Kesehatan

Pengertian Fatigue, Gejala, dan Penyebabnya Secara Medis

Pengertian Fatigue
Written by Adinda Rizki

Penyebab Fatigue – Kelelahan atau dalam istilah medis disebut dengan fatigue merupakan suatu fenomena fisiologis, yaitu proses terjadinya penurunan keadaan toleransi terhadap kinerja fisik. Penyebab utamanya begitu spesifik, tergantung dari karakter kerja itu sendiri (Septiani, 2010).

Kondisi fisik yang lemah, tekanan keseharian, olahraga dengan intensitas tinggi, dan kurangnya durasi istirahat bisa mengakibatkan kelelahan (Akoso, 2009).

Kelelahan di sisi lain dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu kelelahan fisik dan kelelahan mental. Kelelahan mental merupakan kelelahan yang diakibatkan dari kinerja mental, misalnya kejenuhan akibat berkurangnya minat. Sementara itu, kelelahan fisik dapat diakibatkan oleh kinerja otot atau kerja fisik (Giriwijoyo, 2012).

Pengertian Fatigue

Pengertian Fatigue

Ilustrasi kelelahan (Fandy Aprianto Rohman/Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International).

Istilah fatigue berasal dari bahasa Latin, yaitu “fatigare” yang memiliki pengertian waste time (hilang atau lenyap). Kelelahan umumnya dapat diartikan sebagai suatu perubahan dari keadaan yang lebih kuat menjadi semakin lemah.

Work Cover New South Wales dalam menerapkan peraturan mengenai kelelahan di sektor transportasi jarak jauh pada 2006, memberikan definisi kelelahan sebagai suatu perasaaan letih yang muncul dari aktivitas fisik tubuh maupun mundurnya mental tubuh.

Kelelahan memengaruhi kapasitas fisik, mental, dan tingkat emosional seseorang, yang bisa berakibat kurangnya kewaspadaan, yang ditandai dengan kemunduran reaksi terhadap sesuatu dan berkurangnya kemampuan motorik (Australian Safety and Compensation Council, 2006).

Holding (1983) di sisi lain mendefinisikan kelelahan sebagai perubahan khusus pada performa, seperti penurunan performa kerja atau meningkatnya tingkat kesalahan sebagai akibat dari waktu kerja yang berlebih. Sementara itu, Macdonald mencoba mendeskripsikan kelelahan sebagai tingkatan yang beragam, yang diikuti dengan berkurangnya kapasitas sebagai efek kumulatif yang ditimbulkan dari aktivitas fisik.

Berdasarkan definisi yang sudah dijelaskan sebelumnya, Job dan Dalziel (2001) mendefinisikan kelelahan berdasarkan pada tingkatan keadaan otot tubuh dan sistem saraf pusat, yang diawali dengan aktivitas fisik dan proses mental, serta durasi istirahat yang optimal, sebagai akibat dari kapabilitas sel yang tak tercukupi maupun cakupan energi untuk melakukan pemeliharaan tingkat aktivitas yang natural maupun diproduksi dengan mekanisme proses sumber yang lumrah (Australian safety and Compensation Council, 2006).

Menurut IMO tahun 2001, kelelahan merupakan proses berkurangnya kapabilitas mental dan fisik sebagai dampak dari pemakaian mental, emosional, dan fisik yang berlebih, serta bisa mengurangi sebagian besar keseluruhan kapabilitas fisik, termasuk kecepatan, kekuatan, reaksi, keseimbangan, koordinasi, dan pengambilan keputusan.

Kelelahan adalah rasa letih yang diakibatkan oleh pemakaian tenaga yang lebih. Kelelahan juga dapat didefinisikan sebagai range of affliction, dari keadaan letih secara umum sampai menimbulkan rasa panas atau terbakar di salah satu otot tubuh akibat proses induksi yang ditimbulkan oleh proses kerja.

Pengertian kelelahan memang bermacam-macam dan tidak seluruhnya dapat dipahami, tergantung dari basis keilmuan yang mendasari. Term yang terus dipakai hingga saat ini untuk menjelaskannya tidak begitu menguatkan, bahkan membingungkan.

Artikel ini sendiri mendefinisikan kelelahan sebagai penururnan tingkat kesadaran dan performa seseorang, sebagai akibat dari pengerahan tenaga yang berlebih baik secara fisik, mental, maupun emosional. Secara sempit, definisi mengenai kelelahan memang hanya terbatas di tingkatan lelah fisik yang dirasakan oleh seseorang. Hal itu disebabkan tiap orang yang merasa lelah hanya terbatas di keluhan fisik yang dirasakan.

Indikasi yang muncul, perasaan, dan perubahan fisik tiap orang berbeda-beda. Berdasarkan sudut pandang keselamatan kerja, medis, dan psikologi pun mempunyai definisi yang berbeda-beda tentang kelelahan, tergantung dari disiplin ilmu yang dipelajari.

Sistem Penggerak Kelelahan

Kelelahan diatur secara terpusat di otak. Terdapat struktur susunan saraf pusat yang berperan penting penting dalam mengontrol fungsi secara luas dan konsisten, yaitu reticular formation atau sistem penggerak di medulla yang berfungsi meningkatkan dan mengurangi sensitivitas dari cortex cerebri.

Cortex cerebri memiliki fungsi sebagai pusat kesadaran yang meliputi refleks, persepsi, kemauan, dan perasaan subjektif (Rodahl, 1993).

Gejala Kelelahan

Kelelahan adalah berkurangnya skill performance dikarenakan penggunaan kemampuan tersebut yang terlampau lama atau berulang-ulang. Hal tersebut juga turut dipicu oleh faktor-faktor stres fisik, fisiologis, dan psikologis. Terdapat tiga tingkat keadaan performa manusia dalam aktivitasnya yang berkelanjutan.

Tingkat Pertama

Tingkat kelelahan yang pertama adalah seseorang yang sudah mulai merasa kalau konsenterasi pada dirinya berkurang. Namun, kondisi ini terjadi pada pekerjaan yang tergolong masih ringan. Biasanya kondisi pada tingkat pertama ini disebut dengan istilah warmed up.

Tingkat Kedua

Pada kondisi ini, seseorang akan merasa bahwa dirinya bisa melakukan aktivitasnya dalam waktu yang lama, tetapi suatu saat dia akan sadar bahwa tenaganya terbatas dan merasakan pekerjaan yang dijalaninya sangat berat. Hal ini merupakan tanda bahwa dia mulai mengalami kelelahan, tetapi performanya belum menurun dan baru mulai akan menurun beberapa saat kemudian.

Keadaan di antara keduanya dapat dinamakan dengan “full compensation”, yaitu ketika seseorang sudah mulai mengalami kelelahan, tetapi performa kerjanya belum berkurang. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu perasaan tanggung jawab, pelatihan yang baik, dan tingkat kesehatan yang baik.

Tingkat Ketiga

Lalu, tingkat kelelahan yang ketiga ini adalah ketika kelelahan yang dirasakan akan terus meningkat, sedangkan performa dari kinerjanya malah semakin menurun. Namun, efek emosi yang hebat dapat memicu performanya dengan tiba-tiba, bahkan bisa lebih tinggi dari keadaan optimalnya. Contohnya adalah ketika sedang menonton suatu acara, tetapi tiba-tiba saja semangatnya menjadi meluap, kemudian keadaan fatigue akan kalah karena performance mengalami peningkatan.

Namun sebaliknya, jika berita duka yang diterima, performanya akan menurun dengan drastis. Faktor yang penting kita perhatikan adalah ketika performa maksimalnya berakhir ketika kelelahan mulai muncul. Aktivitas hanya diperbolehkan sampai di sini saja. Jika kondisi memaksa secara maksimal, maka aktivitas selanjutnya kemungkinan akan sangat membahayakan.

Rasa lelah atau kelelahan pasti pernah dialami oleh setiap orang tak terkecuali diri sendiri. Pada dasarnya, ada banyak sekali cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kelelahan, salah satunya adalah dengan membaca buku  Self-Healing Stories: Bacalah Kisah-Kisah Ini Saat Kau Lelah. Melalui buku ini, pembaca akan mengetahui cerita-cerita yang inspiratif.

Kisah-kisah di dalam buku ini juga bisa menjadi penambah semangat kita ketika sedang merasa lelah. Ditulis dengan bahasa yang santai, dan cerita yang inspiratif, buku ini cocok dijadikan sebagai teman bacaan ketika sedang lelah.

Pengertian Fatigue

Penyebab Fatigue

Pengertian Fatigue

Ilustrasi kelelahan (Fandy Aprianto Rohman/Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International).

Sebagaimana diungkapkan oleh Giriwijoyo (2006), kelelahan dapat disebabkan oleh berbagai hal yang bisa memunculkan habisnya sumber daya, asam laktat di dalam tubuh yang tertimbun, gangguan keseimbangan elektrolit di dalam tubuh, dan gangguan keseimbangan masuk dan keluarnya cairan di dalam tubuh.

Seseorang yang melakukan olahraga dengan tempo pendek dan intensitas yang tinggi memerlukan pemenuhan kebutuhan energi meningkat hampir mencapai 100 kali lipat. Tubuh di sisi lain tidak akan bisa memproduksi energi yang besar dalam tempo singkat, sehingga pemenuhan kebutuhan energi olahraga yang dilakukannya itu sangat bergantung kepada sistem glikolisis anaerob maupun fosfagen.

Sistem fosfagen hanya bisa menyediakan energi untuk aktivitas dengan jangka waktu di bawah 10 detik, sehingga glikolisis anaerobik merupakan alur metabolisme yang utama dalam olahraga dengan intensitas yang tinggi. Namun, jalur metabolisme glikolisis anaerobik tersebut memproduksi produk sampingan bernama asam laktat. Asam laktat yang tertimbun bisa mengakibatkan terjadinya kelelahan (Septiani, 2010).

Asam laktat yang berada di dalam otot akan menahan cara kerja dari enzim-enzim dan mengganggu proses reaksi kimia di dalam otot. Kondisi itu akan menahan kontraksi otot, sehingga membuat lemah hingga otot akhirnya menjadi kelelahan (Widiyanto, 2012).

Banyak langkah yang dapat dilakukan untuk mempersingkat proses setelah seseorang mengalami kelelahan, salah satunya adalah dengan menggunakan metode contrasbath dan massage (Giriwijoyo, 2010).

Massage atau pijatan merupakan teknik pijat yang dilakukan untuk mendorong proses percepatan pemulihan tubuh dengan memakai sentuhan tangan dan tanpa meminum obat ke dalam tubuh yang memiliki tujuan mengurangi atau meringankan gejala dan keluhan sejumlah penyakit yang menjadi indikasi harus dipijat.

Tujuan dari teknik pijatan adalah rileksnya otot, perbaikan fleksibilitas, pencegahan nyeri, dan perbaikan sirkulasi darah (Wiyoto, 2011). Mulyono (2011) berpendapat jika langkah lain yang dapat membantu proses percepatan pemulihan adalah memakai teknik contrasbath.

Dalam penelitiannya, dia memperoleh nilai persentasi kelompok yang menggunakan contrasbath sebanyak 96,72%, sedangkan kelompok istirahat pasif atau tanpa perlakuan khusus sebanyak 92,82%, sehingga bisa disimpulkan jika teknik contrasbath lebih baik dibandingkan dengan istirahat pasif.

Cochrane (2004) di sisi lain menjelaskan jika teknik contrasbath dipakai oleh para atlet sebagai upaya pemulihan setelah menjalankan latihan. Teknik ini sangat cepat untuk memulihkan tubuh, yaitu dengan memaksimalkan sirkulasi darah, sehingga mendorong hilangnya sisa asam laktat atau metabolik.

Laporan yang dibuat oleh Kepolisian Republik Indonesia sebagaimana dilansir Komite Nasional Keselamatan Transportasi menyebut jika salah satu penyebab paling tinggi kecelakaan ketika berlangsung arus mudik maupun arus balik lebaran adalah kelelahan yang dialami oleh para pengemudi di jalan raya. Ratusan hingga ribuan orang meninggal dunia maupun luka-luka karena mengalami kecelakaan.

Kelelahan memang memiliki potensi yang tinggi penyebab terjadinya kecelakaan. Ini dikarenakan kelelahan mengakibatkan konsentrasi para pengemudi mudah terganggu, respon melambat, sulitnya mengambil keputusan, berkurangnya kemampuan dalam memprediksi jarak maupun kecepatan, dan koordinasinya terganggu.

Kelelahan bagi pengemudi di sisi lain bisa membahayakan keselamatan diri sendiri, keluarga maupun penumpang di dalamnya. Inilah yang mengharuskan kita memperhatikan kualitas istirahat maupun tidur. Stop berkendara! Istirahatlah terlebih dahulu jika kalian merasakan lelah maupun mengantuk.

Menurut penjelasan di dalam buku yang yang berjudul Fitting the Task to the Human dianalogikan bahwa tingkat kelelahan di industri dianalogikan seperti air di dalam tong. Faktor-faktor penyebabnya adalah intensitas dan durasi kerja fisik dan mental, lingkungan, ritme circadian, masalah fisik, penyakit, dan nutrisi sebagai tambahan air yang mengisi tong. Adapun pemulihan merupakan suatu aliran air yang mengalir dari dalam tong yang bisa memangkas tingkatan rasa lelah (Kroemer, 1997).

Rasa lelah yang terus-menerus dirasakan atau mungkin sulit untuk dihilangkan sangatlah tidak baik. Hal itu bisa membuat seseorang menjadi depresi. Inilah yang membuat kita sudah seharusnya mengetahui tentang depresi hingga cara mengatasinya.

Buku yang ditulis oleh Rahma Kushajanti dengan judul Jiwa-Jiwa yang Lelah sangat cocok dijadikan sebagai bahan bacaan untuk kamu yang ingin mengetahui “Apa itu depresi? Bagaimana asal-usulnya? Bagaimana mengatasinya? Siapa saja yang rentan terkena depresi?”

Pengertian Fatigue

button rahmad jpgMenurut National Transport Commission (2006), penyebab kelelahan terbagi menjadi empat faktor, antara lain:

1. Siklus Circadian

Tubuh mempunyai siklus natural yang akan terus berulang selama 24 jam yang biasa disebut dengan siklus circadian. Sikus tersebut yang menjadi pengatur berbagai pola tubuh, kondisi tubuh, keadaan pencernaan, dan beberapa fungsi tubuh yang lain, serta menyokong perlindungan organ-organ di dalam tubuh.

Saat siklus circadian memberikan sinyal, akan menyebabkan sesuatu yang dapat disebut dengan jet lag. Siklus circadian mengatur seseorang untuk tidur pada malam hari dan terbangun atau sadar pada siang hari. Temperatur tubuh akan mengalami penurunan saat malam hari, sehingga seseorang dapat tidur, serta dapat meningkat saat siang untuk menyokong rasa sadar.

Saat malam, organ pencernaan di dalam tubuh akan mengalamui penurunan dikarenakan produksi hormon akan mengalami peningkatan dan seseorang tidak mengonsumsi makanan. Hal ini berfungsi untuk mengoptimalkan kembali tubuh dari keadaannya saat siang. Siklus itu di sisi lain juga melakukan kontrol bagi beberapa tindakan menurut cahaya gelap maupun terang.

Saat pagi, mengakibatkan individu lebih tersadar. Kesadaran itu akan mengalami penurunan setelah makan siang dan kembali meningkat saat petang. Selanjutnya, saat malam, tingkat kesadaran akan menjadi berkurang dikarenakan untuk menyiapkan waktu istirahat. Ketika tiba tengah malam, suhu tubuh dan kesadaran menurun sampai pada tingkat paling rendah.

2. Faktor Tidur

Intensitas waktu istirahat yang optimal setiap individu memang berbeda-beda. Rata-rata jangka waktunya dalam sehari adalah kisaran 6-8 jam.

Seseorang yang waktu tidurnya yang kurang dari 6–8 jam akan mengalami kekurangan tidur. Keadaan kekurangan tidur itu akan mengalami peningkatan tiap hari jika tidak mempunyai waktu tidur yang cukup.

Pengemudi yang bekerja dengan jadwal yang tidak tentu akan mengurangi jumlah dan kualitas tidur mereka. Jika seorang sopir mengalami kelelahan tiap hari, tidur dengan tempo yang tidak maksimal akan meningkatkan risikonya dalam berkendara. Hal itu disebabkan kelelahan yang dialaminya akan terus meningkat selama dirinya kehilangan waktu untuk tidur.

Kekurangan bersifat seperti hanya peminjaman, hanya dengan tidur yang cukup keadaan ini dapat pulih. Tidur dengan tempo singkat bisa sedikit membantu mengganti kekurangan tidur yang dirasakan, tetapi ini tidak dapat dijadikan sebagai waktu tidur pengganti terus menerus.

3. Faktor Kesehatan

Sebagian besar orang yang berusia lebih dari 50 tahun terkadang mendengkur pada saat tidur malam hari, sedangkan bagi beberapa orang ini merupakan masalah yang serius. Biasanya, kondisi seperti ini terjadi pada saat tidur, kemudian batang tenggorokan mulai mengempis, sehingga oksigen yang masuk pun jadi berkurang.

Selain itu, berbagai jenis penyakit seperti diabetes jika tidak diawasi dengan baik juga mengakibatkan seseorang lebih cepat mengalami kelelahan. Seseorang yang obesitas dan biasanya rentan terhadap penyakit. Obesitas juga menyebabkan gangguan tidur dan sangat berkontribusi terhadap gangguan bernapas saat tidur. Kelelahan dan stres yang terus-menerus juga dapat berkontribusi terhadap efek kesehatan jangka panjang seperti gangguan jantung.

Selain itu, konsumsi alkohol, obat-obatan dan merokok juga memengaruhi kelelahan. Banyak orang yang percaya bahwa dengan merokok, maka bisa meningkatkan fokus terutama dalam berkendara. Padahal, sebenarnya semakin sering merokok, maka risiko kerusakan paru-paru pun jadi semakin tinggi.

4. Faktor Pekerjaan

Faktor yang juga berkontribusi terhadap kelelahan antara lain jam kerja yang panjang, waktu perjalanan yang mengharuskan tepat waktu, waktu pengaturan yang tidak fleksibel, masalah muatan dan distribusi, dan sebagainya.

Saat ini, sudah banyak perguruan tinggi yang memiliki akademi pendidikan kesehatan dan keperawatan. Bagi para mahasiswa kesehatan dan keperawatan, mungkin terkadang masih bingung mencari rekomendasi buku mata kuliah yang tepat. Tenang saja, buku Promosi Kesehatan Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan bisa kalian jadikan sebagai panduan untuk beberapa mata kuliah kesehatan keperawatan.

Buku yang cocok untuk para mahasiswa kesehatan dan keperawatan ini berisi tentang metodologi keperawatan, konsep dasar keperawatan, dokumentasi keperawatan, promosi kesehatan, pendidikan kesehatan, dan masih banyak lainnya. Jadi, segera dapatkan buku ini di Gramedia.com!

Pengertian Fatigue

Penutup

Kelelahan atau dalam istilah medis disebut dengan fatigue merupakan suatu fenomena fisiologis, yaitu proses terjadinya penurunan keadaan toleransi terhadap kinerja fisik. Itulah artikel terkait “penyebab fatigue” yang bisa kalian gunakan untuk referensi bahan bacaan. Jika ada saran, pertanyaan, dan kritik, silakan tulis di kotak komentar bawah ini. Bagikan juga tulisan ini di akun media sosial supaya teman-teman kalian juga bisa mendapatkan manfaat yang sama.

Untuk mendapatkan lebih banyak informasi, Grameds juga bisa membaca buku yang tersedia di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan dan pengetahuan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca. Semoga bermanfaat!

Rujukan

Jurnal

  • Khusniyati, Nia; Sri, Yona; I Made Kariasa (2019). “Fatigue, Depresi, Terhadap Kualitas Hidup pada Pasien Hemodialisa”. Jurnal Keperawatan Terpadu. 1(2): 1–8.

Situs Website

  • “Kelelahan (Fatigue)” HelloSehat. Diakses pada 22 Februari 2023.
  • “Ketahui Lebih Jauh Seputar Sindrom Kelelahan Kronis”. Alodokter. Diakses pada 22 Februari 2023.
  • “Mengatasi Pandemic Fatigue dengan 5 Langkah Sederhana”. Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan. Diakses pada 22 Februari 2023.
  • “Segala Hal tentang Pandemic Fatigue yang Perlu Diketahui”. Halodoc. Diakses pada 22 Februari 2023.
  • “Tubuh Cepat Lelah, Waspada Berbagai Penyakit Berikut Ini!” Alodokter. Diakses pada 22 Februari 2023.

About the author

Adinda Rizki

Saya sudah tertarik dengan dunia menulis sejak usia belia, walaupun saat itu saya hanya bisa menulis cerita-cerita pendek saja. Lewat menulis pula, saya jadi mengetahui banyak kosakata yang belum pernah saya tahu/dengar sebelumnya. Saya senang menulis dengan tema-tema seperti kesehatan, dan juga tentang Korea.

Kontak media sosial Linkedin saya Adinda Rizki