Bahasa Bahasa Indonesia

Jenis dan 25 Contoh Silogisme dalam Kehidupan Sehari-hari

Written by Shaza Zahra

contoh silogisme – Kamu pernah nggak sih mendengar kata “silogisme” ketika belajar logika atau matematika?  Meskipun terlihat sulit dan membingungkan, sebenarnya silogisme sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari kita, lho!

Logika silogisme digunakan ketika kamu menyimpulkan sesuatu dari dua pernyataan. Lalu, apa sebenarnya silogisme itu dan bagaimana contoh penerapannya? Yuk, kita bahas bersama dalam artikel ini!!

Apa Itu Silogisme?

Silogisme adalah proses berpikir logis yang terdiri dari dua premis sebagai dasar untuk menarik sebuah kesimpulan.

Premis biasanya berbentuk pernyataan umum dan khusus yang saling terkait. Silogisme menghasilkan kesimpulan yang bersifat sah dan logis–apabila premis-premisnya bernilai benar.

Silogisme adalah bagian mendasar dari ilmu logika yang diperkenalkan oleh filsuf Yunani–Aristoteles–sebagai cara untuk memahami hubungan premis dan kesimpulan.

Perbedaan Silogisme dengan Analogi

Meskipun sama-sama digunakan dalam logika dan keterampilan berpikir kritis, ada perbedaan penting antara silogisme dengan analogi.

Berikut perbedaan keduanya dalam tabel ringkas:

No Aspek Silogisme Analogi
1 Pengertian Proses penarikan kesimpulan berdasarkan premis Menarik kesimpulan berdasarkan kemiripan
2 Struktur Memiliki premis mayor, premis minor, dan kesimpulan Membandingkan dua hal yang mirip secara relatif
3 Validitas Kesimpulan logis dan pasti jika premis benar Kesimpulan bersifat kemungkinan, bukan mutlak
4 Jenis Pernyataan Premis kategoris atau bersyarat Perbandingan berdasarkan sifat atau ciri tertentu
5 Tujuan Menarik kesimpulan yang pasti Menggambarkan hal baru melalui kemiripan

Rumus Silogisme

Rumus Silogisme biasanya ditulis seperti ini:

  • Premis 1 (p ⇒ q): Jika p terjadi, maka q juga terjadi.
  • Premis 2 (q ⇒ r): Jika q terjadi, maka r juga terjadi.
  • Kesimpulan (p ⇒ r): Jadi, kalau p terjadi, maka r juga ikut terjadi.

Tanda panah “⇒” di sini artinya adalah “jika…, maka…”.

Jadi, setiap pernyataan ini saling berhubungan dan menghasilkan kesimpulan yang logis.

Struktur Silogisme

Silogisme terdiri dari tiga bagian penting, yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.

  1. Premis Mayor: Pernyataan umum yang berlaku untuk semua anggota suatu kategori.
  2. Premis Minor: Pernyataan khusus yang menghubungkan subjek tertentu dengan kategori premis mayor.
  3. Kesimpulan: Pernyataan yang menunjukkan hubungan antara subjek premis minor dengan predikat premis mayor.

Ketiga bagian ini menjadi pondasi dalam membentuk argumen logis yang kuat.

Jenis-jenis Silogisme

Tidak hanya satu, namun ada beberapa tipe silogisme yang bisa digunakan. Berikut di antaranya:

1. Silogisme Kategoris

Silogisme ini dapat menyatakan hubungan kategori tertentu. Misalnya, “Semua siswa SMP belajar matematika. Dina adalah siswa SMP. Jadi, Dina belajar matematika.”

2. Silogisme Hipotetik

Jenis ini menggunakan pernyataan bersyarat. Misalnya, “Jika hujan turun, maka jalanan basah. Hujan turun. Jadi, jalanan basah.”

3. Silogisme Alternatif

Silogisme ini memberikan dua pilihan. Contohnya, “Andi akan belajar di rumah atau pergi ke perpustakaan. Andi tidak belajar di rumah. Jadi, ia pergi ke perpustakaan.”

4. Silogisme Disjungtif

Silogisme ini memiliki bentuk pemisahan dengan kata ‘atau’. Contoh: “Budi berada di sekolah atau di rumah. Budi tidak di sekolah. Jadi, Budi di rumah.”

5. Entimen

Entimen adalah silogisme singkat dengan salah satu premis dihilangkan. Misalnya, “Andi pasti belajar, karena dia siswa rajin.”

Meskipun premis mayor “Siswa rajin pasti belajar” dihilangkan, kita tetap bisa paham maksudnya.

Contoh Silogisme dalam Kehidupan Sehari-hari

Supaya lebih dipahami, ada beberapa contoh silogisme yang bisa kamu temui dalam kehidupan sehari-hari. Yuk, kita lihat bersama!

  1. Semua manusia bernafas. Ali adalah manusia. Jadi, Ali bernafas.
  2. Semua tumbuhan butuh cahaya. Mawar adalah tumbuhan. Jadi, mawar butuh cahaya.
  3. Semua siswa wajib belajar. Rina adalah siswa. Jadi, Rina wajib belajar.
  4. Semua ikan hidup di air. Lele adalah ikan. Jadi, lele hidup di air.
  5. Semua guru mengajar. Pak Budi adalah guru. Jadi, Pak Budi mengajar.
  6. Semua planet mengelilingi matahari. Bumi adalah planet. Jadi, bumi mengelilingi matahari.
  7. Semua orang akan mati. Sokrates adalah orang. Jadi, Sokrates akan mati.
  8. Semua hewan memerlukan makanan. Kucing adalah hewan. Jadi, kucing memerlukan makanan.
  9. Semua buah mengandung vitamin. Jeruk adalah buah. Jadi, jeruk mengandung vitamin.
  10. Semua siswa SMP belajar IPA. Edo adalah siswa SMP. Jadi, Edo belajar IPA.
  11. Semua kendaraan membutuhkan bahan bakar. Motor adalah kendaraan. Jadi, motor membutuhkan bahan bakar.
  12. Semua burung bisa bertelur. Merpati adalah burung. Jadi, merpati bisa bertelur.
  13. Semua pahlawan dihormati. Soekarno adalah pahlawan. Jadi, Soekarno dihormati.
  14. Semua benda jatuh karena gravitasi. Batu adalah benda. Jadi, batu jatuh karena gravitasi.
  15. Semua negara punya pemimpin. Indonesia adalah negara. Jadi, Indonesia punya pemimpin.
  16. Semua buah mengandung vitamin. Apel adalah buah. Jadi, apel mengandung vitamin.
  17. Jika air mendidih, maka akan menguap. Air mendidih. Jadi, air akan menguap.
  18. Semua manusia punya tangan. Rudi adalah manusia. Jadi, Rudi punya tangan.
  19. Jika hujan turun, tanah menjadi basah. Hujan turun. Jadi, tanah menjadi basah.
  20. Semua pohon memiliki akar. Mangga adalah pohon. Jadi, mangga memiliki akar.
  21. Semua hewan mamalia menyusui anaknya. Kucing adalah mamalia. Jadi, kucing menyusui anaknya.
  22. Jika minyak goreng panas, maka bisa digunakan menggoreng. Minyak goreng panas sekarang. Jadi bisa digunakan menggoreng.
  23. Semua bunga memerlukan air. Mawar adalah bunga. Jadi, mawar memerlukan air.
  24. Jika kamu tidur cukup, kamu akan segar esok hari. Kamu tidur cukup. Jadi kamu akan segar esok hari.
  25. Jika seseorang bekerja keras, maka dia akan sukses. Rina bekerja keras. Jadi, Rina akan sukses.

Manfaat Belajar Silogisme untuk Kehidupan Sehari-hari

Tidak hanya untuk pelajaran sekolah, belajar silogisme juga berguna dalam kehidupan nyata. Berikut adalah beberapa manfaatnya!

Membantu Berpikir Lebih Teratur

Saat terbiasa dengan silogisme, pola pikirmu jadi lebih sistematis dan jelas. Kamu akan belajar bagaimana menyusun argumen dari premis mayor, premis minor, hingga membuat kesimpulan secara terstruktur.

Mengasah Kemampuan Berdebat Secara Logis

Silogisme melatihmu untuk berbicara berdasarkan logika, bukan sekadar emosi. Dalam diskusi atau debat, kamu bisa menyampaikan pendapat dengan alasan yang kuat dan sulit dibantah.

Memudahkan Belajar Ilmu Lain

Belajar logika lewat silogisme juga membuatmu mudah paham akan pelajaran matematika, sains, hingga bahasa.

Kamu bisa menghubungkan konsep satu dengan lainnya karena sudah terbiasa berpikir runtut.

Mengurangi Risiko Salah Paham

Dengan membiasakan diri berpikir runtut, kamu lebih berhati-hati dalam menarik kesimpulan. Kamu juga tidak mudah percaya pada informasi yang belum jelas kebenarannya.

Belajar Logika, Belajar Hidup Runtut

Dari pembahasan di atas, kita tahu bahwa silogisme adalah cara berpikir logis yang membantu menarik kesimpulan secara runtut. Dengan mempelajari pengertian, jenis-jenis, hingga contoh silogisme dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa lebih kritis, lebih terstruktur, dan tentu lebih bijak dalam menghadapi persoalan.

Ingatlah bahwa memahami logika itu sebenarnya bukan sekadar pelajaran, tapi bekal hidup untuk kehidupan sehari-hari!

Rekomendasi Buku tentang Logika

1. Dasar-Dasar Logika

Dasar-Dasar Logika

Logika sebagai landasan utama untuk menguasai filsafat dan ilmu pengetahuan serta sarana penghubung antara filsafat dan ilmu. Dari segi filsafat, dengan logika kita berarti memahami fungsi logis manusia. Dari sudut pandang ilmu, logika berarti penyelarasan berpikir yang disesuaikan dengan kenyataan sehari-hari, sehingga kualitas pengetahuan selalu berada dalam pengujian terus menerus dan bergerak secara empiris dan teoritis

Buku ini membahas mengenai pengetahuan dasar logika yang didasarkan pada hasil pemikiran para penulis yang sudah lama dalam bidangnya. Pembahasannya meliputi empat bagian, yakni pengertian dan ruang lingkup logika, penalaran proposisi kategoris, penalaran tidak langsung proposisi kategoris, sistem kebenaran, sesat pikir terdiri atas kesesatan formal dan bahasa.

2. Dasar-Dasar Logika

Dasar-Dasar Logika

Buku Dasar-dasar Logika membahas hal-hal yang berkaitan dengan proses penalaran (pemikiran) manusia secara sistematis dan normatif menuju kebenaran. Proses berpikir atau menalar perlu memperoleh perhatian yang serius karena akan mengantarkan pada suatu hipotesis atau kesimpulan. Hal tersebut tentu secara konseptual memerlukan cara atau proses berpikir yang sistematis dan mematuhi norma-norma berpikir yang rasional, objektif, sistematis, radikal, dan universal. Buku ini membantu mema-hami dan mengembangkan pola dan wawasao berpikir (penalaran) terhadap masalah serta penyelesaiannya secara sistematis, lurus, logis, dan benar.

Dengan demikian, setelah menyimak buku ini, pembaca dapat memahami pola pikir sesuai kaidah-kaidah logika. Selain itu, pembaca mampu mengidentifikasi permasalahan dan mendefinisikannya sesuai makna logika, dan menyelesaikannya berdasarkan penalaran yang tepat.

3. Logika Berpikir Kritis

Logika Berpikir Kritis

Tak jarang kita temui orang-orang yang gemar mengikuti, mempelajari, dan mengomentari perkara-perkara sosial kompleks, tetapi lupa dalam mempelajari bagaimana cara berpikir yang baik dan seperti apa logika yang valid. Padahal, ilmu yang paling mendasar ialah ilmu tentang cara berpikir yang benar. Nah, berangkat dari itu, kemampuan mengasah nalar dan logika berpikir diperlukan untuk mengajak Anda menggali lebih dalam cara berpikir melalui berbagai perspektif.

Buku ini mencakup segala aspek psikologi dalam berpikir kritis serta bernalar kritis, filsafat sebagai produk penggunaan nalar, serta bagaimana menghindari bias dalam bernalar. Topik psikologi kognitif juga dibahas mencakup otak sebagai organ fisiologis dan otak sebagai pusat kognisi yang meliputi pemrosesan sensasi, persepsi, dan atensi serta bagaimana informasi disimpan sebagai ingatan.

4. Pengantar Logika

Pengantar Logika

Buku ini membantu untuk lebih mengerti mengenai logika, salah satu cabang dari filsafat. Sebelum diajak mengerti mengenai logika, pembaca banyak diberi

informasi tentang filsafat secara umum, objek filsafat, karakteristik berpikir, dan berbagai cabangnya.

Isi buku ini juga mengajak pembaca untuk berpikir lebih menyeluruh dan memahami logika lebih mudah. Dilengkapi dengan contoh dan penjelasan lebih detail, pembaca dibawa untuk mengerti secara mendalam.

About the author

Shaza Zahra

Gramedia Literasi