Kesehatan Tips dan Trik

Memahami Apa Itu Dilep Hingga Cara Meredakannya Bagi Wanita!

Dilep adalah
Written by Nandy

Dilep adalah – Ketika wanita sedang memasuki masa haid, maka mereka akan mengalami rasa nyeri pada bagian pinggang. Namun, rasa nyeri yang terjadi cukup lama padahal masa haid sudah berhenti, ternyata bisa menjadi pemicu adanya gangguan pada sistem reproduksi. Nah, pada kesempatan kali ini, kita akan membahas lebih dalam tentang dilep dan juga bahayanya nyeri pinggang yang dibiarkan.

Pengertian Dilep

Dilep adalah nyeri haid yang seringkali dialami wanita. Dilep merupakan rasa nyeri yang meremas bagian bawah perut, yang mana terasa sangat sakit, bahkan karena rasa sakitnya yang tidak tertahankan membuat wanita kesulitan untuk beraktivitas seperti biasa.

Nyeri haid yang normal terjadi sehari menjelang menstruasi sampai hari ketiga haid. Wanita bisa mengalami nyeri haid selama bertahun-tahun karena sensitif terhadap hormon prostaglandin. Kondisi ini disebut dismenore. Tak hanya kram perut, nyeri haid juga kerap disertai mual, muntah, dan diare. Nyeri haid umumnya normal. Tapi, ada beberapa masalah kesehatan yang bisa menyebabkan nyeri haid tak normal.

Pada beberapa kasus, dilep bisa membuat wanita pingsan karenanya. Jika Anda mengalami dilep yang terus-menerus, yang mana sampai menyebabkan anda hanya bisa berbaring saja selama masa haid berlangsung maka sudah sebaiknya anda tidak menyepelekan hal ini.

Nyeri haid atau dismenore umum dialami setiap wanita selama menstruasi. Penyebab nyeri haid bermacam-macam. Namun, Anda perlu waspada bila nyeri haid yang muncul tak tertahankan dan tak kunjung hilang, karena bisa jadi ini menandakan adanya penyakit atau gangguan tertentu.

Nyeri haid umumnya dialami wanita pada awal masa menstruasi. Rasa sakit di perut bagian bawah ini tidak begitu menyiksa pada sebagian wanita, sehingga mereka tetap bisa melakukan aktivitas seperti biasa.

Namun, beberapa wanita mungkin merasakan nyeri haid yang tidak tertahankan hingga tidak mampu melakukan apa pun. Nyeri akibat haid adalah hal yang wajar. Jadi, wanita tidak perlu khawatir selama hal tersebut masih dalam batas wajar dan tidak mengganggu aktivitas.

Biasanya, nyeri haid akan hilang dengan sendirinya selama 1-2 hari dari siklus menstruasi tersebut. Jika tidak nyaman hingga kesulitan untuk fokus, jangan ragu untuk meminum obat pereda nyeri.

Namun, kebanyakan dari masyarakat Indonesia percaya bahwa meminum obat pereda nyeri haid bisa mengalami ketergantungan. Nyatanya hal tersebut tidaklah benar. Nyeri haid yang disebabkan oleh endometriosis berbeda dengan nyeri pada umumnya. Efeknya jauh luar biasa sampai mengganggu aktivitas, sehingga perlu pertolongan pertama untuk mengatasinya.

Dilep adalah

Bahaya Dilep Jika Dibiarkan

Dilep yang dibiarkan begitu saja, ternyata bisa memicu terjadinya beberapa gangguaan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, bagi para wanita jangan membiarkan dilep terlalu lama atau lebih baik lagi segera periksa ke dokter. Berikut ini beberapa alasan kalau dilep tidak boleh dibiarkan begitu saja.

1. Sebagai Tanda Munculnya Endometriosis

Jika Anda mengalami dilep yang parah, itu mungkin menjadi sebuah pertanda endometriosis. Endometriosis adalah kondisi dimana lapisan rahim atau endometrium ditemukan berada di luar rahim.

Di mana pada struktur lain seluruh panggul, termasuk ovarium, kandung kemih, usus hati, saluran ovum, paru-paru, dan diafragma. Endometriosis ini dapat menyebabkan kram serta rasa sakit ketika berhubungan seks, sampai berpengaruh pada kesuburan.

2. Biasa Terjadi Ketika Wanita Haid

Kram perut, diare, dan sembelit di sepanjang malam menjadi hal yang sangat wajar. Dimana diiringi rasa dilep saat menstruasi, ini biasanya terjadi sebelum dan juga sesaat anda haid.

Namun, bila sesudah haid anda masih merasakan sakit yang tak tertahankan atau menyiksa dan juga berkepanjangan maka mungkin saja ini merupakan pertanda endometriosis atau sindrom iritasi usus besar sehingga Anda perlu segera memeriksakan diri ke dokter ahli.

3. Bisa Menjadi Tanda Kalau Bentuk Rahim Tidak Normal

Di beberapa kasus, rahim wanita tidak terbentuk dengan normal, yang mana bisa menyebabkan rasa sakit yang luar biasa saat menstruasi. Juga bisa menyebabkan rasa sakit saat berhubungan seks sampai dengan menjadi penyebab tidak subur.

Bentuk rahim yang tidak normal ini ada beberapa kasus, seperti dua uterus yang ada pada satu serviks. Nyeri dilep adalah berasal serta penyumbatan, lalu juga membran yang terbagi antara uterus dan vagina.

4. Jangan Bergantung pada Pil

Perlu kamu ketahui juga bahwa jangan pernah bergantung pada pil, yang mana bisa mengurangi rasa sakit dilep dengan cepat. Baik itu dengan resep dokter maupun tanpa resep dokter. Harus selalu Anda ingat bahwa pil ini hanya mengurangi rasa sakit, bukan menyembuhkan.

Jika anda mengonsumsi pil secara berkelanjutan, maka bisa membuat proses kerja menjadi lebih berat. Oleh karena itu, sudah seharusnya diketahui adalah penyebab utama rasa sakit yang anda rasakan dan bagaimana cara mengobatinya.

5. Bisa Terjadi Kontraksi pada Rahim

Tidak hanya terjadi pada ibu hamil, rahim kontraksi juga bisa dialami oleh wanita yang sedang haid. Kram primary dysmenorrhea dapat mempengaruhi banyak wanita yang haid, kram ini bukan disebabkan cacat struktural.

Namun, karena kadar asam lemak hormon yang merangsang rahim berkontraksi atau prostaglandin yang tak seimbang. Di mana ketidakseimbangan ini mengakibatkan kontraksi, yang mana membuat anda merasakan nyeri pada perut bagian bawah.

Penting untuk anda ingat bahwa dilep adalah kondisi yang perlu diwaspadai, bahkan jika hanya dilep ringan saja. Ini dikarenakan dilep juga bisa berbahaya untuk Anda, di mana rasa sakit itu sendiri tidak dapat dipastikan standarnya karena setiap orang memiliki peka yang berbeda.

Namun, bila dilep anda semakin memburuk dari waktu ke waktu, tahun ke tahun maka, sudah seharusnya Anda memeriksakan diri ke dokter ahli. Hal ini untuk kebaikan Anda sendiri, yang mana untuk mengetahui kondisi kesehatan Anda.

Untuk atasi dilep adalah bisa anda lakukan secara alami, salah satunya adalah dengan mengompres perut menggunakan air hangat. Anda hanya perlu mengempeskan bantal pemanas juga atau bisa menggunakan botol yang diisi air hangat.

Cara ini akan bantu otot dan organ pada rahim jadi lebih rileks, yang mana akan meredakan kram akibat dilep. Satu tips lainnya adalah lakukan olahraga ringan, dikarenakan dengan melakukan olahraga seperti yoga, peregangan ringan, dan berjalan ringan maka akan bantu tubuh anda melepaskan hormon endorfin.

Faktor yang Dapat Meningkatkan Resiko Nyeri Haid yang Parah

Beberapa wanita mungkin merasakan nyeri haid yang tidak tertahankan hingga tidak mampu melakukan apa pun. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang wanita mengalami nyeri haid yang lebih parah, di antaranya:

  1. Berusia di bawah 30 tahun
  2. Riwayat menstruasi pertama kali saat berusia 11 tahun atau lebih awal
  3. Menorrhagia
  4. Pendarahan berlebihan selama menstruasi (metroragia)
  5. Riwayat keluhan nyeri haid parah di keluarga
  6. Berat badan berlebih atau kurang
  7. Kebiasaan merokok dan konsumsi minuman beralkohol

Dilep adalah

Cara Meredakan Nyeri Haid atau Dilep

Jika Anda merasakan nyeri haid yang mengganggu, ada beberapa cara sederhana yang bisa Anda lakukan untuk meringankan keluhan tersebut, antara lain:

  • Memberikan kompres hangat
    Dilep adalah

    Grid Health

    Langkah pertama adalah mengompres di perut bagian bawah yang terasa nyeri atau kram.
    Caranya, Anda bisa menuangkan air panas ke dalam botol kaca atau botol kompres. Supaya tidak terlalu panas saat dipegang, bungkus botol dengan kain.
    Gulung-gulungkan atau pijat dengan botol pada perut yang sakit sampai botol mulai dingin. Bisa juga mencoba mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa sakit.

  • Olahraga
    Dilep adalah

    Alodokter

    Kata siapa saat nyeri haid kita tidak boleh beraktivitas atau bahkan berolahraga? Justru saat nyeri haid kita dianjurkan untuk memperbanyak aktivitas fisik atau olahraga.
    Tetapi, tidak semua olahraga boleh dilakukan. Berikut beberapa olahraga yang bisa dilakukan saat haid:

    • Jalan kaki
    • Bersepeda
    • Senam ringan
    • Yoga dan pilates
  • Melakukan teknik relaksasi
    Anda bisa melakukan beberapa relaksasi seperti meditasi, yoga, dan latihan pernapasan.
  • Mengurangi makanan berlemak dan kafein
    Membatasi konsumsi makanan berlemak dan minuman yang mengandung kafein serta alkohol
  • Mencukupi kebutuhan cairan dengan minum air putih
  • Mengonsumsi teh herbal, seperti teh chamomile dan jahe
  • Mengurangi stres
  • Menggunakan obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti paracetamol

Nyeri haid yang muncul sesekali bukanlah hal yang berbahaya. Namun, Anda perlu waspada jika nyeri haid terasa sangat parah dan muncul setiap kali datang bulan. Begitu pula jika nyeri haid muncul serta keluhan lain, seperti pendarahan berlebih, periode menstruasi lebih lama dari biasanya, keputihan tidak normal, nyeri terasa intens di area panggul, serta demam.

Jika berbagai cara di atas tidak mampu mengurangi nyeri haid yang Anda rasakan, cobalah periksakan diri ke dokter. Setelah memeriksa kondisi Anda dan menentukan penyebab nyeri haid yang Anda rasakan, dokter dapat memberikan pengobatan yang sesuai.

Penyakit di Balik Nyeri Haid Tidak Normal/Dismenore Sekunder

Pada dasarnya, ada beberapa gangguan pada sistem reproduksi yang umumnya dipicu oleh rasa nyeri haid secara berlebih, antara lain:

1. Endometriosis

Endometriosis cukup sering menjadi penyebab nyeri haid. Berdasarkan prevalensinya, sekitar 6-10% wanita mengalami endometriosis dan rata-rata didiagnosis pada usia 27 tahun.

Gejala yang muncul pada endometriosis dapat bervariasi. Beberapa gejala yang muncul, antara lain nyeri hebat saat haid, banyak darah haid yang keluar hingga harus berganti pembalut, mudah lelah, diare, konstipasi, dan nyeri saat BAB.

Tanda-Tanda Gejala Endometriosis yaitu :

a. Masalah Gastrointestinal

Jika Anda merasa sering sakit perut, sembelit dan diare, semua itu bisa menjadi tanda Irritable Bowel Syndrome (IBS).

Namun, jika gejala tersebut terasa makin parah selama masa menstruasi, bisa saja itu menjadi tanda dari pertumbuhan endometrium di suatu tempat dalam sistem pencernaan Anda.

b. Sakit pada Bagian Tubuh Atas atau Nyeri Saat Bernapas

Hal yang paling membingungkan para dokter mengenai endometriosis adalah kenyataan bahwa sel-sel endometrium dapat bermigrasi ke setiap bagian tubuh.

Di luar penempatan normalnya yaitu di rongga perut wanita, sel-sel tersebut juga dapat ditemukan di lengan, paha dan bahkan diafragma.

Ketidakmampuan seorang wanita dalam menggerakan tangannya bisa saja berhubungan dengan endometriosis.

c. Sulit Hamil

Saat sistem reproduksi wanita berfungsi dengan baik, telur akan dilepaskan dari ovarium ke salah satu saluran tuba untuk bertemu dengan sel sperma.

Dengan adanya endometriosis, terdapat luka endometrium dan jaringan parut pada saluran tuba yang dapat menyebabkan kesulitan untuk mengandung. Menurut Breton Barrier, MD, seorang wanita seharusnya memiliki kesempatan 20 persen untuk hamil tiap bulannya.

d. Sering Buang Air Kecil

Mirip dengan gejala infeksi saluran kemih, lesi endometrium pada kandungan kemih dapat menyebabkan Anda sering buang air kecil.

Selain itu, endometriosis juga dikaitkan dengan kondisi yang disebut interstitial cystitis yaitu adanya tekanan dan nyeri pada kandung kemih.

2. Adenomiosis

Adenomiosis adalah pertumbuhan jaringan rahim ke dalam dinding otot rahim. Keadaan ini dapat menyebabkan pembesaran rahim dan nyeri pada saat haid atau menstruasi berlangsung.

Gejala yang muncul pada adenomiosis adalah perdarahan haid yang berlebih atau lebih lama dari biasanya, yang disertai dengan nyeri pada panggul dan perut yang berlebih. Tidak jarang kondisi ini menyebabkan seorang wanita mengalami anemia sehingga butuh penanganan lebih lanjut.

3. Fibroid

Fibroid adalah tumor jinak yang tumbuh pada otot rahim. Kondisi ini tidak menunjukkan gejala yang spesifik, namun pada beberapa wanita dapat menyebabkan pendarahan yang berkepanjangan, nyeri di sekitar panggul, hingga masalah pencernaan seperti mual dan muntah.

Kurang lebih 70% wanita terdiagnosis fibroid pada usia 45 tahun, dan banyak menyerang wanita yang memiliki BMI tinggi. Selain itu, riwayat melahirkan dan kebiasaan merokok juga bisa menjadi faktor risiko terjadinya fibroid.

4. Radang Panggul

Riska Ismalilia Puteri Iskandar menambahkan, Penyakit ini dilatarbelakangi oleh infeksi yang disebabkan bakteri yang dimulai dari uterus, sehingga dapat menyebar ke organ reproduksi lainnya.

Penyakit radang panggul adalah infeksi pada organ reproduksi wanita bagian atas yaitu endometrium, miometrium, tuba falopi, ovarium dan peritoneum pelvis. Penularan utama nya memang melalui hubungan seksual.

Gejala radang panggul sebagai berikut :

  • Gejala utamanya adalah rasa nyeri hebat di perut bagian bawah.
  • Ditemukan cairan servikal dan vaginal yang abnormal.
  • Dispareunia (nyeri saat berhubungan seksual).
  • Demam (Temperatur diatas 38,3 derajat celcius).
  • Nyeri saat buang air kecil.

Untuk dapat mengetahui diagnosa penyakit yang ada, sangat disarankan untuk mengadakan konsultasi langsung ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk dilakukan pemeriksaan fisik dan mendapatkan terapi optimal.

5. Stenosis Serviks

Jika Kondisi ini dikenal juga sebagai penyempitan leher rahim. Gangguan ini sering disebabkan oleh adanya jaringan parut. Untuk menangani nyeri haid, Anda dapat meletakkan kompres hangat di bagian perut bawah selama 10-15 menit sembari memijat perut dengan jari tangan.

Anda bisa mengkonsumsi obat anti nyeri seperti asam mefenamat atau paracetamol bila nyeri tidak kunjung berkurang dengan kompres hangat. Jika Anda mengalami nyeri haid berkepanjangan dan tidak membaik meski sudah mengkonsumsi obat, segeralah berkonsultasi ke dokter spesialis kandungan dan kebidanan untuk mencari penyebabnya.

Dilep adalah

Penutup

Pada dasarnya, rasa nyeri pada saat haid datang merupakan suatu hal yang wajar. Namun, jika sudah melewati masa haid, tetapi masih terasa nyeri pada bagian pinggul, maka sebaiknya segera periksa ke dokter. Hal ini karena nyeri pinggang itu bisa menjadi salah satu tanda penyakit yang cukup berbahaya.

Demikian pembahasan tentang dilep, semoga semua pembahasan di atas bisa bermanfaat untuk Grameds. Grameds bisa mendapatkan lebih banyak informasi dengan membaca buku yang tersedia di .gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Yufi Cantika Sukma Ilahiah

BACA JUGA:

  1. Memahami Proses Terjadinya Menstruasi pada Wanita
  2. Niat Mandi Wajib Setelah Haid dan Pengetahuan Seputar Haid
  3. 7 Makanan yang Dapat Mempercepat Haid
  4. Rekomendasi Buku Tentang Wanita
  5. Rekomendasi Novel & Buku Tentang Perempuan

About the author

Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya