Sains dan Teknologi

Pedas Bukanlah Rasa, Tetapi …

Written by M. Harris

“Bang, beli tahu crispy dong, yang rasanya pedes ya bang!”

Siapa yang masih sering menyebutkan pedas sebagai salah satu rasa? Hm, sebaiknya mulai sekarang Grameds nggak lagi menyebutkan pedas ke dalam suatu rasa. Berbeda dengan manis, pahit, asin, dan asam, pedas bukanlah sebuah rasa, tetapi merupakan sebuah sensasi yang dirasakan oleh lidah. Cabai atau tumbuhan lain yang meninggalkan sensasi pedas mengeluarkan zat kimia bernama kapsaisin. Kapsaisin sendiri merupakan komponen aktif dari cabai atau tumbuhan lain yang sejenis. Kapsaisin akan menyebabkan iritasi atau sensasi terbakar bila dikonsumsi atau sekadar bersentuhan dengan jaringan manapun. Grameds masih ingat nggak struktur peta pada lidah yang sensitif terhadap rasa?

Pada peta penampang lidah di atas, ditunjukan bahwa bagian-bagian tertentu pada lidah memiliki reseptor sendiri terhadap rasa manis, asam, asin dan pahit. Sedangkan sensasi yang disebabkan kapsaisin membuat reseptor rasa sakit yang ada pada papila lidah memberikan sinyal pada otak dan diartikan sebagai rasa pedas. Itulah mengapa saat memakan makanan pedas, nggak cuma lidah yang merasa panas, namun hingga ke seluruh rongga mulut. Nggak cuma itu, terkadang kalau kamu makan sambal menggunakan tangan, sensasi pedas dan panasnya pasti juga tersisa di tangan ya, kan?

Setiap orang memiliki tingkat toleransi yang berbeda ketika makan makanan pedas. Ada yang kuat banget, ada yang kena cabai sedikit pun udah berkeringat banyak saking pedasnya. Mengapa hal ini bisa terjadi? Berkaitan dengan reseptor rasa sakit, jika kamu sering makan makanan pedas, maka reseptor tersebut akan kebal sehingga kamu bisa menahan sensasi pedas yang dirasakan. Berbeda dengan yang nggak terbiasa makan makanan pedas akan sulit menahan rasa terbakar dan terjadi iritasi pada usus yang menyebabkan kamu ingin buang air besar. Jika kamu memaksakan memakan pedas padahal nggak kuat, tubuh kamu akan merespon dengan memuntahkan makanan tersebut karena tubuh mengartikannya sebagai racun. Namun, meski Grameds kuat memakan makanan pedas, jangan makan secara berlebihan dan harus tahu batas ya agar nggak terjadi iritasi karena tubuh terus-terusan menerima sensasi panas terbakar.

Gimana, udah mulai paham kan Grameds mengapa pedas bukan termasuk ke dalam rasa? Selain karena nggak punya reseptor khusus pada penampang lidah, pedas adalah perasaan sakit atau panas meski bukan dimakan. Berbeda dong dengan manis, asam, asin, dan pahit, rasa tersebut hanya akan terasa jika dikonsumsi/dimakan aja. Kalo di oleskan atau terkena jaringan tubuh selain lidah maka nggak akan terasa apa-apa.

About the author

M. Harris

Biasanya saya menulis terkait dengan situasi terupdate dengan melakukan riset dahulu agar dapat menginformasikan kepada pembaca dengan tulisan yang menarik. Sepakbola, kuliner, dan film merupakan beberapa tema yang saya sukai.

Kontak media sosial Twitter saya M. Harris