Ekonomi Pendidikan

Tugas Bank Sentral Beserta Pengertian, Wewenang, dan Sejarahnya

tugas bank sentral
Written by Gilang P

Tugas Bank Sentral – Dalam arti yang sebenarnya, bank sentral merupakan sebuah instansi maupun sebuah lembaga keuangan yang memiliki tanggung jawab atas suatu kebijakan moneter dan menciptakan tingkat kegiatan ekonomi yang stabil pada suatu negara.

tugas bank sentral

https://www.liputan6.com/

Bank sentral menjadi sebuah lembaga yang telah dimiliki oleh para pihak swasta pada pemerintahan negara yang mempunyai tanggung jawab untuk menjaga stabilitas mata uang, menjaga tingkat inflasi, stabilitas sektor perbankan, dan juga seluruh sistem keuangan yag ada pada sebuah negara.

Peran dan tugas bank sentral di Indonesia sendiri, pada masa sekarang diserahkan kepada Bank Indonesia. Dikutip dari berbagai sumber, adapun tugas dari Bank Sentral termasuk di Indonesia sendiri yaitu untuk membuat dan menjalankan kebijakan moneter, guna untuk mengendalikan jumlah uang yang berjalan di masyarakat sehingga harga barang dan jasa yang didapat oleh masyarakat dapat terkendali.

memahami bisnis bank - tugas bank sentral

Kemudian peran yang berikutnya yaitu untuk mengatur dan menjaga kelancaran sebuah sistem pembayaran. Sistem pembayaran yang diatur, dibagi menjadi dua sistem yakni sistem pembayaran tunai serta sistem pembayaran non-tunai.

Tugas Bank sentral bertanggung jawab atas kesepakatan, menciptakan sebuah aturan, standar dengan menyesuaikan pada prosedur yang telah digunakan dalam peredaran uang di masyarakat.

Pengertian Bank Sentral

tugas bank sentral

https://www.bi.go.id/

Bank sentral sendiri secara umum yang mempunyai pengertian yakni instansi yang mempunyai berbagai tanggung jawab atas kebijakan moneter pada sebuah wilayah negara.

Tugas Bank sentral memiliki peran untuk menjaga stabilitas harga serta nilai mata uang yang berlaku pada negara tersebut supaya tidak terjadi inflasi.

Bank sentral wajib untuk menjaga tingkat inflasi supaya selalu terkendali dan selalu berada dalam nilai yang serendah mungkin atau yang dapat dikatakan posisi optimal bagi perekonomian, dengan cara mengontrol keseimbangan antara jumlah barang dengan uang.

Apabila jumlah uang yang telah beredar terlalu banyak, bank sentral juga berhak untuk menggunakan otoritas yang mereka miliki.

Sejarah Bank Sentral

https://www.boombastis.com/

Pada sebuah negara, tingkat stabilitas ekonomi sangat amat bergantung pada nilai mata uang yang berlaku. Dalam usaha menjaga tingkat kestabilan mata uangnya, maka diciptakanlah sebuah lembaga yang dikenal dengan nama bank sentral.

Pada masa sekarang, peran bank sentral dalam Indonesia diserahkan pada Bank Indonesia atau yang biasa disebut dengan BI. Meski demikian, ternyata bank yang telah mendapatkan peran sebagai sebuah bank sentral di Indonesia tak sekadar BI saja.

Dalam sejarahnya, telah tercatat tiga bank yang pernah menjadi bank sentral di negara Indonesia, yakni Bank Nasional Indonesia (BNI), De Javasche Bank, dan yang terakhir BI. Ketiganya bank tersebut mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjaga tingkat stabilitas mata uang pada zaman penjajahan, kemerdekaan, hingga masa sekarang.

1. De Javasche Bank: Bank Sentral Pertama di Indonesia

De Javasche Bank adalah bank sentral pertama di Indonesia. Lembaga ini dibangun di Jakarta pada masa pemerintahan Hindia Belanda yang dipimpin oleh Raja Willem 1 di tahun 1929

De Javasche Bank melakukan ekspansi besar dengan membangun beberapa cabang di daerah Sumatra, Sulawesi, Surabaya, Semarang, Kalimantan, dan bahkan hingga ke Amerika Serikat yakni di kota New York.

Fungsi dari De Javasche Bank pada masa itu yakni untuk mencetak dan mendistribusikan uang kertas pada seluruh wilayah jajahan Belanda. Mata uang yang disebarkan pada waktu itu yakni Gulden Belanda. Bank yang telah didirikan dengan badan hukum PT atau yang pada masa itu disebut dengan Naamloze Vennootschap, mempunyai peranan penting untuk menjaga sirkulasi mata uang. Begitupun di dalam perdagangan internasional yang pada masa itu sudah cukup tinggi.

2. BNI 46:  Bank Sentral yang Menerbitkan Oeang Republik Indonesia (ORI)

Banyak masyarakat awam yang menganggap bahwa Bank Indonesia merupakan bank sentral yang dimiliki oleh Indonesia pasca masa kemerdekaan Indonesia. Anggapan ini adalah anggapan yang salah. Apabila melihat fakta sejarah, BI sendiri baru mulai digunakan pada tahun 1953. Pada masa awal kemerdekaan Indonesia, lembaga perbankan yang mempunyai peran penting untuk menjaga kestabilan mata uang yakni Bank Nasional Indonesia 46 atau yang lebih dikenal dengan BNI 46.

Penetapan BNI 46 ini sebagai bank sentral Indonesia berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1946 yang pada masa itu diciptakan pada tanggal 5 Juli 1946. Dalam perkembangannya, BNI menjadi sebuah lembaga keuangan yang pada masa itu menerbitkan Oeang Republik Indonesia atau disebut sebagai ORI.

ORI dikenal sebagai mata uang pertama yang telah di terbitkan oleh Indonesia. Proses percetakan dan juga pemasaran ORI yang dijalankan oleh BNI 46 mulai berjalan sejak tanggal 30 Oktober tahun 1946. Dengan adanya ORI, maka uang yang sudah diterbitkan oleh pihak Jepang maupun oleh De Javasche Bank sudah tak berlaku lagi. ORI dicetak dengan bentuk uang kertas yang mendapatkan tanda tangan langsung oleh Menteri Keuangan.

Walau begitu, peran BNI sebagai bank sentral pada masa itu tak berjalan lama. Alasannya utamanya yakni BNI 46 mempunyai aset yang terbatas. Peredaran ORI kala itu tertulis tak dapat dijalankan dengan maksimal dan juga tidak bisa tersebar pada seluruh daerah di ndonesia. Sehingga, peran bank sentral di Indonesia dialihkan kembali kepada pihak De Javasche Bank pada tahun 1949.

3. Nasionalisasi De Javasche Bank Dan BI Sebagai Bank Sentral

Pada bulan Desember tahun 1951 ini, pemerintah Indonesia telah memiliki kebijakan untuk menasionalkan De Javasche Bank yang kemudian dituliskan dengan UU Nomor 24 pada Tahun 1951 yang memiliki keterkaitan dengan nasionalisasi De Javasche Bank NV. Disampng itu, pada awal bulan Juli tahun 1953, Pemerintah Indonesia telah membangun Bank Indonesia dan menjadikannya sebagai bank sentral.

Kali ini, BI memiliki sebuah tugas dan peran yang sama dengan De Javasche Bank, yakni bertugas sebagai lembaga perbankan, pengaturan moneter, dan juga pengaturan sistem pembayaran di Indonesia.

Selanjutnya, tugas dan fungsi BI mulai dikurangi pada tahun 1968. Hal tersebut dituliskan dengan adanya UU Bank sentral pada tahun 1968 yang isinya yakni bahwa BI tak akan lagi menjalankan perannya menjadi bank komersial, tetapi akan bertugas sebagai sebuah agen pembangunan, untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat Indonesia.

Meski demikian, pada tahun 1999, BI mendapatkan perannya kembali sebagai bank sentral dengan diterbitkannya UU Nomor 23 Tahun 1999. Dengan UU tersebut, maka peran Bank Indonesia untuk menjaga sekaligus memelihara stabilitas nilai rupiah kembali didapatkan. Kemudian, peran Bank Indonesia akan semakin bertambah dengan tujuan untuk memperkuat pemerintahan Indonesia dengan diciptakannya amandemen UU pada tahun 2004.

Tugas Bank Sentral

https://www.cnnindonesia.com/

1. Menetapkan Serta Melaksanakan Kebijakan Moneter

Tugas bank sentral pertama adalah menetapkan serta melaksanakan kebijakan moneter. Ditetapkannya kewajiban moneter harus dilaksandakan dengan baik guna untuk menjaga peredaran jumlah mata uang yang ada di dalam masyarakat.

Dengan adanya kebijakan moneter maka seluruh harga barang dan jasa dapat terjaga dan terkendali.Kebijakan moneter tersebut harus dijalankan guna untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Sehingga, pihak BI perlu untuk bekerja sama dengan pemerintah yang mana seluruh kebijakan yang sudah ditetapkan bisa berjalan dengan lancar sesuai dengan kebijakan fiskal dan beberapa kebijakan ekonomi yang lainnya.

2. Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran

Tugas bank sentral kedua adalah mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Maksud dari sebuah sistem pembayaran ini adalah sebuah sistem pembayaran baik tunai maupun non tunai.

Bank Indonesia mempunyai peran penuh untuk mengeluarkan aturan, standar, kesepakatan, dan juga tata cara yang digunakan untuk mengatur peredaran uang.

3. Mengatur dan Mengawasi Perbankan

Tugas bank sentral ketiga adalah mengatur dan mengawasi perbankan. BI wajib melakukan pengawasan makroprudensial yang gunanya yaitu untuk menjaga kestabilan dari sistem keuangan yang berlaku di Indonesia.

Kebijakan makroprudensial adalah sebuah kebijakan yang telah disusun guna supaya dapat memberikan batasan dengan risiko dan juga biaya krisis yang sistemik.

Hal ini perlu dilakukan supaya tetap dapat menjaga keseimbangan sistem keuangan yang ada di Indonesia.

Wewenang Bank Sentral

BI yang memiliki peran sebagai bank sentral di Indonesia juga memiliki wewenang khusus yang telah diatur UU Republik Indonesia, yakni :

1. Membuat Kebijakan Moneter

Bank Indonesia wajib menetapkan dan menentukan tingkat diskonto, wajib membuat kebijakan kredit dan kebijakan pembiayaan. Bank Indonesia juga harus mampu menetapkan sekaligus menentukan target moneter dengan menentukan tingkat inflasi yang terjadi di Indonesia pada tiap-tiap tahunnya.

BI juga mempunya wewenang yang sangat krusial untuk mengendalikan moneter dengan tak membatasi aktivitas pasar terbuka.

2. Mengatur Sistem Pembayaran

Bank Indonesia mempunyai tiga dasar wewenang, yakni :

  1. BI memiliki sebuah wewenang untuk menentukan serta menetapkan dalam penggunaan alat pembayaran.
  2. Membuat dan memberikan persetujuan izin untuk menyelenggarakan sistem pembayaran.
  3. Untuk mengawasi penyelenggaraan pada sistem pembayaran.

3. Mengatur dan Mengawasi Perbankan

Bank Indonesia sebagai bank sentral mempunyai empat wewenang utama, yakni :

  1. Membuat sekaligus menetapkan sebuah kebijakan terkait pelaksanaan perbankan yang telah berlaku di Indonesia.
  2. Memberikan sanksi terhadap pihak yang melanggar kebijakan dan ditetapkan sesuai dengan peraturan UU yang berlaku.
  3. Memberikan dan mencabut izin pada kelembagaan dalam kegiatan usaha perbankan.
  4. Mengawasi segala kegiatan bank konvensional, pada sistem perbankan maupun secara individu.

Peranan Bank Indonesia Sebagai Bank Sentral

https://www.banksinarmas.com/

Sebagai bank sentral, Bank Indonesia ini mempunyai lima peran utama guna untuk menjaga stabilitas pada sistem keuangan. Kelima peran tersebut telah mencakup kebijakan dan instrumen untuk menjaga stabilitas pada sebuah sistem keuangan itu, yakni :

1. Menjaga Stabilitas Moneter

Bank Indonesia mempunyai tugas untuk menjaga stabilitas moneter melalui sebuah instrumen suku bunga pada operasi pasar terbuka.Bank Indonesia sendiri bertanggungjawab untuk menetapkan kebijakan moneter yang tepat dan imbang.

Bagi kebijakan moneter dengan penerapan suku bunga yang sudah terlalu ketat, akan mematikan banyak sekali kegiatan ekonomi dan begitupun sebaliknya. Oleh karena itu, supaya bisa menciptakan sebuah stabilitas moneter, BI harus menerapkan kebijakan yang juga dikenal sebagai inflation targeting framework.

2. Penciptaan Kinerja Lembaga Keuangan Yang Sehat

Bank Indonesia mempunyai peran vital nan krusial dalam penciptaan kinerja lembaga keuangan yang sehat, khususnya dalam bidang perbankan. Penciptaan dari sebuah kinerja lembaga perbankan dilakukan dengan menggunakan mekanisme pengawasan serta regulasi yang tepat.

Sama halnya seperti pada negara lainnya, sektor perbankan ini mempunyai bagian yang dominan pada sistem keuangan. Sehingga, kegagalan dalam sektor ini dapat mengakibatkan ketidakstabilan pada keuangan yang nantinya akan mengganggu perekonomian.

Agar bisa mencegah terjadinya kegagalan dalam kondisi tersebut, sistem pengawasan serta kebijakan perbankan yang efektif perlu untuk ditegakkan. Disamping itu, disiplin pasar melalui berbagai kewenangan, pengawasan, pembuat kebijakan, dan penegakan hukum (law enforcement) harus terus dilaksanakan dengan baik.

3. Mengatur Dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran

Bank Indonesia mempunyai sebuah kewenangan untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Apabila terjadi peristiwa kegagalan dalam pembayaran  pada salah satu bagian dalam sistem pembayaran, maka akan menciptakan terjadinya risiko potensial yang serius dan bahkan bisa mengganggu kelancaran dalam sistem pembayaran.

Kegagalan tersebut pada akhirnya akan menimbulkan risiko yang memiliki sifat menular (contagion risk) dan menimbulkan gangguan yang sistemik. Bank Indonesia juga mengembangkan mekanisme dan pengaturan yang memiliki tujuan unyuk mengurangi risiko dalam sebuah sistem pembayaran yang kian meningkat.

4. Melakukan Riset Dan Pemantauan

Bank Indonesia memiliki fungsi untuk melakukan riset dan pemantauan, memiliki kemapuan untuk mengakses berbagai informasi yang dinilai dapat mengancam stabilitas keuangan. Melalui pemantauan dengan cara macroprudential, Bank Indonesia bisa memantau kerentanan sektor keuangan sekaligus mendeteksi potensi kejutan (potential shock) yang dapat berdampak pada stabilitas sistem keuangan.

Melalui riset, Bank Indonesia bisa mengembangkan instrumen sekaligus indikator yang macroprudential supaya dapat mendeteksi kerentanan dalam sektor keuangan dengan tepat dan akurat. Hasil riset serta pemantauan tersebut, selanjutnya bisa dijadikan sebagai rekomendasi untuk otoritas terkait pemilihan langkah-langkah yang tepat untuk meminimalisir gangguan yang ada pada sektor keuangan.

5. Jaring Pengaman Pada Sistem Keuangan

Bank Indonesia mempunyai fungsi untuk sebagai jaring pengaman pada sistem keuangan melalui lender of the last resort (LoLR). Fungsi LoLR sendiri ialah peran tradisional dari Bank Indonesia yang sebagai bank sentral untuk mengelola krisis supaya bisa terhindar dari terjadinya ketidakstabilan pada sistem keuangan.

Baca Juga :

About the author

Gilang P

Saya menulis sekian banyak tulisan untuk menuangkan apa yang ada di pikiran–tentunya setelah diolah dan diracik sedemikian rupa agar menjadi menarik. Saya pikir, setiap orang bisa menulis tentang apa saja, selama mau belajar memahami.