Kesenian Sosial Budaya

Mengenal Alat-alat Yang Digunakan Untuk Membatik

Written by Umam

Alat Yang Digunakan Untuk Membatik – Indonesia merupakan negara yang begitu kaya akan budaya dan warisannya. Di tiap daerah di seluruh penjuru negeri, terdapat berbagai macam hal seperti tradisi, adat istiadat, baju daerah, makanan, hingga kesenian, yang berbeda satu sama lain. Ini sesuai dengan semboyan bangsa Indonesia, yaitu “Bhineka Tunggal Ika”, atau berbeda-beda tapi tetap satu.

Tentu saja Grameds pasti merasa bangga akan kekayaan budaya yang dimiliki oleh negara ini, bukan? Sejak tahun 2008 hingga sekarang, Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) secara konsisten mengakui kebudayaan-kebudayaan yang ada di Indonesia.

https://www.pexels.com/

Apa Itu Batik?

Di antara sejumlah warisan budaya yang diakui oleh UNESCO, salah satu yang paling awal masuk ke dalam daftar organisasi tersebut sekaligus salah satu paling terkenal adalah batik. Motif kain khas Indonesia ini berhasil masuk ke dalam warisan budaya UNESCO pada tahun 2009.

Berdasarkan definisi dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata batik dideskripsikan sebagai “kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya melalui proses tertentu“.

Motif kain ini hampir selalu ada dalam keseharian kita, dan dapat ditemukan di berbagai benda di sekitar kita. Ini meliputi taplak meja makan, tirai untuk menutupi kamar, kain untuk membedong bayi, dan tentunya motif pada baju maupun celana kita.

Keberadaan batik memang sudah melekat erat dengan negara Indonesia. Berdasarkan catatan sejarah, batik sendiri sudah ada sejak masa Kerajaan Majapahit, di mana dahulu, batik hanya dikenakan oleh kaum ningrat, petinggi-petinggi, serta sultan di kerajaan tersebut. Sekarang, semua orang bebas mengenakan pakaian dengan motif batik.

Saat ini, Grameds bisa menemukan puluhan motif batik sesuai dengan ciri khas daerah yang membuatnya. Tiap motif juga diketahui memiliki arti, makna serta harapan dari pembuatnya. Yang jelas, apapun motifnya, batik merupakan sesuatu yang indah untuk dilihat.

Beli Buku di Gramedia

Alat Yang Digunakan Untuk Membatik

Layaknya sejumlah kesenian tradisional lain di Indonesia, proses pembuatan kain batik memerlukan waktu yang tidak sebentar. Tidak hanya itu, pengrajin batik juga dituntut memiliki ketelitian dan ketekunan ketika sedang melakukan proses membatik, agar hasil akhir dari kain batik sesuai dengan ekspektasi.

Terdapat sejumlah alat yang digunakan untuk membatik. Tidak hanya alat, ada juga beberapa bahan yang spesifik digunakan untuk membuat kain batik. Kepiawaian dalam memakai alat yang digunakan untuk membatik ini menjadi salah satu faktor bagus atau tidaknya kain batik yang dihasilkan.

Setidaknya terdapat 6 alat yang digunakan untuk membatik, yang Grameds perlu ketahui dalam proses membatik. Terdapat juga 3 bahan penting yang biasa digunakan dalam membatik. Berikut penjelasan dari alat dan bahan tersebut.

1. Canting

https://id.wikipedia.org/

Benda berbentuk mirip dengan pipa ini berfungsi untuk sebagai pengukir motif batik. Canting memiliki struktur bagiannya, sendiri, yaitu gagang, nyamplung, dan cucuk. Ketiganya memiliki fungsi yang berbeda-beda.

Gagang digunakan sebagai pegangan berbahan kayu bagi pengrajin batik untuk mengukir motif batik di atas kain. Nyamplung adalah sebuah wadah terbuat dari tembaga dengan fungsi untuk menampung lilin yang nantinya akan menutup sejumlah bagian kain agar tidak terkena pewarna. Sementara cucuk adalah lubang untuk mengeluarkan lilin.

2. Gawangan

https://www.google.com/

Gawangan memiliki bentuk yang mirip seperti penggantung pakaian. Gawangan umumnya terbuat dari bahan-bahan seperti kayu, bambu. Gawangan juga sering dipasangkan roda agar lebih mudah dipindahkan ke berbagai tempat.

Gawangan memiliki fungsi dasar untuk menyampirkan atau menjemur kain, umumnya berjenis kain mori. Dengan menyampirkan kain pada gawangan, pengrajin batik bisa membatik dengan lebih leluasa.

3. Wajan dan Kompor

https://www.google.com/

Wajan dan kompor yang ditemukan dalam membatik umumnya berbentuk sama dengan wajan serta kompor dalam memasak. Keduanya memiliki fungsi untuk melelehkan lilin yang digunakan dalam membatik.

Selama proses membatik berlangsung, wajan dan kompor akan berada di samping pengrajin batik, agar mereka bisa mengambil lilin dari wajan tanpa harus berpindah tempat. Pengrajin batik juga harus mengatur suhu wajan dan kompor, supaya lilin tersebut dapat meleleh sesuai dengan konsistensi yang diinginkan.

4. Timbangan

https://www.google.com/

Timbangan juga mempunyai fungsi yang cukup penting dalam membatik. Dengan menggunakan timbangan, pengrajin batik dapat menimbang pemakaian lilin serta pewarna yang dibutuhkan, agar mereka bisa mendapat komposisi yang pas. Tidak lebih dan tidak kurang.

Bentuk dari timbangan ini juga tidak se-tradisional yang Grameds mungkin pikirkan. Timbangan yang biasa digunakan untuk memasak maupun timbangan pasar cukup untuk mengukur berat dan komposisi lilin serta pewarna.

5. Dingklik

https://www.google.com/

Dingklik merupakan kursi kecil yang biasanya terbuat dari kayu, rotan, atau plastik. Dingklik menjadi alat yang lebih sering digunakan pengrajin batik untuk duduk dan membatik, ketimbang kursi pada umumnya.

Meskipun terkesan sepele, penting bagi pengrajin batik untuk menemukan dingklik yang nyaman dan sesuai dengan postur mereka. Hal ini bertujuan agar mereka dapat membatik secara optimal. Terlebih, mereka umumnya akan menghabiskan waktu lama duduk untuk membatik, sehingga dingklik yang tidak nyaman bisa menghambat pekerjaan mereka.

6. Taplak

https://www.google.com/

Taplak juga merupakan benda yang sederhana, tetapi tidak bisa dianggap remeh. Taplak memiliki fungsi untuk menghindari pengrajin batik dari tetesan lilin di badan mereka, yang berpotensi mengotori pakaian.

Tidak hanya itu, taplak juga dapat menghindarkan mereka dari lilin cair yang panas. Biasanya, taplak diletakkan di atas paha pengrajin batik, di mana bagian tubuh tersebut adalah tempat yang paling sering terkena tetesan lilin. Dapat dikatakan, taplak adalah celemek bagi pengrajin batik.

7. Malam (Lilin)

https://www.google.com/

Untuk membuat motif batik, diperlukan bahan lilin khusus bernama malam. Malam ini biasanya terbuat dari bahan-bahan seperti parafin, gondorukem yang terbuat dari getah pohon pinus, dan juga lemak nabati maupun lemak hewani.

Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, malam harus dicairkan terlebih dulu di atas wajan dan kompor sebelum bisa dipakai. Malam nantinya akan menjadi motif yang berada di atas kain, atau menjadi bahan untuk menutupi permukaan kain dari pewarna batik.

8. Kain

https://www.google.com/

Kain yang paling umum digunakan dalam membatik adalah kain mori. Kain ini berwarna putih, dan biasanya terbuat dari serat-serat alam seperti katun, rayon, hingga sutra. Kain mori sendiri terbagi menjadi 2 jenis, yaitu kain mori yang sudah melewati proses pemutihan atau bleaching, dan kain mori yang belum diputihkan.

Meskipun begitu, sekarang banyak pengrajin batik menggunakan kain jenis lain untuk membatik. Beberapa dari mereka juga bisa menggunakan kain impor. Kain-kain ini adalah kanvas bagi pengrajin batik untuk mengukir motif batik yang indah.

9. Pewarna

https://www.google.com/

Seperti halnya pakaian-pakaian lain, corak batik yang dihasilkan dalam membatik tentu akan semakin indah jika ditambahkan warna-warna. Oleh karena itu, penting bagi pengrajin batik untuk memilih jenis pewarna yang tepat bagi batik mereka.

Umumnya, mereka menggunakan pewarna pakaian alami yang terbuat dari tanaman seperti kunyit untuk warna kuning, daun mangga untuk warna hijau, manggis untuk warna merah, dan pewarna alami lainnya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka.

Beli Buku di Gramedia

Proses Pembuatan Batik

Dari alat serta bahan yang sudah disebutkan diatas, Grameds bisa menyimpulkan bahwa proses pembuatan batik memakan waktu yang tidak sebentar, serta memerlukan teknik serta kepiawaian di dalamnya. Pertanyaannya, apakah benar proses pembuatan batik memakan waktu selama itu?

Bergantung dari hasil akhir dari kain batik, proses pembuatan batik bisa memakan waktu dari 2 minggu sampai dengan 1 bulan. Hal ini juga tergantung dari metode apa yang digunakan dalam membatik dan rumit atau tidaknya hasil akhir dari bmotif batik tersebut.

Sejumlah pengrajin batik bahkan bisa menghabiskan waktu 2 hingga 3 bulan untuk membatik. Tentunya, batik yang dihasilkan akan semakin bagus, dan harganya juga akan semakin mahal. Batik dengan kualitas tinggi bisa mencapai harga jutaan rupiah.

Agar kita bisa menghargai batik-batik karya pengrajin, alangkah baiknya jika kita juga mempelajari proses pembuatan batik dari awal hingga sudah jadi. Berikut penjelasannya.

  • Tahapan pertama adalah melakukan desain motif di atas kain yang digunakan untuk membatik. Pembuatan motif ini biasanya menggunakan pensil, dan akan dijadikan sebagai acuan untuk mengukir dengan canting.
  • Setelah motif sudah jadi, pengrajin bisa langsung mengukir motif tersebut menggunakan malam yang sudah dilelehkan dan diletakkan di dalam nyamplung canting. Dalam proses ini, pembatik juga bisa memulai menutupi permukaan kain dengan malam, dan menyisakan bagian-bagian putih untuk pewarnaan.
  • Bagian-bagian berwarna putih akan dicelupkan ke pewarna, dan akan dijemur serta dikeringkan. Lalu, pengrajin batik akan kembali mengukir sejumlah bagian di atas kain, dan juga menutup bagian-bagian kain dengan malam agar tidak terkena pewarna.
  • Pengrajin batik akan terus membuka dan menutup malam dalam proses pewarnaan. Caranya adalah dengan merebus bagian kain yang sudah ditutupi malam, dijemur, dan bagian tersebut akan dicelupkan lagi ke pewarna, hingga proses pewarnaan selesai.
  • Proses terakhir dalam pembuatan batik adalah nglorot, di mana seluruh bagian kain akan direbus, agar seluruh lapisan lilin benar-benar hilang, dan motif terlihat jelas. Kain yang sudah direbus, akan dicuci dan dijemur sebelum akhirnya bisa dikenakan.

Dari proses pembuatan batik tersebut, Grameds bisa membayangkan kesabaran dan ketekunan pengrajin batik ketika mereka sedang membuat batik. Melakukan hal yang sama berulang-ulang selama berhari-hari, hingga akhirnya bisa menghasilkan motif batik yang indah tentu tidaklah mudah.

Diperlukan pengalaman bertahun-tahun sebelum akhirnya pengrajin batik bisa secara konsisten menghasilkan kain batik berkualitas tinggi. Tentunya, mereka juga harus melewati sejumlah fase kegagalan hingga mereka bisa mencapai titik kesuksesan dalam membatik.

Beli Buku di Gramedia

Motif Batik Paling Populer di Indonesia

Tentunya, seluruh motif batik di Indonesia memiliki keunikan dan keindahannya masing-masing. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat sejumlah motif batik yang namanya dikenal lebih luas di telinga penduduk Indonesia, dibandingkan motif-motif lainnya.

Motif-motif batik ini populer bukan tanpa sebab. Beberapa motif dianggap orang-orang lebih indah dibanding motif batik lain. Popularitas dari beberapa motif ini juga tidak luput dari banyaknya produsen batik jenis ini, serta mudahnya masyarakat menemukan batik-batik ini di pasaran.

Di bawah ini, akan ada penjelasan mengenai 5 motif batik paling populer di Indonesia. Namun, perlu ditekankan sekali lagi kepada Grameds kalau popularitas dari motif-motif ini tidak akan membuat motif jenis lain lebih inferior.

1. Motif Batik Parang

https://id.wikipedia.org/

Motif batik Parang dikenal dengan motifnya yang membentuk huruf “S” yang saling terhubung, memiliki makna sebagai simbol dari ombak laut serta bentuk ketangkasan dan kelangsungan hidup dari Kerajaan Mataram. Kerajaan ini diketahui adalah kerajaan pertama yang membuat motif batik Parang.

Seperti yang sudah dijelaskan, di masa lampau, batik hanya boleh dipakai oleh anggota kerajaan dan orang-orang penting. Hal ini juga berlaku bagi motif Parang, dimana hanya Raja dan Ksatria Kerajaan Mataram yang diizinkan untuk memakai batik ini, sebagai simbol kegagahan dan keberanian mereka.

2. Motif Batik Mega Mendung

https://www.google.com/

Batik yang berasal dari kota Cirebon ini dikenal dengan motif khas awan-awan. Sejarah mengatakan kalau motif awan ini bersumber dari paham Taoisme dari Tiongkok, yang merupakan simbol dari dunia dan kebebasan. Ada juga pengaruh agama Islam, yang menggambarkan bahwa awan adalah simbol dari alam bebas.

Filosofi dari motif Mega Mendung yaitu pengendalian diri ketika merasakan emosi negatif, dan tetap “sejuk” serta bijaksana layaknya awan. Kata Mega Mendung sendiri berasal dari kata “mega” yang berarti “awan“, dan “mendung” yang berarti “cuaca sejuk“.

Beli Buku di Gramedia

3. Motif Batik Keraton

https://www.google.com/

Sesuai dengan namanya, batik Keraton merupakan jenis motif batik yang berkembang di dalam lingkungan Keraton, khususnya di Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta atau Solo). Pengamat sejarah mengatakan bahwa motif Keraton adalah salah satu motif batik paling awal yang berkembang di Indonesia.

Zaman dahulu, hanya orang-orang ningrat Keraton yang boleh memakai batik motif ini. Anggota Keraton melarang orang biasa untuk mengenakan motif batik ini. Selain itu, motif Keraton juga diketahui terinspirasi dari kebudayaan agama Hindu di pulau Jawa pada masa itu.

4. Motif Batik Sogan

https://www.google.com/

Berasal dari kota Solo, batik Sogan juga populer di kalangan penghuni Keraton, khususnya Keraton Solo. Serupa dengan batik Keraton, batik Sogan juga dahulu hanya diperbolehkan dikenakan oleh penghuni Keraton saja. Tentunya, sekarang masyarakat umum diizinkan memakai batik motif tersebut.

Motif Sogan dikenal memiliki warna coklat, yang berasal dari summer pewarnanya, yaitu batang pohon soga. Warna coklat ini dapat diartikan sebagai kerendahan hati dan penuh sahaja. Terdapat perbedaan antara motif batik Sogan Yogyakarta dan motif batik Solo, di mana motif Sogan Yogyakarta memiliki warna lebih gelap dan pekat, sementara motif Sogan Solo memiliki warna lebih cerah.

5. Motif Batik Kawung

https://www.google.com/

Motif batik Kawung juga berasal dari daerah Jawa Tengah, tepatnya kota Yogyakarta. Dan layaknya kebanyakan batik yang berasal dari Yogyakarta, masyarakat biasa tidak diperkenankan mengenakan motif batik ini. Namun, masyarakat akhirnya dibolehkan memakai pakaian batik bermotif Kawung, setelah terjadinya modifikasi corak yang membedakan motif Kawung oleh penghuni kerajaan dan motif Kawung oleh rakyat jelata.

Motif Kawung sendiri memiliki makna dan filosofi yang berhubungan dengan keperkasaan dan keadilan, sesuai dengan pemakainya saat itu, yakni anggota Keraton. Motif Kawung juga identik dengan kehidupan, dimana pengrajin di masa itu mengingatkan orang-orang agar tidak lupa terhadap asal usulnya.

Beli Buku di Gramedia

Itulah penjelasan mengenai ragam alat yang digunakan untuk membatik, serta penjelasan-penjelasan lain seputar batik. Semoga Grameds bisa mempelajari, mengapresiasi dan melestarikan kesenian serta kebudayaan Indonesia.

Gramedia sebagai #SahabatTanpaBatas, selalu berusaha memberi informasi dan ilmu pengetahuan baru bagi Grameds, tak terkecuali mengenai kebudayaan Indonesia. Jika Grameds tertarik, kalian bisa mengunjungi situs www.gramedia.com, dan mencari buku-buku seputar kebudayaan Indonesia, atau buku-buku lain sesuai dengan minat masing-masing.

Penulis: Adrianto Sukarso

Baca Juga!

  1. Pengertian Industri Kreatif dan Kebijakan Pemerintah
  2. Mengenal Pakaian Adat Betawi
  3. Cabang-Cabang Seni, Ada Apa Saja?
  4. Nama-Nama Tarian Daerah dan Asalnya
  5. Mengenal Filosofi Pakaian Adat Jawa Tengah
  6. Apa Itu Ekonomi Kreatif?
  7. Apa Itu Seni Rupa Terapan?

About the author

Umam

Perkenalkan saya Umam dan memiliki hobi menulis. Saya juga senang menulis tema sosial budaya. Sebelum membuat tulisan, saya akan melakukan riset terlebih dahulu agar tulisan yang dihasilkan bisa lebih menarik dan mudah dipahami.