Sejarah

10+ Daftar Tokoh Pahlawan dari Jawa Beserta Biografi Singkatnya

Written by Fandy

Tokoh Pahlawan dari Jawa – Jawa sebagai pulau utama yang ada di Indonesia sejak zaman dulu sudah menjadi pusat pemerintahan dan juga pusat perlawanan rakyat terhadap para penjajah. Oleh karena itu, tak heran jika sangat banyak tokoh berpengaruh, pejuang, serta tokoh pahlawan dari Jawa. Karena sangat banyak tokoh pahlawan nasional yang berasal dari seluruh bagian Jawa, yakni Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat, maka pembahasan kali ini tidak mencakup semuanya. Berikut ini kita akan membahas beberapa tokoh pahlawan nasional dari Jawa dan juga biodata pahlawan kemerdekaan yang paling terkenal di Indonesia.

Daftar Tokoh Pahlawan dari Jawa

Berikut ini adalah daftar pahlawan dari Jawa yang perlu diketahui, khususnya untuk generasi muda zaman sekarang.

1. Jenderal TNI Purn. Gatot Soebroto

Jenderal Gatot Soebroto ini lahir di Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah pada tanggal 10 Oktober 1907 dan meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 11 Juni 1962. Ia merupakan salah seorang tokoh pahlawan dari Jawa, tepatnya tokoh perjuangan militer dalam merebut kemerdekaan Indonesia dan merupakan pahlawan nasional dari Jawa di tahun 1962 yang menggagas militer gabungan atau Akademi ABRI. Jenderal Gatot Soebroto ini merupakan ayah angkat dari Bob Hasan, yakni pengusaha terkenal sekaligus mantan menteri di era pemerintahan Soeharto. Setelah tamat sekolah dari HIS, Ia memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah dan langsung bekerja.

Namun tidak lama kemudian, Ia masuk ke sekolah militer KNIL yang ada di Magelang pada tahun 1923. Selain itu, Ia juga masuk PETA pada masa penjajahan Jepang di Indonesia. Meski sudah menjadi tentara kependudukan Belanda dan Jepang, tapi Ia adalah tentara yang solider terhadap rakyat kecil. Setelah lulus dari PETA, Ia masuk TKR sampai menjadi Panglima Divisi II, Panglima Korps Polisi Militer, dan juga Gubernur Militer Daerah Surakarta dan sekitarnya. Ia berhasil mengatasi pemberontakan Madiun PKI di tahun 1948 dan pemberontakan Kahar Muzakar pada tahun 1952, serta pemberontakan PRRI atau Permesta di Sumatera dan Sulawesi Utara.

2. Ki Hajar Dewantara

Bernama kecil Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, kemudian Ia dikenal sebagai Ki Hajar Dewantara sejak tahun 1922. Ia lahir di Pakualaman pada tanggal 2 Mei 1889 dan meninggal dunia pada tanggal 26 April 1959. Ki Hajar Dewantara merupakan aktivitas pergerakan kemerdekaan, seorang kolumnis, politisi, dan juga pelopor pendidikan kaum pribumi Indonesia di zaman penjajahan Belanda. Ia mendirikan Perguruan Taman Siswa yang memberi peluang untuk para pribumi untuk mengenyam pendidikan yang sama seperti para bangsawan atau orang Belanda.

Ia kemudian menjadi Menteri Pengajaran Indonesia yang ke-1 pada masa Presiden Soekarno yakni sejak 2 September sampai 14 November 1945. Tanggal kelahirannya sampai sekarang diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional dengan semboyan yang sangat terkenal yakni Tut Wuri Handayani yang menjadi slogan dari Kementerian Pendidikan Indonesia. Ia diangkat sebagai tokoh pahlawan dari Jawa pada tanggal 28 November 1959.

3. KH. Fakhruddin

KH. Fakhruddin juge dikenal dengan nama Muhammad Jazuli, Ia lahir di Yogyakarta pada tahun 1890 dan meninggal dunia pada tanggal 28 Februari 1929. KH. Fakhruddin merupakan pejuang kemerdekaan sekaligus tokoh dari Muhammadiyah yang menjadi tokoh pahlawan dari Jawa. Ia tidak pernah merasakan pendidikan di sekolah umum dan hanya belajar agama dari sang ayah dan beberapa tokoh ulama terkenal di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Ia dianggap sebagai seorang tokoh yang serba bisa sampai sering diserahi berbagai macam tugas penting di Muhammadiyah, seperti mengurus bagian dakwah, taman pustaka, dan juga bagian pengajaran. Selain itu, Ia juga pernah diutus ke Mekkah pada 1921 selama 8 tahun untuk menyelidiki mengapa para jamaah haji asal Indonesia seringkali mendapatkan perlakuan kurang baik dari pejabat Mekkah. Saat kembali, Ia mempelopori pembentukan Badan Penolong Haji.

4. Raden Ajeng Kartini

RA Kartini lahir di Jepara pada tanggal 21 April 1879 dan meninggal dunia di Rembang pada tanggal 17 September 1904. Ia merupakan tokoh pahlawan asal Jawa dan juga pelopor kebangkitan perempuan pribumi yang berasal dari kalangan priyayi Jawa, putri seorang bupati Jepara yakni Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dari istri pertamanya. Meskipun ibunya adalah istri pertama, namun Ia bukan istri utama. Garis keturunan Kartini dari sisi sang ayah dapat dirunut sampai Hamengkubuwana VI bahkan sampai ke Kerajaan Majapahit. Kartini diperbolehkan untuk bersekolah sampai usia 12 tahun ELS. Setelah itu, Ia dipingit di rumah.

Untuk mengisi waktunya, Ia mulai belajar sendiri dan berkorespondensi dengan teman-temannya yang dari Belanda, salah satunya yaitu Rosa Abendanon. Ia mempelajari kemajuan berpikir para wanita Eropa dan mulai berkeinginan untuk memajukan perempuan pribumi berdasarkan pengalamannya sendiri. Ia seringkali mengirimkan tulisan-tulisannya untuk dimuat di majalah wanita Belanda yang bernama De Hollandsche Lelie. Setelah menikah dengan seorang Bupati Rembang yang bernama KRM Adipati Ario Singgih Djojoadiningrat, Ia diperbolehkan untuk mendirikan sekolah wanita yang letaknya di sebelah timur pintu gerbang dari kompleks kantor Kabupaten Rembang. Setelah meninggal dunia, tulisan Kartini diberi judul “Dari Kegelapan Menuju Cahaya” yang diterbitkan pada 1911.

5. Brigjen TNI Anm. Katamso Darmokusumo

Brigjen Katamso Darmokusumo lahir di Sragen, Jawa Tengah pada tanggal 5 Februari 1923 dan meninggal dunia di Yogyakarta pada tanggal 1 Oktober 1965. Ia merupakan salah satu tokoh pahlawan nasional dari Jawa yang berasal dari kalangan militer. Selain itu, Ia juga merupakan mantan Komandan Korem 072/Pamungkas berdinas sejak tahun 1945 sampai 1965 di satuan Infanteri yang terbunuh dalam peristiwa G30S PKI, maka Ia juga dianugerahi gelar sebagai pahlawan revolusi. Makamnya sendiri berada di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara, Yogyakarta.

6. Siti Hartinah

Raden Ayu Siti Hartinah atau yang lebih dikenal sebagai Ibu Tien Soeharto ini lahir di Desa Jaten, Surakarta, Jawa Tengah pada tanggal 23 Agustus 1923 dan meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 28 April 1996. Ia merupakan istri dari Presiden Soeharto, yakni presiden kedua Republik Indonesia. Selain itu, Ia juga merupakan keturunan Mangkunegara II dari garis ibu dan diberi gelar pahlawan nasional dari Jawa Tengah tidak lama setelah meninggal dunia pada tahun 1996. Ia belajar sampai tingkat HIS Siswo tahun 1933 sembari belajar membatik dan mengetik. Kemudian Ia juga ikut menjadi anggota Barisan Pemuda Putri di bawah Fujinkai yang berubah nama menjadi Laskar Putri Indonesia sebagai salah satu pelopornya.

Siti Hartinah juga ikut membantu perang kemerdekaan di dapur umum dan Palang Merah. Ia mempunyai peran besar dalam karir suaminya yakni Soeharto dan sebagai ibu negara. Kemudian Ia mendesak larangan poligami sewaktu menjadi penggerak Kongres Wanita Indonesia yang pada akhirnya terwujud melalui Perpu No. 10 Tahun 1983 yang dengan tegas melarang PNS berpoligami, juga tercantum di dalam UU No. 1 Tahun 1974 mengenai perkawinan.

7. Wage Rudolf Soepratman

W.R Soepratman lahir pada tanggal 9 Maret 1903 di Jatinegara, Purworejo, Jawa Tengah dan meninggal dunia pada tanggal 17 Agustus 1038 di Surabaya. Ia merupakan pengarang lagu kebangsaan Indonesia Raya. Secara singkat, biografi dari WR Soepratman yakni tokoh pahlawan dari Jawa ini pada awalnya disekolahkan di Makassar oleh kakak iparnya, yakni Willem Van Eldik dan menjadi guru saat berusia 20 tahun. Dua tahun setelahnya, Ia memperoleh ijazah Klein Ambtenaar. Saat bekerja sebagai wartawan, Ia mulai tertarik pada gerakan nasional dan menulis buku yang berjudul Perawan Desa yang kemudian disita dan dilarang peredarannya oleh Pemerintah Belanda.

Karena kakaknya Roekijem sangat menyukai musik dan sandiwara, Ia juga turut menyukai bidang tersebut sampai menguasai biola dan cara membuat lagu sampai lahir lah lagu Indonesia Raya saat Ia sedang berada di Bandung dalam usia 21 tahun. Lagu tersebut Ia perdengarkan pada malam penutupan kongres Pemuda II pada tanggal 28 Oktober 1928 secara instrumental dengan biola. Sejak saat itu, lagu tersebut seringkali dinyanyikan saat diadakan kongres partai politik sampai menjadi lagu kebangsaan setelah kemerdekaan.

Akan tetapi, karena menciptakan lagu tersebut, Ia selalu dikejar oleh polisi Belanda sampai jatuh sakit di Surabaya. Ia kemudian ditangkap saat menyiarkan lagu ciptaannya yang terakhir berjudul Matahari Terbit di awal bulan Agustus 1938 bersama dengan pandu di NIROM. Lalu Ia ditahan di Penjara Kalisosok Surabaya dan meninggal dunia karena sakit.

8. Dr. Cipto Mangunkusumo

Dr. Cipto Mangunkusumo merupakan sosok pahlawan nasional kelahiran Ambarawa, Semarang pada tanggal 4 Maret 1886. Ia merupakan seorang dokter, wartawan, dan juga tokoh pergerakan nasional kemerdekaan Indonesia. Bersama dengan Ernest Douwes Dekker dan Ki Hajar Dewantara, mereka dikenal dengan sebutan “Tiga Serangkai” yang membentuk Indische Partij atau partai IP. Selain itu, Ia juga terlibat di dalam organisasi Boedi Oetomo dan mengusulkannya untuk dijadikan sebagai organisasi politik.

Dr. Cipto Mangunkusumo meninggal dunia di usia 57 tahun, yakni pada tanggal 8 Maret 1943 dan dimakamkan di Ambarawa Semarang. Kemudian, Dr. Cipto Mangunkusumo ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tanggal 2 Mei 1964 melalui SK No. 109 Tahun 1964.

9. Dr. Moewardi

Dr. Moewardi merupakan sosok pahlawan nasional kelahiran 30 Januari 1907 di Pati, Jawa Tengah. Ia adalah lulusan STOVIA yang mana kemudian menjadi anggota Jong Java dan ikut mengikrarkan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Dr. Moewardi juga sempat menjadi Ketua Barisan Pelopor pada tahun 1945 di Surakarta. Sosoknya juga turut terlibat di dalam peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945. Dr. Moewardi meninggal dunia pada usia 41 tahun pada tanggal 13 Oktober 1948 karena menjadi korban pemberontakan PKI di Madiun. Setelah diculik, keberadaan jasad atau makan Dr. Moewardi tidak bisa ditemukan sampai sekarang. Dr. Moewardi kemudian ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tanggal 4 Agustus 1964 melalui SK No. 190 Tahun 1964.

10. Jenderal Soedirman

Jenderal Soedirman merupakan sosok pahlawan nasional kelahiran 24 Januari 1916 di Purbalingga, Jawa Tengah. Ia adalah Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia pertama yang disebut Tentara Keamanan Rakyat atau TKR. Jabatan tersebut Ia peroleh setelah berhasil memimpin pertempuran Ambarawa pada 15 Desember 1945, yang mana membuat Sekutu mundur dari Ambarawa Semarang. Saat Belanda melancarkan Agresi Militer II untuk menduduki Yogyakarta, Panglima Besar Jenderal Soedirman memutuskan untuk memimpin gerilya tersebut walaupun dalam keadaan sakit. Jenderal Soedirman meninggal dunia pada usia 34 tahun, tepatnya pada tanggal 29 Januari 1950 dan dimakamkan di TMPN Kusuma Negara, Yogyakarta. Ia kemudian ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 10 Desember 1964 melalui SK No. 314 Tahun 1964.

11. Jenderal Urip Sumohardjo

Urip Sumohardjo merupakan tokoh pahlawan dari Jawa kelahiran 22 Februari 1893 di Purworejo, Jawa Tengah. Ia adalah sosok pemimpin Tentara Keamanan Rakyat RI yang pertama sebelum kemudian digantikan oleh Jenderal Soedirman. Sosoknya dikenal sebagai peletak dasar-dasar berkembangnya TKR atau Tentara Keamanan Rakyat yang kemudian berubah menjadi ABRI atau Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Urip Sumohardjo meninggal dunia di usia 55 tahun atau pada tanggal 17 November 1948 dan dimakamkan di TMPN Kusuma Negara, Yogyakarta. Jenderal Urip Sumohardjo kemudian ditetapkan menjadi pahlawan nasional pada tanggal 10 November 1964 melalui SK No. 314 Tahun 1964.

12. Nyi Ageng Serang

Raden Adjeng Kustiyah Wulaningsih Retno Edi atau yang lebih dikenal dengan nama Nyi Ageng Serang merupakan sosok pahlawan nasional kelahiran 1762 di Serang, Purwodadi, Jawa Tengah. Ia adalah salah satu panglima dalam perang melawan kolonial Belanda pada masa Perang Diponegoro. Walaupun merupakan putri bangsawan, Ia juga turut bergabung dalam pelatihan kemiliteran dan siasat perang bersama dengan para prajurit pria. Peperangan pertama yang Ia ikuti adalah bersama dengan sang ayah, yakni Pangeran Natapraja dan semenjak itulah Ia maju berperang dengan gagah berani. Nyi Ageng Serang meninggal dunia pada usia 76 yakni pada tahun 1838 dan dimakamkan di Kulon Progo, Yogyakarta. Ia kemudian ditetapkan menjadi pahlawan nasional pada tanggal 13 Desember 1974 melalui SK No.084/TK/1974.

13. Pangeran Dipoengoro

Pangeran Daiponegoro juga dikenal dengan nama Raden Mas Ontowiryo. Ia lahir di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 11 November 1785. Pangeran Diponegoro merupakan anak sulung dari Sultan Hamengkubuwono III yang dikenal sejak Perang Diponegoro pada tahun 1825 hingga 1830. Perang tersebut menelan banyak sekali korban dan tercatat sebagai perang dengan korban terbanyak sepanjang sejarah perang Indonesia. Pada tahun 1830, Diponegoro ditangkap kemudian dibuang di Manado. Sampai pada akhirnya Ia meninggal dunia di Ujung Pandang pada tanggal 8 Januari 1985.

14. Sri Susuhanan Pakubuwono VI

Sri Susuhanan Pakubuwono VI merupakan Raja Kasunanan Surakarta yang memerintah dari tahun 1823 hingga 1830. Ia merupakan pendukung perjuangan Pangeran Diponegoro secara rahasia karena sudah terikat perjanjian dengan Belanda. Sehingga, Ia melakukan aksi ganda dengan cara berpura-pura membantu Belanda untuk menyamarkan dukungannya kepada Diponegoro. Belanda yang mulai curiga kemudian menangkap dan membuangnya ke Ambon pada tahun 1830.

15. Jenderal Ahmad Yani

Jenderal Ahmad Yani lahir pada tanggal 19 Juni di Purworejo, Jawa Tengah. Ia merupakan seorang komandan TNI Angkatan Darat. Ahmad Yani pernah mengikuti wajib militer Hindia Belanda pada tahun 1940. Ia juga pernag bergabung bersama PETA pada tahun 1943. Akan tetapi, sosok Jenderal ini menjadi korban keganasan G30S PKI dan meninggal dunia di Lubang Buaya, Jakarta pada tanggal 1 Oktober 1965 dan dikenal sebagai Pahlawan Revolusi.

Demikian penjelasan mengenai beberapa daftar tokoh pahlawan dari Jawa yang perlu diketahui, khususnya untuk generasi anak muda. Bagi Grameds yang ingin mengetahui secara lebih mendalam tentang tokoh pahlawan lainnya dapat membaca buku-buku terkait dengan mengunjungi Gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Buku Ekonomi
Buku Soekarno
Buku Sosiologi
Buku Geografi
Buku Ideologi Pancasila
Buku Sejarah Indonesia

Pengertian Sejarah
Daftar Pahlawan Revolusi
Daftar Pahlawan Nasional Indonesia
Organisasi Pergerakan Nasional
Sejarah Proklamasi Kemerdekaan RI
Sejarah Teks Proklamasi
Sejarah Pertempuran Surabaya
Sejarah Sumpah Pemuda
Tujuan PPKI dibentuk
Hasil Sidang PPKI Pertama
Proses Penyusunan Teks Proklamasi

About the author

Fandy

Perkenalkan nama saya Fandy dan saya sangat suka dengan sejarah. Selain itu, saya juga senang menulis dengan berbagai tema, terutama sejarah. Menghasilkan tulisan tema sejarah membuat saya sangat senang karena bisa menambah wawasan sekaligus bisa memberikan informasi sejarah kepada pembaca.