Bahasa Indonesia

Pengertian Frasa: Ciri-Ciri, dan Jenis-Jenisnya yang Perlu Dipahami!

Pengertian Frasa
Written by Siti Badriyah

Pengertian Frasa – Dalam bahasa Indonesia, suatu kalimat pastinya terdiri dari kata, frasa, dan klausa. Setiap elemen tersebut memiliki pengertiannya masing-masing. Begitu juga dengan pengertian frasa. Nah, pada kesempatan kali ini, kita akan mengupas lebih jauh lagi tentang frasa. Jadi, simak ulasannya sampai habis, Grameds.

Pengertian Frasa

Frasa merupakan satu di antara materi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu, Frasa juga dapat dikatakan sebagai satuan sintaksis terendah. Sintaksis adalah ilmu yang mempelajari kalimat. Meskipun demikian, frasa bukanlah satuan yang terkecil dalam kelompok tersebut. Karena, kata masih merupakan satuan terkecil dari sintaksis.

Frasa sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, meski mungkin Anda tidak menyadarinya. Beberapa pendapat pengertian dari frasa sebagai berikut:

  1. Pengertian frasa menurut buku Translation Skill karya Kadaruddin adalah gabungan dua kata atau lebih yang membentuk satu kesatuan. Namun, kata-kata tersebut tidak membentuk subjek-predikat dan tidak membentuk makna baru. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa bentuk baru itu tidak menimbulkan makna yang berbeda dengan makna kata sebelumnya.
  2. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif (misalnya gunung tinggi disebut frasa karena merupakan konstruksi nonpredikatif).
  3. Dilansir dari beberapa sumber, frasa adalah satuan yang terdiri dari dua kata atau lebih yang menduduki satu fungsi kalimat. Frasa tidak bisa membentuk sebuah kalimat yang sempurna karena tidak mempunyai predikat atau nonpredikatif.

Dari beberapa pengertian frasa yang sudah disebutkan, maka dapat dikatakan bahwa frasa adalah gabungan atau pengelompokan dari dua kata atau lebih, namun tidak bisa membentuk kalimat sempurna karena tidak memiliki predikat.

Ciri-Ciri Frasa

Pengertian Frasa

kids.grid.id

Setelah membahas tentang pengertian frasa, rasanya kurang lengkap kalau tidak membahas tentang ciri-ciri frasa. Berikut ini ada beberapa ciri frasa yang perlu kamu ketahui.

  1. Frasa harus terdiri minimal dua kata atau lebih.
  2. Menduduki atau mempunyai fungsi gramatikal dalam kalimat.
  3. Frasa harus mempunyai satu makna gramatikal.
  4. Frasa bersifat nonpredikatif.
  5. Frasa selalu menduduki satu fungsi kalimat.

Jenis-Jenis Frasa

1. Frasa Verba

Frasa verba adalah suatu frasa yang mempunyai inti kata kerja dalam unsur pembentukannya dan juga dapat difungsikan sebagai pengganti kedudukan kata kerja dalam suatu kalimat. Frasa verba mempunyai inti verba dan kata lain sebagai modifikator.

Perlu ditegaskan bahwa unsur yang mengisi subjek, objek dan pelengkap tidak termasuk dalam frasa verba. Frasa verba secara sintaksis dapat diberi kata ‘sedang’ untuk verba aktif dan kata ‘sudah’ untuk verba keadaan.

Frasa verba dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

  • Frasa verba modifikatif
  • Frasa verba koordinatif
  • Frasa verba apositif

Contoh frasa verba pada kalimat berikut:

  • Dua orang murid sedang membaca buku di ruang kelas
  • Dua orang murid membaca buku di ruang kelas

Frasa sedang membaca dalam kalimat tersebut merupakan gabungan dari kata sedang dan verba membaca. Maka, frasa sedang membaca termasuk kategori frasa verba. Contoh frasa verba dengan lebih dari dua kata namun merupakan satuan bahasa dengan verba sebagai intinya sebagai berikut:

  • Kapal laut itu sudah berlayar
  • Ibu saya sedang memasak

Pengertian Frasa

2. Frasa Nominal

Frasa nominal adalah suatu frasa yang mempunyai inti kata benda dalam unsur pembentukannya dan juga dapat difungsikan sebagai pengganti dari kata benda. Frasa nomina dapat terdiri dari beberapa kata benda, tetapi ada pula frasa nomina yang terdiri dari kata benda dan kata dari kelas kata lain.

Inti dari frasa nomina adalah kata benda sedangkan kata lain yang mendampingi merupakan pewatas atau penjelas dari kata benda tersebut. Frasa nomina dapat terdiri dari nomina dengan nomina maupun nomina dengan kata dari kelas kata lain.

Berikut bentuk-bentuk frasa nomina sebagai berikut:

  • Nomina + Nomina yakni semua kata yang terdapat pada frasa berupa kata dari kelas kata nomina. Contohnya:
  • Adikku tidak tahu di mana kolam ikan berada.
  • Serena mencari kertas minyak.
  • Nomina + Verba berarti frasa nomina disusun dari kata benda yang didampingi kata kerja sebagai modifikatornya. Contohnya:
  • Jodi membawa kotak makan.
  • Andi merupakan siswa baru di kelasnya
  • Nomina + Adjektiva yakni frasa nomina yang dibentuk dari kata benda yang diikuti kata sifat sebagai modifikatornya. Contohnya:
  • Budi datang bersama gadis cantik.
  • Santi rajin belajar agar tidak menjadi anak bodoh.
  • Nomina + Numeralia yakni frasa nomina yang dibentuk dari kata benda yang didampingi kata bilangan. Contohnya:
  • Dani membawa tiga permen.
  • Sintia merupakan orang kedua yang masuk final.
  • Nomina didahului kata sandang si atau sang. Contohnya:
  • Si Rambut Merah adalah tokoh kesukaanku
  • Sang Raja telah tiba.

3. Frasa Adjektiva

Frasa adjektiva adalah suatu frasa yang mempunyai inti berupa kata sifat dalam unsur pembentukannya. Frasa ini terdiri dari inti dan pewatas. Frasa adjektiva mempunyai inti berupa adjektiva atau kata sifat dan pewatas berupa kelas kata lain, biasanya adverbia atau kata keterangan, verba atau kata kerja, dan nomina atau kata benda.

Konstruksi frasa adjektiva dapat dibedakan yaitu sebagai berikut:

1) Frasa adjektiva koordinatif

Frasa adjektiva koordinatif tersusun atas dua kata inti yang saling melengkapi.

Adjektiva + Adjektiva, konstruksi ini memiliki makna gramatikal ‘pilihan’.

  • baik buruk
  • jauh dekat

Adjektiva + Adjektiva, konstruksi ini memiliki makna gramatikal ‘sangat’.

  • tua renta
  • muda belia

Adjektiva + Adjektiva, konstruksi ini memiliki makna gramatikal ‘himpunan’.

  • tinggi kurus
  • aman dan damai

Adjektiva + Adjektiva, konstruksi ini memiliki makna ‘berkebalikan’ sehingga dapat disisipkan kata tetapi.

  • repot tetapi menyenangkan
  • murah tetapi bagus

2) Frasa adjektiva subordinatif

Frasa adjektiva subordinatif tersusun atas dua kata yang masing-masing katanya berfungsi sebagai inti dan pewatas.

Adjektiva + Nomina, konstruksi ini memiliki makna gramatikal ‘seperti’. Unsur pertama memiliki komponen makna (+warna), sedangkan unsur kedua memiliki komponen makna (+perbandingan).

  • merah darah
  • biru langit

Adjektiva + Verba, unsur pertama memiliki komponen makna (+sikap batin) dan unsur kedua memiliki komponen makna (+tindakan atau kejadian).

  • malu bertanya
  • berani mati

Adverbia + Adjektiva, konstruksi ini memiliki makna gramatikal ‘ingkar’. Unsur pertama memiliki komponen makna (+ingkar), sedangkan unsur kedua memiliki komponen makna (+keadaan atau sikap batin).

  • tidak takut
  • bukan marah

Adverbia + Adjektiva, konstruksi ini memiliki makna gramatikal ‘derajat’. Unsur pertama memiliki komponen makna (+derajat atau tingkat),(+keharusan), (+keselesaian), (+pembatasan, atau (+pengingkaran), sedangkan unsur kedua memiliki komponen makna (+keadaan atau sifat).

  • kurang bagus
  • lebih pandai
  • cukup baik
  • agak pintar
  • semakin muak
  • harus sembuh
  • belum siap
  • hanya sedih
  • tidak suka

Adjektiva + Adverbia, konstruksi ini memiliki makna gramatikal ‘sangat’. Unsur pertama memiliki komponen makna (+keadaan), sedangkan unsur kedua memiliki komponen makna (+paling), (+perulangan), (+penyertaan), atau (+pembatasan).

  • lama sekali
  • sakit lagi
  • bagus juga
  • malas saja

Konstruksi frasa adjektiva yang berupa idiom tidak bermakna leksikal dan juga tidak bermakna gramatikal. Beberapa idiom frasa adjektiva, antara lain:

  • keras kepala
  • keras hati
  • tebal muka
  • ringan tangan
  • buah bibir

4. Frasa Adverbia

Frasa adverbia adalah frasa yang mengandung unsur inti kata keterangan dan dapat sebagai substitusi kata keterangan dalam suatu kalimat.

Fungsi sintaksis frasa adverbia adalah untuk memodifikasi kalimat atau ekspresi lain yang didalamnya termasuk kata kerja atau verba, kata sifat atau adjektiva dan kata keterangan atau adverbia.

Frasa adverbia terbagi menjadi dua jenis, yaitu adverbia pelengkap dan adverbia pengubah. Contohnya:

  • Dia berlari dengan sangat cepat, keterangan sangat cepat adalah frasa adverbia yang memodifikasi kata kerja berlari. Jika ditelaah lebih dalam, kata sangat cepat juga terdiri atas dua adverbia yaitu sangat dan cepat, dimana kata cepat memodifikasi kata kerja untuk menyampaikan informasi tentang cara berlari (misalnya, dia berlari dengan cepat atau dia berlari dengan lambat).

Sedangkan kata sangat mengubah derajat informasi yang disampaikan, mengenai sejauh mana tindakan berlari dengan cepat itu dicapai (misalnya, dia tidak hanya berlari dengan cepat, dia berlari dengan sangat cepat).

5. Frasa Numeralia

Frasa numeralia adalah frasa yang terbentuk dari kata bilangan. Frasa ini mengungkapkan jumlah, kuantitas, dan urutan dalam suatu deret.

Pengertian Frasa

6. Frasa Preposisional

Frasa preposisional merupakan frasa yang mengandung preposisi dan objek preposisional yang dapat berperan sebagai kata keterangan dalam suatu kalimat.

Pada dasarnya, frasa preposisional menunjukkan beberapa makna, antara lain:

  • ‘tempat’, seperti di pasar, ke rumah dan pada dinding.
  • ‘asal arah’, seperti dari kampung dan dari sekolah
  • ‘asal bahan, seperti (cincin) dari emas, (kue) dari tepung beras
  • ‘tujuan arah’, seperti ke Lampung, ke Kampus
  • ‘menunjukkan peralihan’, seperti kepada saya, (percaya) terhadap Tuhan
  • ‘perihal’, seperti tentang ekonomi, (terkenang) akan kebaikannya
  • ‘tujuan’, seperti untukmu, buatku
  • ‘sebab’, seperti karena, lantaran, sebab, gara-gara (kamu)
  • ‘penjadian, seperti oleh karena, untuk itu
  • ‘kesertaan’, seperti denganmu’, dengannya
  • ‘cara, seperti dengan baik, dengan senang
  • ‘alat’ seperti dengan cangkul dan dengan traktor
  • ‘keberlangsungan’, seperti sejak kemarin, dari tadi, sampai besok, sampai nanti
  • ‘penyamaan’, seperti selaras dengan, sesuai dengan, sejalan dengan
  • ‘perbandingan’, seperti seperti dia, sebagai bandingan.

7. Frasa Konjungsi

Frasa konjungsi adalah frasa yang mengandung konjungsi atau kata sambung.

8. Frasa Endosentrik

Frasa endosentrik adalah frasa yang memiliki distribusi sama yang memiliki hubungan atau kesetaraan, sehingga ketika salah satu unsur dihilangkan, frasa tersebut akan tetap digunakan.

Letak atau posisi komponen inti dapat terletak di depan, misalnya pada frasa suami setia, rumah bagus, pelari cepat, dan siswa rajin; dapat pula terletak di belakang, misalnya pada frasa lebih jauh, sangat rajin, sebuah kenangan, sedang mengajar, dan suka sekali.

Selain itu, frasa ini juga memiliki salah satu bagian yang disebut komponen atasan dan komponen bawahan. Kedua komponen ini disebabkan karena frasa endosentris memiliki distribusi sama dan salah satunya sebagai pendukung atau pembatas.

9. Frasa Koordinatif

Frasa koordinatif adalah frasa yang komponen pembentuknya terdiri dari dua komponen atau lebih yang sama atau sederajat. Karena bentuk yang sederajat, maka frasa ini dapat dihubungkan dengan konjungsi koordinatif tunggal seperti dan, atau, tetapi, maupun dan konjungsi lainnya.

Oleh sebab itu, unsur-unsurnya bisa dihubungkan dengan konjungsi koordinatif, misalnya kata dan, atau, tetapi (konjungsi tunggal) atau konjungsi terbagi seperti baik…baik, makin…makin, baik…maupun. Misalnya suami istri, pendidikan dan pelatihan, ayah ibu, makin cepat makin baik, dan baik sekarang maupun nanti.

Secara umum, ada tiga jenis frasa endosentrik, yaitu frasa endosentrik atributif, apositif, dan koordinatif.

10. Frasa Atributif

Frasa atributif adalah frasa yang terdiri dari inti dan penjelas (modifikator). Jadi, frasa ini mengandung hanya satu inti yang dapat didahului atau diikuti oleh modifikator. Inti dan modifikator dapat terdiri dari salah satu kelas kata, seperti nomina, verba, adjektiva atau adverbia.

Jadi, hanya ada satu unsur pusat atau unsur inti, sedangkan unsur lainnya adalah atribut yang tidak setara karena tidak dapat dihubungkan dengan kata penghubung dan atau. Misalnya, mahasiswa rajin, perpustakaan umum, anak baik, dara cantik, rumah besar.

11. Frasa Apositif

Frasa yang memiliki keterangan yang ditambahkan atau diperjelas. Frasa ini identik dengan nomina (kata benda). Hal menarik tentang frasa adalah bagian yang selalu terdiri atas morfem-morfem bebas.

Dalam artian, ketika sebuah gabungan kata terdiri dari gabungan morfem bebas seperti, rumput tetangga atau sudah makan maka gabungan kata tersebut dapat dikatakan sebagai frasa.

Unsur-unsur pembangun frasa apositif itu memiliki kedudukan yang sama sehingga bisa saling menggantikan. Misalnya:

  • Siti Sunarsih, anak Bupati Serang, kemarin sore melahirkan anaknya yang kelima di Rumah Sakit Umum Serang.
  • frasa guru baru pada kalimat,

“Pak Ahmad guru baru di sekolah kami,”. Frasa guru baru tersebut berfungsi untuk menjelaskan identitas Pak Ahmad.

12. Frasa Eksosentrik

Frasa eksosentrik adalah frasa yang tidak memiliki unsur inti. Lantaran tidak memiliki unsur inti, kalimat ini tidak dapat dipenggal-penggal atau dibeda-bedakan.

Secara umum, ada tiga bentuk frasa eksosentrik yang umumnya digunakan dalam suatu kata-kata. Tiga bentuk frasa tersebut, yaitu frasa eksosentris direktif, non direktif, dan konektif.

13. Frasa Setara

Frasa setara adalah frasa yang antarkatanya memiliki unsur yang setara.

14. Frasa Setara Bertingkat

Frasa setara bertingkat merupakan frasa yang antarkatanya memiliki unsur yang tidak setara atau memiliki tingkatan-tingkatan tertentu.

15. Frasa Biasa

Frasa biasa merupakan frasa yang terbentuk dari makna denotasi (makna sebenarnya).

16. Frasa Idiomatik

Frasa idiomatik adalah frasa yang bermakna tidak sebenarnya atau memiliki konotasi tertentu.

17. Frasa Ambigu

Frasa ambigu merupakan frasa yang memiliki makna ganda sehingga dapat menimbulkan keraguan. Oleh karena itu, frasa-frasa ambigu umumnya memerlukan penjelasan yang lebih.

18. Frasa Subordinatif

Frasa subordinatif adalah frasa yang unsur-unsurnya tidak mempunyai kedudukan yang setara. Hal ini mengakibatkan di antara unsur-unsur itu tidak dapat saling menggantikan dan tidak dapat disisipkan kata dan atau. Contohnya, frasa panjang pendek dapat diselipkan konjungsi koordinatif menjadi panjang dan pendek serta panjang maupun pendek.

Dari pengertian frasa di atas dapat disimpulkan bahwa frasa adalah suatu bagian dari sintaksis yang ditulis setelah kata. Dengan kata lain, frasa adalah kumpulan dari kata-kata. Meskipun begitu, frasa belum memiliki predikat atau nonpredikatif, sehingga terkadang frasa hanya dihubungkan dengan konjungsi.

Pengertian Frasa

Demikian pembahasan tentang pengertian frasa hingga jenis-jenis frasa. Semoga semua pembahasan di atas bermanfaat untuk kamu dan memudahkan kamu dalam membuat frasa.

Jika ingin mencari buku tentang kalimat bahasa Indonesia, maka kamu bisa mendapatkannya gramedia.com. Jangan ragu untuk membeli buku di Gramedia, karena buku-bukunya dijamin ori.

Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Yufi Cantika Sukma Ilahiah

BACA JUGA:

  1. 60 Contoh Frasa Adjektiva Serta Penjelasan Lengkapnya! 
  2. Klausa adalah: Pengertian, Ciri, Contoh, dan Perbedaannya dengan Frasa
  3. Pengertian, Ciri, dan Contoh Kalimat Ajakan 
  4. Pengertian, Jenis, dan Contoh Kalimat Konjungsi Temporal 
  5. Pengertian Kalimat Simpleks dan Contoh Penggunaannya 

About the author

Siti Badriyah

Tulis menulis menjadi salah satu hobi saya. Dengan menulis, saya menyebarkan beragam informasi untuk orang lain. Tak hanya itu, menulis juga menggugah daya berpikir saya, sehingga lebih banyak informasi yang dapat saya tampung.

Kontak media sosial Instagram saya Siti Badriyah