Ekonomi

Pengertian Cost Averaging: Manfaat, Kekurangan, dan Cara Kerjanya

Pengertian Cost Averaging
Written by Rosyda

Pengertian Cost Averaging – Dalam melakukan investasi aset kripto, ada banyak sekali cara dan strategi yang dapat kamu lakukan untuk menghindari kerugian. Salah satunya yaitu dengan cara cost averaging atau yang dikenal juga dengan istilah dollar cost averaging.

Cara yang satu ini selain bisa membantu investor menjadi lebih bijak dalam mengatur pengeluaran investasi, para investor juga bisa terhindar dari keputusan impulsif berdasarkan emosi semata. Lalu, apa pengertian cost averaging ini dan bagaimana cara melakukannya?

Pengertian Cost Averaging

Pengertian Cost Averaging

pixabay.com

Pengertian cost averaging atau dollar cost averaging merupakan salah satu strategi investasi dengan metode sederhana, yang mana memungkinkan investor untuk berinvestasi secara rutin dalam periode tertentu. Strategi investasi yang satu ini akan memudahkan para investor supaya lebih disiplin dalam mengalokasikan dana investasi setiap bulan atau setiap periode tertentu secara rutin. Dengan begitu, para investor tidak perlu lagi menghiraukan harga turun ataupun naik, mereka akan tetap konsisten untuk berinvestasi.

Dalam berinvestasi, para investor tidak bisa benar-benar bisa memprediksi pergerakan harga instrumen investasi di pasar modal. Oleh karena itu, investor perlu melakukan strategi khusus supaya mendapatkan imbal hasil yang optimal.

Sering kali, investor pemula mempertanyakan waktu yang tepat untuk membeli dan juga menjual aset investasi mereka. Dengan adanya strategi investasi Dollar Cost Averaging ini, maka bisa menjadi salah satu solusi terbaik untuk para investor pemula dalam berinvestasi.

Ketika investasi reksa dana, kamu bisa berinvestasi secara rutin tanpa perlu memperhatikan pergerakan nilai dari reksa dana tersebut. Apabila kamu menabung secara rutin dalam jumlah tertentu, maka kamu bisa lebih cepat mencapai tujuan investasimu.

Misalnya saja, ketika kamu mempersiapkan dana darurat dengan cara berinvestasi reksa dana di pasar uang, maka kamu bisa mengalokasikan 500 ribu dari penghasilan untuk investasi reksa dana. Dengan menerapkan strategi ini, maka kamu bisa mengukur jangka waktu investasi sesuai dengan tujuanmu.

Manfaat Dollar Cost Averaging

Pengertian Cost Averaging

pixabay.com

Dengan menerapkan strategi dollar cost averaging, maka kamu akan mendapatkan berbagai manfaat sebagai berikut:

1. Ramah untuk Investor Pemula

Cara kerja dollar cost averaging hampir sama dengan aktivitas menabung, sehingga para investor pemula bisa mengalokasikan dana mereka dalam jumlah yang sama dalam situasi apapun. Hal tersebut bisa memudahkan para investor pemula yang cenderung sering merasa ragu untuk berinvestasi atau masih baru dalam dunia investasi.

2. Mengurangi Risiko Investasi

Investor pemula sering kali mereka khawatir dan takut untuk mengalokasikan dana investasi mereka. Di sisi lain, para investor juga sering menebak waktu terbaik untuk melakukan investasi. Strategi dollar cost averaging ini menjadi salah satu strategi yang cukup efektif dalam mengoptimalkan return atau imbal hasil dalam jangka panjang. Dalam hal itu, dollar cost averaging ini bisa meminimalisir risiko perubahan nilai portofolio investasimu, sehingga nilai rata-rata yang akan kamu dapatkan tidak terlalu rendah.

3. Menghindari FOMO

Sering kali seorang investor merasa FOMO (fear of missing out) atau merasa takut kehilangan momen atau takut rugi, sehingga mereka mengambil langkah atau keputusan secara emosional. Selain mendapatkan kerugian karena perubahan nilai portofolio investasi, kamu juga bisa rugi secara psikologis karena terus-terusan menyesali keputusan yang sudah kamu buat.

Oleh karena itu, strategi investasi yang satu ini bisa menghindari ketakutan dan tren memilih waktu yang tepat. Dengan begitu, kamu tidak akan terjebak di dalam rasa takut dan khawatir akan kehilangan momen atau depresi ketika berinvestasi.

 4. Berinvestasi dengan Mencicil

Mungkin terdengar mustahil ya, tapi dollar cost averaging ini memungkinkan para investor untuk berinvestasi meski belum mempunyai dana seluruhnya. Sebab, dana besar akan diinvestasikan secara bertahap, maka kamu bisa melakukan investasi secara mencicil atau sedikit demi sedikit.

5. Menghindari Pemilihan Waktu yang Salah

Investasi secara lump sum atau sekaligus memang akan memberikan return yang besar. Akan tetapi, kamu harus memahami kapan waktu yang tepat untuk melakukannya. Seperti yang sudah kita pahami, bahwa sulit sekali untuk memahami posisi tertinggi atau terendah dari sebuah harga.

Dengan adanya dollar cost averaging ini, kamu tidak akan terlalu terekspos saat membeli di harga tinggi dan saat pasar mengalami koreksi, kamu juga sudah membelinya. Bahkan, tanpa harus mengamati pasar, kamu akan tetap bisa melakukan investasi.

Strategi dollar cost averaging ini tidak bergantung pada waktu dan meminimalisir efek volatilitas pasar terhadap portofolio karena rata-rata perolehanmu tidak akan terlalu rendah ataupun terlalu tinggi.

Pengertian Cost Averaging

Kekurangan Dollar Cost Averaging

Pengertian Cost Averaging

pixabay.com

Setiap strategi investasi tentu mempunyai manfaat dan kekurangannya. Berikut ini adalah beberapa kekurangan yang ada di dalam strategi dollar cost averaging, antara lain:

1. Return yang Relatif Kecil

Pasar mempunyai kecenderungan untuk bergerak naik. Bila dibandingkan dengan investasi secara lump sum, maka strategi dollar cost averaging ini akan memberikan tingkat keuntungan yang relatif kecil.

2. Biaya Investasi Lebih Besar

Pada investasi lump sum, kamu hanya perlu melakukan investasi di waktu tertentu yang menurutmu tepat. Akan tetapi, pada strategi dollar cost averaging ini, kamu harus melakukan investasi secara rutin. Jika setiap transaksi pembelian dikenakan biaya, maka kamu harus mengeluarkan biaya secara rutin. Oleh sebab itu, bila dibandingkan dengan investasi lump sum, biaya yang diperlukan untuk strategi ini tentunya lebih besar.

3. Nilai Pasar Cenderung Naik

Apabila dibandingkan dengan strategi lain, dollar cost averaging ini menawarkan return yang cenderung kecil. Terlebih lagi bila kondisi pasar terus bergerak naik. Saat kamu terus menambah volume investasi ketika harga naik, maka average harga yang kamu dapatkan juga menjadi lebih tinggi. Hal tersebut akan mengurangi potensi imbal hasil yang seharusnya kamu peroleh.

Hasilnya, dalam jangka waktu yang panjang, tingkat keuntungan akan semakin kecil dibandingkan dengan lump sum yang mempunyai keuntungan lebih besar. Saat pasar semakin naik, dengan menggunakan strategi dollar cost averaging, kamu mungkin akan merasa menyesal karena tidak memaksimalkan investasi sejak awal.

4. Termasuk Strategi Pasif

Strategi yang satu ini akan membuat kamu menjadi seorang investor pasif. Selain itu, kamu juga tidak merespon kondisi dan situasi pasar yang terus menerus berubah. Misalnya saja, apabila ada akuisisi, krisis ekonomi, dan juga kejadian lain yang bisa mempengaruhi harga.

Jadi, strategi dollar cost averaging ini lebih cocok untuk digunakan para investor yang tidak mau cara yang rumit. Apabila kamu tergolong investor pasif, namun tetap ingin memperoleh keuntungan yang pasti meski jumlahnya tidak terlalu banyak, maka strategi dollar cost averaging ini adalah pilihan yang tepat.

5. Adanya Biaya Investasi

Berikutnya, ada juga kekurangan dari dollar cost averaging adalah adanya biaya investasi yang harus dibayarkan secara rutin. Misalnya saja, ketika kamu menggunakan dana investasi untuk saham, lalu akan dikenakan biaya sejumlah yang ditentukan untuk setiap pembelian.

Apabila nantinya kamu kerap membeli saham, maka biaya investasi yang dikeluarkan juga akan semakin besar. Meskipun sebenarnya fee transaksi saham tergolong kecil, tapi jika dijumlahkan akan terasa besar juga.

Cara Kerja Dollar Cost Averaging

Pengertian Cost Averaging

pixabay.com

Metode dollar cost averaging cukup mudah diterapkan. Jadi, awalnya kamu hanya perlu memilih ingin melakukan investasi di instrumen apa. Misalnya saja saham, reksa dana, kripto, dan lain sebagainya. Setelah memilih instrumen, kemudian kamu harus menetapkan modal investasi.

Misalnya, apabila kamu berencana untuk melakukan investasi dengan modal 12 juta, dalam cost dollar averaging kamu tidak akan memasukkan semua uang tersebut secara bersamaan. Namun, kamu hanya perlu memulai dengan 1 juta Rupiah setiap bulan selama 12 bulan.

Berikutnya, selama penerapan strategi ini, kondisi pasar bisa saja naik turun, entah itu bullish ataupun bearish. Akan tetapi, kamu tetap bisa berjalan tanpa perlu memperdulikan kondisi tersebut. Jika pasar sedang dalam kondisi bearish, maka peluang keuntungan cukup besar di masa mendatang. Secara umum, strategi dollar cost averaging ini cocok untuk kamu yang tidak ingin ribet dan ingin lebih pasif berinvestasi, namun tetap memperoleh keuntungan.

Menabung secara rutin dan konsisten merupakan strategi yang paling tepat untuk para investor pemula. Semakin lama kamu berinvestasi, maka semakin besar juga jumlah uang yang kamu tabung serta return yang lebih maksimal.

Kamu tidak perlu terburu-buru menjadi kaya dan memperoleh banyak keuntungan, sebab berinvestasi memang membutuhkan waktu yang cukup lama. Keputusan investasi yang kamu lakukan saat ini akan memberikan dampak besar bila dilakukan secara konsisten.

Apakah Strategi Dollar Cost Averaging Cukup Menguntungkan?

Strategi dollar cost averaging bisa membantu para investor agar terhindar dari membuat keputusan impulsif yang dapat mengarahkan mereka pada kerugian. Tak hanya itu saja, strategi ini juga cukup ideal untuk investor jangka panjang. Tujuannya yaitu untuk tetap berpegang pada siklus investasi, dimana kamu terus melakukan investasi dengan nominal yang sama secara konsisten dalam satu aset.

Selain itu, perlu dipahami juga bahwa dollar cost averaging lebih efektif untuk dilakukan saat pasar sedang bearish. Sedangkan sebagian besar investor terlalu takut untuk melakukan investasi pada kondisi tersebut. Dollar cost averaging ini akan memberikan kerangka investasi untuk membeli dip.

Pengertian Cost Averaging

Apakah Dollar Cost Averaging Cocok untuk Investasi Kripto?

Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya bahwa strategi dollar cost averaging sangat cocok untuk semua jenis investasi yang harganya mudah berubah, termasuk juga aset kripto. Oleh karena itu, tidak mudah untuk memprediksi kemungkinan pergerakan harga yang ada di pasar. Itulah sebabnya mengapa para investor mungkin perlu mengadopsi strategi ini untuk meratakan harga pembelian dan memanfaatkan penurunan pasar.

Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa investor tidak akan menderita kerugian yang signifikan selama siklus bullish. Selain itu, perhatikan juga bahwa strategi dollar cost averaging akan menjadi lebih kuat saat harga aset digital mengalami penurunan.

Untuk bisa menggunakan strategi ini sebagai salah satu strategi dalam melakukan investasi kripto, maka kamu bisa memilih layanan perantara yang menawarkan opsi pembelian berkala. Selain itu, kamu juga bisa mengatur pembelian secara manual dengan memilih jumlah tetap untuk diinvestasikan dengan cara memilih jumlah tetap untuk diinvestasikan pada interval yang sudah ditentukan.

Contoh Dollar Cost Averaging

Pengertian Cost Averaging

pixabay.com

Supaya lebih jelas, berikut ini adalah contoh kasus dollar cost averaging atau DCA.

Misalnya saja kamu ingin melakukan investasi senilai Rp. 10 juta dalam bentuk emas, namun tidak yakin kapan waktu yang tepat untuk membelinya. Dengan menggunakan strategi dollar cost averaging, kamu bisa membeli emas dengan uang senilai Rp. 2,5 juta setiap bulan, mulai dari Bulan April hingga Bulan Juli.

Seperti yang kita pahami bahwa harga emas mengalami fluktuasi. Disini biaya rata-rata dalam empat bulan untuk bisa membeli emas per gram yaitu Rp. 835,236 per gram. Dengan metode ini, maka kamu bisa rutin membeli emas setiap bulan tanpa perlu khawatir apakah harga emas sedang naik ataupun turun.

Contoh lainnya yaitu saat kamu ingin membeli saham A, namun kamu tidak ingin memasukkan jumlah nominal investasi sekaligus, atau kamu tidak memiliki uang dengan jumlah yang banyak. Jadi, kamu bisa berkomitmen untuk melakukan strategi dollar cost averaging dengan cara menginvestasikan Rp. 200 ribu per bulan selama 5 bulan. Misalnya saja sebagai berikut:

  • Bulan 1: Nilai harga saham awal Rp1.000, kamu beli 2 lot.
  • Bulan 2: Nilai harga saham naik Rp2.000, kamu beli 1 lot.
  • Bulan 3: Nilai harga saham anjlok Rp500, kamu beli 4 lot.
  • Bulan 4: Nilai harga saham naik Rp650, kamu beli 3 lot.
  • Bulan 5: Nilai harga saham akhir Rp1.000, kamu beli 2 lot.

Lalu, di akhir bulan kelima, kamu memperoleh 12 lot dengan harga Rp. 1 juta. Apabila kamu langsung berinvestasi senilai Rp. 1 juta seperti biasa di bulan pertama, maka kamu hanya bisa memperoleh 10 lot. Dengan begitu, kamu juga bisa memperoleh keuntungan senilai 2 lot dengan strategi dollar cost averaging ini.

Risiko minimal yang ditawarkan oleh strategi ini sedikit banyak bisa membantu para investor pemula dalam menjaga stabilitas emosi ketika berinvestasi. Kamu tidak perlu terlalu khawatir hingga selalu mengecek portofolio secara terus menerus karena modal besar yang sudah tertanam di sebuah instrumen.

Dollar cost averaging ini juga bisa melatih disiplin diri sebagai investor perseorangan. Dengan komitmen untuk berinvestasi secara konsisten sesuai target perolehan hasil yang lebih besar di masa mendatang, maka mau tidak mau kamu harus menyiasati budget supaya bisa rutin menjalankan kebiasaan investasi.

Dengan membiasakan untuk melakukan investasi secara rutin dan konsisten dengan menganalisa pasar saham terlebih dahulu, maka kamu juga melatih diri supaya tidak terjebak di dalam hasrat untuk membeli emiten tertentu saat terjadi reli. Selain itu, kamu juga tidak mudah terpengaruh dengan sentimen positif terhadap sesuatu yang masih harus ditelusuri kinerja dan juga prospeknya.

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menggunakan Strategi Dollar Cost Averaging

Satu-satunya kelemahan utama yang ada di dalam strategi dollar cost averaging yaitu kenaikan biaya transaksi. Sebab, strategi yang satu ini membutuhkan banyak pembelian, maka biaya trading yang dikenakan juga bisa meningkat secara signifikan, terlebih saat menggunakan layanan perantara kripto untuk pertukaran fiat ke aset kripto.

Akan tetapi, hal tersebut bergantung pada profitabilitas dan durasi investasi yang kamu lakukan. Mungkin saja kamu belum tentu merasakan efek dari biaya overhead tambahan yang muncul dari pembelian secara berkala dibandingkan dengan membelinya sekaligus.

Ada pula potensi kerugian sebagai akibat dari lonjakan harga aset yang cukup konsisten. Semakin tinggi harga beli dari waktu ke waktu, maka akan semakin kecil dampak yang dirasakan dari menggunakan strategi dollar cost averaging ini.

Pengertian Cost Averaging

Demikian penjelasan mengenai pengertian cost averaging dalam berinvestasi. Bagi Grameds yang ingin mengetahui secara lebih mendalam tentang strategi investasi lainnya dapat membaca buku-buku terkait dengan mengunjungi Gramedia.com.

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Humam

BACA JUGA:

  1. Pengertian Investasi: Jenis, Manfaat, dan Risikonya 
  2. Pengertian Imbal Hasil, Rumus, dan Cara Menghitungnya 
  3. Pengertian Biaya Marginal: Rumus, Contoh, dan Cara Menghitungnya
  4. Strategi Keberhasilan Investasi Jangka Pendek
  5. Memahami Pengertian Akumulasi, Jenis, dan Contohnya
  6. Daftar Buku Investasi Saham 2022 di Gramedia

About the author

Rosyda

Saya adalah Fauziyah dan menulis adalah bagian dari aktivitas saya, karena menulis menjadi salah satu hal yang menarik. Sesuai dengan latar pendidikan saya, tema yang saya suka seputar ekonomi dan manajemen.

Kontak media sosial Instagram saya Rosyda Nur Fauziyah