Business

Pengertian Break Even Point: Fungsi, Tujuan, dan Rumus Penghitungan

Pengertian Break Even Point
Written by Hendrik

Pengertian Break Even Point – Untung dan rugi dalam suatu usaha merupakan sebuah pilihan, Tentu saja, setiap perusahaan pasti menginginkan profit yang laba. Laba itu sendiri bisa dapat diperoleh ketika jumlah pendapatan lebih besar dibandingkan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan. Namun, tidak menutup kemungkinan jika nanti hasilnya akan rugi, yang di mana jumlah beban yang dikeluarkan lebih besar dari pendapatan yang diterima dalam periode tertentu.

Oleh sebab itu, untuk menghindari kerugian tersebut, maka para pengusaha perlu mengenal tentang Break Even Point atau yang lebih familiar didengar dengan BEP. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas lebih dalam tentang pengertian Break Even Point hingga fungsinya. Jadi, simak artikel ini sampai habis, Grameds.

Pengertian Break Even Point

Pengertian Break Even Point

pixabay.com

Break Even Point atau disingkat dengan BEP merupakan suatu titik impas dimana laba yang didapatkan mempunyai nilai setara dengan yang diperlukan dalam sebuah usaha atau bisa disebut dengan tidak mengalami kerugian. Dalam posisi tersebut, laba bernilai 0 (nol) berarti tidak untung ataupun tidak rugi atau bagi orang awam banyak dikenal dengan nama balik modal.

Kondisi BEP ini bisa muncul apabila perusahaan Anda menggunakan biaya tetap dalam operasionalnya, sedangkan volume penjualannya hanya cukup menutupi biaya tetap beserta biaya variabel yang ada. Dengan begitu, untung-rugi perusahaan Anda akan berada dalam posisi titik 0 (nol) dan jika pendapatan yang perusahaan Anda hasilkan lebih besar dari biaya tetap dan biaya variabel, maka perusahaan Anda dinyatakan untung.

Pengertian Break Even Point (BEP) Menurut Para Ahli

Pengertian Break Even Point

pixabay.com

1. Mulyadi

Menurut Mulyadi, BEP diartikan sebagai impas, yakni keadaan di mana usaha tidak mendapatkan laba, tapi juga tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, usaha tersebut dikatakan impas apabila jumlah pendapatannya sama dengan jumlah biaya, atau jika laba kontribusi digunakan untuk menutup biaya saja.

2. Harahap

Menurut Harahap, Break Even Point adalah kondisi atau kinerja perusahaan di mana tidak adanya laba dan tidak mengalami kerugian. Dengan kata lain, semua biaya yang sudah dikeluarkan bisa tertutup dari pendapatan suatu produk.

3. Purba

Menurut Purba, Break Even Point adalah hal yang berdasarkan suatu pernyataan yang seperti berapa jumlah unit produksi yang seharusnya bisa dijual untuk menutup biaya yang sudah dikeluarkan untuk menghasilkan produk.

4. Sigit

Menurut Sigit, BEP merupakan tingkat penjualan yang dibutuhkan sebagai penutup dari total biaya operasional yang dikeluarkan. Menurutnya, BEP adalah laba sebelum adanya bunga dan pajak atau earning before interest.

5. Rony

Menurut Rony, BEP adalah sarana dalam manajemen yang bertujuan untuk mengetahui titik hasil penjualan apakah sama dengan biaya. Alhasil, perusahaan tidak mempunyai keuntungan dan juga kerugian.

6. Herjanto

Menurut Herjanto, Break Even Point merupakan analisis yang mempunyai tujuan untuk menemukan kurva dalam biaya dan pendapatan yang senilai. Jadi, tidak heran jika disebut sebagai titik pulang pokok.

Fungsi Break Even Point (BEP)

Pengertian Break Even Point

pixabay.com

Setelah mengetahui yang dimaksud dengan Break Even Point atau biasa disebut dengan BEP, maka pembahasan selanjutnya adalah fungsi dari BEP itu sendiri.

Jika return of investment berfungsi sebagai Analisa atas efisiensi dari modal yang digunakan, maka BEP memiliki fungsi untuk mengefisiensikan apa yang diproduksi guna mendapatkan keuntungan yang optimal. Untuk lebih jelasnya berikut merupakan fungsi dari BEP antara lain:

1. Menentukan Besaran Volume Barang

BEP memiliki fungsi untuk menentukan besaran volume barang yang akan diproduksi. Setelah dapat menentukan volume produksi, maka dengan BEP pengusaha bisa menentukan memproyeksikan laba dari perusahaan.

2. Memudahkan Untuk Menentukan Langkah

Seorang Pebisnis atau pengusaha juga bisa menentukan langkah yang efisien untuk kedepannya. Contohnya menentukan langkah untuk mengurangi beban yang dianggap tidak perlu dalam kinerja pada perusahaan. Hal itu dapat dilakukan dengan membuat BEP terlebih dahulu.

3. Mengetahui Perubahan Nilai Keuntungan

Fungsi dari BEP berperan tinggi dalam mengetahui perubahan nilai keuntungan yang mungkin saja terjadi jika terjadi suatu perubahan harga dari produk. Hal ini sebenarnya didapatkan dari pengertian bahwa nilai BEP dan harga produk yang dijual berada dalam satu garis linear. Oleh sebab itu, jika salah satu point dalam definisi tersebut tinggi, maka point lainnya yang berada dalam garis tersebut juga akan tinggi.

Dasar-Dasar Break Even Point (BEP)

Seorang pengusaha bisa memahami dan mengetahui keuangan dalam periode tertentu atau selanjutnya dengan melihat BEP dari hasil penjualan. Oleh sebab itu, sangat diperlukan pemahaman mengenai konsep dasar dalam menentukan titik BEP ini. Berikut ini terdapat beberapa macam dasar dari Break Even Point yang harus dipahami dan dimengerti:

  1. Bahan utama dalam perhitungan BEP ini merupakan biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel ( Variable cost )
  2. Apabila muncul suatu perubahan selama produksi, maka tidak berpengaruh pada nilai biaya tetap atau fixed cost dan tetap konstan.
  3. Munculnya perubahan volume dari kapasitas produksi, tentu saja berpengaruh pada nilai biaya variabel keseluruhannya.
  4. Jika nilai jual barang tetap, maka selama analisis dilakukan tidak akan memunculkan perubahan harga jual yang ditetapkan.
  5. Jika dilihat dari perhitungan BEP, jumlah produk yang dihasilkan akan selalu dianggap sudah habis terjual.
  6. Menghitung BEP berlaku untuk satu produk, jika perusahaan melakukan produksi secara massal, maka diperlukan persamaan hasil penjualan setiap produk.

Manfaat dari Break Even Point

Pengertian Break Even Point

pixabay.com

1. Membantu perusahaan/pebisnis untuk mengambil langkah yang lebih efisien

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa BEP merupakan salah satu cara untuk menghitung apakah suatu produk yang dijual bisa menguntungkan perusahaan atau tidak. Oleh sebab itu, dengan menghitung BEP, maka perusahaan akan menjadi lebih mudah dalam menentukan langkah apa yang harus dilakukan agar perusahaan menjadi lebih berkembang dan maju.

Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi perusahaan akan lebih mudah untuk ditingkatkan. Oleh sebab itu, sudah seharusnya bagi pengusaha untuk selalu menggunakan BEP dalam menghitung suatu barang produksi.

2. Dapat membuat estimasi waktu balik modal

Manfaat kedua dari menghitung BEP pada suatu perusahaan adalah pengusaha menjadi lebih mudah dalam menentukan estimasi waktu untuk balik modal. Benar sekali, setiap pengusaha atau pebisnis pastinya menginginkan untuk balik modal. Dengan menghitung BEP, maka pebisnis bisa menghitung perputaran penjualan suatu produk, sehingga bisa mengetahui kapan waktu untuk balik moda, entah itu dalam hitungan tahun atau bulan.
Dengan begitu, pengusaha atau pebisnis bisa menumbuhkan perusahaan. Bahkan, dengan BEP, pebisnis bisa menjadi lebih mudah untuk menentukan kapan membutuhkan investor.

3. Profitabilitas dalam suatu bisnis

Manfaat yang ketiga dari Break Even Point adalah dapat meningkatkan profitabilitas dalam suatu bisnis. Hal ini dapat terjadi karena dengan menghitung BEP, maka perusahaan menjadi lebih mudah dalam melakukan analisa keuntungan. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa BEP dapat mengurangi risiko terjadinya kerugian dari suatu perusahaan.

Komponen yang Membentuk Break Even Point

Pengertian Break Even Point

pixabay.com

1. Biaya Tetap/Fixed Cost

Jenis biaya yang tidak berubah atau statis dengan kenaikan atau penurunan jumlah barang atau jasa yang diproduksi atau bahasa gampangnya bisa diartikan sebagai biaya yang harus dihitung meskipun saat itu bisnisnya sedang mengalami penurunan dalam penjualan atau tidak memproduksi sesuatu.

2. Biaya Variabel

Jenis biaya yang angkanya tidak tetap atau bisa dibilang dengan bisa berubah, tergantung dari tingkat produksi yang sedang dilakukan. Tingkat produksi dan biaya variabel akan selalu sama dan berkaitan. Contoh dari variabel cost ini antara lain, bahan baku, beban listrik, air dan lain-lain.

3. Harga Jual

Hal ini didapatkan dari semua biaya yang diperlukan dalam memproduksi suatu barang, ditambah dengan keuntungan yang ingin didapatkan.

4. Pendapatan

Pendapatan atau penghasilan yang didapatkan dari seluruh penjualan produk atau jasa. Jumlah pendapatan tersebut didapatkan berdasarkan harga jual dikali dengan jumlah produk yang berhasil tembus dijual di pasaran.

5. Laba

Komponen pembentuk BEP yang terakhir tidak jauh dari nama keuntungan, cara menghitung keuntungan atau laba ini dengan sisa penghasilan yang didapat dikurangi oleh biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost).

Faktor Peningkat Break Even Point (BEP)

Berikut ini merupakan beberapa faktor yang bisa meningkatkan Break Even Point:

1. Peningkatan Penjualan

Saat terjadinya peningkatan penjualan oleh konsumen, dapat diartikan sebagai permintaan yang lebih tinggi. Untuk menanggapi hal tersebut, maka perusahaan tentu perlu meningkatkan aktivitas produksinya. Pada akhirnya, BEP akan mengalami kenaikan untuk menutupi biaya penambahan produksi tersebut.

2. Biaya Produksi Meningkat

Biaya produksi yang meningkat ini juga bisa menjadi beberapa faktor yang melonjakkan Break Even Point. Hal ini bisa menjadi tantangan tersendiri sebagai pebisnis saat permintaan produk atau penjualan pelanggan tetap sama, namun biaya variabelnya saja yang meningkat. Tidak hanya biaya produksi, BEP juga bisa meningkat akibat adanya kenaikan biaya sewa gedung, gaji karyawan, ataupun biaya utilitas.

3. Perbaikan Peralatan

Faktor lainnya yang bisa meningkatkan BEP itu adalah perbaikan alat termasuk masalah pada produksi. Saat hal itu terjadi, kenaikan BEP juga terjadi, itu semua karena jumlah target unit yang tidak bisa diproduksi sesuai waktu yang telah ditentukan. Peralatan yang gagal beroperasi atau menghasilkan produk yang gagal juga bisa berujung pada meningkatnya biaya operasional, sehingga titik impasnya menjadi lebih tinggi.

Cara Mengurangi Break Even Point (BEP)

Pengertian Break Even Point

pixabay.com

Agar bisnis anda dapat menghasilkan laba yang lebih tinggi, maka nilai BEP harus diturunkan. Berikut ini adalah cara yang paling efektif untuk mengurangi nilai BEP antara lain:

1. Menaikkan Harga Produk

Langkah ini sebenarnya jarang sekali digunakan karena para pebisnis rata-rata takut kehilangan customer-nya. Namun, untuk mengurangi nilai BEP untuk meningkatkan profitabilitas, sebaiknya anda perlu mempertimbangkan lebih dalam mengenai menaikkan harga jual suatu produk ini ke masyarakat luas.

2. Melakukan Outsourcing

Profitabilitas merupakan kemampuan pebisnis dalam menghasilkan profit dalam periode tertentu dengan meningkatkan penjualan, aset dan modal tertentu. Profitabilitas ini dapat meningkat jika pebisnis memilih untuk melakukan outsourcing yang mana cara ini dapat digunakan untuk membantu dalam mengurangi biaya produksi ketika volume produksi meningkat.

Rumus dari BEP (Break Even Point)

Untuk menghitung nilai BEP ini anda bisa menggunakan dua rumus yang berbeda, yaitu berdasarkan unit atau berdasarkan nominal. Rumus BEP unit ini akan membantu Anda untuk mengetahui berapa banyak unit yang harus diproduksi untuk mencapai titik tengah atau titik impas. Sedangkan, rumus BEP nominal ini yang akan membantu Anda untuk mengetahui berapa banyak nilai penjualan yang dicapai untuk mencapai titik tengah atau titik impas.

Berikut Ini merupakan rumus BEP unit yang bisa Anda gunakan:

BEP = Total Biaya Tetap / (Harga Jual Produk per Unit – Biaya Variabel Unit Produk)

Sedangkan rumus BEP nominal adalah sebagai berikut:

BEP = Total Biaya Tetap / (1 – Biaya Variabel Unit Produk / Harga Jual Produk per Unit)

Cara Menghitung BEP (Break Even Point)

Setelah mengetahui kedua rumus BEP, maka selanjutnya cara menghitung BEP dengan mengaplikasikan rumus-rumus tersebut kedalam data-data penjualan atau produksi anda. Agar lebih jelasnya, berikut ini terdapat ilustrasi cara menghitung BEP yang sangat mudah untuk dipahami.

Mimi memiliki bisnis kantin sekolah. Biaya tetap yang dibutuhkan oleh bisnisnya ialah sejumlah Rp 10.000.000 per bulan. Biaya variabel per unit produknya adalah Rp 10.000. Sedangkan, harga jual makanan tersebut adalah Rp 20.000. Maka, cara menghitung BEP bisnis Mimi adalah sebagai berikut:

BEP Unit:

BEP = 10.000.000 / (20.000-10.000)
BEP = 10.000.000 / 10.000
BEP = 1.000 unit

Ilustrasi diatas mengartikan untuk mencapai titik impas di mana bisnis Mimi tidak akan mengalami kerugian jika Mimi harus memproduksi sekitar 1.000 pax makanan dalam satu bulan.

BEP Nominal:

BEP = 10.000.000 / (1-10.000 / 20.000)
BEP = 10.000.000 / (1- 0.5)
BEP = 10.000.000 / 0.5
BEP = 20.000.000

Arti dari ilustrasi diatas adalah agar bisnis kantin Mimi mampu mencapai titik impas dengan melakukan penjualan senilai Rp 20.000.000,00 setiap bulannya.

Kesimpulan

Pengertian BEP atau Break Even Point ini adalah suatu titik impas dimana laba yang didapatkan mempunyai nilai setara dengan yang diperlukan dalam sebuah usaha atau bisa disebut dengan tidak mengalami kerugian. Dengan bahasa gampangnya perusahaan yang tidak mendapatkan keuntungan ataupun kerugian.

Perhitungan Break Even Point ini tentu saja memiliki banyak keuntungan bagi para pengusaha untuk mengantisipasi sebuah kerugian yang didapatkan jika yang terjadi mengetahui nilai BEP dari hasil perhitungan tersebut mengalami penurunan pada penjualan suatu produk dan dapat mengetahui sebuah prediksi kapan waktu balik modal.

Teknik BEP ini dapat juga mengambil langkah-langkah yang penting seperti membuat variasi sebuah produk atau mengembangkan inovasi, sampai dengan sifatnya operasional untuk membantu menghasilkan keuntungan atau profitabilitas yang maksimal.

Selain itu, perhitungan Break Even Point ini sangatlah penting karena hasil akhirnya akan membantu para pebisnis untuk menentukan sebuah harga jual produk dan dapat menentukan keuntungannya / laba dengan menambahkan nilai profit yang sangat tinggi.

Demikian pembahasan tentang pengertian Break Even Point hingga cara menghitungnya. Semoga semua pembahasan di atas bermanfaat untuk Grameds.

Jika kamu ingin mencari buku tentang ekonomi, maka bisa menemukannya di gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Dennis Tan

BACA JUGA:

  1. Pengertian BEP: Dasar-Dasar, Elemen Penyusun, dan Cara Menghitung
  2. Pengertian Variable Cost dan Ciri-Cirinya
  3. Pengertian Harga: Fungsi, Jenis, Tujuan, dan Contohnya
  4. 12 Contoh Strategi Pemasaran yang Patut Dicoba
  5. Personal Selling: Pengertian, Pendekatan, Ciri, Tujuan
  6. Mengenal Sales Promotion Sebagai Trik Jitu Penjualan Produk 

About the author

Hendrik

Saya Hendrik Nuryanto dan biasa dipanggil dengan nama Hendrik. Salah satu hobi saya adalah menulis berbagai macam tema, seperti teknologi, hingga rumus-rumus beserta soalnya.