Bahasa Indonesia Pendidikan

Memahami Pengertian Kalimat Majemuk, Mulai dari Jenis-jenis sekaligus Contohnya

Written by Gilang P

Pengertian Kalimat Majemuk – Dalam tata bahasa Indonesia, sebagian besar orang tentu tahu apa sebenarnya pengertian kalimat majemuk. Kalimat majemuk sendiri pada dasarnya adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa utama atau lebih yang bisa berdiri sendiri sebagai kalimat bebas.

Mengetahui pengertian kata majemuk akan sangat bermanfaat bagi kamu pada saat menyusun sebuah karya tulis tertentu. Selain itu, hal yang juga perlu diperhatikan dalam aktivitas menulis yaitu, sebuah tulisan yang bagus tersusun dari paragraf yang baik. Sedangkan, untuk menyusun sebuah paragraf yang baik perlu memiliki susunan kata yang rapi dan baik.

Nah, bagi kamu yang ingin mengetahui lebih mendalam tentang pengertian kalimat majemuk. Pada artikel ini juga akan membahas tentang jenis-jenis kalimat majemuk hingga berbagai contohnya. Yuk kita ulas selengkapnya di bawah ini!

A. Pengertian Kalimat Majemuk

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, bahwa kalimat majemuk umumnya dapat dipahami sebagai sebuah kalimat yang terdiri atas dua klausa utama atau lebih dan bisa berdiri sendiri sebagai suatu kalimat yang lepas.

Yendra dalam bukunya yang berjudul Mengenal Ilmu Bahasa (2018) menyatakan bahwa kalimat pada dasarnya bisa diartikan sebagai satuan bahasa terkecil yang berbentuk lisan atau tulisan. Kalimat majemuk sendiri biasanya disusun untuk menyampaikan ide atau pemikiran secara utuh sesuai dengan satuan sintaksis. Penyusun kalimat majemuk berdasarkan konstituen dasar, yaitu seperti klausa atau susunan klausa yang membentuk sebuah kesatuan ujaran yang bermakna.

Sementara itu, Dendy Sugono dalam bukunya yang berjudul Sintaksis Bahasa Indonesia: Analisis Fungsi Sintaktik (2019) mengungkapkan bahwa kalimat majemuk sebenarnya dapat diartikan sebagai beberapa kata yang memiliki struktur kalimat, dan di dalam kalimat tersebut memuat beberapa kalimat dasar.

Maka dari itu, pengertian dari kalimat Majemuk adalah bentuk kalimat luas sebagai hasil dari penggabungan atau perluasan kalimat tunggal, sehingga membentuk satu pola atau pola kalimat baru tertentu yang berbeda dengan pola yang sudah ada.

Hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam menyusun kalimat majemuk adalah penggunaan kata hubung atau konjungsi. Dalam suatu kalimat majemuk, konjungsi memiliki peranan yang cukup penting untuk menjadi sebuah jembatan antara dasar kalimat dengan kalimat yang lain dalam satu kalimat majemuk.

B. Jenis-Jenis Kalimat Majemuk

Setelah mengetahui tentang pengertian kata majemuk, pada bagian ini akan dijelaskan mengenai empat jenis dari kalimat majemuk itu sendiri. Empat jenis kalimat majemuk, yakni terdiri dari kalimat majemuk setara, kalimat majemuk rapatan, kalimat majemuk bertingkat dan kalimat majemuk campuran.

1. Kalimat Majemuk Setara

Kalimat majemuk setara atau bisa disebut juga dengan kalimat majemuk koordinatif dapat diartikan sebagai salah satu kalimat klausanya memiliki berkedudukan yang setara atau sederajat. Oleh karena itu, kedua klausa dalam majemuk setara tidak saling bergantung, tetapi keduanya tetap memiliki hubungan sebagai intrakalimat.

Pada kalimat majemuk setara, ada beberapa kata hubung yang biasa digunakan untuk menghubungkan antar kalimatnya. Beberapa kata hubung tersebut, yaitu seperti dan, atau, tetapi, sedangkan, lalu, dan kemudian.

a. Kalimat majemuk yang menyatakan penjumlahan

Jenis kalimat majemuk setara ini bisa juga disebut kalimat majemuk yang menyatakan aditif atau penjumlahan atau penambahan. Kalimat majemuk jenis ini biasanya menggunakan kata hubung atau konjungsi agar bisa memperlihatkan hubungan penjumlahan dari kalimat dasar. Beberapa kata hubung atau konjungsi kalimat ini, yaitu dan, serta, lagipula.

Contoh kalimat majemuk yang menyatakan penjumlahan, di antaranya yaitu:

  • Aku membacakan buku dongeng dan adik-adik menyimak dengan antusias.
  • Ibu membersihkan gudang di hari libur, ayah menata kebun, serta aku membereskan kamar tidur.
  • Kita seharian hanya mengerjakan tugas tanpa pelajaran lisan, lagipula guru sedang ada rapat.
  • Soal itu sudah ditanyakan ke bagian IT, dan sudah dikonfirmasi berulang kali.

b. Kalimat majemuk yang menyatakan urutan peristiwa

Salah satu jenis kalimat majemuk berikutnya adalah kalimat majemuk yang menyatakan urutan peristiwa, misalnya seperti kata hubung atau konjungsi lalu, lantas, terus, kemudian, dan lain sebagainya.

Meski kalimat majemuk setara sudah menggunakan konjungsi untuk menghubungkan antar dasar kalimat, tanda koma tetap dibutuhkan untuk menjadi pembatas dari kedua kalimat yang digabungkan.

Contoh kalimat majemuk yang menyatakan urutan peristiwa, di antaranya yaitu:

  • Saya tinggal di Bandung, lalu keluarga pindah ke Yogyakarta.
  • Teman sekelas saya mengendarai motor tanpa mengenakan helm, lantas polisi lalu lintas menghentikan mereka.
  • Kamu tuang putih telur dalam wadah, terus kamu kocok putih telur menggunakan mixer sampai mengembang.
  • Saya membayar ongkos pada supir angkot, kemudian ia memberi uang kembalian dengan jumlah yang pas.

c. Kalimat majemuk yang menyatakan pemilihan

Kemudian, salah satu jenis kalimat majemuk setara ini dapat ditandai dengan sebuah kata penghubung atau. Penggunaan kata atau dalam kalimat majemuk ini dapat digunakan untuk melakukan pemilihan pada dua atau lebih kalimat dasar. Selain itu, hubungan pemilihan antar kalimat tersebut juga dapat ditunjukkan dengan kata apa(kah).

Contoh kalimat majemuk yang menyatakan pemilihan, antara lain yaitu:

  • Dia ingin mengikuti kegiatan ekstrakurikuler basket, atau kegiatan fisik lain yang bisa mengisi kekosongan aktivitas di akhir pekan.
  • Buku baru yang kamu pesan sudah saya kirim, apakah paket sudah sampai di rumah?
  • Kamu bebas memilih jurusan IPA, IPS, atau Bahasa.
  • Lebih baik kita berangkat pagi saat belum ramai, atau menyusul siangnya?

d. Kalimat majemuk yang menyatakan pertentangan atau perlawanan

Jenis kalimat majemuk setara atau koordinatif ini bisa juga digunakan untuk menyatakan suatu kalimat mengenai pertentangan atau perlawanan. Meskipun kedua kalimat dalam kalimat majemuk ini memiliki perbedaan atau pertentangan, akan tetapi kalimat tersebut mampu menghubungkan satu kalimat dasar dengan kalimat dasar yang lain.

Beberapa kata hubung atau konjungsi yang sering digunakan dalam kalimat majemuk yang menyatakan pertentangan atau perlawanan, antara lain yaitu: tetapi, melainkan, dan sedangkan.

Contoh kalimat majemuk yang menyatakan pertentangan atau perlawanan:

  • Saya ingin kuliah jurusan seni rupa murni, tetapi orang tua tidak memiliki cukup uang untuk biaya kuliah.
  • Perundungan di bawah umur bukan sepenuhnya salah anak-anak, melainkan orang tua memiliki tanggung jawab besar mendidik anak-anak mereka.
  • Doni tekun mengerjakan tugas kelompok agar mendapat hasil terbaik, sedangkan Edwin bermain video game seharian tanpa membantu kami sedikitpun.
  • Perayaan ulang tahun tetap seperti rencana, kendati tidak banyak undangan yang hadir.

2. Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalimat majemuk bertingkat merupakan sebuah kalimat yang terdiri dari satu kalimat dasar yang memiliki fungsi sebagai inti kalimat (kalimat yang tidak bergantung pada kalimat manapun) dan satu atau beberapa kalimat dasar yang berfungsi sebagai anak kalimat atau pengisi salah satu unsur kalimat (kalimat yang bergantung pada kalimat lainnya).

Dalam penggunaanya, unsur kalimat yang dapat diubah fungsinya, yaitu seperti subjek, objek, atau keterangan. Hal yang menjadi pembeda antara kalimat majemuk bertingkat dengan kalimat majemuk yang lain adalah keberadaan dari anak kalimat dan inti kalimat.

Pada kalimat majemuk bertingkat, induk kalimat memiliki peran yang cukup penting sebagai kalimat inti atau kalimat utama. Sementara itu, anak kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat menjadi pengisi salah satu unsur. Berdasarkan beberapa peran yang berbeda, anak kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat dapat dibagi menjadi delapan, antara lain yaitu:

a. Anak kalimat keterangan waktu

Anak kalimat yang pertama ini biasanya ditempatkan di posisi awal, akhir, di antara subjek dan predikat. Dalam beberapa kesempatan anak kalimat keterangan waktu diletakkan di antara predikat dan objek pada induk kalimat. Kata hubung atau konjungsi yang bisa digunakan pada anak kalimat ini, yaitu ketika, waktu, kala, saat, sesaat, tatkala, sesudah, setelah, dan sebelum. Berikut contoh kalimatnya:

  • Ketika aku mengunjunginya di rumah sakit, dia sudah tiada.
  • Ongkos angkutan umum ke rumah masih 300 rupiah, waktu aku duduk di Sekolah Dasar.
  • Kala ibu dan ayah remaja, mereka sering bertamasya ke telaga.
  • Kamu jangan lupa mengangkat gorengan tempe, saat warna tempe sudah kuning kecoklatan.
  • Hakim mengetuk palu kencang sekali, semua hadirin dalam persidangan terdiam sesaat.
  • Sesudah mencuci baju, Roni kembali mengerjakan tugas matematikanya.
  • Setelah sekian lama aku menjadi penulis, akhirnya salah satu buku terbitanku menjadi best seller.
  • Kedua pengantin itu mengucapkan janji setia, sebelum pendeta mempersilahkan bertukar cincin.

b. Anak kalimat keterangan sebab

Anak kalimat jenis ini memiliki sifat seperti anak kalimat keterangan waktu, tetapi kalimat ini lebih fokus membahas hubungan sebab. Anaka kalimat ini bisa ditandai dengan kata hubung, seperti karena, sebab, dan lantaran. Berikut contoh kalimatnya:

  • Karena berlebihan konsumsi gula, nenek terkena diabetes.
  • Dia mengurungkan niat membeli PS 5, sebab uangnya hendak ia tabung.
  • Lantaran harga tanah dan bangunan di ibu kota mahal, kaum milenial memilih kontrak rumah.

c. Anak kalimat keterangan akibat

Anak kalimat jenis ini menyatakan hubungan akibat, sehingga biasanya terletak di akhir, setelah induk kalimat. Anak kalimat ini bisa ditandai dengan kata hubung atau konjungsi seperti hingga, sehingga, maka, akibatnya, dan akhirnya. Berikut contoh kalimatnya:

  • Hujan mengguyur kota ini semalaman, hingga sawah terendam air.
  • Tengkulak membeli beras dengan harga murah, sehingga petani merugi.
  • Media arus utama hanya menjadi corong politisi, maka mutu jurnalisme semakin bobrok.
  • Pemerintah memberi izin untuk mengadakan kegiatan belajar tatap muka, akibatnya muncul klaster baru di sekolah.
  • Aku tidak lagi merawat taman belakang rumah, akhirnya tumbuhan di taman banyak yang layu.

d. Anak kalimat keterangan syarat

Anak kalimat jenis ini fokus kepada menyatakan hubungan persyaratan. Beberapa tanda yang bisa dilihat dari kalimat ini, yaitu jika, kalau, apabila, andaikata, dan andaikan. Sementara, untuk posisi anak kalimat ini bisa ditempatkan di bagian mana saja dalam kalimat. Berikut contoh kalimatnya:

  • Jika tidak ingin terlambat ke sekolah, aku harus bangun lebih awal.
  • Pandemi segera berakhir, kalau semua orang mematuhi protokol sejak awal.
  • Ayah tidak akan murka, apabila kamu jujur dari awal.
  • Andaikata aku lolos masuk perguruan tinggi negeri, aku traktir teman sekelas.
  • Ruang redaksi media di Indonesia akan lebih independen, andaikan perusahaan media tidak dipegang oleh politisi.

e. Anak kalimat keterangan tujuan

Anak kalimat jenis ini biasanya digunakan untuk menyatakan hubungan tujuan. Beberapa tanda yang bisa digunakan untuk anak kalimat ini berupa kata hubung, seperti supaya, agar, untuk, dan guna. Berikut contoh kalimatnya:

  • Dinda mengendarai sepedah dengan pelan, supaya telur ayam yang dibawanya tidak pecah.
  • Agar tidak dehidrasi, kamu sebaiknya banyak minum air putih.
  • Bos memasang baliho di jalan untuk meningkatkan target penjualan.
  • Olahraga dengan teratur di rumah, guna menjaga kebugaran tubuh.

f. Anak kalimat keterangan cara

Anak kalimat jenis ini bisa digunakan untuk menghubungkan keterangan cara. Anak kalimat ini bisa ditandai dengan kata hubung seperti, dengan, dan dalam. Posisi dari anak kalimat keterangan cara juga dapat diletakkan di bagian mana saja pada kalimat. Contoh:

  • Dengan disahkannya UU Cipta Kerja, sejumlah pihak berpendapat bahwa hal itu menambah catatan buruk bagi pemerintahan Joko Widodo.
  • Gugus tugas mengirim pesan pendek ke seluruh warga Indonesia, dalam rangka mencegah disinformasi terkait Covid-19.

g. Anak kalimat pengganti pewatas

Anak kalimat jenis ini memiliki fungsi sebagai pelengkap nomina objek, subjek, maupun predikat. Anak kalimat pengganti pewatas ini bisa dilihat dengan kata hubungan yang atau kata petunjuk itu. Berikut contohnya.

  • Dia ketua OSIS baru, yang terpilih minggu lalu.
  • Kami memilih berteduh di bangunan yang selalu dipenuhi lumut itu.
  • h. Anak kalimat pengganti nomina
  • Anak kalimat jenis ini dapat dilihat dengan kata hubung bahwa. Anak kalimat pengganti nomina sendiri dapat menjadi subjek atau objek dalam setiap kalimat transitif. Contohnya sebagai berikut.
  • Adik berjanji bahwa dia tidak akan mencuri mangga tetangga lagi.
  • Kepala daerah memberi perintah, bahwa setiap rumah ibadah wajib menerapkan protokol keamanan yang ketat selama masih ada bahaya Covid-19

3. Kalimat Majemuk Campuran

Berbeda dengan kalimat majemuk setara dan bertingkat, jenis kalimat majemuk ini merupakan gabungan dari kalimat setara dan kalimat bertingkat. Maka dari itu, kalimat majemuk jenis ini biasa disebut dengan kalimat majemuk campuran.

Satu dari berbagai jenis kalimat majemuk ini diketahui bisa mempunyai tiga klausa dalam satu kalimatnya. Hal ini dikarenakan kalimat majemuk campuran memiliki dua klausa yang tak setara.

Contoh kalimat majemuk campuran:

  • Keinginan itu selalu tertunda karena Dedi lebih berkonsentrasi ke lembaga pendidikan di luar negeri, sedangkan orang tuanya memilih pendidikan di dalam negeri.
  • Ketika malam mulai mencekam, kutarik selimut itu dan kupejamkan mata ini, tetapi rasa takut itu tidak juga pergi dari hati dan pikiranku.
  • Karena tidak pernah menyimak pelajaran di sekolah, Bobi mendapat nilai jelek dan harus tidak naik kelas.
  • Setelah lulus dari pendidikan jenjang SMP, Rina harus memilih sekolah negeri atau swasta.
  • Sebelum meninggal dunia, nenek berpesan kepadaku agar jangan pernah meninggalkan shalat meskipun aku sibuk bekerja mencari rezeki.
  • Sebanyak lima orang dilaporkan tewas dalam kecelakaan ini, sedangkan korban luka jumlahnya masih sulit diketahui karena banyak yang telah meninggalkan lokasi kejadian.

4. Kalimat Majemuk Rapatan

Terakhir, kalimat majemuk rapatan dapat diartikan sebagai sebuah kalimat majemuk yang memiliki beberapa kalimat tunggal untuk kemudian digabungkan menjadi satu kalimat utuh. Kalimat majemuk rapatan bisa diketahui dari tidak adanya penyebutan kata-kata yang sama dalam kalimatnya.

Dalam kalimat majemuk rapatan, suatu kalimat akan digabung atau dipisah dengan menggunakan tanda baca koma. Beberapa contoh kata hubung yang sering digunakan dalam kalimat majemuk rapatan, yaitu dan, juga, serta, dan lain-lain.

Contoh kalimat majemuk rapatan:

a. Diah membeli buah. Diah membeli sayur. Diah membeli sembako.

Digabung menjadi kalimat majemuk rapatan: Diah membeli buah, sayur, dan sembako.

b. Ani sedang duduk di teras. Ani sampai melamun.

Digabung menjadi: Ani sedang duduk di teras bahkan sampai melamun.

c. Pengungsi meninggalkan rumah yang terendam banjir. Pengungsi menuju barak pengungsian dan beristirahat.

Digabung menjadi: Pengungsi meninggalkan rumah yang terendam banjir lalu menuju barak pengungsian dan beristirahat.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

About the author

Gilang P

Saya menulis sekian banyak tulisan untuk menuangkan apa yang ada di pikiran–tentunya setelah diolah dan diracik sedemikian rupa agar menjadi menarik. Saya pikir, setiap orang bisa menulis tentang apa saja, selama mau belajar memahami.