Sosial Budaya

5 Rumah Adat Suku Dayak dan Budaya Dayak di Kalimantan

Rumah Adat Suku Dayak
Written by Umam

Rumah Adat Suku Dayak – Suku Dayak atau dari ejaan lama Dajak atau Dayak merupakan suku bangsa atau kelompok etnik yang mendiami suatu pedalaman pulau Kalimantan. Kata “daya” sendiri berarti serumpun dengan kata “raya” dalam nama “Toraya” dan berarti “orang (di) atas, orang hulu”.

Dengan berdasarkan kepada bukti-bukti arkeologis yang ditemukan di Gua Niah Sarawak serta Gua Babi di Kalimantan Selatan, penghuni pertama Kalimantan sendiri memiliki ciri-ciri Austro-Melanesia dengan proporsi tulang kerangka yang lebih besar jika dibandingkan dengan penghuni Kalimantan masa kini dan mendiami Pulau Kalimantan, di antaranya Brunei, Malaysia yang terdiri dari Sabah dan Sarawak, serta Indonesia yang terdiri dari Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.

Terdapat 3 suku pokok atau 5 suku asli Kalimantan di antaranya adalah Melayu, Dayak, Banjar, Kutai, serta Tidung.

Menurut sensus Badan Pusat Statistik Republik Indonesia pada tahun 2010, suku bangsa yang terdapat di Kalimantan Indonesia ini kemudian dikelompokkan menjadi 3 suku pokok yaitu suku Dayak Indonesia (268 sub etnik/sub suku di Indonesia), Suku Melayu, serta suku asal Kalimantan lainnya yaitu suku non Dayak dan non Melayu.

Dahulu, budaya masyarakat Dayak sebagai suatu budaya maritim ataupun bahari. Hampir semua nama sebutan orang Dayak kemudian memiliki arti sebagai sesuatu yang berhubungan dengan “perhuluan” ataupun sungai, terutama pada nama-nama rumpun serta nama kekeluargaannya.

Ada yang membagi orang Dayak dalam enam rumpun, yaitu rumpun Klemantan atau Kalimantan, rumpun Iban, rumpun Apokayan atau Dayak Kayan, Kenyah dan Bahau, rumpun Murut, rumpun Ot Danum-Ngaju serta rumpun Punan.

Namun secara ilmiah, para linguis kemudian melihat 5 kelompok bahasa yang dituturkan di pulau Kalimantan serta masing-masing memiliki kerabat di luar pulau Kalimantan:

  • “Barito Raya” (di dalamnya terdapat 33 bahasa, termasuk diantaranya 11 bahasa dari kelompok bahasa Madagaskar, dan Sama-Bajau termasuk diantaranya Suku Dayak Paser.
  • “Dayak Darat” (di dalamnya terdapat 13 bahasa), termasuk diantaranya bahasa Rejang di Bengkulu.
  • “Borneo Utara” (di dalamnya terdapat 99 bahasa), termasuk diantaranya bahasa Yakan di Filipina serta satu suku yang berdiri dengan nama sukunya sendiri yaitu diantaranya Suku Tidung. “Sulawesi” dan dituturkan ke 3 suku Dayak di pedalaman Kalbar diantaranya Dayak Taman, Dayak Embaloh, serta Dayak Kalis yang disebut juga dengan rumpun Dayak Banuaka.

Beberapa suku asal Kalimantan kemudian beradat Melayu yang terkait dengan rumpun ini sebagai suku-suku tersendiri dan berdiri mandiri ataupun suku Melayu itu sendiri yaitu Suku Banjar, Suku Melayu Sambas, Suku Kutai, Suku Melayu Berau, dan Suku Melayu kedayan

Rumah Adat Suku Dayak di Kalimantan

Terdapat banyak rumah adat di Indonesia dengan berbagai model yang berbeda-beda serta keunikannya sendiri hingga kemudian menjadikan setiap daerah menjadi wajib dikunjungi sebab keberagaman tersebut.

Kalimantan Tengah sendiri termasuk ke dalam salah satu daerah dengan pemandangan yang indah, lengkap dengan suku serta budayanya yang menarik untuk dipelajari.

Agar kamu dapat mengenali rumah adat Kalimantan Tengah, berikut ini penjelasan lebih lengkapnya mengenai rumah-rumah adat di Kalimantan.

1. Rumah Adat Betang Khas Kalimantan Tengah

Rumah Adat Suku Dayak

kompas.com

Kalimantan Tengah dengan ibu kota bernama Kota Palangkaraya serta didominasi oleh tiga etnis dominan yang tinggal di daerah tersebut. Tiga etnis dominan yang tinggal di Kalimantan diantaranya etnis Dayak, Jawa setta Banjar.

Salah satu rumah adat yang berada di Kalimantan Tengah di antaranya adalah rumah adat Betang. Rumah adat ini sendiri dihuni oleh masyarakat Dayak terutama di daerah hulu sungai dengan pemukiman utama bagi masyarakat suku Dayak.

Rumah adat ini sendiri memiliki bentuk seperti rumah panggung serta dibuat secara memanjang. Terdapat beberapa rumah Betang yang dibuat memiliki panjang hingga 150 meter serta lebarnya hingga 30 meter. Rumah dengan ukuran besar ini kemudian umumnya dihuni oleh banyak penduduk, setidaknya terdapat minimal 100 orang di dalam satu rumah.

Rumah adat Batang juga dapat dikatakan sebagai salah satu rumah suku terbesar karena didalamnya terdapat juga satu keluarga besar sebagai penghuni utama serta dipimpin oleh seorang kepala yang bernama Pam Bakas Lewu.

Rumah adat Betang ini juga memiliki makna tersendiri yaitu menjadi sebuah pernyataan secara konkret serta sepenuhnya tentang tata pamong desa, sistem kependudukan serta dapat menjadi sebuah titik pusat bagi seluruh kehidupan masyarakat yang tinggal serta berada di dalamnya.

Rumah adat ini juga tidak menjadi sebuah rumah tinggal yang mewah, melainkan sebuah hunian sederhana agar masyarakat kemudian dapat tinggal dengan damai di dalamnya serta dapat hidup secara normal. Di dalam rumah Betang ini juga terdapat beberapa aspek penting, seperti yang ada di bawah ini:

  • Aspek penghunian yang merupakan sebuah struktur multi-keluarga permanen yang tinggal bersama di dalamnya.
  • Aspek hukum karena di dalamnya memiliki sebuah aspek kepemilikan yang jelas. Rumah ini juga dimiliki oleh semua keluarga secara bersama untuk menguasai semua tanah di wilayah rumah Betang.
  • Aspek ekonomi karena rumah Betang juga memiliki peran yang sangat penting dalam distribusi arus tenaga serta pembagian hasil antar keluarga yang ada di dalamnya. Rumah Adat Betang yang merupakan

Rumah Adat Khas Kalimantan Tengah sendiri menggunakan kayu ulin sebagai material utama bangunannya karena dikenal kokoh serta kuat.

Rumah Adat Suku Dayak

pikiranrakyat.com

2. Rumah Betang Muara Mea

Rumah Betang Muara Mea umumnya berlokasi di sebuah desa bernama Muara Mea. Salah satu rumah adat Betang yang berada di Kalimantan Tengah diantaranya adalah rumah adat Betang Muara Mea.

Rumah Muara Mea sendiri memiliki tampilan modern karena pada dinding dari rumah Muara Mea telah diberikan cat serta dilukis sehingga membuatnya lebih menarik serta indah untuk dipandang.

Lukisan dan gambar yang berada pada dinding rumah adat ini kemudian juga dibuat sebagai salah satu identitas yang sangat khas dari masyarakat Suku Dayak.

Rumah adat Muara Mea juga masih terbilang lebih modern sebab dibangun sebagai salah satu cara pemerintah dalam melestarikan rumah adat serta budaya yang ada di Desa Muara Mea.

3. Rumah Betang Damang Batu

Masyarakat Suku Dayak sendiri juga sangat menjaga keasrian lingkungan sekitar. Masyarakat Suku Dayak kerap menjaga keasrian lingkungan sekitar. Rumah adat Kalimantan Tengah yang berlokasi di Desa Tumbang Anoi merupakan sebuah rumah Betang Damang Batu. Betang Damang Batu yang berada di Desa Tumbang Anoi tersebut memiliki nilai sejarah yang sangat panjang serta berharga.

Di daerah inilah kemudian terjadi sebuah saksi sebab digunakan sebagai tempat berkumpulnya seluruh Kepala Suku Dayak di Kalimantan. Rumah ini juga kerap di fungsikan sebagai salah satu tempat untuk menjalankan perjanjian damai. Keunikan dan ciri khasnya ada pada usianya sangat tua karena telah dibangun sejak tahun 1868 serta menjadikannya menjadi rumah adat tertua di daerah Kalimantan Tengah.

Rumah ini juga dibangun dengan arah menghadap ke sungai Kahayan serta memiliki pemandangan yang sangat indah. Dalam sejarahnya ada banyak yang mengatakan bahwa rumah adat ini kemudian dibangun oleh Temanggung Rujan serta berasal dari daerah Tewah.

4. Rumah Betang Pasir Panjang

Rumah Adat Suku Dayak

republika.com

Rumah Betang Pasir Panjang sebagai rumah adat yang bisa kamu temui pada daerah Kotawaringin Barat. Pangkalan Bun sendiri menjadi ibukota Kabupaten Kotawaringin Barat dan memiliki istilah atau julukan sebagai Kota Manis dengan kepanjangan Minat Aman Nikmat Indah Segar.

Terdapat banyak sekali destinasi wisata menarik yang bisa kamu temui pada daerah ini, salah satunya ialah Taman Nasional Tanjung Puting. Kotawaringin Barat ini juga menjadi salah satu daerah terbanyak ditinggali oleh masyarakat suku Dayak serta termasuk salah satu masyarakat yang juga meninggali rumah adat Betang Pasir Panjang.

Hingga kini rumah adat ini juga masih tetap dihuni untuk dapat menjaga kelestariannya. Secara arsitektur, rumah Betang Pasir Panjang memiliki ukuran yang lebih besar dengan atap yang menjulang tinggi.

Pintu masuk dari rumah Betang Pasir Panjang ini juga berada pada sisi sampingnya serta bukan terdapat pada sisi yang memanjang seperti pada rumah adat pada umumnya. Karena ukurannya yang besar, pondasi serta struktur penyangga kayunya juga terlihat lebih kokoh untuk menopang seluruh bangunannya yang berat.

5. Rumah Betang Toyoi

Rumah Adat Suku Dayak

kompas.com

Rumah adat Betang Toyoi diambil dari nama yang berasal dari seseorang yang membangun rumah adat ini, yaitu Toyoi Panji. Rumah ini juga terletak pada Desa Rumbang Malahoi serta hingga saat ini masih belum diketahui kapan pertama kali dibangun.

Betang selain berfungsi sebagai tempat tinggal, juga difungsikan sebagai area tinggal secara pluralisme yang menghargai perbedaan keyakinan dari tetangga yang ada di dalamnya.

Di dalam Betang Toyoi, masyarakat juga belajar untuk saling menghargai kerukunan antar agama yang berbeda. Rumah adat Betang Toyoi dibangun menggunakan dari kayu ulin yang tahan lama. Salah satu kelebihan dari kayu ulin ialah mampu bertahan hingga ratusan tahun.

Rumah adat ini juga dibuat tak dengan menggunakan kayu sama sekali namun memiliki ketahanan yang tinggi terhadap berbagai bencana yang mungkin hadir seperti gempa. Rumah ini juga tetap kuat berdiri meskipun dihuni oleh lebih dari 10 keluarga di dalamnya.

Tiang pada area dalam rumah adat Betang Toyoi memiliki bentuk persegi yang terlihat sangat unik. Meskipun demikian rumah ini dibangun tanpa memanfaatkan teknologi maju, keunikannya sendiri dapat terlihat pada setiap sudut areanya.

6. Rumah Lamin

Rumah Adat Suku Dayak

kompas.com

Rumah Lamin merupakan rumah adat suku Dayak Kenyah dengan bentuk memanjang serta bertipe panggung. Dengan panjang mencapai 200 meter serta jarak kolong rumah sekitar 3 meter, rumah ini juga dihuni beberapa keluarga yang kemudian dipisahkan dengan ruangan masing-masing. Bagian depan rumah lamin juga berguna untuk menerima tamu serta difungsikan sebagai tempat berbagai upacara adat, sementara pada bagian belakangnya berisi kamar-kamar dengan ukuran yang sangat luas.

Rumah lamin juga ditopang tiang-tiang besar dengan ukiran motif khas suku Dayak untuk dapat menghalau roh jahat. Lantai rumah ini juga terdiri dari sejumlah balok kayu yang kemudian tersusun rapi dengan pintu masuk dari samping yang terhubung dengan anak tangga.

Buku-Buku Terkait

1. Credit Union: Simfoni di Tanah Dayak

Rumah Adat Suku Dayak

Simfoni di Tanah Dayak, sebuah novel yang bercerita tentang perjuangan seorang aktivis CU yang bernama Dubit. Suka duka karena kemiskinan banyak dialami kaum muda Dayak dulu dan bahkan sekarang. Ia mengabdikan seluruh hidupnya untuk sebuah idealisme memajukan kaumnya—Dayak.

Dubit berasal dari Mutas, sebuah kampung yang letaknya jauh di pedalaman Kalimantan Barat. Karena orang tuanya miskin dan kurang harmonis, ia dibesarkan oleh sang ibu yang menjadi teladan dan cahaya lilin kehidupannya.

Keinginannya untuk bersekolah seperti tak dapat dibendung. Dorongan kata-kata dan pesan sang ibu membuat ia tidak pernah kehilangan semangat untuk terus melangkah. Ia akhirnya diwisuda menjadi sarjana disaksikan oleh sang ibu yang selalu menuntunnya.

Karena masa lalu yang pahit dan tidak berharap generasi berikutnya mengalami hal yang sama, Dubit mencurahkan seluruh jiwa raganya untuk memajukan CU. Ia menganggap itu pilihan pengabdian yang mulia.

Masyarakat Dayak, suku asli tanah Kalimantan, yang dulu bernama Borneo, masih jauh ketinggalan dari berbagai faktor. Siapa yang salah? Tapi yang jelas hal itu bukanlah kutukan. Mungkin, kaum Dayak masih belum berbuat banyak.

2. Kehidupan Dayak Iban di Pedalaman Kalimantan Barat

Kehidupan Dayak Iban di Pedalaman Kalimantan Barat

Suku Dayak memiliki ratusan sub suku yang tersebar di Pulau Kalimantan. Mereka dahulu hidup berpindah-pindah karena daya dukung alam yang terbatas hingga ada yang tinggal di pedalaman hutan.

Setiap sub suku memiliki kebudayaan dan kekhasan masing masing yang berbeda antara sub suku Dayak lainnya. Di Kalimantan Barat sendiri terdiri sekitar 186 sub suku Dayak, salah satunya adalah Dayak Iban.

3. Perempuan Dayak untuk Indonesia

PEREMPUAN DAYAK UNTUK INDONESIA: Sekelumit kisah hidup dan pemikiran Nyelong Inga Simon

Perpaduan tradisi dan adaptasi dengan kemajuan zaman tecermin kuat dalam penampilan sehari-hari Nyeong Simon. Seorang perempuan Dayak tradisional, tetapi berpenampilan dan bergaya busana modern dengan mode dan rancangan busana yang dikreasikannya sendiri.

Seluruh kisah hidup Nyelong adalah kisah seorang perempuan Dayak tradisional, yang lekat dengan segala upacara dan tradisi Dayak tradisional. Segala kehidupan dan aktivitasnya tidak lepas dari muatan upacara adat, dengan obat-obatan, dengan makanan, dengan ramuan tradisional Dayak.

Hidup Nyelong penuh diisi tradisi adat Dayak baik dalam kelahiran anak, pernikahan, kematian, pemindahan tulang belulang nenek moyang, maupun ramuan tradisional jamu dengan akar dan daun yang dipetik dan direbus menurut tata adat orang Dayak.

Baginya, tradisi orang Dayak adalah segalanya yang membentuk eksistensi dan citra dirinya sebagai seorang Dayak. Di pihak lain, Nyelong adalah seorang akademisi, seorang aktivis mahasiswa yang mendidik dan mendorong mahasiswa—khususnya anak-anak Dayak—untuk maju, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi modern.

Ilmu dan teknologi jangan ditolak, justru sebaliknya harus direbut. Tapi, yang unik pada Nyelong, tradisi budaya dan ilmu pengetahuan modern harus dipadukan untuk membentuk kepribadian dan karakter seseorang, khususnya orang Dayak.

Ilmu pengetahuan membuat orang Dayak maju, tapi tradisi jangan ditinggalkan, karena tradisi Dayak adalah pedoman hidup, penuntun kehidupan yang akan melindungi di mana pun berkiprah. Persis sebagaimana para Pangkalima Dayak yang punya kearifan melindungi dirinya dari berbagai niat yang tidak baik, Nyelong selalu membekali dirinya dan anak-anaknya dengan tradisi dan kearifan Dayak, kendati sekolah setinggi mungkin dan berkiprah dalam jabatan apa pun.

4. Di Rumah Panjang-Pergulatan Hidup dan Cinta Orang Dayak Iban

Rumah Adat Suku Dayak

Pengungkapan berbagai perasaan terdalam manusia. Kumpulan kisah hidup sehari-hari yang mencerminkan pandangan dunia dari sebuah sukubangsa Kalimantan dari perspektif orang dalam. Sesuatu yang menawarkan nilai-nilai kehidupan yang mungkin sangat berbeda dari yang dikenal dan dihayati mereka yang hidup di kota-kota besar.

Itulah ragam rumah adat suku Dayak yang perlu kita ketahui dan lestarikan. Grameds juga bisa membaca buku-buku terkait adat dayak atau kalimantan dengan mengunjungi Gramedia.com. Gramedia selalu memberikan produk-produk terbaik agar kamu memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Sofyan

BACA JUGA:

  1. Rumah Adat di Indonesia yang Unik dan Jarang Diketahui
  2. 12 Rumah Adat Paling Populer dan Unik di Indonesia
  3. 14 Rumah Adat Jawa yang Kaya Maknda dan Filosofi
  4. 6 Fungsi Rumah Adat dan Contohnya
  5. Rumah Adat Sunda – Jenis, Keunikan, Ciri, Khas, dan Bentuk
  6. Sejarah dan Macam Rumah Adat Betawi
  7. Rumah Adat Sumatera Barat: Jenis, Keunikan, dan Fungsinya

About the author

Umam

Perkenalkan saya Umam dan memiliki hobi menulis. Saya juga senang menulis tema sosial budaya. Sebelum membuat tulisan, saya akan melakukan riset terlebih dahulu agar tulisan yang dihasilkan bisa lebih menarik dan mudah dipahami.