Agama Islam

Mengenal Penyakit Ain yang Perlu Kita Waspadai dan Cara Mengobatinya

Penyakit Ain
Written by Yufi Cantika

Penyakit Ain – Mendengar tentang penyakit ain, sepertinya sudah tidak asing lagi ya di telinga bagi umat muslim, karena beberapa waktu lalu juga sempat ramai menjadi perbincangan publik. Berbeda dengan jenis penyakit lainnya, penyakit ain bukan termasuk jenis penyakit medis yang penyembuhannya menggunakan pengobatan atau perawatan tertentu, karena penyakit ain adalah penyakit hati.

Penyakit ain merupakan salah satu penyakit di antara berbagai kekuatan supernatural negatif yang sebetulnya sudah ada sejak zaman Nabi dan juga Rasul. Penyakit ternyata sangatlah berbahaya, bahkan Rasulullah SAW sampai meminta pertolongan Allah SWT supaya terhindar dari penyakit ini.

Penyakit ini biasanya terjadi pada anak-anak. Dalam riwayat Muslim, Rasulullah SAW menganjurkan kepada seluruh umatnya untuk meminta perlindungan kepada Allah SWT dari gangguan atau penyakit yang menimpa sang anak di hari kelahirannya. Efek dari terkenanya penyakit ain ini sangat beragam. Penyakit ini bisa saja membuat orang yang dipandangnya langsung menjadi celaka, sakit, bahkan hingga menyebabkan kematian.

Dari Aisyah RA, dia berkata yang artinya:

“Dahulu Rasulullah SAW memintaku agar aku diruqyah untuk menyembuhkan ‘ain.”

Penyakit ain jika dilihat dengan kacamata Islam, penyakit ain sulit dideteksi secara medis, karena konon penyakit ini memang timbul karena adanya pandangan iri dan dengki dari orang lain. Jadi, sebetulnya apa itu penyakit ain, lalu bagaimana cara mencegahnya? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Apa itu Penyakit Ain?

Memang tidak bisa kita pungkiri, kalau dalam menjalani hidup memang ada saja hal maupun peristiwa yang tak bisa kita jelaskan dengan akal pikiran kita. Contohnya adalah penyakit yang tidak bisa dideteksi secara medis.

Di dalam Islam, umat muslim mengenal adanya penyakit ini yang disebutkan dalam sejumlah hadis. Penyakit ain adalah penyakit yang timbul karena adanya pandangan jahat yang menyiratkan perasaan iri serta dengki atau bahkan bisa juga karena adanya kekaguman yang berlebihan. Akibat dari itu, pandangan tersebut menyebabkan penyakit bahkan sampai kematian pada orang yang dipandang.

Hal tersebut merujuk dan juga diriwayatkan dalam hadis sahih Muslim, bahwa Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

“Ain itu benar-benar ada. Andaikan ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, sungguh ain itu yang bisa.” (HR. Muslim)

Penyakit ain adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah kemalangan yang disebarkan oleh satu orang ke orang lain yang disebabkan adanya perasaan cemburu serta iri hati. Pada penyakit ini, pandangan mata yang menimbulkan kekaguman orang saat melihat sesuatu akan diikuti dengan respon jiwa negatif.

Sederhananya, setan memanfaatkan rasa iri serta dengki atau bahkan suatu kekaguman yang berlebihan lewat pandangan seseorang. Ia kemudian mengirimkan sebuah panah hasad kepada orang yang dikaguminya secara berlebihan itu atau yang dibencinya sehingga menimbulkan suatu penyakit bahkan sampai kematian.

Dalam kitab Tauhid, penyakit ain dijelaskan sebagai sebuah penyakit atau gangguan yang disebabkan oleh adanya pandangan mata. Syeikh Abdurrahman bin Hasan menyebutkan, yang artinya:

“Seseorang yang memandang, menimbulkan gejala pada apa yang dipandangnya.” (Fathul Majid Syarah Kitab Tauhid, halaman 69).

Para ulama juga banyak yang menyebutkan tentang penyakit ini dalam beberapa ayat seperti berikut, yang artinya:

“Penyakit ain merupakan pandangan kagum atau takjub yang disertai dengan rasa iri dengki dari seseorang yang mempunyai tabiat buruk yang mengakibatkan adanya bahaya pada orang yang dilihatnya.” (Syekh Ibnu Hajar al-Asqalany, Fath al-Bari, juz 10. Hal.200)

Tidak hanya terjadi pada orang dewasa saja, penyakit ini juga bisa menyerang siapa pun termasuk anak-anak. Hal ini biasanya ditandai dengan ketika orangtua sudah membawa anaknya untuk berobat ke berbagai tempat, namun tetap tidak berhasil sembuh, karena memang penyakitnya bukan berasal dari medis.

Dalam buku Thibbun Nabawi : Tinjauan Syari`At Dan Medis, disebutkan bahwa istri Imran pernah berdoa saat melahirkan Maryam, Allah SWT berfirman yang artinya adalah:

“Maka tatkala istri Imran melahirkan anaknya, dia pun berkata: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkan seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak lai-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku memohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) engkau daripada syaitan yang terkutuk.”

Dalam buku Thibbun Nabawi : Tinjauan Syari`At Dan Medis menjawab semua pertanyaan-pertanyaan mengenai Thibbun nabawi yang seringkali menjadi perdebatan umat muslim, seperti penyakit ain, pengobatan dengan menggunakan madu dan habatussauda, bekam, diet, serta ruqyah. Buku ini juga menguak tentang hubungan antara pengobatan medis dan thibbun nabawi yang sering disalah pahami oleh orang Islam.

Penyakit Ain

Dari firman Allah yang disebutkan pada buku Thibbun Nabawi : Tinjauan Syari`At Dan Medis, maka bisa dipahami bahwa setelah seorang anak lahir ke dunia, sangatlah penting bagi orangtua untuk memohon untuk diberikan perlindungan kepada Allah SWT dari adanya gangguan penyakit medis maupun non-medis seperti penyakit ain.

Ciri-Ciri Penyakit Ain

Para ulama menyebutkan beberapa ciri yang dialami oleh seseorang yang tertimpa penyakit ain. Akan tetapi, ciri ini bisa berbeda-beda antara satu orang dengan orang yang lain. Adapun ciri-ciri umum dari penyakit ain, yaitu:

  1. Mengalami masalah dengan kesehatan tetapi tidak dapat terdeteksi secara medis.
  2. Wajahnya terlihat lesu, pucat, dan juga sering berkeringat.
  3. Berpaling saat ia mendengar suara murotal atau suara adzan/
  4. Seringkali melihat hal-hal yang menyeramkan.
  5. Sangat suka menyendiri dan suka melakukan hal-hal yang aneh
  6. Sering merasa tidak puas atas segala pencapaian serta keberkahan yang diberikan oleh Allah SWT.
  7. Tidak memiliki nafsu makan
  8. Seringkali mengalami keringat dingin dan buang air kecil
  9. Mempunyai emosi yang berlebihan
  10. Memiliki ketakutan berlebih dan tidak wajar
  11. Dada terasa sangat sesak dan diiringi juga dengan rasa cemas
  12. Sering menguap dan juga terengah-engah
  13. Sering merasa sakit kepala yang berpindah-pindah
  14. Detak jantung sangat cepat dan tidak beraturan
  15. Mengalami rasa nyeri yang berpindah-pindah dari bagian bawah punggung sampai ke bahu
  16. Suka merasa mati rasa
  17. Sering bersendawa

Penyakit Ain Disebabkan oleh Iri dan Dengki

Penyakit Ain

fimela.com

Dalam buku Thibbun Nabawi juga disebutkan bahwa penyebab terkenanya penyakit ini adalah pandangan mata orang yang dengki (hasad) dan kagum (takjub) kepada anak-anak.

Ibnu Qayyim al-Jauziyah rahimahullah mengatakan bahwa penyakit ain bisa saja terjadi tanpa melihat secara langsung. Ia mengatakan bahwa jiwa orang-orang yang menjadi penyebab penyakit ini bisa saja menimbulkan penyakit ain tanpa harus melihatnya (secara langsung).

Bahkan, terkadang, ada juga orang buta lalu dideskripsikan sesuatu kepada orang buta tersebut dan jiwanya itu bisa menimbulkan penyakit ain, meskipun ia tidak melihatnya. Maka, tak pelak jika Allah SWT memerintahkan kepada seluruh umat-Nya untuk berlindung daripada hasad. Seperti dalam surat al-Falaq ayat 5, yang artinya:

“Dan (berlindung) dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki.” (QS.Al-Falaq:5)

Bagaimanapun, hasad merupakan sebuah perbuatan yang tercela, dan juga tergolong dalam akhlak madzmumah. Orang yang merasa iri dan juga dengki akan menginginkan sebuah kenikmatan orang lain atau berharap jika kenikmatan tersebut dihilangkan dari orang yang bersangkutan itu.

Penyakit Ain

Penyakit Ain Bisa Terjadi Pada Benda Mati

Para ulama juga mengatakan bahwa benda mati juga bisa terkena penyakit ain. Sebuah benda mati yang terkena penyakit ini bisa menyebabkan kerusakan atau hancur secara tiba-tiba. Dalam sebuah hadis, Nabi SAW berdoa yang artinya:

“Ya Allah aku meminta ampun dan keselamatan pada agamaku, duniaku, keluargaku, dan hartaku.” (HR. Abu Daud)

Para ulama menjadikan ayat berikut sebagai dalil bahwa harta bisa terkena penyakit ain dan boleh di ruqyah saat terkena penyakit ain. Ibnu Katsir mengatakan yang artinya:

“Sebagian salaf mengatakan: orang yang kagum pada keadaannya atau hartanya atau pada anaknya, hendaknya ucapkan maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah. Ini diambil dari ayat yang mulia ini” (Tafsir Ibnu Katsir).

Cara Mencegah Penyakit Ain

Dalam Islam, telah dijelaskan beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terkenanya penyakit ain. Yaitu salah satunya dengan cara berdoa kebaikan sesama manusia dan juga meminta keselamatan serta perlindungan dari Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda “Jika seorang dari kalian melihat pada diri saudaranya sesuatu hal yang menakjubkan, maka doakanlah keberkahan baginya, karena ain itu benar adanya.” (QS. An Nasa-i No.10872 dishahihkan Al Albani dalam Shahih An-Nasa-i).

Selain itu para penderita penyakit ini bisa melakukan ruqyah. Penyakit ain juga bisa disembuhkan dengan cara mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan cara rutin membaca al-Quran, berzikir dan berdoa. Beberapa surat dalam Al-Quran juga bisa dihafalkan dan dibaca secara rutin agar terhindar dari penyakit ain. Seperti surat An-Naas, Al-Falaq, surat Al-Ikhlas, Surat Al-Baqarah, dan Ayat Kursi.

Apa Saja Dampak Penyakit Ain Pada Bayi?

Penyakit Ain

verywellfamily.com

Diberikan karunia yang terindah, yang lucu, serta menggemaskan di zaman sekarang membuat tidak sedikitnya orang tua yang tergiur untuk membagikan momen si kecil di media sosial mereka.

Sebetulnya memang tidak ada larangan kepada siapaun untuk tidak membagikan foto maupun video si buah hati ke media sosial. Akan tetapi, perlu diingat, bahwa membagikan foto serta video anak di media sosial bisa menjadi salah satu pembuka peluang terbesar untuk si bayi terkena penyakit ain.

Mengutip Islampost, hal tersebut bisa saja terjadi karena adanya pandangan hasad kepada gambar tersebut atau takjub terhadap gambar tersebut. Pandangan mata mengandung sebuah hakikat. Pandangan mata bisa berdampak buruk bagi kesehatan seseorang terutama pada anak-anak.

Karena itulah Rasulullah SAW meminta perlindungan kepada Allah untuk Hasan dan juga Husein saat masih usia kanak-kanak agar terhindar dari gangguan setan serta pengaruh pandangan mata jahat dan juga hasut.

Dilansir dari Nahdatul Ulama, di samping adanya pandangan jahat penuh dengan kedengkian, pandangan yang takjub serta kesenangan yang meluap-luap tanpa dibarengi dengan dzikrullah juga bisa membawa pengaruh yang negatif terhadap objeknya.

Pernah dikisahkan bahwa sebanyak 70.000 penduduk meninggal dunia seketika, setelah ada salah seorang nabi di masa dahulu melewati negeri mereka memandang takjub akan pada penduduk dan hidupnya makmur.

Pada bayi, gejala penyakit ini biasanya berupa bayi menangis secara terus menerus tanpa henti, kemudian bayi tidak ingin menyusu tanpa sebab yang jelas dalam waktu yang lama dan bisa membuat bayi tersebut mengalami kekurangan gizi.

Dan yang tidak kalah penting untuk diketahui adalah penyakit ini bisa saja muncul meskipun mata si pelaku tidak berniat membahayakan bayi tersebut. Mereka hanya takjub dan juga kagum.

Ibnul Qayyim Rahimahullah menjelaskan bahwa, “Jiwa orang yang menjadi penyebab ‘ain bisa saja menimbulkan penyakit ‘ain tanpa harus dengan melihat.”

“Bahkan terkadang ada orang buta, kemudian diceritakan tentang sesuatu kepadanya, jiwanya bisa menimbulkan penyakit ‘ain, meskipun dia tidak melihatnya. Ada banyak penyebab ‘ain yang bisa menjadi sebab terjadinya ‘ain, hanya dengan cerita saja tanpa melihat langsung,” (Zadul Ma’ad 4/149).

Penyakit Ain

Cara Mengobati Penyakit Ain

Penyakit Ain

islampos

Dalam Thibbun Nabawi : Tinjauan Syari`At dan Medis, cara untuk mengobati penyakit ain adalah dengan cara membaca doa-doa shahih dan juga ayat-ayat A-Quran. Seperti yang diriwayatkan oleh hadis Muslim, Rasulullah SAW pernah berdoa untuk Hasan dan juga Husein, yang artinya:

“Dengan nama Allah, saya meruqyahmu dari segala sesuatu yang menyakitimu, dari kejahatan setiap jiwa atau setiap mata yang dengki, semoga Allah menyembuhkanmu, dengan nama Allah saya meruqyahmu.” (HR.Muslim)

Allah juga senantiasa berpesan supaya umat-Nya senantiasa bertawakal ketika tengah mendapatkan cobaan berupa penyakit. Dalam Al-Quran disebutkan pada surat At-Tagabun ayat 11, Allah SWT berfirman, yang artinya:

“Tidak ada sesuatu musibah yang menimpa (seseorang). Kecuali dengan izin Allah; dan barang siapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Penting juga untuk saling menjaga tali silaturahmi untuk mencegah terjadinya hal-hal buruh yang datangnya dari sikap iri, dengki, juga benci. Rasulullah SAW bersabda, yang artinya:

“Janganlah kalian saling membenci, saling memutus hubungan, saling menjauh, saling hasad. Jadilah kalian sebagai hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Bukhari Muslim)

Dalam ensiklopedia ruqyah, disebutkan terdapat tiga cara untuk menyembuhkan penyakit ain, di antaranya dengan cara berikut ini.

1. Mandi

Jika ada seseorang yang menimpakan ain dan terbukti karena pandangan orang itu, maka seorang peruqyah memerintahkan orang itu untuk mandi kemudian air bekas mandinya diguyurkan ke belakang tubuh yang terkena penyakit ini. Air yang digunakan harus berasal dari dalam bejana.

2. Wudhu

Pengobatan ain yang diajarkan Rasulullah adalah berwudhu. Orang yang menimpakan ain akan diminta untuk berwudhu, lalu air bekas wudhu tersebut diguyurkan ke belakang badan orang yang terkena penyakit ini.

3. Ruqyah

Metode ruqyah hampir sama dengan ruqyah terhadap pengaruh jin, hanya ada cara dan doa yang secara khusus tentang penyakit ini.

Penyakit Ain

Itulah informasi seputar penyakit ain, semoga kita semua dijauhi dari rasa iri dan juga dengki, ya. Semoga kita selalu dikelilingi oleh orang-orang baik yang senantiasa menjaga pandangannya dari hal buruk. Grameds juga bisa membaca buku-buku tentang penyakit ain yang bisa kamu dapatkan di Gramedia.com agar kamu memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Nurul Ismi Humairoh

BACA JUGA:

  1. 8 Ciri-Ciri Orang Munafik yang Perlu DIwaspadai
  2. Tabarakallah Artinya Berkat Allah, Simak Penggunaan dan Manfaatnya
  3. Perilaku Jujur dalam Islam: Pengertian, Dalil, Macam Sifat, dan Hikmah
  4. Sifat-Sifat Mulia: Mujahadah An-Nafs, Husnuzan, dan Ukhuwah
  5. Marah dalam Islam dan Larangannya dalam Hadits
  6. Amalan Doa Penenang Hati agar Terhindar dari Galau dan Sedih

About the author

Yufi Cantika

Saya Yufi Cantika Sukma Ilahiah dan biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Saya suka dengan tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Linkedin Yufi Cantika