konjungsi urutan waktu – Halo, Grameds!. Pernahkah kamu membaca cerita atau laporan yang alurnya terasa berantakan, sehingga sulit diikuti? Salah satu penyebabnya bisa jadi karena penulis tidak menggunakan konjungsi urutan waktu dengan tepat.
Padahal, dalam bahasa Indonesia, konjungsi ini sangat penting untuk membuat tulisan menjadi runtut, logis, dan mudah dipahami. Baik dalam teks naratif, laporan peristiwa, maupun teks prosedur, konjungsi urutan waktu membantu pembaca memahami kapan sesuatu terjadi dan bagaimana urutannya.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap mulai dari pengertian, fungsi, jenis-jenis, hingga contoh penggunaannya dalam kalimat sehari-hari. Yuk, kita pelajari bersama, Grameds!
Daftar Isi
Pengertian Konjungsi Urutan Waktu
Secara sederhana, konjungsi urutan waktu adalah kata penghubung yang menandai kapan suatu kejadian berlangsung relatif terhadap kejadian lain.
Fungsi utamanya adalah menyusun kejadian secara kronologis, yang menunjukkan mana yang terjadi lebih dulu, mana yang menyusul, dan mana yang menutup rangkaian. Dengan kata lain, konjungsi ini membuat alur cerita atau proses menjadi logis dan mudah diikuti.
Memahami konjungsi urutan waktu sangat penting, yakni:
1. Memudahkan pemahaman pembaca
Ketika peristiwa disusun dengan jelas, pembaca tidak perlu menebak urutan kejadian. Hal ini penting pada teks yang menyajikan banyak aksi atau langkah.
2. Menjaga koherensi dan kohesi teks
Konjungsi urutan waktu menghubungkan kalimat sehingga paragraf terasa utuh — bukan deretan kalimat yang terputus-putus.
3. Membantu penulis menyampaikan proses
Pada teks prosedur atau laporan ilmiah, pembaca butuh tahu langkah demi langkah; konjungsi waktu membuat urutan tersebut bisa diikuti secara sistematis.
4. Mempengaruhi nada dan tempo narasi
Pilihan konjungsi (mis. “seketika” vs “kemudian”) bisa mempercepat atau memperlambat ritme bacaan, sehingga penulis bisa mengatur ketegangan atau kelancaran cerita.

Sumber: Pexels
Jenis dan Contoh Konjungsi
Konjungsi urutan waktu bisa dikelompokkan menurut fungsi kronologisnya:
1. Menandai permulaan atau titik awal
Kata: ketika, saat, sejak, sewaktu, tatkala
Fungsi: membuka latar waktu atau memulai adegan.
Contoh: Sejak pagi, hujan turun deras. / Ketika pintu terbuka, semua orang terkejut.
2. Menunjukkan urutan atau kelanjutan
Kata: lalu, kemudian, setelah itu, selanjutnya, berikutnya
Fungsi: menghubungkan aksi satu ke aksi berikutnya secara berurutan.
Contoh: Ia mencuci tangan, kemudian mulai memasak. / Pertama ia mengumpulkan data, selanjutnya menganalisisnya.
3. Menandai penutupan atau batas waktu
Kata: hingga, sampai, akhirnya, pada akhirnya, berakhir
Fungsi: menunjukkan batas waktu atau menyimpulkan rangkaian peristiwa.
Contoh: Kami bekerja hingga larut malam. / Pada akhirnya, keputusan diambil bersama.
4. Menunjukkan simultanitas atau periode
Kata: sementara, sambil, selama, di saat
Fungsi: menandai dua kejadian yang berlangsung bersamaan.
Contoh: Sementara ia memasak, anak-anak mengerjakan PR. / Selama liburan, mereka berlatih setiap hari.
5. Menandai urutan logis dalam narasi reflektif
Kata: dulu, kemudian, setelahnya, belakangan
Fungsi: sering muncul pada teks recount atau biografi untuk menceritakan pengalaman.
Contoh: Dulu ia pemalu, kemudian berubah menjadi pembicara publik yang percaya diri.
Penggunaan Menurut Jenis Teks
- Teks naratif (cerita, legenda): Pakai konjungsi untuk membangun alur kejadian—awal, konflik, klimaks, dan penyelesaian. Contoh: Pada suatu hari… kemudian terjadi… akhirnya…
- Teks prosedur / instruksi: Gunakan konjungsi urutan waktu yang jelas dan ringkas (pertama, lalu, terakhir) agar langkah dapat diikuti. Contoh: Pertama panaskan minyak. Selanjutnya masukkan bawang.
- Laporan peristiwa / berita: Pilih konjungsi yang objektif dan tepat waktu (pukul, tanggal, kemudian) untuk menjaga akurasi kronologis.
- Recount / refleksi pribadi: Gunakan variasi konjungsi untuk menunjukkan perkembangan peristiwa dan perubahan emosi.
Aturan Penempatan dan Tanda Baca
- Jika klausa waktu berada di awal kalimat, biasanya diikuti koma: Setelah makan, ia beristirahat.
- Jika klausa waktu berada di akhir kalimat, koma biasanya tidak diperlukan: Ia beristirahat setelah makan.
- Hindari pengulangan konjungsi yang tidak perlu: Setelah itu kemudian….(pilih salah satu).
- Sesuaikan tingkat formalitas: dalam writing akademik pakai kemudian / selanjutnya / akhirnya; dalam cerita lisan boleh pakai lalu / terus (tapi hindari slang di tulisan formal).
Kesalahan Umum & Cara Menghindarinya
- Mengulang makna: Setelah itu kemudian… (jadi redundan). Pilih satu kata penghubung saja.
- Penggunaan tidak sesuai konteks: memakai ketika untuk sebab-akibat; seharusnya karena / sebab.
- Urutan logika terbalik: menuliskan peristiwa dalam urutan yang tidak masuk akal. Solusi: buat garis waktu sebelum menulis.
- Overuse (terlalu sering): penggunaan konjungsi di setiap kalimat membuat teks terasa monoton; gunakan variasi struktur (klausa adverbial, kalimat majemuk) agar alur tetap jelas tanpa berulang.
Tips Praktis Menulis dengan Konjungsi Urutan Waktu
- Rencanakan urutan kejadian dahulu (bullet points atau timeline kecil).
- Pilih jenis konjungsi sesuai fungsi (awal / kelanjutan / penutup / simultan).
- Gunakan variasi kata (kemudian, selanjutnya, setelah itu) agar teks lebih enak dibaca.
- Perhatikan tanda baca saat klausa waktu ditempatkan di awal.
- Baca ulang fokus pada logika waktu — jika terasa janggal, susun ulang urutan kalimat.
Fungsi dan Tujuan Penggunaan Konjungsi Urutan Waktu
Konjungsi urutan waktu bukan hanya “penghubung biasa”. Ia punya fungsi penting dalam membentuk struktur logis dalam tulisan. Berikut penjelasannya:
1. Menunjukkan Hubungan Kronologis
Fungsi utama konjungsi urutan waktu adalah untuk menunjukkan kapan suatu peristiwa terjadi dalam kaitannya dengan peristiwa lain.
Contoh:
Setelah makan malam, Rina langsung mengerjakan PR.
Artinya, kegiatan “mengerjakan PR” terjadi setelah kegiatan “makan malam”.
2. Membantu Alur Cerita atau Langkah Proses
Dalam teks naratif atau prosedur, konjungsi ini membuat pembaca memahami urutan tindakan dengan jelas.
Contoh:
Pertama, panaskan air. Kemudian, masukkan mie ke dalam panci.
3. Menjaga Koherensi Paragraf
Koherensi adalah keterpaduan antarkalimat. Dengan konjungsi waktu, setiap kalimat saling terhubung, tidak terkesan acak.
Contoh:
Awalnya mereka berdebat, kemudian saling memahami, dan akhirnya berdamai.
4. Membantu Penulis Menyusun Ide Secara Terstruktur
Konjungsi waktu juga membantu penulis mengatur alur ide agar tidak tumpang tindih, terutama dalam teks panjang seperti laporan atau karangan ilmiah.
Jenis-Jenis Konjungsi Urutan Waktu dan Contohnya

Sumber: Pexels
Secara umum, konjungsi urutan waktu dapat dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan posisi dan fungsinya dalam kalimat:
1. Konjungsi Awal (Menandai Permulaan Peristiwa)
Konjungsi ini digunakan untuk menunjukkan awal dari suatu kejadian. Biasanya digunakan pada awal paragraf atau kalimat.
Contoh: ketika, saat, sewaktu, begitu, sejak.
Contoh kalimat:
Ketika matahari terbit, burung-burung mulai bernyanyi.
Sejak kecil, Andi sudah gemar membaca buku.
Penjelasan:
Kata ketika dan sejak menandai awal waktu dimulainya suatu kejadian atau kebiasaan.
2. Konjungsi Pertengahan (Menunjukkan Peristiwa Lanjutan)
Konjungsi ini menghubungkan kejadian berikutnya yang terjadi setelah peristiwa sebelumnya.
Contoh: kemudian, setelah itu, selanjutnya, berikutnya.
Contoh kalimat:
Dia bangun pagi, kemudian berolahraga sebentar.
Setelah itu, kami berangkat ke sekolah bersama.
Penjelasan:
Kata kemudian dan setelah itu berfungsi menghubungkan peristiwa kedua setelah peristiwa pertama selesai dilakukan.
3. Konjungsi Akhir (Menandai Penutupan Urutan Waktu)
Konjungsi ini menunjukkan akhir atau penutup dari rangkaian peristiwa.
Contoh: akhirnya, pada akhirnya, hingga, sampai.
Contoh kalimat:
Kami belajar seharian hingga malam tiba.
Akhirnya, semua pekerjaan selesai dengan baik.
Penjelasan:
Kata hingga dan akhirnya menandakan batas atau akhir waktu dari suatu proses.
Contoh Kalimat Konjungsi Urutan Waktu
1. Dalam Teks Naratif (Cerita, Legenda, Dongeng, atau Cerpen)
Konjungsi urutan waktu membantu pembaca mengikuti alur cerita dari awal hingga akhir.
Contoh kalimat:
Ketika matahari mulai terbenam, suasana desa terasa semakin hening.
Setelah itu, seorang lelaki tua muncul dari balik pepohonan.
Kemudian, ia mengetuk pintu rumah satu per satu untuk mencari tempat beristirahat.
Sementara itu, angin malam berhembus lembut menyapu dedaunan.
Tak lama kemudian, hujan turun dengan deras disertai petir yang menyambar.
Selama hujan berlangsung, anak-anak duduk di dekat tungku sambil mendengarkan cerita nenek.
Sesudah semua tenang, mereka pun tertidur pulas di dalam pelukan malam.
Akhirnya, pagi datang membawa udara segar dan langit yang cerah.
Sejak saat itu, mereka tak lagi takut pada hujan, karena tahu selalu ada cerita indah di baliknya.
Catatan: Dalam teks naratif, konjungsi urutan waktu sering dipadukan dengan kata keterangan waktu seperti pada suatu hari, malam itu, atau keesokan harinya agar suasana terasa hidup.
2. Dalam Teks Prosedur (Langkah-langkah, Petunjuk, Resep, atau Panduan)
Konjungsi urutan waktu berfungsi untuk menandai urutan langkah agar pembaca dapat mengikuti prosedur secara sistematis.
Contoh kalimat:
- Pertama, cuci semua sayuran hingga bersih
- Kemudian, potong-potong sesuai selera.
- Selanjutnya, panaskan sedikit minyak di wajan.
- Setelah minyak panas, tumis bawang putih hingga harum.
- Lalu, masukkan sayuran dan aduk rata.
- Sementara itu, rebus mie di panci lain hingga matang.
- Setelah semua bahan matang, campurkan mie dan sayur menjadi satu.
- Berikutnya, tambahkan saus dan bumbu secukupnya.
- Terakhir, sajikan di piring dan taburi daun bawang di atasnya.
- Pada akhirnya, hidangan siap dinikmati selagi hangat.
Catatan: Teks prosedur membutuhkan konjungsi urutan waktu yang eksplisit agar pembaca tidak salah memahami tahapan; seperti pertama, berikutnya, kemudian, terakhir.
3. Dalam Laporan Peristiwa (Berita, Sejarah, atau Laporan Kegiatan)
Konjungsi urutan waktu berfungsi untuk menunjukkan kronologi peristiwa secara objektif, terutama dalam penulisan berita atau dokumentasi kegiatan.
Contoh kalimat:
Pada pukul 07.30, peserta mulai berdatangan di lokasi acara.
Ketika registrasi dibuka, antrean panjang langsung terbentuk.
Setelah semua peserta terdaftar, panitia membagikan perlengkapan kegiatan.
Selanjutnya, acara dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan.
Kemudian, sambutan disampaikan oleh ketua panitia dan tamu kehormatan.
Sementara itu, tim dokumentasi menyiapkan peralatan untuk merekam kegiatan.
Hingga siang hari, seluruh rangkaian kegiatan berjalan lancar tanpa kendala.
Setelah makan siang, para peserta mengikuti sesi diskusi kelompok.
Menjelang sore, acara ditutup dengan foto bersama.
Pada akhirnya, seluruh peserta pulang dengan membawa sertifikat dan kenangan berharga.
Catatan: Dalam teks laporan, gunakan konjungsi yang netral dan informatif, hindari kata seperti lalu yang terlalu informal.
4. Dalam Biografi (Riwayat Hidup atau Recount Tokoh)
Konjungsi urutan waktu digunakan untuk menunjukkan perkembangan hidup seseorang dari waktu ke waktu.
Contoh kalimat:
Sejak kecil, B.J. Habibie sudah menunjukkan ketertarikan pada dunia teknologi.
Ketika berusia sembilan belas tahun, ia berangkat ke Jerman untuk menempuh pendidikan teknik penerbangan.
Selama kuliah, ia dikenal sebagai mahasiswa yang tekun dan cerdas.
Setelah lulus, Habibie bekerja di perusahaan penerbangan terkenal di Jerman.
Kemudian, ia kembali ke Indonesia untuk berkontribusi dalam pengembangan teknologi pesawat nasional.
Seiring waktu, ia diangkat menjadi Menteri Riset dan Teknologi.
Pada akhirnya, beliau dipercaya menjadi Presiden Republik Indonesia ketiga.
Setelah pensiun, Habibie tetap aktif memberi inspirasi bagi generasi muda hingga akhir hayatnya.
Catatan: Pada teks biografi, konjungsi urutan waktu berfungsi menegaskan perjalanan hidup tokoh secara linear dan historis, agar pembaca memahami perkembangan kronologisnya.
5. Dalam Teks Recount (Cerita Pengalaman Pribadi)
Recount biasanya berisi pengalaman nyata yang dialami penulis. Konjungsi urutan waktu digunakan untuk menunjukkan perjalanan waktu dari awal sampai akhir.
Contoh kalimat:
Pada pagi hari, aku bangun lebih awal dari biasanya.
Setelah sarapan, aku bersiap untuk berangkat ke sekolah.
Ketika tiba di halaman sekolah, teman-temanku sudah berkumpul.
Kemudian, kami mengikuti upacara bendera dengan khidmat.
Setelah pelajaran selesai, kami berlatih untuk lomba 17 Agustus.
Menjelang sore, hujan turun deras dan membuat kami berlarian mencari tempat berteduh.
Setelah hujan reda, aku pulang dengan perasaan gembira.
Akhirnya, hari itu menjadi salah satu hari yang paling menyenangkan dalam hidupku.
6. Dalam Teks Eksplanasi (Penjelasan Proses Alam atau Sosial)
Konjungsi urutan waktu membantu menjelaskan proses yang terjadi secara berurutan, misalnya fenomena alam.
Contoh kalimat:
Ketika suhu udara menurun, uap air di atmosfer mulai mengembun.
Setelah itu, titik-titik air berkumpul membentuk awan.
Kemudian, awan menjadi semakin tebal dan berat.
Hingga akhirnya, hujan pun turun ke permukaan bumi.
Setelah hujan berhenti, sebagian air meresap ke tanah, sementara sisanya mengalir ke sungai dan laut.
Catatan: Dalam teks eksplanasi, konjungsi waktu menunjukkan urutan sebab-akibat yang ilmiah, bukan sekadar kronologi cerita.
7. Dalam Teks Sejarah
Konjungsi urutan waktu digunakan untuk menunjukkan perjalanan peristiwa dalam konteks waktu yang panjang.
Contoh kalimat:
Sejak masa kolonial, rakyat Indonesia telah berjuang untuk kemerdekaan.
Ketika Jepang menyerah pada Sekutu tahun 1945, kesempatan itu dimanfaatkan oleh para pejuang.
Dua hari kemudian, Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Setelah itu, perjuangan belum berhenti karena Belanda ingin kembali berkuasa.
Pada akhirnya, kedaulatan Indonesia diakui secara resmi pada tahun 1949.
Kesalahan Umum dalam Penggunaan Konjungsi Urutan Waktu
Meskipun tampak sederhana, banyak penulis melakukan kesalahan dalam penggunaannya. Berikut beberapa di antaranya:
Pengulangan Konjungsi yang Berlebihan
Contoh salah:
Setelah itu kemudian dia pergi ke pasar.
Kata setelah itu dan kemudian punya makna sama, sehingga tidak perlu digunakan bersamaan.
Perbaikan: Setelah itu, dia pergi ke pasar.
1. Penggunaan Tidak Sesuai Konteks
Beberapa penulis terkadang menggunakan konjungsi waktu pada kalimat yang tidak menunjukkan urutan waktu.
Contoh salah:
Dia belajar keras ketika dia ingin juara.
Perbaikan: Dia belajar keras karena ingin juara. (kata “ketika” tidak tepat digunakan untuk hubungan sebab-akibat)
2. Urutan Waktu yang Tidak Logis
Contoh salah:
Dia tidur, kemudian makan malam.
Perbaikan: Dia makan malam, kemudian tidur.
Kesalahan seperti ini mengubah makna dan membuat tulisan terasa janggal.
3. Format Penulisan Tidak Konsisten
Dalam teks formal, sebaiknya hindari penggunaan konjungsi seperti trus, abis itu, atau habisnya. Gunakan bentuk baku seperti kemudian, setelah itu, atau selanjutnya.
Tips Menulis Kalimat dengan Konjungsi Urutan Waktu yang Efektif
Agar tulisan Grameds makin rapi dan mudah dipahami, ikuti beberapa tips berikut:
1. Tentukan Urutan Peristiwa dengan Jelas
Sebelum menulis, buat skema urutan kejadian agar mudah menentukan konjungsi yang tepat.
2. Gunakan Variasi Konjungsi
Hindari menggunakan kata yang sama berulang-ulang. Ganti kemudian dengan selanjutnya, atau setelah itu untuk variasi.
3. Pastikan Alur Waktu Konsisten
Jika peristiwa dimulai di masa lalu, pastikan semua kalimat menggunakan bentuk waktu yang sama (past tense dalam bahasa Inggris atau keterangan lampau dalam bahasa Indonesia).
4. Gunakan Konjungsi secara Alami
Jangan memaksakan konjungsi di setiap kalimat. Gunakan hanya jika memang menunjukkan urutan waktu yang perlu dijelaskan.
5. Revisi Tulisan Sebelum Dikirim
Baca ulang tulisan untuk memastikan tidak ada kesalahan urutan logika waktu.
Pentingnya Konjungsi Urutan Waktu dalam Penulisan Naratif dan Akademik
Mengapa konjungsi ini penting, Grameds?
Karena tanpa konjungsi waktu, pembaca akan kesulitan mengikuti alur cerita. Misalnya dalam teks biografi, laporan, atau narasi ilmiah, pembaca perlu tahu kapan sesuatu terjadi agar makna tulisan tidak kabur.
Selain itu, dalam tulisan akademik, konjungsi urutan waktu juga membantu menunjukkan proses penelitian atau langkah analisis secara runtut. Misalnya:
Pertama, data dikumpulkan dari responden. Selanjutnya, dilakukan analisis statistik.
Konjungsi waktu juga memperkuat koherensi paragraf, yaitu keterkaitan logis antara satu kalimat dengan kalimat lain.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa konjungsi urutan waktu adalah kata penghubung yang berfungsi untuk menyusun peristiwa secara kronologis dan logis.
Jenisnya beragam, mulai dari konjungsi awal, pertengahan, hingga akhir, yang semuanya berperan penting dalam memperjelas alur cerita atau proses.
Dengan memahami dan menggunakannya secara tepat, tulisan Grameds akan menjadi lebih terstruktur, enak dibaca, dan komunikatif.
Nah, Grameds, sekarang kamu sudah tahu betapa pentingnya konjungsi urutan waktu dalam penulisan.
Kalau kamu ingin belajar lebih dalam tentang tata bahasa Indonesia, teknik menulis, dan gaya bahasa efektif, kamu bisa menemukan banyak buku panduan menarik di Gramedia.com. Mulailah perjalanan literasimu hari ini, Grameds!
Karena setiap kata yang kamu tulis bisa menjadi langkah awal menuju karya besar berikutnya.
- 20 Contoh Kata Bermakna Ganda
- Cerita Fantasi Pendek
- Ciri-ciri Teks Laporan Hasil Observasi
- Contoh Alur Cerita Pendek
- Contoh Cerita Inspiratif
- Contoh Kata Pengantar Karya Ilmiah
- Contoh Silogisme
- Contoh Teks Ulasan
- Contoh Kalimat Retoris
- Contoh Penggunaan Alur Mundur
- Contoh Teks Argumentasi
- Identitas Karya
- Kaidah Kebahasaan Teks Berita
- Kaidah Kebahasaan Teks Laoran Hasil Observasi
- Kalimat Majemuk
- Kalimat Majemuk Setara dan Bertingkat
- Kohesi dan Koherensi
- Konjungsi Urutan Waktu
- Majas Eufemisme
- Majas Perbandingan
- Perbedaan Topik dan Judul
- Pengertian Teks Observasi
- Perbedaan Hikayat dan Cerpen
- Struktur Teks Pidato Persuasif
- Teks Prosedur Sederhana
- Tujuan Teks Prosedur



