Uncategorized

Ketahui Manfaat Hutan Bakau Bagi Ekosistem Alam dan Kehidupan Masyarakat

Written by Nandy

Ketahui Manfaat Hutan Bakau Bagi Ekosistem Alam dan Kehidupan Masyarakat- Menjaga alam dan habitatnya adalah tugas manusia sebagai makhluk yang hidup berdampingan dengan alam. Pada masyarakat pesisir pantai yang tinggal di atas permukaan laut langsung karena jauh dari daratan merupakan tugas mereka untuk menjaga setiap ekosistem alam yang berada di pesisir pantai.

Hutan bakau merupakan salah satu contoh ekosistem alam yang tumbuh dengan sangat baik di pesisir pantai untuk menjaga keseimbangan perbatasan antara darat dan laut agar air laut yang pasang tidak mengikis sedikit demi sedikit daratan yang ada.

Hutan bakau (mangrove) merupakan ekosistem pesisir pantai yang penting. Manfaat hutan mangrove sangat luas, terutama dalam mendukung kehidupan pesisir. Pada prinsipnya, hutan mangrove tidak hanya tumbuh di kawasan pesisir, tetapi juga dapat tumbuh di rawa-rawa payau.

Habitat pohon ini menjadikan bentuk pohon bakau unik karena memadukan ciri tumbuhan darat dan laut. Indonesia sendiri merupakan salah satu negara dengan bentang alam hutan mangrove terbanyak.

Namun apakah sobat grameds sudah mengetahui apa saja manfaat yang diperoleh ketika menjaga dan merawat hutan bakau bagi kehidupan pesisir tersebut? Jika belum, maka pada pembahasan kali ini kami telah menyajikan informasi seputar apa saja manfaat hutan bakau bagi ekosistem alam dan kehidupan masyarakat pesisir.

Selanjutnya informasi tersebut telah kami rangkum di bawah ini!

Apa Itu Hutan Bakau?

Sebelum mengetahui apa saja manfaat dari hutan bakau ada baiknya sobat grameds juga mengetahui mengenai apa itu hutan bakau sendiri.

Selanjutnya simak rangkuman di bawah ini.

Hutan bakau (mangrove dalam bahasa Inggris) adalah hutan yang tumbuh di air payau, yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Hutan ini tumbuh terutama di daerah yang berlumpur dan akumulasi bahan organik. Dan di teluk yang terlindung dari serangan gelombang dan di sekitar muara sungai, tempat air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawa ke hulu.

Ekosistem hutan bakau memiliki keunikan baik karena tanah berlumpur yang mengurangi gesekan tanah; salinitas tanahnya yang tinggi; dan mengalami banjir pasang surut. Hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat tersebut dan sebagian besar merupakan ciri khas mangrove karena telah mengalami proses adaptasi dan perkembangan.

Pohon bakau biasa ditemukan di daerah yang lebih hangat di dunia, terutama di sekitar khatulistiwa di daerah tropis dan pada tingkat yang lebih rendah di daerah subtropis.

Indonesia memiliki hutan bakau dengan luas 2,5 hingga 4,5 juta hektar, menjadikannya sebagai hutan bakau terbesar di dunia. Dilampaui oleh Brazil (1,3 juta ha), Nigeria (1,1 juta ha) dan Australia (0,97 ha) (Spalding et al, 1997, Noor et al, 1999).

Luas mangrove di Indonesia mencapai 25 persen  luas mangrove dunia. Namun, beberapa di antaranya dalam kondisi kritis. Di Indonesia, hutan bakau yang luas mengelilingi Pesisir Sunda yang relatif tenang, tempat mengalirnya sungai-sungai besar. Yakni di pesisir timur Sumatera dan di pesisir barat dan selatan Kalimantan. Di pantai utara Jawa, hutan ini sudah lama tergerus karena kebutuhan lahan penduduknya.

Di Indonesia bagian timur, di tepi paparan Sahul, hutan mangrove masih dalam kondisi baik  di sepanjang pantai barat daya Papua, terutama di sekitar Teluk Bintun. Mangrove di Papua luasnya mencapai  1,3 juta hektar, yaitu sekitar sepertiga dari luas mangrove di Indonesia.

Jenis Tanaman Bakau

Terdapat tiga kelas mangrove pada ekosistem hutan mangrove, yaitu:

  • Mangrove sejati utama (besar), yaitu mangrove yang tumbuh pada daerah intertidal dan membentuk tegakan bersih.
  • Mangrove sejati (kecil) lainnya, yaitu bagian dari mangrove yang biasanya terdapat di bagian tepi dan jarang membentuk tegakan, oleh karena itu dianggap sebagai bagian minor.
  • Mangrove ikutan (Asosiasi), yaitu tanaman mangrove yang tidak pernah tumbuh di kawasan mangrove sejati dan biasanya tumbuh di darat.

Dari ketiga jenis mangrove tersebut, mangrove sejati merupakan yang terpenting di wilayah pesisir karena tumbuh di daerah intertidal untuk mencegah kerusakan secara langsung.

Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), terdapat 202 jenis tumbuhan mangrove di Indonesia, terdiri dari 89 jenis pohon, 5 jenis pemanjat, jenis rerumputan darat, jenis epifit (tumbuh menumpang di tumbuhan lain), dan 1 spesies tanaman paku.

Dari 202 jenis tersebut, 3 jenis termasuk dalam kelas mangrove sejati (primer), sedangkan sisanya termasuk dalam kelas mangrove terkait (related). Jenis tumbuhan mangrove tersebar di seluruh Indonesia. Informasi lengkap 166 jenis di Jawa, 157 jenis di Sumatera, 150 jenis di Kalimantan, 142 jenis di Papua, 135 jenis di Sulawesi, 133 jenis di Maluku dan 120 jenis di Kepulauan Sunda Kecil.

Manfaat Hutan Bakau Bagi Ekosistem

  • Pencegahan Abrasi

Keunggulan utama hutan mangrove yang sangat bermanfaat bagi kehidupan pesisir adalah kemampuannya dalam mencegah abrasi.

Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh kekuatan gelombang laut dan arus laut atau oleh pasang surut arus laut yang merusak. Abrasi juga dikenal sebagai erosi pantai. Kerusakan pantai akibat abrasi disebabkan oleh terganggunya keseimbangan alam wilayah pesisir.

Pengerukan yang tidak terlindungi dapat menyebabkan pengikisan daratan pantai, perusakan hutan bakau dan hilangnya tempat berkumpulnya ikan.

Mengapa gerusan masih dapat merusak mangrove? Kondisi ini bisa terjadi jika kekuatan abrasi tidak sebanding dengan mangrove yang ditanam. Tanpa hutan bakau pun mata pencaharian penduduk pesisir bisa berkurang.

Pada waktu-waktu tertentu dalam setahun angin laut bertiup kencang ke arah daratan yang kemudian menyebabkan erosi.

Abrasi yang tidak terkendali dapat berdampak negatif terhadap kehidupan pesisir karena kondisi tersebut dapat menyebabkan intrusi air laut.

Namun, erosi dapat dicegah dengan memelihara hutan bakau, karena bakau yang lebat menahan angin laut.

  • Pencegahan Intrusi Air Laut

Intrusi air laut adalah suatu keadaan dimana air laut masuk ke dalam pori-pori batuan dan mencemari air tanah.

Hal ini berdampak fatal terhadap ketersediaan air bersih bagi permukiman pesisir. Kondisi ini dapat memburuk jika berlangsung lama. Dampak terburuknya adalah terganggunya kesehatan penduduk pesisir dan pertanian pesisir menderita.

  • Tempat Hidup Satwa

Aktivitas manusia telah menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati secara besar-besaran di ekosistem darat dan laut di seluruh dunia. Hal ini mengancam banyak spesies tanaman dan hewan yang hidup di hutan bakau.

Keberadaan hutan mangrove tidak hanya terbatas pada perlindungan satwa laut, tetapi juga menjadi habitat satwa darat dan udara.

Ini bisa berupa burung, ular, monyet, dan banyak spesies hewan lainnya.

Akar mangrove juga sangat bermanfaat bagi ikan sebagai sumber makanan.

Dengan menyaring air pesisir, bakau menciptakan habitat kaya nutrisi bagi banyak spesies yang tumbuh baik diatas maupun dibawah tepi air.

Ekosistem mangrove merupakan rumah bagi atau bersarang di berbagai macam fauna, termasuk banyak spesies ikan, kepiting dan udang, moluska, penyu dan mamalia lainnya.

Pepohonan juga menjadi rumah bagi berbagai jenis burung yang bersarang, beranak, dan bermigrasi.

Ketika hutan bakau ditebang, habitat yang berharga ini  hilang, yang mengancam kelangsungan hidup banyak spesies.

Tapi itu bukanlah keseluruhan cerita. Mangrove juga merupakan sumber potensial bahan biologis yang belum ditemukan, seperti senyawa antibakteri dan gen tahan hama, yang mungkin bermanfaat bagi umat manusia. Ketika hutan bakau hilang karena erosi pantai, begitu pula mereka.

Penipisan hutan bakau dan hutan lain seperti Amazon mempengaruhi banyak spesies  berbeda. Data dari Daftar Merah International Union for Conservation of Nature (IUCN)  menunjukkan bahwa 68.574 spesies invertebrata, saat ini 8.374 diantaranya terancam punah.

Melindungi ekosistem alam seperti  bakau tidak hanya membantu melestarikan keanekaragaman hayati, tetapi juga melindungi sumber daya penting bagi masyarakat lokal.

  • Filter alami

Hutan mangrove harus lebat dengan akar yang besar dan juga daerah yang berlumpur.

Kedua hal tersebut berperan sebagai filter alami yang dapat mengurai sampah organik dan bahan kimia yang dapat mencemari laut.

Oleh karena itu, penanaman pohon bakau sangat penting karena manfaat hutan bakau adalah untuk melindungi ekosistem di sekitar pantai.

  • Berkontribusi dalam pembentukan pulau

Manfaat hutan mangrove dalam jangka panjang adalah berkontribusi dalam pembentukan daratan yang berpengaruh terhadap perkembangan pesisir.

Semakin luas lahan yang dihasilkan dari hutan bakau maka semakin besar peluang keberhasilan tanaman darat.

Jika kondisi ini dapat berlangsung lama, kemungkinan ekosistem ini dapat membentuk pulau-pulau baru.

  • Hutan Mangrove Menjaga Kualitas Air

Hutan mangrove juga sangat penting dalam menjaga kualitas air. Berkat jaringan akarnya yang padat dan vegetasi di sekitarnya, mereka menyaring dan menangkap sedimen, logam berat, dan polutan lainnya.

Kemampuan  menahan sedimen di hulu mencegah pencemaran saluran air di hilir dan melindungi habitat sensitif seperti terumbu karang di bawahnya dan rumput laut.

  • Hasil Tumbuhan

Kayu mangrove sering digunakan dalam konstruksi dan sebagai bahan bakar.

Namun, itu harus dipantau dengan baik. Bukan malah menebang hutan mangrove secara besar-besaran.

Pohon bakau sering dimanfaatkan sebagai bubur kertas, arang dan pakan ternak.

Selain itu, ekosistem mangrove juga dapat menjadi tempat tumbuhnya berbagai jenis tanaman obat.

  • Pengembangan kawasan wisata

Manfaat hutan mangrove juga meluas ke sektor pariwisata karena ekosistem mangrove memiliki kepentingan tersendiri.

Terutama bagi masyarakat yang tidak tinggal di pesisir.

Ada beberapa tempat wisata hutan mangrove di Indonesia sendiri. Anda bisa mengunjungi Muara Angke, Rembang, Tarakan, Wanasari dan masih banyak lagi.

  • Perlindungan Iklim dan Cuaca

Perubahan iklim dan cuaca yang tidak dapat diprediksi dapat menyebabkan kerusakan ekosistem alam, termasuk ekosistem mangrove.

Namun hal ini dapat diminimalisir dengan tetap menjaga mangrove tetap utuh dan tidak rusak.

Dengan demikian, iklim pesisir tetap terjaga dan hutan bakau juga berperan dalam mencegah bencana alam.

  • Pencegahan Pemanasan Global

Saat ini pemanasan global telah menjadi masalah besar bagi umat manusia. Salah satu penyebabnya tidak lain adalah kerusakan ekosistem.

Mengembangkan hutan bakau dapat menjadi salah satu cara untuk mencegah pemanasan global dan meminimalkan dampaknya.

  • Pengembangan Ilmiah

Manfaat yang sangat besar dari ekosistem hutan Bakau merupakan tempat pengembangan ilmu pengetahuan karena banyak yang dapat dipelajari dari ekosistem ini.

Contoh penelitian di bidang kelautan, perikanan atau bahkan kimia.

  • Sumber Kayu Bakar

Salah satu manfaat mangrove yang dialami masyarakat pesisir adalah sebagai sumber kayu bakar.

Oleh karena itu, penggunaan gas dapat dikurangi untuk mengurangi kebutuhan penggunaan gas.

  • Lingkungan Tambak Laut

Kawasan hutan mangrove merupakan salah satu tempat yang paling nyaman bagi berbagai jenis makhluk dan organisme.

Udang, ikan, dan kepiting misalnya cocok hidup di hutan bakau.

Di sisi lain, manusia juga membutuhkan makhluk hidup tersebut sebagai makanan dan sebagai sumber zat gizi yang penting bagi kesehatan.

  • Pencegahan Tsunami

Tsunami adalah gelombang raksasa di bawah laut yang disebabkan oleh gempa bumi atau letusan gunung berapi. Hutan bakau yang lebat, yang memiliki akar kuat yang menancap ke tanah, dapat bermanfaat dalam mengurangi dampak tsunami dengan mengurangi kerusakan akibat aliran air ke daratan. Hutan bakau selebar beberapa ratus meter telah terbukti mengurangi ketinggian tsunami hingga 5-30%.

  • Karbon dioksida yang dapat diserap

Penelitian: Dr. Nugroho Dr. Seri Konferensi IOP Waskitho Universitas Muhammadiyah Malang: Ilmu dan Teknologi Material menunjukkan bahwa mangrove memiliki kemampuan menyerap karbon. Studi lain menemukan bahwa rata-rata kematangan mangrove adalah 25 tahun.

Satu hektar hutan bakau dewasa dapat menyerap 840 ton karbondioksida. Artinya, satu pohon mangrove dapat menyerap 308 kg (0,3 ton) karbon dioksida dari atmosfer selama musim tanamnya, yaitu 12,3 kg per tahun. Penyebab utama perubahan iklim adalah kelebihan jumlah karbon dioksida yang dihasilkan dari penggunaan bahan bakar fosil. Dengan adanya hutan bakau, lebih banyak karbondioksida yang diserap untuk mencegah perubahan iklim.

Cara Merawat dan Melestarikan Hutan Bakau

Ada beberapa cara  untuk menjaga kelestarian hutan mangrove yang masyarakat setempat dan pemerintah dapat menerapkan metode ini.

Cara melindungi mangrove adalah sebagai berikut:

  • Menanam kembali mangrove pada kawasan ekosistem mangrove yang rusak.
  • Memanfaatkan mangrove secara bijaksana untuk menghindari kerusakan dan memberi perlindungan hutan bakau.
  • Perlindungan dan pengelolaan hutan bakau.
  • Mendorong masyarakat untuk tidak melakukan pembuangan limbah ke laut.

Kesimpulan

Sekian pembahasan singkat mengenai manfaat dari hutan bakau bagi ekosistem alam dan kehidupan masyarakat. Tidak hanya membahas mengenai hutan bakau saja, namun juga membahas mengenai apa saja manfaat yang dapat diperoleh dari merawat hutan bakau bagi alam dan makhluk hidupnya serta cara apa saja yang dapat dilakukan untuk merawat dan melestarikan keberadaan hutan bakau itu sendiri.

Mengetahui berbagai manfaat dari hutan bakau memberi kita pelajaran berharga betapa pentingnya menjaga dan merawat alam serta ekosistemnya karena sangat bermanfaat bagi kehidupan setiap makhluk hidup dan bukan hanya manusia saja yang menerima dampak positifnya namun seluruh makhluk hidup baik itu hewan maupun tumbuhan juga merasakan dampak positifnya dari merawat hutan bakau.

Demikian ulasan mengenai manfaat dari hutan bakau. Buat Grameds yang mau belajar tentang hutan bakau dan ekosistem alam serta ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan alam lainnya, kamu bisa mengunjungi Gramedia.com untuk mendapatkan buku-buku terkait.

Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia selalu memberikan produk terbaik, agar kamu memiliki informasi terbaik dan terbaru untuk kamu. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Pandu Akram

Artikel terkait:

15 Alasan Mengapa Kita Harus Menjaga Kelestarian Tanaman Bakau

Mengenal Jenis Hutan di Indonesia Beserta Ciri-Cirinya

Hutan : Pengertian, Jenis-Jenis, dan Manfaatnya

11 Manfaat Reboisasi serta Pengertian, Jenis-Jenis, Hingga Tujuan-Nya!

Memahami Fungsi Hutan Mangrove Untuk Lingkungan

About the author

Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya