Sosiologi

Teori Difusi Inovasi: Pengertian, Jenis, Elemen, Tahapan

Teori Difusi Inovasi
Written by Aris

Teori Difusi Inovasi – Berbagai inovasi terbaru terus hadir seiring berkembangnya zaman dan tekonologi. Inovasi yang baru pun harus diimbangi dengan kemampuan berkomunikasi yang baik dan memiliki prinsip-prinsip tertentu.

Karena nantinya kemampuan yang baik dalam berkomunikasi tersebut akan berpengaruh terhadap upaya pengembangan dan pengadopsian inovasi-inovasi baru dalam suatu kelompok masyarakat. Pasalnya, sebuah inovasi yang baru dan cemerlang tidak akan dapat bertahan jika tidak tersebar dan diterima dalam sebuah kebudayaan.

Teori difusi inovasi kali ini akan memberikan kita pemahaman mengenai pentingnya komunikasi interpersonal dalam memperkenalkan gagasan mengenai sebuah opini yang kemudian menjadi suatu hal penting bagi para peneliti efek media. Berikut merupakan penjelasan mengenai pengertian teori dufusi inovasi, jenis, elemen, tahapan, hingga manfaat mempelajarinya dalam bidang komunikasi.

Teori Difusi Inovasi

Pixabay.com

Pengertian Teori Inovasi Difusi

Teori difusi inovasi merupakan teori yang membahas tentang bagaimana ide atau gagasan baru dan teknologi tersebar dalam suatu kebudayaan. Teori difusi inovasi merupakan perpaduan dari kata difusi dan inovasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata difusi memiliki arti berupa penyebaran atau perembesan sesuatu berupa kebudayaan, teknologi, atau ide dari suatu pihak ke pihak lain, sedangkan inovasi memiliki arti sebagai pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru, yakni sebuah pembaruan.

Teori difusi inovasi dipopulerkan pada tahun 1964 oleh Everett Rogers. Dalam buku ciptaannya yang berjudul “Difussion of Innovations” ia menjelaskan bahwa difusi merupakan proses ketika sebuah inovasi dikomunikasikan melalui beberapa saluran dengan jangka waktu tertentu dalam sebuah sistem sosial.

Teori yang dikemukakan Rogers tersebut yakin bahwa inovasi yang terdifusi ke seluruh masyarakat dengan pola yang dapat diprediksi. Rogers juga mendefinisikan difusi inovasi sebagai sebuah proses yang mengkomunikasikan informasi tentang ide baru yang dipandang secara subjektif. Makna inovasi demikian perlahan-lahan dikembangkan melalui sebuah proses konstruksi sosial.

Sementara itu, difusi telah diperkenalkan lebih dulu oleh seorang sosiolog Prancis, Gabriel Tarde pada tahun 1903. Dalam bukunya “The Laws of Imitation” ia memperkenalkan pada publik Kurva Difusi berbentuk S (S-shaped Diffusion Curve).

Kurva tersebut menjelaskan bahwa sebuah inovasi dikembangkan oleh seseorang yang diperhatikan melalui dimensi waktu. Dalam kurva tersebut juga terdapat dua buah sumbu, satunya menjelaskan tingkat adopsi dan sumbu lainnya menjelaskan mengenai dimensi waktu.

Tarde kemudian melihat peluang bahwa ada beberapa orang dalam kelompok tertentu yang memiliki ketertarikan terhadap ide dan hal-hal baru, sehingga mereka dinilai lebih memiliki pengetahuan yang luas jika dibandingkan dengan yang lainnya. Orang-orang dengan ketertarikan inilah yang kemudian dianggap bisa mempengaruhi komunitasnya untuk mengadopsi sebuah inovasi baru yang akan hadir.

Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa difusi inovasi merupakan proses sosial dalam mengkomunikasikan informasi mengenai ide-ide baru yang awalnya dipandang secara subjektif, namun perlahan-lahan mulai dikembangkan melalui proses konstruksi sosial sehingga dapat dipandang secara objektif.

Teori Difusi Inovasi

Jenis Difusi Inovasi

Proses mengkomunikasikan sebuah ide atau gagasan yang dianggap baru memiliki tujuan untuk melakukan pembaharuan. Difusi inovasi tersebut dibagi menjadi dua macam, yakni sebagai berikut.

1. Difusi Sentralisasi

Difusi sentralisasi merupakan perpaduan antara kata difusi dan sentralisasi. Jika difusi merupakan penyebaran suatu kebudayaan, teknologi, gagasan atau ide dari satu pihak ke pihak yang lain, sentralisasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti yakni penyatuan segala sesuatu ke tempat yang dianggap sebagai pusat.

Secara umum, difusi sentralisasi merupakan segala sesuatu menyangkut kapan dimulainya sebuah inovasi, penilai, hingga saluran komunikasi yang digunakan terkait proses difusi yang dilakukan oleh seorang pemimpin.

2. Difusi Desentralisasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, desentralisasi merupakan penyerahan sebagian wewenang pimpinan kepada bawahan atau pusat kepada cabangnya. Dalam ranah difusi inovasi, difusi desentralisasi ini dapat diartikan sebagai proses difusi yag dilakukan oleh masyarakat yang bekerjasama dengan beberapa orang yang telah menerima sebuah inovasi.

Karakteristik Difusi Inovasi

Difusi inovasi tentunya memiliki beberapa karakteristik yang dapat mempengaruhi tingkat adopsi dari individu maupun kelompok sosial tertentu, karena tujuan utama dari sebuah difusi inovasi adalah diadopsinya gagasan atau ilmu pengetahuan baik oleh seorang individua tau kelompok tertentu. Berikut adalah empat karakteristik yang dapat mempengaruhi hal tersebut.

1. Keuntungan Relatif (Relative Advantage)

Keuntungan relatif merupakan bagaimana sebuah inovasi baru dapat dikatakan lebih baik atau pun tidak lebih baik dari inovasi yang sebelumnya. Hal yang menjadi tolok ukur dalam keuntungan relatif ini adalah bagaimana seseorang merasakan langsung dampak dari inovasi tersebut, apakah inovasi tersebut membuatnya puas atau tidak. Semakin besar keuntungan relative yang dirasakan, maka inovasi tersebut juga semakin cepat untuk diadopsi oleh suatu kelompok tertentu

2. Kesesuaian (Compatibility)

Kesesuaian dalam difusi inovasi berkaitan erat dengan bagaimana sebuah inovasi dapat sesuai dengan kedaan, kebudayaan, dan nilai-nilai dalam masyarakat itu sendiri. Kesesuaian juga tentunya berkaitan dengan kebutuhan yang ada dalam masyarakat. Maka dari itu, inovasi yang tidak memiliki nilai kesesuaian dengan keadaan sosial tidak akan diadopsi secepat inovasi yang kompatibel atau sesuai.

3. Kerumitan (complexity)

Kerumitan atau complexity merupakan tingkatan ketika suatu inovasi dianggap memiliki kerumitan sehingga seseorang relatif lebih sulit untuk mengerti dan menggunakan inovasi terbaru tersebut. Semakin rumit sebuah inovasi, maka akan semakin sulit hal tersebut untuk diadopsi, begitu pula sebaliknya jika mudah dipahami, maka inovasi akan lebih mudah diterima dan diadopsi.

4. Dapat diuji coba (trialbility)

Dapat diuji coba memiliki arti jika suatu inovasi dapat dicoba dalam skala kecil biasanya juga dapat lebih cepat diadopsi dibandingkan dengan inovasi yang tidak bisa dicoba lebih dahulu. Dengan diuji coba terlebih dahulu, sebuah inovasi akan lebih mudah diketahui sesuai atau tidaknya. Para adopter juga tentu dapat lebih mudah mengetahui kelebihan dan kekurangan sebelum akhirnya mereka mengadopsi seluruhnya.

Elemen Difusi Inovasi

Rogers sang ilmuwan mengungkapkan bahwa dalam proses difusi inovasi terdapat empat elemen pokok. Berikut adalah keempat elemen pokok yang akan melengkapi teori difusi inovasi.

1. Inovasi

Inovasi diartikan sebagai sebuah gagasam, ide, tindakan atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam difusi inovasi, sebuah inovasi dapat diartikan sebagai suatu hal baru atas dasar bagaimana pandangan orang terhadap suatu gagasan merupakan hal yang baru. Sejalan dengan hal tersebut, kebaruan inovasi dapat dikatakan sebagai sebuah hal yang diukur secara subjektif menurut masing-masing individu yang menerimanya.

2. Saluran Komunikasi

Saluran komunikasi dalam difusi inovasi dapat dikatakan sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada penerima. Suatu inovasi dapat diadopsi oleh seseorang jika inovasi yang diterimanya tersebut telah dikomunikasikan kepada orang lain.

Saluran komunikasi di sini harus disesuaikan dengan siapa yang dituju. jika ditujukan kepada masyarakat luas, maka saluran yang digunakan ialah komunikasi massa, sebaliknya, jika yang dituju adalah seorang individu makan yang digunakan adalah komunikasi personal.

3. Jangka Waktu

Jangka waktu dalam difusi inovasi ini merupakan sebuah proses keputusan dari mulai seseorang mengetahui sampai memutuskan untuk menerima atau pun menolaknya.

Jangka waktu merupakan hal yang paling berkaitan terhadap proses pengambilan keputusan. Keinovatifan seseorang dapat relative lebih awal atau lebih lambat ketika menerima inovasi, begitu juga ketika mengadopsi sebuah inovasi dalam sistem sosial.

4. Sistem Sosial

Sistem sosial merupakan tata tingkah laku yang menyangkut hak dan kewajiban yang ditentukan oleh masyarakat bagi seseorang yang menduduki posisi tertentu dalam lingkungan masyarakat. Sistem sosial merupakan hal yang sangat penting ketika kita memiliki maksud memecahkan masalah demi mencapai tujuan bersama. Sistem sosial ini juga menjadi sasaran bagi sebuah inovasi, mereka dapat menerima maupun menolak suatu inovasi tersebut.

Teori Difusi Inovasi

Kategori Adopter dalam Teori Difusi Inovasi

Berikut merupakan kelima kategori adopter yang terdapat dalam teori difusi inovasi.

1. Innovators

Inovator merupakan orang yang memperkenalkan inovasi, gagasan, ide, atau metode yang baru. Seorang inovator biasanya memiliki ciri utama sebagai individu yang menyukai tantangan dan berani mengambil resiko.

Mereka juga tentunya memiliki kemampuan ekonomi yang dapat mendukungnya menjadi seorang inovator. Terhitung hanya ada 2,5% individu yang berani menjadi seorang innovator.

2. Early Adopters (Perintis/Pelopor)

Perintis atau pelopor diartikan sebagai seseorang yang memulai unuk mengerjakan sesuatu. Perintis atau pelopor ini akan bersedia saat memulai inovasi dalam sebuah kelompok. Biasanya mereka memiliki ciri utama sebagai seseorang yang terpandang dan memiliki pengikut dalam suatu lingkungan sosial. Ada sekitar 13,5% orang yang termasuk ke dalam kategori early adopters.

3. Early Majority (Pengikut Dini)

Pengikut dini merupakan mereka yang bersama-sama menjadi pengikut awal dalam suatu inovasi. Seseorang yang merupakan pengikut dini memiliki ciri khas berupa pertimbangan yang matang sebelum mengambil sebuah keputusan. Ada sekitar 34% orang dalam suatu kelompok sosial yang termasuk ke dalam early majority.

4. Late Majority (Pengikut Akhir)

Pengikut akhir merupakan mereka yang secara bersama-sama menjadi pengikut terakhir dalam suatu inovasi. Ciri khas dari pengikut akhir ini ialah mereka merupakan kelompok yang memiliki pertimbangan pragmatis terhadap kebenaran dan kebermanfaat suatu inovasi yang hendak mereka adopsi. Jumlah kategori orang yang termasuk late majority ialah sekitar 34% dalam suatu kelompok sosial.

5. Leggards (Kelompok Kolot/ =Tradisional)

Leggards atau kelompok kolot merupakan kelompok terakhir yang paling sulit dalam menerima sebuah inovasi baru. Kelompok ini jumlahnya sekitar 16% dalam suatu kelompok sosial. Mereka memiliki ciri utama berupa sangat sulit dalam melihat dan menerima suatu perubahan. Jumlahnya ada sekitar 16% dalam suatu kelompok sosial.

Tahapan Pengambilan Keputusan Inovasi

Terdapat beberapa tahap dalam pengambilan keputusan suatu inovasi, beberapa tahapan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Tahap Munculnya Pengetahuan (Knowledge)

Tahap pengetahuan atau knowledge merupakan tahapan pertama saat penyebaran informasi mengenai suatu inovasi baru. Suatu inovasi akan disampaikan dan dikomunikasikan dengan tujuan seseorang dapat mengetahui dan memahami bagaimana bentuk inovasi tersebut.

Karena, ketika seseorang memahami inovasi, maka mereka akan lebih mudah mengadopsinya. Terdapat tiga pengetahuan yang dicari masyarakat dalam tahap ini, di antaranya adalah kesadaran bahwa inovasi tersebut ada, pengetahuan akan penggunaan inovasi tersebut, dan pengetahuan yang mendasari bagaimana fungsi inovasi tersebut.

2. Tahap Persuasi (Persuasion)

Dalam tahapan persuasi atau persuasion, seseorang akan membentuk sikap untuk dapat menyetujui dan tidak menyetujui suatu inovasi. Dalam tahapan persuasi juga seseorang akan mencari tahu lebih dalam informasi mengenai inovasi baru tersebut, termasuk keuntungan dan kerugian menggunakan informasi tersebut. Pada tahapan ini, sikap yang ditunjukkan individu dapat berupa  sikap baik maupun buruk. Beberapa individu juga membentuk persepsi mengenai inovasi tersebut. Pada tahap persuasi, beberapa karakteristik inovasi yang dicari adalah relative advantage, compability, complexity, trialability, dan observability.

3. Tahap Keputusan (Decision)

Pada tahap keputusan atau decision ini, seseorang dapat membuat keputusannya terkait sebuah inovasi. Seseorang akan terlibat dalam aktivitas yang membawanya pada suatu pilihan akan mengadopsi inovasi tersebut atau bahkan menolaknya. Ada beberapa faktor dalam proses pada tahap keputusan ini yang nantinya akan mempengaruhi seseorang, yakni praktik sebelumnya, perasaan atau kebutuhan, keinovatifan, atau norma dalam sistem sosial.

4. Tahapan Pelaksanaan (implementation)

Pada tahapan pelaksanaan atau implementation ini, individu akan memilih untuk mengadopsi inovasi yang baru. Jika individu tersebut memilih untuk mengadopsi inovasi baru itu, maka ia akan menerapkannya dalam kehidupannya. Individu yang sudah menerapkan inovasi bar uke dalam aspek kehidupannya kemudian dikatakan sebagai adopter dari sebuah inovasi. Jika pada tahap sebelumnya proses yang terjadi lebih terkait mental exercise yakni berpikir dan memutuskan, maka dalam tahapan pelaksanaan kali ini seorang individu akan lebih ke arah perubahan tingkah laku.

5. Tahapan Konfirmasi (Confirmation)

Pada tahapan konfirmasi atau confirmation, seseorang akan mengevaluasi dan memutuskan apakah akan terus menggunakan inovasi tersebut atau akan mengakhirinya.

Selain itu, seseorang juga akan mencari berbagai penguatan atas keputusan yang telah ia ambil sebelumnya. Apabila seseorang menghentikan penggunaan inovasi tersebut, bisa jadi dikarenakan karena ketidakpuasan individu terhadap inovasi tersebut atau mungkin karena ia menemukan inovasi yang lebih baik.

Teori Difusi Inovasi

Manfaat Mempelajari Teori Difusi Inovasi

Dalam mempelajari bidang komunikasi, teori difusi inovasi merupakan salah satu materi yang penting untuk dipelajari. Melalui teori difusi inovasi, seseorang dapat mengetahui bagaimana sebuah inovasi dan hal baru dapat diterima atau pun ditolak oleh individu maupun kelompok sosial tertentu. Hal ini merupakan sesuatu yang penting diperhatikan jika kita hendak mencoba sesuatu yang baru dan berusaha mempengaruhi kelompok tertentu. Suatu inovasi baru juga merupakan hal yang penting karena turut mempengaruhi kemajuan dalam kehidupan manusia maupun lingkungan masyarakat sekitarnya.

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat mengetahui lebih dalam mengenai apa yang dimaksud dengan teori difusi inovasi, jenis-jenisnya, karakteristik, tahapan, hingga manfaatnya dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan adanya inovasi baru yang dibarengi pemahaman terhadap teori difusi inovasi, diharapkan perkembangan dan penyebarluasan inovasi baru dapat bermanfaat dan dirasakan oleh setiap kelompok masyarakat.

Setiap individu dan suatu kelompok masyarakat tertentu jelas membutuhkan inovasi baru seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman. Inovasi baru tersebut tentu saja dibutuhkan karena setiap manusia membutuhkan inovasi baru dalam rangka mempermudah segala aktivitasnya dalam berbagai aspek kehidupan.

Seperti itulah penjelasan lengkap mengenai pengertian teori difusi inovasi beserta jenis, karakteristik, tahapan, hingga manfaatnya. Materi tersebut diharapkan dapat membantu Grameds dalam mendapatkan tambahan informasi mengenai dunia komunikasi.

Jika sobat Grameds memiliki ketertarikan mendalam untuk mempelajari komunikasi, khususnya satunya teori difusi inovasi, kalian dapat mempelajarinya dengan membaca refrensi-refrensi yang terdapat di internet maupun buku-buku tersedia yang bisa didapatkan melalui website resmi www.gramedia.com dengan pilihan yang beragam.

Penulis: Alya Madani

BACA JUGA:

  1. Pengertian Inovasi: Manfaat, Bentuk, dan Contoh-Contohnya 
  2. Ciri-Ciri, Tujuan, dan Contoh Inovasi 
  3. Daftar Inovasi Ini Hasil Karya Anak Bangsa Lho! 
  4. Inovasi Pendidikan: Pengertian, Contoh, Sasaran 
  5. Berpikir Kreatif dan Inovatif, Kenali Perbedaannya 

About the author

Aris

Saya sangat dengan dunia menulis karena melalui menulis, saya bisa mendapatkan banyak informasi. Karya yang saya hasilkan juga beragam, dan tema yang saya suka salah satunya adalah sosiologi. Tema satu ini akan selalu melekat dalam kehidupan sehari-hari, sehingga akan selalu menarik untuk dibicarakan.

Kontak media sosial Twitter saya M Aris