Ekonomi

Teori Keunggulan Mutlak: Dasar Perdagangan Internasional

teori keunggulan mutlak
Written by Rosyda

Teori keunggulan mutlak – Pada abad ke-18, dimana berakhirnya teori merkantilisme dikarenakan adanya kemunculan teori baru yang bernama absolute advantage theory atau juga dikenal dengan sebutan teori keunggulan mutlak.

Teori keunggulan mutlak sendiri merupakan teori kedua yang menjadi dasar dari perdagangan internasional.  Dimana dengan sebuah negara melakukan perdagangan internasional maka negara tersebut dapat memenuhi kebutuhan serta mendapatkan keuntungan. Simak informasi mengenai teori keunggulan mutlak dibawah ini.

Pengertian Teori Keunggulan Mutlak

Absolute advantage theory atau yang dikenal juga sebagai teori keunggulan mutlak serta teori keunggulan absolut merupakan teori yang pertama kali dikemukakan oleh Adam Smith yang di dalamnya menjelaskan mengenai keunggulan yang dimiliki sebuah negara terhadap negara lain secara mutlak pada hal produksi.

Konsep yang berhubungan dengan teori keunggulan mutlak ini pertama kali dikemukakan oleh Adam Smith secara lengkap pada tahun 1776 melalui salah satu karyanya yang memiliki judul An Inquiry Into the Nature and Causes on the Wealth of Nations.

Pada teori keunggulan mutlak ini, beliau juga mengemukakan mengenai manfaat dari perdagangan internasional melalui keunggulan dalam pembagian kerja. Teori ini kemudian dikembangkan berdasarkan doktrin pembagian kerja yang ada.

Smith juga menyatakan bahwa kemakmuran dari sebuah negara tidak bisa ditentukan dari banyaknya logam yang dimiliki. Akan tetapi, kemakmuran sebuah negara dapat dilihat dari besarnya pendapatan nasional yang ada dalam bentuk GDP atau Gross Domestic Product serta sumbangan perdagangan luar negeri yang dapat mempengaruhi pembentukan GDP.

Agar Gross Domestic Product atau GDP serta perdagangan luar negeri sebuah negara ini bisa meningkat, maka penting bagi pemerintah untuk mengurangi campur tangannya yang dapat membuat terciptanya perdagangan bebas. Dengan adanya perdagangan bebas tersebut, maka dapat memicu persaingan perdagangan yang ada lebih ketat.

Dilansir pula pada karya Jongkers Tampubolon pada tahun 2020 yang berjudul Perdagangan dan Bisnis Internasional, dimana beliau menjelaskan mengenai teori keunggulan mutlak ini, dimana perdagangan antarnegara yang berlangsung atas dasar keunggulan mutlak.

Jika suatu negara secara lebih efisien melakukan produksi sebuah komoditas dibandingkan dengan negara lain, namun kurang efisien dalam hal memproduksi komoditas lainnya. Maka kedua negara yang ada tersebut dapat memperoleh keuntungan melalui cara yang mereka miliki masing-masing dengan melakukan spesialisasi pada proses produksi komoditas yang memiliki keunggulan mutlak.

Selanjutnya, kedua negara tersebut dapat menukar dengan komoditas lain yang memiliki kerugian absolut.

Pelajari lebih dalam mengenai aspek teori serta studi kasus dalam bidang perdagangan internasional melalui buku Perdagangan Dan Bisnis Internasional: Teori Dan Analisis Empiris yang ada dibawah ini.

beli sekarang

Konsep Teori Keunggulan Mutlak

Teori keunggulan mutlak atau absolut ini mengalami perkembangan hingga masuk ke pemikiran ekonomi internasional. Beberapa aspek yang menerima teori ini seperti pembagian kerja, spesialisasi produk, serta efisiensi produk yang ada dalam ekonomi internasional.

Pertama, pembagian kerja memiliki kaitannya dengan berapa jumlah waktu bekerja pada suatu kegiatan produksi. Dimana pembagian kerja yang dikelola dengan baik mampu mengurangi biaya operasional dari sebuah kegiatan produksi.

Dengan adanya penghematan biaya tersebut, maka secara tidak langsung juga menambah keuntungan pada penjualan dari produk tersebut. Kondisi tersebutlah yang menyebabkan keunggulan mutlak baik dari segi penjualan produk maupun biaya produksi.

Kedua, spesialisasi jenis barang yang ada pada proses produksi juga dapat membuat keuntungan bertambah dari produksi yang ada di dalam negeri. Keunggulan mutlak hanya dapat terjadi jika sebuah negara dapat memproduksi barang maupun jasa yang sesuai dengan sumber daya yang dimiliki oleh wilayah tersebut.

Begitu pula sebaliknya, keuntungan mutlak juga dapat terjadi jika sebuah negara hanya melakukan impor barang dari barang yang memiliki biaya produksi tinggi jika dilakukan proses produksi pada dalam negeri.

Sebuah negara juga dapat memperoleh keunggulan mutlak jika dapat melakukan produksi sebuah barang yang memiliki nilai yang sama dengan negara lain, namun dengan biaya yang jauh lebih murah.

Konsep pada perdagangan internasional juga menjadi penting dalam pembahasan kali ini seperti halnya peraturan serta ketentuan dalam perdagangan internasional, jenis dan sistem pembayaran, serta berbagai hal lainnya yang dapat Grameds pelajari melalui buku Perdagangan Internasional: Konsep & Aplikasi.

beli sekarang

Ide Pokok Teori Keunggulan Mutlak

Menurut Venantia Sri Hadiarianti dalam bukunya yang berjudul Langkah Awal Memahami Hukum Perdagangan Internasional pada tahun 2019, dijelaskan mengenai bagaimana teori keunggulan mutlak memiliki dua ide pokok yang terdiri sebagai berikut.

1. Pembagian kerja pada menghasilkan jenis barang

Yang pertama, dengan adanya proses pembagian kerja yang dilakukan, maka sebuah negara dapat memproduksi sebuah barang dengan biaya yang jauh lebih murah jika dibandingkan dengan negara lainnya yang membuat negara tersebut mendapatkan keunggulan mutlak.

2. Spesialisasi serta efisiensi produksi

Yang kedua, dengan adanya spesialisasi pada kegiatan produksi sebuah barang, maka keuntungan mutlak akan dapat lebih mudah untuk dicapai. Keuntungan tersebut dinilai dengan jumlah jam/hari kerja yang dibutuhkan dalam memproduksi berbagai barang tersebut. Keuntungan dapat terjadi jika suatu negara lebih unggul pada satu macam produk yang mereka hasilkan, dengan begitu biaya produksi yang ada akan lebih terjangkau jika dibandingkan dengan biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh negara lain.

Hubungan Teori Keunggulan Mutlak dengan Perdagangan Internasional

Dalam rangka untuk mendapatkan keunggulan mutlak pada suatu produk maupun komoditas, sebuah negara harus dapat melakukan pembagian jam kerja, spesialisasi tenaga kerja, serta efisiensi dalam kegiatan produksi.

Dengan semakin besarnya jumlah barang yang diproduksi, maka keuntungan dari perdagangan barang yang dilakukan tersebut juga semakin besar dan bernilai mutlak atau mendapatkan untung yang besar.

Smith yang mengemukakan teori keunggulan mutlak ini berpendapat bahwa tenaga kerja yang ada lebih baik dispesialisasikan pada satu produksi komoditas unggul jika dibandingkan dengan alokasi pada produksi komoditas yang kurang unggul. Secara sederhana juga dapat dikatakan, bahwa sebuah negara dapat meningkatkan kapasitas produksi dari barang unggulan saja.

Sebagai penggantinya, barang yang tidak memiliki keunggulan tersebut dapat diimpor dari negara lain yang dapat membuat terbukanya jalur perdagangan Internasional. Langkah selanjutnya, sebuah negara dapat mengekspor komoditas unggulan mereka dalam jumlah yang besar ke negara lain.

Dengan menjual produk atau komoditas tersebut dengan harga jual normal dan biaya produksi yang rendah dapat membuat sebuah negara mendapatkan banyak keuntungan dari proses tersebut.

Mekanisme dari Teori Keunggulan Mutlak

Pada teori keunggulan mutlak atau absolut ini, sebuah negara pada umumnya mengungguli negara lain secara mutlak dalam hal memproduksi produk atau akomodasi yang dapat terjadi jika berhasil untuk menghasilkan barang dengan biaya produksi yang jauh lebih murah.

Keunggulan mutlak ini juga bisa didapatkan sebuah negara jika dapat menukarkan produknya dengan negara lain yang jika diproduksi oleh negara tersebut hanya dapat memberikan laba sedikit dan memerlukan biaya produksi yang lebih mahal.

Sebuah negara juga dapat disebut mempunyai keunggulan mutlak dibandingkan negara lain jika negara tersebut dapat memproduksi sebuah produk berupa barang serta jasa dan juga akomodasi yang tidak bisa diproduksi oleh negara pesaing lainnya.

Seperti contoh yang dapat kita lihat adalah negara Indonesia yang dapat memproduksi keris, namun tidak bisa memproduksi satelit pemancar. Sedangkan, negara Jepang mampu memproduksi satelit pemancar dan tidak dapat memproduksi sebuah keris.

Dengan begitu, perdagangan internasional akan terjadi di antara kedua negara tersebut jika Indonesia serta Jepang mau dan bersedia untuk menukarkan satelit pemancar yang dimiliki oleh negara Jepang dengan keris yang dimiliki oleh negara Indonesia.

Teori keunggulan mutlak atau absolut ini juga memiliki beberapa asumsi pokok, sebagai berikut.

  • Asumsi pertama, faktor produksi yang digunakan hanya berupa tenaga kerja saja.
  • Asumsi kedua, kualitas barang yang dibuat atau diproduksi oleh kedua negara memiliki nilai yang sama.
  • Asumsi yang ketiga, pertukaran dilakukan dengan proses barter atau tanpa adanya penggunaan uang.
  • Asumsi yang keempat, biaya transport pada pertukaran yang dilakukan ditiadakan.

Contoh Sederhana dari Teori Keunggulan Mutlak

Kita juga dapat menerapkan teori keunggulan mutlak ini pada kehidupan sehari-hari. Berikut ini contoh sederhana dari Teori Keunggulan Mutlak yang dapat membantu kamu lebih memahami teori ini.

Ketika kamu memiliki kemampuan dalam membuat kue coklat dan mampu membuatnya dengan modal Rp 10.000,00 dan menghasilkan 10 kue coklat. Sedangkan teman kamu memiliki kemampuan untuk membuat kue stroberi dan dia dapat membuat kue stroberi dengan modal Rp 10.000,00 dang menghasilkan 5 kue stroberi.

Jika satu kue coklat serta satu kue stroberi memiliki kualitas yang sama dan dapat ditukarkan atau dibarter antara satu sama lain. Maka, kamu akan mendapatkan keuntungan berupa dua kali lipat dari pertukaran atau perdagangan yang terjadi tersebut.

Dengan adanya teori keunggulan mutlak ini, dapat membuka jalan bagi perdagangan internasional khususnya kegiatan ekspor serta impor antarnegara. Penerapan pada teori keunggulan mutlak atau absolut ini juga dapat membuat sebuah negara mendapatkan keuntungan yang besar dari adanya kegiatan perdagangan internasional yang dilakukan.

Temukan berbagai studi kasus lainnya terkait perdagangan internasional yang melibatkan Indonesia mulai dari GATT hingga penggantinya, WTO, pada tahun 1995, dan berbagai bentuk kerjasama lainnya pada buku Kerjasama Perdagangan Internasional oleh Tim Bank Indonesia.

beli sekarang

Perbedaan Teori Keunggulan Mutlak dengan Teori Keunggulan  Komparatif

Untuk mengetahui kedua perbedaan yang ada antara kedua teori ini, sebelumnya Grameds harus mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan perdagangan internasional.

Secara nomenklatur, kata internasional yang ada pada perdagangan internasional sudah memperjelas arti dari kata ini dimana melibatkan kegiatan transaksi ekonomi yang terjadi antar negara. Kesimpulannya, definisi dari perdagangan internasional adalah sebuah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat dari sebuah negara dengan warga negara lainnya berdasarkan asas kesepakatan bersama.

Perdagangan internasional juga termasuk ke dalam ranah ekonomi makro yang tidak hanya memberikan manfaat dalam bidang ekonomi saja, namun juga dapat mempengaruhi berbagai bidang lainnya seperti sosial, politik, dan juga pertahanan keamanan dari sebuah negara.

Karena pengaruhnya yang signifikan tersebut, banyak pihak yang berusaha untuk mengeluarkan ide pemikiran serta mengembangkannya berdasarkan kaitannya dengan teori perdagangan internasional yang dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk penerapan kebijakan dari kegiatan ekonomi makro yang ada di dalam sebuah negara.

Dari begitu banyaknya teori yang sudah diciptakan dan dikembangkan, terdapat dua teori yang sangat menonjol, dan kedua teori tersebut adalah teori keunggulan mutlak atau absolut yang dibuat oleh Adam Smith dan teori keunggulan komparatif yang dibuat dan disusun oleh David Ricardo.

1. Teori Keunggulan Mutlak oleh Adam Smith

Seperti yang sudah dibahas diatas, pada teori keunggulan mutlak atau absolut yang dicetuskan oleh Adam Smith ini menjelaskan betapa penting adanya sistem ekonomi liberal, yaitu kebebasan dari adanya keterlibatan dari campur tangan oleh pihak pemerintah.

Beliau memberikan pendapat mengenai pengelolaan ekonomi yang ada di sebuah negara dapat dilakukan melalui persaingan bebas tanpa adanya gangguan atau intervensi yang dilakukan oleh pihak pemerintah. Namun, agar proses tersebut lebih efisien harus ada pembagian kerja serta pengalokasian sumber daya yang baik.

Adam Smith juga berkata mengenai kemakmuran masyarakat yang ada di dalam suatu negara dapat dicapai dengan adanya proses produksi serta perdagangan. Agar dapat menghasilkan kekayaan yang luas, maka proses produksi serta perdagangan yang dilakukan juga harus semaksimal mungkin.

Oleh sebab itu, Smith memberikan saran pada pihak pemerintah yang ada di setiap negara agar dapat memberikan kebebasan ekonomi bagi rakyatnya agar dapat melakukan kegiatan perdagangan dengan bebas. Hal yang dimaksud ini termasuk dalam ruang lingkup lokal maupun internasional. Dengan begitu, perkembangan ekonomi dapat diraih dengan adanya perkembangan masyarakat serta total produk yang bisa dihasilkan dari proses produksi yang dilakukan.

Total produksi tersebut yang menjadi gambaran dari tingkatan produksi baik barang maupun jasa yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti sumber daya manusia, alam, serta persediaan barang produksi.

Agar dapat memaksimalkan proses dan perkembangan produksi tersebut, sumber daya alam yang ada dan digunakan harus dapat dikelola dengan efisien serta lebih selektif oleh pihak tenaga kerja melalui barang modal yang ada tersebut.

Dengan adanya perkembangan pada proses produksi yang maksimal, maka juga akan menghasilkan keuntungan yang lebih maksimal pula.

2. Teori Keunggulan Komparatif oleh David Ricardo

Teori perdagangan internasional yang kedua yaitu teori keunggulan komparatif yang dikembangkan oleh David Ricardo ini diciptakan berdasarkan kelemahan yang ada dari teori keunggulan mutlak atau absolut.

Pada teori ini, beliau mengkritik teori keunggulan mutlak, dimana menurutnya proses perdagangan hanya dapat dilakukan oleh sebuah negara yang dapat melakukan produksi dari barang tersebut saja untuk mencapai keuntungan.

Dia menganggap bahwa teori yang ada tersebut seolah hanya dapat digunakan atau diterapkan oleh sebuah negara yang mampu melakukan spesialisasi produksi barang ataupun jasa.

Namun, bagaimana nasib bagi berbagai negara yang juga mengalami kerugian absolut akibat tidak mampu melakukan produksi barang ataupun jasa tersebut? Apakah bagi negara yang tidak dapat melakukan proses produksi tersebut tidak memiliki kesempatan yang sama dalam hubungannya dengan perdagangan internasional?

Dengan adanya kelemahan tersebut, David Ricardo mengeluarkan gagasan baru yang ada di dalam ruang lingkup perdagangan internasional dalam bentuk teori keunggulan komparatif ini.

Menurut beliau, bagi sebuah negara yang tidak memiliki keunggulan absolut dapat ikut terlibat dalam perdagangan internasional dan menghasilkan keuntungan jika dapat melakukan spesialisasi produk pada barang yang memiliki biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan negara lain.

Teori keunggulan komparatif ini juga memiliki beberapa asumsi, sebagai berikut.

  • Pertama, perdagangan hanya dapat terjadi antara dua negara saja.
  • Kedua, objek barang maupun akomodasi yang ada dalam proses perdagangan  hanya boleh dua jenis.
  • Ketiga, setiap negara hanya boleh memiliki dua unit faktor produksi.
  • Keempat, sifat skala produksi dari proses yang dilakukan yaitu content return to scale.
  • Kelima, pada teori ini diberlakukannya teori nilai tenaga kerja.

Dengan adanya gagasan tersebut, bisa disimpulkan bahwa keunggulan komparatif dapat terjadi jika sebuah negara dapat melakukan proses produksi sebuah barang atau jasa dengan biaya tenaga kerja yang jauh lebih murah dibandingkan dengan biaya tenaga kerja yang ada di negara lain.

3. Kesimpulan

Berdasarkan kedua informasi diatas, perbedaan kedua teori tersebut terletak pada cara mengukur keunggulan yang ada pada sebuah negara saja, dimana pada teori keunggulan mutlak atau absolut lebih menekankan pada biaya absolut, sedangkan teori keunggulan komparatif lebih menekankan pada biaya relatif pada proses produksi sebuah barang.

About the author

Rosyda

Saya adalah Fauziyah dan menulis adalah bagian dari aktivitas saya, karena menulis menjadi salah satu hal yang menarik. Sesuai dengan latar pendidikan saya, tema yang saya suka seputar ekonomi dan manajemen.

Kontak media sosial Instagram saya Rosyda Nur Fauziyah