Kuno mengakibatkan penyatuan dan identifikasi Ra dengan dewa matahari lainnya, seperti Aten di bawah pemerintahan Firaun Akhenaten. Meskipun begitu, kehadiran dan pengaruh Dewa Matahari Ra terus terasa dalam sejarah dan budaya Mesir Kuno, mencerminkan peran penting matahari sebagai simbol kehidupan dan keabadian.

Aztek

Sumber: https://id.pinterest.com/

Dalam mitologi Aztec, dewa matahari yang utama dikenal sebagai Tonatiuh. Tonatiuh dianggap sebagai entitas yang sangat penting, mengendalikan matahari dan memberikan energi yang diperlukan untuk kehidupan di bumi. Dewa ini memiliki peran kunci dalam sistem kepercayaan Aztec dan dihormati melalui berbagai ritual dan upacara keagamaan.

Tonatiuh sering kali digambarkan sebagai wujud matahari, dengan wajah yang menghadap ke langit dan sinar-sinar cahaya yang menyinari segala arah. Dalam mitos penciptaan Aztec, dikatakan bahwa dewa ini memerintah atas periode waktu yang disebut sebagai “Ollin Tonatiuh” atau “Era Matahari.” Setiap era ini dipercaya memiliki kekuatan dan karakteristik tertentu, dan ketika suatu era berakhir, Tonatiuh mengalami perubahan atau perpindahan.

Pemujaan terhadap Tonatiuh melibatkan berbagai bentuk pengorbanan dan ritual. Salah satu contoh upacara yang paling terkenal adalah “Xochiquetzaliztli,” di mana manusia ditawarkan sebagai korban sebagai tanda penghormatan terhadap dewa matahari. Penyembelihan manusia menjadi suatu bentuk kepercayaan untuk memberikan energi dan kehidupan kepada matahari, yang kemudian dianggap memastikan kelangsungan hidup dan keberkahan bagi masyarakat Aztec.

Penting untuk dicatat bahwa kepercayaan ini juga terkait dengan kalender Aztec yang kompleks, yang mencakup dua periode waktu utama: Tonalpohualli dan Xiuhpohualli. Kedua kalender ini secara berkesinambungan terkait dengan siklus matahari dan dihubungkan dengan Tonatiuh.

Meskipun peran Tonatiuh sangat signifikan dalam mitologi Aztec, dewa ini juga memiliki hubungan dengan berbagai dewa dan dewi lainnya dalam panteon mereka, menciptakan jaringan keyakinan yang kompleks dan terkait erat dengan siklus alam dan kehidupan manusia.

Inka

Sumber : ancient-origins.net

Dalam mitologi Suku Inka, Dewa Matahari yang dihormati adalah Inti (Inti-Tayta atau Tata Inti). Inti dianggap sebagai dewa matahari yang paling tinggi dan merupakan salah satu dewa utama dalam pantheon Inka. Pemujaan terhadap Inti merupakan bagian sentral dari agama Inka, dan dewa ini dianggap sebagai pencipta kehidupan dan sumber kekuatan bagi kerajaan Inka.

Inti sering kali digambarkan sebagai sosok manusia yang mengenakan mahkota matahari dan membawa cakram matahari di tangannya. Dalam keyakinan Inka, cahaya matahari dianggap sebagai manifestasi langsung dari kehendak Inti, dan pemimpin Suku Inka dianggap sebagai keturunan langsung dari dewa matahari tersebut.

Pentingnya Inti tercermin dalam berbagai ritual dan upacara keagamaan yang diadakan oleh Suku Inka. Salah satu upacara yang paling penting adalah Inti Raymi, atau Festival Matahari, yang diadakan setiap tahun untuk memperingati solstis musim panas dan memberikan penghormatan kepada Inti. Upacara ini melibatkan tarian, musik, dan pemujaan di kuil-kuil khusus yang didedikasikan untuk dewa matahari.

Selain sebagai dewa matahari, Inti juga dianggap sebagai pelindung Suku Inka. Raja Inka diberikan gelar “Sapa Inka,” yang berarti “Satu yang Paling Dicintai Anak Matahari.” Penguasa Inka dianggap sebagai perantara antara dunia manusia dan dunia dewa, memastikan keselamatan dan kesejahteraan bagi kerajaan.

Ketika Spanyol menaklukkan Suku Inka pada abad ke-16, pemujaan terhadap Inti digantikan oleh agama Katolik, dan kuil-kuil matahari dihancurkan. Meskipun demikian, warisan Inti tetap hidup dalam budaya dan tradisi masyarakat Peru modern, dan upacara Inti Raymi masih dirayakan sebagai bentuk pelestarian warisan spiritual dan budaya Suku Inka.

Jepang

Sumber : https://id.pinterest.com/

Dalam mitologi Jepang, dewa matahari yang utama adalah Amaterasu, yang dianggap sebagai salah satu dewi terpenting dalam pantheon Shinto. Amaterasu disebut sebagai Dewi Matahari atau Tenno (dewi surga) dan dianggap sebagai leluhur kaisar-kaisar Jepang.

Dikutip dari luvne.com, berdasarkan kaca mata mitologi, Amaterasu adalah keturunan dari dewa pencipta, Izanagi, dan dia adalah saudara perempuan dari dewa air, Susanoo, dan dewa bulan, Tsukuyomi. Suatu ketika, konflik antara Amaterasu dan Susanoo memuncak, menyebabkan kemarahan Amaterasu dan dia menyembunyikan diri di dalam gua Amano-Iwato, menghilangkan cahaya matahari dari dunia.

Para dewa lainnya merasa khawatir karena tanpa cahaya matahari, dunia menjadi gelap dan suram. Untuk mengembalikan cahaya matahari, para dewa melibatkan diri dalam upaya untuk mengajak Amaterasu keluar dari gua. Salah satu tindakan yang berhasil adalah dengan menari dan merayakan di depan gua, menciptakan keceriaan yang akhirnya membuat Amaterasu keluar dari persembunyiannya.

Amaterasu kemudian kembali ke surga dan membawa kembali cahaya matahari ke dunia. Peristiwa ini dianggap sebagai awal mula festival Shinto yang disebut Awa-Odori, yang merayakan kembalinya cahaya matahari dan kehidupan yang subur.

Amaterasu adalah salah satu dewi yang paling dihormati dalam Shinto, dan kuil-kuil yang didedikasikan untuknya dapat ditemukan di seluruh Jepang. Dia dianggap sebagai pelindung dan penyelamat Jepang, serta lambang kemakmuran dan kehidupan yang terus-menerus berkembang. Legenda Amaterasu dan peranannya dalam mengembalikan cahaya matahari mencerminkan keyakinan mendalam akan hubungan antara alam dan spiritualitas dalam budaya Jepang.

mitologi yunani

button rahmad jpg

Simbol Dewa Matahari

Simbol dewa matahari memiliki beragam bentuk dan makna di berbagai budaya. Beberapa simbol umum yang sering dikaitkan dengan dewa matahari termasuk:

Cakram Matahari

Sumber : https://id.pngtree.com/

Cakram matahari adalah simbol yang umumnya digambarkan sebagai lingkaran dengan sinar-sinar yang menjulur ke luar. Ini mencerminkan cahaya dan kehangatan yang diberikan oleh matahari. Beberapa representasi dapat memiliki jumlah sinar yang bervariasi.

Matahari Dengan Wajah

Sumber: https://depositphotos.com/

Dewa matahari sering kali digambarkan dengan matahari yang memiliki wajah manusia atau hewan. Wajah tersebut dapat menggambarkan karakteristik dewa tersebut atau mewakili kehidupan dan kebijaksanaan yang bersumber dari matahari.

Sinar Matahari

Sumber: https://i.pinimg.co

Simbol ini mencakup gambar sinar matahari yang berjari-jari keluar dari pusatnya. Sinar matahari ini dapat mewakili energi, kehidupan, dan cahaya yang disebarkan oleh matahari.

mitologi nordik

button rahmad jpg

Elang atau Burung Dara

Sumber: Sumber: https://depositphotos.com/

Beberapa budaya mengasosiasikan dewa matahari dengan burung elang atau burung dara. Burung ini dianggap sebagai makhluk langit yang memiliki hubungan khusus dengan matahari.

Tongkat Sinar Matahari

Tongkat yang dihiasi dengan sinar-sinar matahari adalah simbol yang dapat melambangkan kekuasaan atau keberkahan dari dewa matahari.

Bunga Teratai Matahari

Bunga teratai matahari sering kali dikaitkan dengan dewa matahari, terutama dalam konteks kepercayaan Hindu. Bunga ini melambangkan keberlanjutan, kebijaksanaan, dan keceriaan.

Roda Matahari

Sumber : https://id.pinterest.com/

Roda dengan sinar-sinar matahari yang menjulur ke luar adalah simbol dewa matahari yang umum ditemui di berbagai kebudayaan. Roda ini mencerminkan perputaran matahari dan siklus kehidupan.

Warna Emas atau Kuning

Sumber : teepublic.com

Warna emas atau kuning sering kali dianggap sebagai warna yang melambangkan matahari dan kehangatan. Pada lambang dewa matahari, warna ini dapat menjadi elemen kunci.

Kesimpulan

Dari Helios di Yunani Kuno hingga Amaterasu di Jepang, setiap cerita tentang dewa matahari mengajarkan kita tentang nilai keberlanjutan, kebijaksanaan, dan daya hidup yang terkandung dalam kehadiran matahari. Temukan lebih banyak cerita menarik dan mendalam tentang kebudayaan di gramedia.com, di mana kekayaan pengetahuan dan kebijaksanaan menanti untuk dijelajahi.

About the author

Dini