Agama Islam

Doa Melunasi Utang yang Diajarkan Rasulullah SAW

Amalan dan Doa yang Diajarkan Rasulullah Saw Agar Utang Segera Lunas
Written by Yufi Cantika

Doa melunasi utang – Grameds, perlu diketahui bagi kalian yang sedang terlilit utang. Islam memang memperbolehkan umatnya untuk berhutang. Rasulullah SAW pun juga pernah berutang dengan seorang Yahudi ketika beliau membutuhkan suatu keperluan.

Utang dalam bahasa Arab disebut dengan al-qardh. Secara etimologi, istilah ini memiliki arti “memotong”, sedangkan kata qardh secara syariat memiliki makna “memberi harta” dengan dasar kasih sayang kepada siapa yang membutuhkan dan dimanfaatkan dengan benar, serta akan dikembalikan kepada yang memberikan.

Islam memang tidak melarang seseorang untuk berutang. Namun, Islam juga menekankan agar seseorang sebaiknya berutang ketika dalam keadaan butuh saja dan tidak menunda-nunda untuk melunasinya dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

Orang yang lalai dalam membayar utangnya hingga dirinya meninggalkan utang tersebut akan mengalami kerugian, bahkan sampai pada hari kiamat. Dari Ibnu Umar, Rasulullah Saw bersabda:

Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki utang satu dinar atau satu dirham, utang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (pada hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham” (H.R. Ibnu Majah).

Namun, tidak semua orang dapat melunasi utangnya dengan mudah. Mungkin, mereka ingin segera melunasinya, tetapi masih belum mendapatkan jumlah yang cukup. Oleh karena itu, selain berusaha melunasi utangnya, orang yang memiliki utang bisa melakukan doa melunasi utang, amalan dan salat malam agar dipermudah untuk melunasi utang.

Allah SWT memberikan solusi dan kekuatan kepada semua hamba-Nya dalam menghadapi semua cobaan dan rintangan. Rasulullah Saw sendiri di sisi lain mengajarkan kepada kita doa melunasi utang agar cepat lunas, meskipun jumlahnya sebesar Gunung Uhud.

Dalam ulasan ini kita akan menjelaskan tentang amalan dan doa melunasi utang kepada Allah SWT supaya dipermudah melunasi utang.

Amalan agar Dipermudah Melunasi Utang

Grameds, jika kalian tengah terlilit utang saat ini, tidak ada salahnya untuk melakukan amalan dan berdoa agar dipermudahkan dalam melunasinya. Namun, ada amalan yang kadang dilupakan oleh seseorang dan harus dilakukan sebelum membaca doa agar dipermudah melunasi utang.

Apa sajakah amalan-amalan tersebut? Simak penjelasan berikut ini.

1. Berserah Diri kepada Allah SWT

Prinsip yang pertama sebelum kita berdoa kepada Allah SWT adalah yakin jika setiap doa yang dipanjatkan umumnya selalu dikabulkan oleh Allah SWT, terutama jika kita berdoa secara khusyuk. Coba kita renungkan, alasan umum manusia sampai mencari-cari Allah SWT. Jawabannya adalah karena ada sesuatu yang ingin dimohonkan kepada-Nya.

Sayangnya, banyak orang yang lupa kepada Allah SWT ketika tidak sedang membutuhkannya. Namun, saat membutuhkan-Nya, misalnya ketika terjerat utang piutang pasti segera mencari Sang Pencipta atau mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Orang yang mencari-cari Allah SWT untuk meminta dan berdoa itu bukan hanya dilakukan oleh masyarakat zaman sekarang. Namun, orang-orang sejak dahulu juga sudah melakukannya dan memang sampai kapan pun mereka akan membutuhkan Allah SWT. Cara mencarinya pun juga beragam, mulai dari rutin salat tahajud atau rutin membaca Al-Quran karena keinginannya mencari Allah SWT.

Sekuat apa pun seseorang, entah itu secara fisik, mental, psikologi, dan sebagainya pasti akan tetap meminta pertolongan kepada Allah SWT. Allah SWT akan sangat marah jika ada seseorang yang tidak mau berdoa kepadanya, sungguh orang yang sombong tidak mau berdoa kepada-Nya. Dia telah menyiapkan tempat pulang bagi orang-orang seperti itu, yaitu neraka jahanam.

Kita perlu mengamalkan terlebih dahulu rasa berserah diri memohon kepada Allah SWT yang begitu dalam, tanpa ada perasaan sombong di dalam hati. Hal ini dilakukan agar kita dicintai oleh Allah SWT. Dengan begitu, doa apa saja bisa terkabulkan sekalipun itu dirasa sulit bagi seorang hamba, seperti utang yang langsung dibayar lunas.

2. Melakukan Salat Malam

Melakukan salat malam untuk melunasi utang adalah bentuk ikhtiar kita agar segala urusan dapat dipermudah oleh Allah SWT. Salat malam untuk melunasi utang sendiri maksudnya adalah salat hajat, yang merupakan amalan sunah ketika kita memiliki hajat yang ingin dikabulkan, misalnya seperti masalah utang.

Perlu diingat bahwa salat hajat untuk melunasi utang bukan berarti dapat memberikan kalian uang begitu saja. Amalan ini untuk meminta kelancaran rezeki agar kalian dapat segera melunasi utang dengan segera. Salat malam untuk melunasi utang atau salat hajat ini dilakukan dengan dua rakaat dan dikerjakan di atas jam 12 malam.

Berikut tata cara salat malam untuk melunasi utang.

a. Niat Salat Hajat

Niat ketika salat malam untuk melunasi utang atau salat hajat bisa diucapkan dalam hati. Berikut adalah lafaz niat salat hajat:

“Ushollii sunnatal haajati arba’a roka’aatin lillaahi ta’aala”.

Artinya:

“Aku berniat salat sunah hajat empat rakaat karena Allah Ta’ala”.

b. Membaca Doa Iftitah dan Al-Fatihah

Doa iftitah adalah sebuah doa sunah yang dibaca setelah takbiratul ihram, yaitu pada takbiratul ikhram pertama dan sebelum membaca surat Al-Fatihah dalam salat. Doa iftitah ini mengandung harapan yang dipanjatkan kepada Allah SWT.

Bacaan doa iftitah ini memiliki beberapa macam bacaan, ada yang panjang dan ada pula bacaan yang pendek. Meskipun hukum membaca doa iftitah adalah sunah, tetapi salat kita tidak akan sempurna tanpa membaca doa iftitah ini. Oleh karena itu, beberapa orang menganggap bahwa bacaan doa ini adalah wajib.

Rasulullah Saw pernah bersabda:

Salat seseorang tidak sempurna hingga dia bertakbir memuji Allah SWT dan menyanjung-Nya, kemudian membaca bacaan Al-Quran yang mudah baginya” (HR. Abu Daud dan Hakim).

Hampir sama dengan bacaan-bacaan dalam salat lainnya, doa iftitah juga banyak sekali mengandung keutamaan, terutama dalam arti kandungannya yang memiliki makna-makna yang indah dan menunjukkan penghambaan yang lebih kepada Allah SWT.

Hal ini menunjukkan bahwa hakikat kehidupan kita sebagai makhluk ciptaan Allah SWT tidak luput dari segala dosa dan kesalahan. Doa iftitah merupakan salah satu tempat untuk melakukan permohonan kepada Allah SWT. Oleh karena itu, membaca doa iftitah menjadi sumber pahala bagi tiap umat muslim.

Berikut adalah lafaz doa iftitah:

Allaahu akbaru kabiiraw-walhamdu lillaahi katsiiran, wa subhaanallaahi bukrataw-wa’ashiila. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas-samaawaati wal ardha haniifam-muslimaw-wamaa anaa minal musyrikiina. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil ‘aalamiina. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiina”.

Artinya:

“Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji yang sebanyak-banyaknya bagi Allah. Maha Suci Allah pada pagi dan petang hari. Aku menghadapkan wajahku kepada Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan dan kepasrahan diri, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidup, dan matiku hanyalah kepunyaan Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang tiada satupun sekutu bagi-Nya. Dengan semua itulah aku diperintahkan dan aku adalah termasuk orang-orang yang berserah diri”.

Selesai membaca doa iftitah, dilanjutkan dengan membaca Surah Al-Fatihah. Al Fatihah adalah surah pertama yang dibaca seseorang dalam setiap rakaat salat. Al-Fatihah merupakan surah pembuka dalam Al-Qur’an. Surah yang terdiri atas tujuh ayat ini memiliki banyak nama lain, di antaranya Ummul-Kitab, Ummul-Quran, as-Sab’ul Matsani, Asy-Syifa, atau Ar-Ruqyah.

Terdapat perbedaan pendapat tentang lokasi turunnya Surah Al-Fatihah. Pendapat umum mengutarakan jika surah ini tergolong surah Makkiyah atau yang turun di Makkah. Namun, ada pula pendapat lain yang mengatakan bahwa surah ini turun di Madinah (Madaniyyah). Pendapat ketiga, Surah Al-Fatihah turun dua kali, yaitu di Makkah dan Madinah.

Rasulullah Saw bersabda, “Tidak sah salatnya orang yang tak membaca Surah Al-Fatihah” (H.R. Muslim). Menilik hadis tersebut, jelas membaca Surah Al-Fatihah adalah kewajiban dalam salat dan termasuk salah satu rukunnya, bahkan salat dianggap tidak sah jika tidak membaca surah ini. Dalam pandangan Imam Nawawi, hadis ini dianggap menjadi dasar bagi mazhab Syafi’i bahwa membaca Surah Al-Fatihah wajib hukumnya bagi orang yang mengerjakan salat, baik secara berjamaah (sebagai imam atau makmum) maupun sendiri.

Berikut bacaan surah Al Fatihah dalam bentuk tulisan bahasa Arab dan latin:

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ – ١ bismillāhir-raḥmānir-raḥīm (Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang).

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ – ٢ al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn (Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam).

الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ – ٣ ar-raḥmānir-raḥīm (Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang).

مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ – ٤ māliki yaumid-dīn (Pemilik hari pembalasan).

اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ – ٥ iyyāka na’budu wa iyyāka nasta’īn (Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan).

اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ ۙ – ٦ ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm (Tunjukkanlah kami jalan yang lurus).

صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ࣖ – ٧ ṣirāṭallażīna an’amta ‘alaihim gairil-magḍụbi ‘alaihim wa laḍ-ḍāllīn (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

c. Membaca Surah Pendek

Usai membaca Surah Al-Fatihah, dilanjutkan dengan membaca bacaan ayat Al-Quran atau surah pendek. Dalam salat hajat ini, akan lebih baik jika kita membaca Surah Al-Ikhlas pada rakaat pertama atau Surah Al-Kafirun sebanyak tiga kali, sedangkan untuk rakaat kedua bisa membaca ayat kursi.

Surah Al-Ikhlas adalah surah ke-112 dalam Al-Quran. Surah Al-Ikhlas terdiri atas empat ayat dan termasuk surah Makkiyah. Surah Al-Ikhlas menjelaskan tentang ketauhidan dengan menunjukkan sifat Allah Yang Maha Esa. Sesuai dengan yang disebutkan dalam ayat pertama dengan bunyi, “Dialah Allah, Yang Maha Esa”.

Dalam ayat kedua dengan bunyi, “Allāhuṣ-ṣamad“, diterangkan bahwa Allah SWT adalah tempat bergantung. Kadangkala, manusia sering mengingkarinya dengan mencari tempat bergantung yang lain, dengan mencabangkan hati kepada hal-hal fana, padahal Allah SWT adalah satu-satunya. Adapun dalam ayat ketiga juga dijelaskan mengenai keunikan Allah SWT, yakni tidak beranak dan diperanakkan. Hal ini bermakna bahwa Allah SWT tidak sama atau tidak setara dengan segala sesuatu yang diciptakannya.

Berikut bacaan Surah Al-Ikhlas dalam bentuk tulisan bahasa Arab, latin, beserta terjemahannya.

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – ١ qul huwallāhu aḥad (Katakanlah Muhammad, “Dialah Allah, Yang Maha Esa).

اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ -٢ allāhuṣ-ṣamad (Allah SWT tempat meminta segala sesuatu).

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – ٣ lam yalid wa lam yụlad (Allah SWT tidak beranak dan tidak pula diperanakkan).

وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ – ٤ wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad (Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia).

d. Rukuk dengan Tuma’ninah

Setelah membaca surah pendek, kemudian dilanjutkan dengan melakukan rukuk dan bisa membaca bacaan berikut:

Subhaana rabbiyal ‘adziimi wa bihamdih (3x)

Artinya:

“Maha suci Tuhanku yang Maha Agung dan dengan memuji-Nya”.

e. Iktidal dengan Tuma’ninah

Selanjutnya, dilanjutkan dengan melakukan iktidal dan membaca bacaan berikut ini:

“Sami’alloohu liman hamidah”.

Artinya:

“Allah SWT mendengar orang yang memuji-Nya”.

Lalu, dilanjutkan dengan bacaan berikut ini:

“Rabbanaa lakal hamdu mil’us samaawati wa mil’ul ardhi wa mil ‘umaasyi’ta min syai’in ba’du”.

Artinya:

“Wahai Tuhan kami, hanya untuk-Mu segala puji, sepenuh langit dan bumi dan sepenuh barang yang Kau kehendaki sesudahnya”.

f. Sujud dengan Tuma’ninah

Setelah iktidal, lalu sujud dan membaca bacaan berikut ini:

“Subhaana rabbiyal a’la wa bihamdih” (3x)

Artinya:

“Maha suci Tuhan yang Maha Tinggi serta memujilah aku kepada-Nya”.

g. Duduk di Antara Dua Sujud

Selanjutnya, dilanjutkan dengan duduk di antara dua sujud dan membaca bacaan berikut ini:

Robbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa’aafinii wa’fu ‘annii”

Artinya:

“Ya Allah ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku, cukupkanlah segala kekurangan dan angkatlah derajatku, berilah rezeki kepadaku, berilah aku petunjuk, berilah kesehatan kepadaku, dan berilah ampunan kepadaku”.

Selesai duduk di antara dua sujud, lalu sujud kembali dengan bacaan yang sama seperti sujud sebelumnya. Selesaikan hingga rakaat kedua.

Setelah rakaat pertama selesai, lanjutkan hingga selesai rakaat kedua dengan tata cara yang sama seperti rakaat pertama. Bacaan yang membedakan hanyalah surat pendeknya, karena pada rakaat kedua kita dianjurkan membaca ayat kursi. Setelah selesai, akhiri ibadah salat dengan salam.

Doa agar Dipermudah Melunasi Utang

Selain dengan melaksanakan ibadah salat, ada pula doa yang bisa kalian baca agar dipermudah dalam melunasi utang.

Berikut akan dipaparkan doa-doa ketika menghadapi kesulitan membayar utang. Doa-doa tersebut cukup familiar dan banyak dibaca oleh imam ketika zikir setelah salat. Doa yang dimaksud adalah sebagai berikut.

Allahumma ikfina bikhalalika an haromika wa bifadhlika amman syiwaka“.

Artinya:

“Ya Allah, cukupkanlah aku dengan rezeki-Mu yang halal (hingga aku terhindar) dari yang haram. Perkayalah aku dengan kenikmatan-Mu (hingga aku tidak meminta) kepada selain-Mu”.

Doa dengan riwayat yang jelas ini insyaallah akan membebaskan dari hutang, sedangkan bagi yang bekerja insyaallah akan diberikan rezeki terbaik dari kerjanya. Doa lainnya untuk memohon kemudahan dalam melunasi hutang, yaitu doa yang bisa kalian baca sebelum tidur. Berikut adalah dalilnya:

Telah diceritakan dari Zuhair bin Harb, telah diceritakan dari Jarir, dari Suhail, dia berkata, “Abu Shalih telah memerintahkan kepada kami jika salah seorang di antara kami hendak tidur, hendaklah berbaring di sisi kanan kemudian mengucapkan:

Allahumma robbas-samaawaatis sab’i wa robbal ‘arsyil ‘azhiim, robbanaa wa robba kulli syai-in, faaliqol habbi wan-nawaa wa munzilat-tawrooti wal injiil wal furqoon. A’udzu bika min syarri kulli syai-in anta aakhidzum binaa-shiyatih. Allahumma antal awwalu falaysa qoblaka syai-un wa antal aakhiru falaysa ba’daka syai-un, wa antazh zhoohiru fa laysa fawqoka syai-un, wa antal baathinu falaysa duunaka syai-un, iqdhi ‘annad-dainaa wa aghninaa minal faqri“.

Artinya:

“Ya Allah, Rabb yang menguasai langit yang tujuh, Rabb yang menguasai ‘Arsy yang agung, Rabb kami dan Rabb segala sesuatu. Rabb yang membelah butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah, Rabb yang menurunkan kitab Taurat, Injil dan Furqan (Al-Qur’an). Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan segala sesuatu yang Engkau memegang ubun-ubunnya (semua makhluk atas kuasa Allah). Ya Allah, Engkau-lah yang awal, sebelum-Mu tidak ada sesuatu. Engkaulah yang terakhir, setelahMu tidak ada sesuatu. Engkau-lah yang lahir, tidak ada sesuatu di atasMu. Engkau-lah yang Batin, tidak ada sesuatu yang luput dari-Mu. Lunasilah utang kami dan berilah kami kekayaan (kecukupan) hingga terlepas dari kefakiran.” (H.R. Muslim).

Nah, itulah penjelasan singkat mengenai amalan dan doa yang diajarkan oleh Rasulullah Saw agar utang segera lunas. Berikut ini rekomendasi buku dari Gramedia yang bisa Grameds baca untuk mempelajari tentang hukum Islam agar bisa memaknainya secara penuh. Selamat membaca.

Temukan hal menarik lainnya di www.gramedia.com. Gramedia sebagai #SahabatTanpaBatas akan selalu menampilkan artikel menarik dan rekomendasi buku-buku terbaik untuk para Grameds.

BACA JUGA:

About the author

Yufi Cantika

Saya Yufi Cantika Sukma Ilahiah dan biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Saya suka dengan tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Linkedin Yufi Cantika