Sosiologi

Memahami Pengertian Akumulasi, Jenis dan Contohnya

Written by Aris

Pengertian Akumulasi – Perlu dipahami bahwa ekonomi bisa dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, salah satunya yaitu akumulasi. Pengertian akumulasi sendiri yaitu kegiatan pengumpulan, penimbunan, dan juga penghimpunan modal. Hal tersebut juga bisa disebut sebagai tambahan secara berkala untuk laba atas modal ataupun bunga atas simpanan. Tapi, apa sih sebenarnya pengertian akumulasi? Yuk simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Pengertian Akumulasi

Secara umum, pengertian akumulasi adalah pengumpulan, penghimpunan, dan juga penimbunan modal, kemudian bertambah secara berkala atas suatu jumlah pokok. Seperti misalnya pertambahan laba atas modal ataupun bunga atas simpanan. Di dalam bidang ekonomi, akumulasi dapat diartikan sebagai tambahan dana dari bunga yang diperoleh atau sumber lainnya, pada suatu total pokok secara berkala. Jadi, nantinya akan menjadi output atau pendapatan yang jumlahnya lebih banyak. Pengertian secara umum menyebutkan bahwa akumulasi mempunyai arti sebagai pengumpulan atau menghimpun sesuatu dengan tujuan untuk memperoleh hasil yang lebih besar di masa mendatang.

Contoh sederhananya dari praktik akumulasi adalah saat kita sedang berbelanja suatu barang. Umumnya, saat berbelanja akan ditawarkan penawaran belanja dengan memperoleh poin dan reward. Nantinya, akan diakumulasikan ataupun ditambahkan dan ditukarkan dengan produk tertentu dengan capaian poin tertentu.

Selain itu, di dalam bidang ekonomi, akumulasi juga bisa diartikan sebagai tambahan dana dari bunga atau sumber lainnya dalam jumlah total secara terus menerus sehingga akan menghasilkan lebih banyak pendapatan di masa yang akan datang. Sementara itu, akumulasi juga bisa berarti kegiatan mengumpulkan sesuatu yang tujuannya sama, yakni untuk mendapatkan hasil yang besar di masa depan.

Jenis-jenis Akumulasi

Di dalam dunia ekonomi dan juga akuntansi, akumulasi sendiri dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain:

1. Akumulasi Modal

Akumulasi modal atau yang disebut juga capital accumulation adalah kegiatan yang terjadi jika sebagian pendapatan ditabung dan diinvestasikan dengan tujuan untuk meningkatkan output dan juga pendapatan di kemudian hari. Tak hanya itu saja, akumulasi modal ini juga bisa diartikan sebagai proses pertambahan stok modal fisik buatan manusia seperti mesin, peralatan, dan juga bangunan.

Modal fisik ini merupakan salah satu faktor produksi yang cukup penting dalam menghasilkan barang dan jasa. Dimana penambahannya bisa meningkatkan kapasitas produktif dari sebuah perusahaan atau perekonomian. Perusahaan mengakumulasikan modal melalui investasi dengan melibatkan investasi portofolio, seperti misalnya pembelian obligasi, saham, ataupun mata uang dengan pendanaannya bisa dari pinjaman bank ataupun penerbitan saham.

Selain berasal dari pembelian, pengembalian dari investasi juga bisa menyebabkan pertambahan modal, khususnya dari keuntungan investasi, bunga, sewa, atau capital gain. Disamping investasi yang bersifat langsung, terdapat berbagai macam cara juga untuk menginvestasikan dana yang sifatnya tidak langsung dalam berbagai jenis sumber daya seperti meningkatkan kualitas modal manusia. Sehingga akan membawa dampak positif kepada manusia.

2. Akumulasi Penyusutan

Akumulasi penyusutan atau yang bisa disebut dengan accumulated depreciation adalah penyusutan atas harta-harta berupa kekayaan alam. Dimana pengelokasian baiaya perolhan harta berupa kekayaan alam menjadi beban dari suatu perusahaan. Perusahaan menggunakan metode untuk mencatat semua penyusutan kekayaan alam dengan cara menggunakan metode satuan hasil. Metode yang satu ini dilakukan dengan membagi total biaya perolehan kekayaan alam dengan taksiran jumlah hasil yang dapat diperoleh. Sehingga bisa ditentukan penyusutan per satuan hasilnya.

Berikut ini adalah beberapa komponen variabel dalam perhitungan akumulasi penyusutan, antara lain:

a. Harga Perolehan: ini adalah biaya dan nantinya akan dikeluarkan untuk pembelian aktiva tetap.
b. Nilai Residu: ini adalah taksiran atas suatu nilai sisa penggunaan aktiva tetap.
c. Harga Buku: ini adalah nilai historis yang umumnya dihasilkan atas pengurangan harga perolehan dengan akumulasi penyusutan aktiva tetap sepanjang umur ekonomisnya. Harga buku juga disebut sebagai harga aktiva ketika didapatkan.
d. Umur Ekonomis: ini adalah perkiraan atas penggunaan aktiva tetap. Dilihat berdasarkan batas waktu tertentu dan sesuai dengan penggunaan aktiva tetapnya.

3. Akumulasi Parkir

Akumulasi parkir adalah jumlah semua kendaraan pada satu waktu dan berada di tempat tertentu. Informasi yang satu ini diperlukan untuk mengendalikan dan merencanakan ruang parkir yang diperlukan pada suatu wilayah. Pada praktiknya, harus dilakukan survey terlebih dulu untuk mengetahui informasi mengenai hal ini, supaya mengetahui porfil kendaraan yang parkir di waktu tertentu. Perhitungannya sendiri juga bervariatif, bergantung pada tempatnya, peralatan dan juga gedung parkir. Misalnya saja, di tempat seperti perkantoran, apartemen, ataupun tempat perbelanjaan.

4. Akumulasi Biaya

Akumulasi biaya merupakan sebuah metode yang dipakai supaya mengetahui besaran biaya yang dikeluarkan untuk barang dan juga jasa. Jenis akumulasi ini dibedakan menjadi dua, yakni biaya pesanan dan juga biaya proses. Dimana keduanya mempunyai fungsi dan tujuan yang berbeda. Pada biaya pesanan, menjadi sebuah metode untuk pengumpulan harga pokok suatu produk pada setiap pesanan atau kontrak secara terpisah. Umumnya, hal tersebut dipisahkan berdasarkan identitas, juga bisa diterapkan pada perusahaan dengan produksi secara terputus-putus seperti halnya catering, percetakan, dan juga bengkel.

Untuk biaya prosesnya sendiri digunakan untuk mengumpulkan harga pokok produk dengan satuan waktu tertentu. Umumnya metode ini diterapkan pada perusahaan yang melakukan produksi secara terus menerus, seperti perakitan mobil, rumah sakit, dan juga obat-obatan.

Contoh Akumulasi

Di bawah ini adalah contoh dari kasus akumulasi, antara lain:

Pemerintah Republik Indonesia bermaksud untuk meningkatkan produksi pangan nasional dengan cara meningkatkan produksi sayuran oleh petani. Hal pertama yang akan dilakukan adalah pemerintah Indonesia akan melakukan investasi infrastruktur berupa pembangunan jalan. Tak hanya itu saja, pemerintah melakukan investasi lain dengan cara menyediakan traktor baru untuk para petani. Investasi pembangunan jalan dan juga pengadaan traktor baru untuk petani adalah akumulasi modal pemerintah Indonesia supaya produksi sayuran ke depan semakin melimpah dan produksi pangan nasional meningkat. Hal tersebut sesuai dengan tujuan utama dari akumulasi, yakni untuk mencapai hasil yang besar di masa depan.

Metode Perhitungan Akumulasi Penyusutan dan Rumusnya

Untuk melakukan perhitungan yang tepat, maka perlu diketahui metode apa saja yang harus digunakan. Berikut ini adalah beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitungnya, antara lain:

1. Metode Garis Lurus

Metode yang satu ini adalah langkah yang dipakai dalam memperoleh nilai beban penyusutan aktiva. Melalui cara asumsi aktiva tetap yakni menghitung manfaat penggunaannya secara merata. Penurunan ini akan selalu sama setiap tahunnya, sehingga biaya penyusutannya akan terus diketahui. Rumus yang digunakan antara lain:

D = (AC – SV?)/LT

Keterangan:

D = Penyusutan (Depreciation)
AC = Harga Perolehan (Acquisition Cost)
SV = Nilai Residu (Salvage Value)
LT = Umur Ekonomis (Long Term)

2. Metode Saldo Menurun

Metode saldo menurun adalah langkah yang mempunyai fungsi untuk melakukan perhitungan dengan asumsi bahwa aktiva tetap akan memberikan kontribusi besar pada awal dimanfaatkan. Seperti misalnya nilai akumulasi penyusutan peralatan akan lebih kecil di tahun-tahun awal daripada di tahun selanjutnya. Pastinya, dapat kita simpulkan bahwa nilai tersebut akan selalu turun di setiap tahunnya. Namun, di sisi lain, apabila dijumlahkan, biayanya akan semakin besar. Berikut ini adalah rumusnya:
D = D% x BV

d% = 1 – n SV/AC

Keterangan:

D = Penyusutan (Depreciation)
d% = Tingkat Penyusutan (Depreciation Rate)
BV = Harga Buku Sebelumnya (Book Value)
SV = Nilai Residu (Salvage Value)
AC = Harga Perolehan (Acquisition Cost)

Akumulasi Menjadi Suatu Hal yang Umum dalam Kehidupan Sehari-hari

Sepertinya istilah akumulasi bukanlah hal yang asing untuk kamu saat berbelanja, menabung, sampai ketika kamu sedang bermain atau menonton pertandingan sepakbola. Saat kamu menabung, istilah akumulasi banyak dipakai oleh banyak orang untuk membakar semangat dalam menabung. Kenapa? Karena hal tersebut biasanya dialami oleh para generasi milenial yang belum mempunyai penghasilan yang besar. Dimana mereka dapat menabung dari nominal kecil terlebih dulu, misalnya saja Rp. 10.000.

Meskipun terbilang tidak terlalu besar, tapi jika diakumulasikan selama satu tahun atau 365 hari, maka total tabungan kamu selama satu tahun bisa mencapai total Rp 10.000 x 365 hari = Rp. 3.650.000. Dengan tabungan tersebut, kamu dapat memanfaatkannya untuk berbagai hal yang produktif seperti digunakan sebagai modal usaha atau dana darurat.

Inilah alasan kenapa banyak sekali yang beranggapan bahwa uang tetaplah uang. Bahkan, nominal Rp. 10.000 yang mungkin bagi sebagian orang dinilai tidak bernilai, jika diakumulasikan dapat mencapai jutaan rupiah. Akan tetapi, akumulasi uang yang ditabung tersebut dapat tergerus oleh inflasi. Oleh karena itu, untuk menghindari adanya penurunan nilai uang akibat inflasi, maka kamu dapat menaruhnya di reksadana.

Investasi reksadana ini sangat cocok untuk kamu yang mempunyai keterbatasan biaya untuk memulai investasi. Untuk memulai investasi reksadana, kamu bisa menggunakan modal senilai Rp. 10.000. Dimana sekarang generasi milenial yang ingin menabung reksadana dapat memanfaatkan platform investasi online.

Investasi Adalah Cara Paling Efektif Untuk Akumulasi Kekayaan

Kelebihan dari investasi dibandingkan dengan menabung adalah uang yang kamu tempatnya di instrumen investasi dapat bertumbuh. Sementara bila kamu menabung biasa, maka uang tersebut tidak akan menumbuhkan nilai uang. Misalnya saja, saat kamu menyimpan uang senilai Rp 1 juta di celengan, apakah dalam satu tahun uang kamu akan mengalami penambahan nilai menjadi Rp 1,2 juta? Tentunya tidak.

Akan tetapi, jika kamu menaruh uang Rp 1 juta ke instrumen investasi seperti reksadana, saham dan lainnya, maka potensi kenaikan saham milik kamu berkisar 20 persen per tahunnya. Hasil investasi saham kamu di tahun berikutnya menjadi (Rp1 juta x 20%) + Rp1 juta = Rp1,2 juta. Ini merupakan bukti bahwa investasi memang lebih menjanjikan dibandingkan dengan kamu hanya menyimpan uang tersebut di tabungan.

Misalnya saja kamu terkendala biaya yang besar, jika langsung mengeluarkan uang sebesar itu, maka kamu bisa menerapkan akumulasi saham. Cara yang satu ini yaitu melakukan aksi membeli saham secara bertahap atau tidak langsung dengan modal yang kamu punyai seluruhnya. Sebagai gambaran, kamu ingin membeli saham BRI di harga Rp 5.000 sebanyak 10 slot, setelah harga BRI menunjukkan kenaikan harga menjadi Rp. 5.100 kamu membeli sebanyak 10 slot, setelah itu harga saham BRI menjadi Rp. 5.200 kamu membelinya sejumlah 15 slot.

Inilah yang disebut dengan strategi pembelian saham dengan cara akumulasi saham. Umumnya, aksi beli saham secara bertahap ini dilakukan saat harga saham yang ingin dibeli sudah memasuki harga yang sedang tinggi atau sebaliknya. Di dalam dunia investasi, hal tersebut seringkali disebut dengan Dollar Cost Averaging atau DCA. Metode DCA ini lebih menarik untuk para profesional muda yang mempunyai keterbatasan dana saat ingin melakukan investasi saham untuk memperkecil fluktuasi pergerakan pasar.

Selain itu, untuk kamu yang ingin investasi saham dengan menggunakan modal yang kecil, kamu dapat membuat Rekening Tabungan Saham atau RTS di sekuritas. Akan tetapi, dalam proses pembuatannya kamu harus mempunyai rekening efek di perusahaan sekuritas yang bersangkutan terlebih dulu. Lalu, kamu dapat memilih saham mana saja yang ingin dibeli, pilihan saham tersebut termasuk ke dalam indeks saham LQ45.

Demikian penjelasan mengenai pengertian akumulasi dan jenis-jenisnya. Bagi Grameds yang ingin mengetahui secara lebih mendalam tentang istilah perekonomian lainnya dapat membaca buku-buku terkait dengan mengunjungi Gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

About the author

Aris

Saya sangat dengan dunia menulis karena melalui menulis, saya bisa mendapatkan banyak informasi. Karya yang saya hasilkan juga beragam, dan tema yang saya suka salah satunya adalah sosiologi. Tema satu ini akan selalu melekat dalam kehidupan sehari-hari, sehingga akan selalu menarik untuk dibicarakan.

Kontak media sosial Twitter saya M Aris