Agama Islam

Muhasabah adalah Koreksi Diri dalam Islam, Simak Penjelasannya!

Muhasabah adalah
Written by Yufi Cantika

Muhasabah adalah – Seperti yang kita ketahui bahwa tak ada satu pun manusia yang luput dari dosa, maka alangkah baiknya jika kita selalu melakukan introspeksi diri atau dalam Islam disebut dengan nama muhasabah.

Muhasabah adalah salah satu perbuatan yang dianjurkan dalam Islam. Muhasabah perlu dijadikan sebagai kebutuhan dalam diri manusia, karena memberi banyak manfaat dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat.

Muhasabah perlu untuk dilakukan untuk menilai dan memeriksa kembali apa yang sudah kita lakukan, lalu kemudian memperbaiki diri.

Jadi, apa itu muhasabah?

Memahami Muhasabah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), muhasabah adalah introspeksi. Sebuah koreksi terhadap sikap maupun perbuatan diri sendiri.

Buku Muhasabah Diri Yuk! Mendefinisikan muhasabah adalah introspeksi atau koreksi terhadap diri sendiri atas segala perbuatan, ucapan, serta pikiran yang kita lakukan di dalam kehidupan sehari-hari. Buku ini juga menyebutkan jika ingin menjadi pribadi yang lebih baik, maka kita harus selalu istiqomah dalam menjaga diri di jalan yang lurus sekaligus meraih ketenangan hati.

Muhasabah adalah

Menurut A Kang Mastur (2018:88) dalam bukunya yang berjudul Yuk, Muhasabah, dijelaskan olehnya bahwa muhasabah adalah berasal dari kata bahasa Arab “hasiba-yahsabu-hisab” yang secara etimologis artinya adalah perhitungan. Sedangkan dalam terminologi Islam, muhasabah adalah upaya seseorang dalam melakukan evaluasi diri terhadap setiap kebaikan serta keburukan pada semua aspek kehidupannya.

Buku Yuk Muhasabah di dalamnya juga berisikan cara-cara paling tepat yang bisa kamu lakukan untuk mendapatkan ketentraman hidup dan menjadi seorang pemenang sejati. Kamu juga memperoleh pengetahuan ihwal cara untuk melejitkan segudang potensi yang kamu miliki.

Karena sejatinya untuk menjadi pemenang, apalagi untuk meraih kehidupan yang tentram bukanlah hal yang gampang. Makanya, buku ini akan memberitahu kamu cara-cara meraihnya.

Muhasabah adalah

Muhasabah biasanya dilakukan pada malam hari sebelum kita beristirahat, yaitu dengan mengoreksi segala sikap, perbuatan, maupun kesalahan diri di sepanjang hari itu. Hal ini dimaksudkan supaya kesalahan itu tidak terulang lagi di kemudian hari dan bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Dalil tentang Muhasabah

Muhasabah adalah

unsplash.com

Islam mengajarkan umatnya untuk selalu bermuhasabah, berikut adalah beberapa dalil yang berkaitan dengan muhasabah adalah sebagai berikut.

  1. QS An-Nur ayat 31 yang berarti “Bertobatlah kalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kalian beruntung.”
  2. QS Al-Hasyr ayat 18 yang berarti “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah. Hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok. Bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
  3. QS Al-A’raf ayat 201 yang berarti “Sungguh, orang-orang yang bertakwa bila ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, lalu ketika itu juga mereka melihat (kesalahan-kesalahannya).”
  4. Dari Syadad bin Aus Ra., Nabi Muhammad SAW bersabda: “Orang yang pandai ialah orang yang mengevaluasi dirinya serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang lemah ialah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT.” (HR. Tirmidzi).
  5. Diriwayatkan oleh Umar bin Khattab, Rasulullah SAW juga pernah bersabda: “Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab, dan hiasilah dirimu sekalian (dengan amal shaleh), karena adanya sesuatu yang lebih luas dan besar, dan sesuatu yang meringankan hisab di hari kiamat yaitu orang-orang yang bermuhasabah atas dirinya ketika di dunia.” (HR. Tirmidzi).
  6. Rasulullah SAW, dikutip Al-Ghazali, bersabda: “Sungguh, aku meminta ampun dan bertobat kepada Allah sebanyak 100 kali dalam sehari.” (Imam Al-Ghazali).
  7. Ungkapan Umar RA melalui Imam Al-Ghazali, “Hendaklah kalian lakukan muhasabah atas diri kalian sebelum kalian dihisab. Timbanglah perbuatan kalian sebelum ia kelak ditimbang.” (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin)

Bagaimana Cara Melakukan Muhasabah?

Muhasabah adalah

unsplash.com

Muhasabah adalah introspeksi diri yang bisa dilakukan secara mandiri dengan diri sendiri atau bersama-sama. Saat sekolah, pasti beberapa di antara kamu pernah merasakan melakukan muhasabah bersama dengan teman-teman juga guru.

Biasanya kegiatan muhasabah ini dilakukan di sekolah saat menjelang ujian. Ada beragam tujuannya, bisa sebagai memperkuat keimanan kita kepada Allah, memperkuat keyakinan diri kita untuk belajar, serta untuk meminta maaf pada orangtua.

Jika kamu ingin melakukan muhasabah sendiri, kamu bisa mencobanya dengan menenangkan diri dengan berwudhu terlebih dahulu sebelum bermuhasabah. Lalu, kamu bisa bermuhasabah setelah solat kemudian berbicara langsung kepada Sang Khalik melalui sebuah doa.

Sebetulnya ada banyak cara melakukan muhasabah, beberapa cara muhasabah adalah sebagai berikut.

1. Mengevaluasi soal niat, amalan, juga dosa

Hal pertama untuk bermuhasabah adalah dengan merenungkan apa saja yang sudah kita lalui dalam hidup. Kemudian, melakukan evaluasi, sudahkah kita memiliki niat untuk menjadi orang yang lebih baik? Sudahkah kita melakukan amalan-amalan yang diperintahkan Allah? Dan sudahkah kita menyadari seberapa banyak dosa yang sudah kita perbuat?

Setelah kamu mengetahui jawabannya, segera niatkan untuk senantiasa lebih taat kepada Allah SWT dan menjauhi segala laranganNya.

2. Melaksanakan solat taubat

Ketika kamu sudah menyesali segala dosa yang telah kamu perbuat, maka sebagai seorang muslim yang taat akan segera bertobat. Salah satu bentuk amalan yang dapat kamu lakukan adalah dengan mendirikan solat taubat.

Tata cara solat taubat sama seperti solat pada umumnya, tapi bisa terdiri dari dua rakaat, empat, atau enak rakaat. Kemudian pada bagian sujud paling akhir, akuilah segala dosa yang kamu perbuat dan meminta ampunan pada Allah SWT.

Sebagaimana sabda Rasulullah “Yang paling dekat antara seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika ia sujud, maka perbanyaklah doa ketika itu.”

3. Menerima saran dan masukan dari orang lain

Sebagai seorang manusia, kadang kita butuh orang lain untuk menyadarkan atas kesalahan yang telah kita perbuat. Maka dari itu, mempunyai teman yang saleh amat dibuthkan, karena bisa saling untuk mengingatkan agar senantiasa bermuhasabah dan mengevaluasi diri.

Rasulullah bersabda “Sesungguhnya aku hanyalah manusia seperti kalian. Aku lupa sebagaimana kalian lupa. Oleh karenanya, ingatkanlah aku ketika diriku lupa.”

Maka betapa pentingnya sosok teman untuk saling mengingatkan dan memberi dukungan satu sama lain untuk bermuhasabah.

Lalu dalam hadits juga dijelaskan, “Jika Allah menghendaki kebaikan bagi diri seorang pemimpin/pejabat, maka Allah akan memberinya seorang pendamping/pembantu yang jujur yang akan mengingatkan jika dirinya lalai dan akan membantu jika dirinya ingat.” (HR. Abu Dawud)

4. Bersahabat dengan orang saleh

Salah satu rezeki yang Allah berikan kepada hambanya adalah dengan dikelilingi oleh sahabat yang saleh. Dengan begitu, mereka akan senantiasa saling menasihati dan mengingatkan kekeliruan yang sudah dilakukan, semata-mata agar bisa bersama dalam kebaikan.

5. Menyendiri

Salah satu bentuk introspeksi dan evaluasi yang berguna adalah dengan cara menyendiri saat melakukan muhasabah. Umar bin Khaththab berkata: “Koreksilah diri kalian sebelum kalian dihisab dan berhiaslah (dengan amal saleh) untuk pagelaran agung (pada hari kiamat kelak).” (HR Tirmidzi).

Keutamaan Melakukan Muhasabah

Karena muhasabah adalah salah satu hal yang penting, maka muhasabah sebaiknya kamu lakukan setiap hari. Sebab ternyata, muhasabah memiliki berbagai keutamaan. Seperti yang ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh School of Education and Modern Languages, UUM College of Arts and Sciences, Universiti Utara Malaysia.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa muhasabah bisa diidentifikasi sebagai salah satu alternatif upaya untuk bisa mengembangkan nilai akhlak yang baik. Hal ini juga berkaitan dengan adanya kemungkinan bagi pengembangan diri serta pengembangan moral.

Seiring dengan perkataan Imam Al-Ghazali yang mengaitkan antara muhasabah dengan tobat. Keduanya tidak bisa dipisahkan, aktena tobat adalah koreksi terhadap suatu perbuatan atau sikap dari diri sendiri yang dilakukan dengan rasa menyesal.

Sebagai seorang manusia, setiap hari kita tidak pernah luput dari khilaf dan salah, akantetapi, melalui muhasabah, Allah Maha Pengampun menyambut hamba-hambanya yang berdosa ini. Ia juga mengabarkan bahwa ampunan-Nya lebih besar daripada dosa yang dilakukan oleh umatnya.

Itulah penjelasan yang tertera dalam buku Muhasabah Si Pendosa. Dijelaskan juga bahwa saat kita melakukan muhasabah, maka Allah mengampuni segala dosa dan kesalahan umatnya, kesalahan dihapuskan, keburukan diganti dengan kebaikan dan dikucurkannya rahmat.

Muhasabah adalah

Maka keutamaan muhasabah adalah sebagai berikut.

1. Merupakan sifat hamba Allah yang bertakwa

Orang yang bertakwa adalah orang yang membawa sebaik-baiknya bekal untuk di akhirat kelak. Akan tetapi, dalam perjalanannya tidak selalu mendapatkan jalan yang mulus. Bisa saja orang itu merasa lelah dan lemah atau bisa saja merasa bosan. Muhasabah akan membantu dalam menghadapi berbagai rintangan yang akan dihadapi.

Maimun bin Mahran rahimahullah berkata: “Tidaklah seorang hamba menjadi bertakwa sampai dia melakukan muhasabah atas dirinya lebih keras daripada seorang teman kerja yang pelit yang membuat perhitungan dengan temannya.”

2. Hasil dari muhasabah adalah tobat

Banyak di antara manusia yang melakukan perbuatan maksiat, tetapi Allah SWT masih tetap memberikan nikmat kepadanya. Orang tersebut tidak menyadari kalau itu adalah bentuk istidraj atau bentuk penangguhan menuju kebinasaan dari Allah SWT, sebagaimana firmanNya yang berarti:

“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.” (QS Al-A’raf: 182)

Ayat di atas merupakan bentuk peringatan dari Allah SWT, maka hendaknya kita merasa takut akan peringatan tersebut. sehingga ada baiknya kita senantiasa melakukan introspeksi diri. jangan sampai nikmat yang sudah diberikan Allah kepada kita adalah bentuk istidraj.

Muhasabah yang benar akan mengantarkan kita kepada tobat yang akan diawali dengan bentuk penyesalan. Seperti Rasulullah SAW bersabda: “Menyesal adalah taubat.” (HR Ibnu Majah, Ahmaddan dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahiih al-Jaami’ ash-Shaghir).

3. Menambah energi untuk menjalankan ibadah

Muhasabah akan menjadi energi tambahan tersendiri ketika kita mengerjakan seluruh perintah Allah SWT. Muhasabah adalah hal yang perlu dilakukan agar kita tidak terjebak dalam kesesatan apalagi kemaksiatan.

Ini juga bisa menjadi momen untuk mencharge diri, mengingat apa yang sudah dilakukan untuk mencari kebaikan di dalamnya, serta mengembangkan diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan dicintai oleh Allah SWT.

Aspek Muhasabah dalam Islam

Muhasabah adalah

unsplash.com

1. Aspek ibadah

Aspek ibadah menjadi salah satu aspek dalam muhasabah. Sebab, ibadah merupakan tujuan utama dari diciptakannya manusia. Seperti firman Allah SWT yang berarti “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.”

2. Aspek pekerjaan, rezeki, dan usia

Muhasabah adalah kesempatan bagi umat muslim untuk melakukan introspeksi diri terkait dengan yang telah dikerjakannya selama di dunia. Oleh sebab itu, aspek usia, pekerjaan, dan rezeki menjadi salah satu yang penting untuk diperhatikan.

Dari Ibnu ‘Abbas Ra Rasulullah SAW pernah menasehati seseorang, beliau bersabda,

“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: (1) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, (2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, (3) Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, (4) Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, (5) Hidupmu sebelum datang matimu.”

3. Aspek kehidupan sosial

Aspek kehidupan sosial yang dimaksud adalah hubungan kita dengan sesama manusia. Seperti Rasulullah bersabda,

“Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?” Mereka menjawab: “Orang yang bangkrut di antara kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan tidak memiliki harta benda.”

Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umat hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Namun ia juga datang membawa dosa kedzaliman. Ia tidak pernah mencerca si ini, menuduh tanpa bukti terhadap si itu, meminta harta si anu, menumpahkan darah orang ini dan melawan orang itu.

Maka sebagai tebusan atas kedzalimannya ini, diberikanlah di antara menguntungkannya si ini, si anu dan si itu. Sampai selesai istimewa telah habis dibagi-bagikan kepada orang-orang yang didzaliminya sementara belum semua kedzalimannya tertebus, (HR Muslim no. 6522).

Kapan Waktu yang Tepat untuk Muhasabah?

1. Awal waktu

Imam AL-Ghazali menganjurkan seseorang mengalokasikan waktunya untuk muhasabah atau introspeksi diri di pagi hari. Muhasabah dilakukan di awal waktu paling penting, untuk merencanakan kebaikan-kebaikan serta meneguhkan komitmen pada kebaikan dan menjauhi keburukan. Pada kesempatan itulah, seseorang menetapkan syarat yang berat untuk dirinya dalam meningkatkannya pada kebenaran.

“Ketahuilah, seorang hamba sebagaimana menyediakan waktu pada awal hari untuk menentukan syarat yang berat bagi dirinya sebagai nasihat pada kebenaran seyogyanya menyediakan waktu pada ujung hari untuk ‘menuntut’ dan ‘mengadili’ dirinya baik gerak maupun diam.” (Imam Al-Ghazali).

2. Akhir waktu

Imam Al-Ghazali juga menganjurkan umat muslim melakukan muhasabah pada akhir waktu. Muhasabah di akhir waktu cukup penting sebagai bentuk kesempatan seseorang untuk mengintrospeksi semua perbuatan dirinya, baik diam maupun gerak.

Jadi, kapan waktu yang tepat untuk kita melakukan muhasabah? Bisa dikatakan muhasabah di awal dan di akhir waktu adalah sama pentingnya. Imam Al-Ghazali menganjurkan kepada siapa saja untuk melakukan muhasabah tersebut secara harian, mingguan, bulanan, dan juga tahunan.

Beliau juga mengatakan sebaiknya sebagai orang bijak, kita bisa melakukan muhasabah pada waktu pagi dan sore, awal dan akhir pekan, serta awal tahun dan di penghujung tahun. Tidak ada ketentuan bahwa muhasabah hanya kita lakukan di akhir tahun saja. Muhasabah bisa kita lakukan kapanpun sesuai dengan keinginan.

Grameds, kita telah mengetahui bahwa muhasabah adalah sikap introspeksi diri yang perlu kita lakukan agar menjadi diri yang lebih baik. Grameds juga bisa mengetahui bagaimana cara terbaik dalam melakukan muhasabah dan hal terkait lainnya dengan membaca buku-buku yang bisa kamu temukan di Gramedia.com. Gramedia selalu memberikan produk-produk terbaik agar kamu memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Nurul Ismi Humairoh

BACA JUGA:

  1. 7 Ibadah yang Dianjurkan di Bulan Ramadhan
  2. Pengertian dan Jenis Ibadah dalam Islam
  3. Beragam Hikmah Sholat dan Akibat Jika Meninggalkan Ibadah Sholat
  4. Mengenal Sujud Sahwi dan Tata Caranya di Dalam Shalat
  5. Pengertian Ittiba: Dasar Hukum, Tujuan, Jenis, dan Kedudukannya dalam Syariat Islam

About the author

Yufi Cantika

Saya Yufi Cantika Sukma Ilahiah dan biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Saya suka dengan tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Linkedin Yufi Cantika