Business Marketing

Copywriting: Definisi, Contoh, Hingga Teknik Pembuatannya

Copywriting: Definisi, Contoh, hingga Teknik Pembuatannya
Written by Nandy

Dalam pemasaran digital, kita sering mendengar istilah copywriting. Peran copywriting sangatlah vital. Copywriting adalah ujung tombak dalam pemasaran digital. Namun, apa itu copywriting?

Mungkin kalian sering menyadari kalau artikel atau tulisan-tulisan berupa ajakan dalam iklan penjualan barang atau jasa tidak dibuat dengan sembarangan. Tulisan-tulisan ajakan tersebut dibuat oleh mereka yang khusus bekerja dalam penulisan pemasaran. Mereka adalah copywriting atau seringkali penulisnya disebut copywriter. Tugas copywriting adalah menjadi penghubung antara penjual atau pengiklan dengan pembeli atau konsumen melalui media tulisan, audio, gambar, video, atau jenis konten lainnya.

Definisi Copywriting

Copywriting (bahasa Indonesia: naskah iklan) adalah naskah yang ditulis oleh seorang penulis naskah iklan dan disebarluaskan untuk kepentingan komersial. Contohnya, naskah iklan televisi, radio, majalah, koran, baliho, spanduk, dan lain sebagainya. Penulis naskah iklan lazim disebut copywriter, sedangkan naskah atau teksnya disebut dengan copy atau copywriting. Copywriting juga bisa berarti kegiatan menulisnya.

Dalam praktiknya, naskah iklan tidak hanya berupa iklan konvensional atau berkategori above the line (seperti iklan televisi, radio, atau media cetak), melainkan naskah promosi apa pun yang dibutuhkan oleh industri. Misalnya, teks situs web, kalender, brosur, semboyan perusahaan atau produk (tagline), surat penjualan (sales letter), rilis pers (press release), direct mail, nawala (newsletter), dan masih banyak lagi.

Seorang penulis naskah iklan dituntut untuk mampu menulis teks secara kreatif dan berdasarkan riset. Dia juga wajib menguasai teknik penulisan di banyak media, seperti cetak, situs web, audio, dan audiovisual.

Dikutip dari laman American Writers and Artist Institute (AWAI), copywriting adalah proses menulis materi pemasaran dan promosi persuasif yang memotivasi orang untuk mengambil beberapa bentuk tindakan, seperti melakukan pembelian, mengklik tautan, menyumbang, ajakan, hingga mempengaruhi orang untuk menghubungi bagian penjualan.

Materi copywriting dapat mencakup promosi tertulis yang dipublikasikan di media cetak atau daring. Mereka juga dapat menyertakan materi yang diucapkan, seperti skrip yang digunakan untuk video atau iklan. Kalian mungkin tidak menyadarinya, tetapi copywriting sebanarnya ada di mana-mana, bahkan jika kalian baru memulai dengan melihat kotak surat (surel), kalian akan menemukan beberapa contoh copywriting yang jelas.

Promosi untuk restoran lokal, katalog, surat penggalangan dana dari organisasi amal, atau surat penjualan untuk berbagai produk dan layanan adalah semua bentuk copywriting. Seorang penulis copywriting disebut dengan copywriter.

persuasive copywriting

persuasive copywriting

Contoh Copywriting

Copywriting adalah suatu metode pembuatan materi, biasanya berupa tulisan, guna mengajak calon konsumen untuk membeli atau memakai barang atau jas yang diiklankan. Konten artikel tersebut bisa berupa ajakan, penjelasan produk, informasi berlangganan, ajakan untuk menghubungi sales penjualan, informasi promo, dan sebagainya.

Pada awalnya, copywriting adalah hanya digunakan dalam membuat artikel sejenis advertorial, sales letter, billboard, dan juga media pemasaran dalam bentuk tulisan lainnya. Itu sebabnya, teknik pemasaran ini disebut dengan copywriting. Kendati demikian, di era yang serba teknologi digital dan daring seperti sekarang, copywriting dianggap sebagai suatu hal yang penting dalam pemasaran.

Selain bisa dituangkan dalam bentuk tulisan, cara copywriting saat ini juga bisa diterapkan dalam membuat suatu naskah video ataupun podcast. Selain itu, kemampuan copywriting juga bisa diterapkan dalam berbagai media pemasaran, seperti teks di landing page, artikel blog, post media sosial, headline dan meta description, iklan berbayar di Google atau media sosial, judul hingga deskripsi video YouTube. Iklan televisi, ulasan produk di YouTube, dan video singkat tentang cara menggunakan suatu produk adalah contoh copywriting lisan.

Jenis-Jenis Copyrwriting

1. Direct Response Copywriting

Direct response copywriting adalah bentuk konten tulisan yang mengarahkan orang untuk mengklik halaman di sebuah website.

2. Marketing Copywriting

Marketing copywriting adalah bentuk konten yang menyampaikan informasi penjualan untuk meyakinkan konsumen berupa penjelasan fungsi dan manfaat produk.

3. Brand Copywriting

Brand copywriting adalah jenis copywriting yang fokus dalam menyampaikan citra dan identitas dari suatu brand.

4. SEO Copywriting

SEO copywriting adalah copywriting yang fokus untuk tampil dalam mesin pencari, yaitu ketika calon konsumen seringkali harus membuka mesin pencari untuk mengetahui informasi sebelum membeli produk.

5. Technical Copywriting

Copywriting jenis ini lebih berfokus dalam memberikan pengetahuan yang mendalam terkait cara kerja suatu produk atau pun layanan. Umumnya, jenis copywriting ini digunakan pada produk kecantikan, teknologi, atau pun produk kesehatan.

Siapa yang Menggunakan Copywriting?

Copywriting adalah inti dari hampir setiap bisnis. Tanpa copywriter, bisnis atau perusahaan tidak akan dapat membagikan pesan mereka dengan calon pelanggan untuk memperluas pasar mereka. Semua perusahaan, lembaga pemerintah, produsen, pengecer, hingga organisasi nirlaba. Mereka semua membutuhkan dan menggunakan copywriter dan produknya copywriting.

Ambil Apple Inc. sebagai contoh. Jika kalian menelusuri situs web mereka, kalian akan menemukan deskripsi produk mereka, seperti ini untuk MacBook Air seri terbaru. Copywriter adalah iklan yang mudah ditemui di surat kabar. Deskripsi produk seperti yang dimuat di laman resmi Apple ditulis oleh copywriter, kalian juga dapat melihat ada tautan ke video produk.

Tebak siapa yang menulis naskah untuk video itu? Kalian dapat menebaknya, seorang copywriter. Dan jika kalian menggeser halaman ke bawah, kalian akan melihat deskripsi ini untuk chip keamanan khusus yang disertakan dalam laptop. Itu juga dibuat copywriter.

Copywriting seperti yang kita kenal sekarang telah dipelajari dan diakui sebagai bagian penting dari pemasaran selama beberapa dekade. Namun, sejarah copywriting sudah ada lebih jauh. Tidak diragukan lagi, pedagang di jalanan Roma kuno perlu menggunakan persuasi saat mereka melakukan barter dengan pelanggan potensial.

Langkah Membuat Copywriting yang Menarik!

Sekarang pasti kalian ingin tahu cara membuat copywriting yang menarik, kan? Gampang, berikut adalah enam langkah yang mesti kalian kuasai saat belajar copywriting:

  1. Pelajari produk atau layanan kalian.
  2. Pahami kebutuhan audiens.
  3. Tentukan headline yang memikat.
  4. Dukung headline dengan lead yang menarik.
  5. Tulis copy yang berkualitas.
  6. Akhiri dengan persuasi.

Yuk kita lihat penjelasan detailnya!

1. Pelajari Produk atau Layanan Kalian

Tanpa mengenali produk, layanan, atau konten yang ditawarkan, kalian tidak akan dapat memasarkannya dengan baik. Inilah mengapa pehamahan produk menjadi bagian penting dari belajar copywriting. Ini tidak hanya berlaku untuk copywriter yang bekerja untuk sebuah perusahaan. Bagi kalian yang mempromosikan bisnis pribadi pun, ini adalah hal yang penting untuk diingat. Terkecuali jika kalian yang menciptakan barang dagangannya.

Nah, setelah mempelajari tentang apa yang kalian jual, ada baiknya jika kalian menuliskan informasi yang didapat dalam bentuk deskripsi. Ini dilakukan agar nanti kalian punya referensi dalam proses penulisan. Untuk memudahkan kalian dalam membuat deskripsi produk, coba tanyakan tiga hal ini kepada diri kalian:

  • Apa yang unik dari produk tersebut?
  • Apa saja fiturnya?
  • Apa manfaat yang didapatkan konsumen dari fitur tersebut?

Sekarang, kami akan menjelaskan apa yang perlu kalian tulis berdasarkan ketiga pertanyaan di atas.

a. Apa yang Unik dari Produk Tersebut?

Idealnya, setiap produk (dan layanan) memiliki unique selling point atau USP. Artinya, produk tersebut memiliki keunikan yang tidak ditemukan pada kompetitornya. Misalnya, kalian ingin memasarkan sabun wajah herbal. Meskipun sudah banyak produsen sabun wajah herbal lainnya, produk kalian 100% bebas dari unsur hewani. Inilah elemen yang bisa kalian gunakan sebagai USP.

b. Apa Saja Fiturnya?

Selain sebuah keunikan, produk atau layanan kalian tentunya memiliki beberapa fitur, bukan? Meskipun tidak semuanya perlu disebutkan dalam teks copywriting, sebaiknya kalian menuliskan fitur-fitur tersebut dalam sebuah daftar agar mudah diingat ketika dibutuhkan.

Dari contoh sabun wajah herbal tadi, kalian bisa menyebutkan bahan khususnya sebagai fitur. Misalnya, sabun tersebut dibuat dari ekstrak daun serai.

c. Apa Manfaat yang Didapatkan Konsumen dari Fitur Tersebut?

Apabila kalian hanya menyebutkan fitur-fitur dari sebuah produk, audiens belum tentu paham manfaatnya. Oleh karena itu, kalian juga perlu menjelaskan tentang keuntungan dari fitur-fitur yang ada. Sebagai contoh, sebutkan bahwa ekstrak daun serai yang terkandung di dalam produk sabun kalian tidak hanya memberikan keharuman alami, tetapi juga mencegah munculnya jerawat.

2. Pahami Kebutuhan Audiens

Mengenali audiens kalian tidak kalah pentingnya dari memahami produk sendiri. Mengapa? Karena inti dari copywriting bukanlah tentang keuntungan kalian, tetapi manfaat yang mereka dapatkan ketika menggunakan barang yang kalian jual.

Bayangkan jika seseorang menawarkan sampel parfum mobil, padahal kalian hanya memiliki motor. Pastinya tawaran tersebut kalian tolak karena tidak berfaedah bukan? Selain itu, kalian juga perlu memahami audiens agar dapat membuat teks pemasaran yang betul-betul terdengar personal, alias tepat sasaran. Jika kalian dapat melakukannya, dijamin banyak orang akan tertarik untuk membeli dari kalian.

Nah, langkah pertama yang perlu dilakukan untuk mempelajari audiens adalah dengan memberikan survei pada konsumen yang sudah ada. Ini dapat dilaksanakan dengan mudah jika sebelumnya kalian sudah mendapatkan alamat email mereka. Dengan demikian, kalian tinggal mengirimkan email yang isinya mengajak konsumen untuk mengisi survei.

Dalam survei tersebut, ada beberapa pertanyaan yang wajib dicantumkan agar kalian dapat memahami konsumen semaksimal mungkin, termasuk:

  • “Apa yang membuat Anda tertarik dengan produk kami?”
  • “Apakah Anda pernah menggunakan produk serupa?”
  • “Bagaimana pengalaman Anda menggunakannya?”

Tergantung apa yang kalian jual, kalian juga dapat menanyakan hal-hal yang bersifat lebih pribadi seperti berikut:

  • “Ceritakan tentang diri Anda (umur, tempat tinggal, jumlah penghasilan)”
  • “Apa profesi Anda?” atau “Bisnis apa yang Anda jalankan?”
  • “Apa tantangan sehari-hari yang dapat dipecahkan oleh produk kami? Apa yang belum terpecahkan?”
  • “Apa yang ingin bisa Anda capai dalam pekerjaan atau bisnis?”

Dengan jawaban dari pertanyaan di atas, kalian dapat menciptakan gambaran tentang target audiens yang disebut buyer persona. Seperti deskripsi produk, gambaran ini juga digunakan sebagai referensi.

3. Tentukan Headline yang Memikat

Delapan dari sepuluh audiens hanya akan membaca judul atau headline kalian. Artinya, kalian harus bisa menciptakan judul yang betul-betul menarik perhatian. Kreativitas tinggi memang dibutuhkan untuk membuat headline yang kuat. Namun, praktiknya tidak sesulit yang dibayangkan banyak orang. Ketiga trik berikut ini terbukti dapat menyulap judul yang terdengar biasa-biasa saja menjadi menarik:

  • Jelaskan manfaat yang kalian tawarkan.
  • Buat pembaca ingin segera membeli.
  • Cantumkan persentase.

a. Sebutkan Manfaat yang Kalian Tawarkan

Kalian tentunya tidak ingin kehilangan calon konsumen, bukan? Salah satu hal yang menjadi penyebabnya adalah judul yang kurang jelas. Misalnya “Cara Mudah Menghemat Waktu Kerja”. Headline tersebut memang singkat, tetapi pembaca tidak akan langsung mengetahui apa yang akan ia didapatkan dari menyimak keseluruhan teksnya.

Coba kalian ubah judul tadi menjadi “Kerja Selesai 2 Jam lebih Awal dengan 7 Trik Ini”. Judul ini tidak begitu singkat, tetapi pembaca dapat langsung memahami manfaatnya. Cara ini pun dapat diterapkan untuk headline di landing page. Salah satu contohnya adalah yang dilakukan The Hustle. Dengan pesan itu, orang yang mengakses halaman tersebut akan langsung paham bahwa The Hustle menawarkan berita bisnis dan teknologi yang dapat disimak dengan cepat.

b. Buat Pembaca Ingin Segera Membeli

Umumnya, konsumen tidak ingin menolak keuntungan. Diskon, misalnya. Namun, mencantumkan diskon saja di headline tidaklah cukup. Untuk menciptakan efek yang maksimal, kalian dapat menunjukkan bahwa diskon tersebut tidak berlaku selamanya. Contohnya adalah yang digunakan di halaman utama website Niagahoster.

Selain untuk website, jenis headline ini juga dapat kalian gunakan di iklan media sosial atau pencarian Google. Misalnya, “Hanya 7 Hari! Diskon 35% Untuk Semua Aksesoris”. Dengan format headline seperti itu, dijamin semakin banyak orang yang tertarik dengan iklan kalian. Namun, batas waktu penawaran kalian harus benar-benar ada. Jika tidak, audiens akan kehilangan rasa percaya mereka terhadap kalian.

c. Cantumkan Persentase

Selain manfaat dan penawaran terbatas, unsur lain yang tidak kalah ampuh untuk menangkap perhatian adalah persentase. Apalagi jika angkanya ganjil.

Mengapa demikian? Dengan adanya persentase di headline kalian, pembaca akan lebih tertarik karena ada hasil spesifik yang bisa didapatkan dari kalian. Misalnya judul ini: “11 Kiat Meningkatkan Traffic Website Sebesar 37,5%”. Jika headline-nya sekadar “Kiat Meningkatkan Traffic Website”, jumlah orang yang tertarik untuk mengklik artikel, iklan, atau landing page kalian tidak akan banyak.

copywriting

4. Dukung Headline dengan Lead yang Menarik

Sebagai yang berada di baris terdepan, headline atau judul tentunya harus dapat menarik audiens. Namun, orang belum tentu tertarik untuk menyimak artikel, newsletter, atau landing page kalian lebih lanjut setelah mengklik judulnya.

Untuk itu, headline yang menarik perlu didukung dengan lead atau paragraf pembuka yang menarik pula. Berikut adalah beberapa cara yang bisa kalian lakukan untuk membuat lead yang susah ditolak pembaca:

  • Tunjukkan empati.
  • Mulailah dengan fakta.
  • Buat audiens penasaran.

a. Tunjukkan Empati

Seperti yang telah kami sebutkan di awal, copywriting adalah tentang audiens kalian. Karena itu, konsep ini juga perlu digunakan dalam lead. Caraya adalah berempati dengan pembaca. Bukalah lead kalian dengan tiga contoh ungkapan ini untuk membangun koneksi dengan audiens dari awal:

  • “Pernahkah Anda mengalami ini? [lanjutkan dengan cerita singkat tentang masalah audiens]”
  • “Anda tentu tahu betapa [masalah X] bisa sangat mengganggu aktivitas. Untungnya, [produk X] dapat mengatasinya dengan [solusi X]”
  • “Kami paham bahwa [masalah X] dapat mengganggu aktivitas Anda. Oleh karena itu, Anda memerlukan [solusi X]”

b. Mulailah dengan Fakta

Seperti pada jenis tulisan apa pun, data, fakta, atau kutipan dari sebuah sumber terpercaya dapat digunakan sebagai pembuka lead. Ungkapan-ungkapan berikut ini bisa kalian contoh agar lead terdengar kredibel dan menangkap perhatian audiens:

  • “Riset [perusahaan X] tahun ini menunjukkan bahwa….”
  • “[teknik X] terbukti dapat meningkatkan pendapatan sebesar X%, menurut studi [perusahaan X].”
  • “Telah dibuktikan bahwa [platform X] masih merupakan solusi nomor satu untuk….”

c. Buat Audiens Penasaran

Audiens tentunya harus dibuat penasaran agar ingin membaca teks kalian sampai akhir. Ini bisa dilakukan dengan ajakan sederhana di akhir paragraf pembuka, seperti “Penasaran dengan caranya? Simaklah artikel ini!”

Selain itu, Anda juga dapat membuat audiens penasaran di awal dengan memberikan fakta yang mengejutkan. Contohnya: “Tidak dapat dipungkiri bahwa [unsur X] bermanfaat bagi tubuh. Namun, tahukah Anda bahwa [unsur X] memiliki dampak negatif?”

5. Tulis Copy yang Berkualitas

Meskipun headline dan lead merupakan bagian penting dalam teknik copywriting, kalian tidak boleh melupakan bagian utama tulisan. Dalam copywriting, bagian ini disebut copy. Ada beberapa formula yang bisa kalian gunakan untuk menulis copy yang berkualitas, di antaranya:

  • Gunakan kata dan kalimat sederhana.
  • Tulis untuk satu orang saja.
  • Jelaskan manfaat bagi audiens.
  • Manfaatkan subheading.

BACA JUGA:

About the author

Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya