Biologi

3 Teori Sel, Ini Penjelasan Lengkapnya

Teori Sel
Written by Nandy

Teori sel Apakah Grameds sedang mencari referensi tentang teori sel? Tepat sekali, jika Grameds sedang belajar tentang kajian ilmu biologi pasti tidak asing lagi dengan teori sel, baik itu pada tumbuhan, hewan, termasuk manusia. Meskipun kita mengenal sel itu adalah hal yang kecil, namun kehadirannya penting untuk kita kenali dan ketahui. 

Berikut ini penjelasan tentang teori sel, mulai dari pengenalan dasar, sejarah, teori dan manfaatnya: 

Mengenal Apa Itu Sel?

Sel adalah bentuk unit terkecil yang strukturan dan fungsial pada makhluk hidup. Lalu, mengapa sel dikatakan sebagai unit terkecil struktural? Hal tersebut karena merupakan bentuk kumpulan dari sel akan menjadi sebuah jaringan dan kemudian membentuk organ dan sistem organ yang lebih kompleks, yakni membentuk organisme- organisme yang lebih besar. 

Selain itu mengapa sel disebut sebagai unit terkecil fungsional? Hal tersebut karena di dalam sel ada bagian- bagian yang masing- masih bagian tersebut memiliki fungsi spesifik. Itulah sebabnya manusia memiliki struktur tubuh yang bisa digunakan untuk melakukan berbagai aktivitas, seperti berpikir, makan, minum, bernafas, dan sebagainya. 

Hal tersebut bisa terjadi karena adanya kerja sama antar sistem organ, jaringan, organ, yang diawali dengan sel dengan baik. Jika ada salah satu kerusakan pada sel atau tidak bekerja sama dengan baik, maka akan berdampak pada organisme dan struktur yang lebih besar pada tubuh kita. 

Itulah sebabnya manusia harus menyadari bahwa segala hal yang normal pada dirinya bukanlah sebuah kesederhanaan, melainkan tersusun dari hal yang sangat kecil sekalipun. Untuk mengenal tentang teori sel lebih lanjut, berikut ini hal yang perlu Grameds perhatikan saat mulai belajar tentang teori sel:    

1. Bentuk Sel

Teori Sel Bentuk Sel

Bentuk sel sangat kecil dan juga tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Grameds tentu perlu alat pembesar yang menunjang agar bisa melihat sel, seperti mikroskop. Alat tersebut mampu melihat hal-hal yang bentuknya kecil, layaknya melihat bakteri, virus, atau jamur untuk diamati bentuk dan perkembangannya. 

Penemu sel pertama kali adalah Anthony Van Leeuwenhoek pada tahun 1623 sampai 1723 yang ditemukannya menggunakan alat mikroskop ini. Atas penemuannya tersebut membuat banyak ahli akhirnya ikut mengamati dunia biologi tentang hal- hal yang berkaitan dengan sel, yakni tidak bisa dipegang dan dilihat secara langsung. 

Buku Tentang Teori Sel

beli sekarang

2. Letak Sel

Letak sel ada di setiap makhluk hidup, termasuk hewan, tumbuhan, dan tentu manusia yang pasti memiliki bentuk sel yang lebih kompleks. Sel pada tumbuhan, mungkin kita tidak bisa melihat tumbuhan bergerak secara signifikan secara sendirinya, namun tumbuhan juga memiliki struktur sel juga. 

Struktur sel dan letaknya sel juga pasti berbeda antar tumbuhan, hewan dan manusia. Namun dengan kumpulan sel tersebut akan terjadi kerjasama antar organ, sistem organ, jaringan sehingga bisa membantu makhluk hidup tersebut untuk bertahan hidup dan melakukan proses aktivitas kehidupan, seperti pencernaan, pernapasan, pertumbuhan, dan sebagainya.

Jadi bisa dikatakan meskipun kecil, sel memiliki peran yang penting dalam struktur organisme makhluk hidup. Meskipun merupakan unit terkecil struktural, namun sel memiliki fungsional yang besar pada makhluk hidup.  

3. Yang Dibangun

Perlu Grameds ketahui bahwa semua sel itu dibatasi dengan membran atau disebut juga dengan istilah membran plasma. Sedangkan daerah di dalam sel disebut dengan sitoplasma. Setiap sel kemudian pada tahap tertentu akan  berisi DNA sebagai materi yang bisa diwariskan untuk aktivitas kerja sel tersebut.

Selain itu, setiap sel juga memiliki ribosom yang berfungsi untuk membuat protein yang akan digunakan sebagai katalis pada berbagai reaksi kimia dalam sel tersebut. Setiap organisme ini  tersusun atas salah satu atau dua jenis sel yang dibangun berbeda, yakni sel prokariotik atau sel eukariotik. 

Kedua jenis sel tersebut dibedakan berdasarkan letak DNA di dalam sel itu sendiri. Jadi setiap bagian DNA pada eukariotik membran organel yang terselubung atau nukleus diberi nama isi sel. Sedangkan prokariota itu  tidak memiliki nukleus. Hanya bentuk bakteri dan arkea saja yang memiliki sel prokariotik, sedangkan jamur, tumbuhan, protista, dan binatang memiliki sel eukariotik.

a. Sel Prokariota

Sel Prokariotik adalah organisme uniseluler dengan ukuran sel yang memiliki ukuran kecil antara 0,7 sampai 0, 2. Biasanya sel ini tersusun dari selubung sel, membrane sel, sitoplasma, nucleoid, dan beberapa susunan lainnya. Hampir semua sel ini memiliki selubung sel di luar membrane selnya. Selain itu juga biasanya memiliki satu molekul DNA pembangun yang melingkar dan berkonsentrasi pada nukleotida. 

b. Sel Eukariota

Tidak seperti sel Prokariota, sel Eukariota memiliki nucleus. Jadi, sitoplasma eukariota adalah bentuk daerah di bagian selang nukleus dan membran sel tersebut. Sitoplasma ini kemudian terdiri lagi dari beberapa medium semicair yang disebut juga dengan istilah sitosol. 

Di dalam sitosol tersebut terdapat organel-organel dengan bentuk dan fungsi yang terspesialisasi. Pada sebagian sitosol tersebut juga tidak dimiliki prokariota. umumnya organel tersebut akan dibatasi dengan satu lapis membrane. Namun tetap  dibatasi dengan dua membran, misalnya ada susunan  nukleus.

 

Buku Tentang Teori Sel

beli sekarang

Sejarah

Sebelumnya sudah sedikit dijelaskan tentang penemuan sel pertama kali menggunakan mikroskop oleh Antony Van Leeuwenhoek pada sekitar tahun 1635- samai 723. Dari sanalah kemudian muncullah para ilmuwan yang terus mengembangkan dan meneliti hal-hal yang bersifat kecil atau mikroskopik termasuk sel- sel pada makhluk hidup. 

Berikut ini sejarah teori sel dari penemuan awal sampai perkembangannya hingga saat ini: 

1. Penemuan Awal

Sejarah teori sel juga tidak lepas dari sejarah keberadaan alat pembesar mutakhir, yakni mikroskop. Alat mikroskop ini pertama kali ditemukan dengan dua lensa (majemuk) pada kesudahan masa zaman ke-16. Setelah itu kemudian dikembangkan di Belanda, Italia, dan Negara Inggris. Sampai pada pertengahan masa zaman ke-17 mikroskop mulai memiliki kemampuan untuk perbesaran hingga mencapai 30 kali. 

Ilmuwan Inggris bernama  Robert Hooke kemudian merancang mikroskop majemuk yang memiliki sumber cahaya sendiri sehingga membuatnya lebih mudah untuk digunakan. Robert Hooke  mulai mengamati irisan- irisan tipis, seperti gabus lewat mikroskop tersebut dan mencoba untuk mengajarkannya. Penjelasan yang didapat dari penangkapan mikroskopik gabus adalah berpori-pori seperti sarang lebah, namun pori-porinya tidak beraturan.

Hooke menyebut pori-pori itu adalah cells karena hampir mirip dengan sel atau bilik kecil- kecil di dalam biara atau penjara- penjara. Hal yang sebenarnya dilihat oleh Hooke adalah dinding- dinding sel kosong yang melingkupi sel- sel mati pada gabus tersebut. Sel tersebut bersumber dari kulit pohon ek sebagai bahan baku pembuatan gabus. Hooke kemudian juga mengamati tumbuhan hijau yang juga memiliki sel yang berupa cairan. 

Sedangkan, pada masa yang sama di Belanda, ilmuwan bernama Antoni van Leeuwenhoek yang juga merupakan seorang pedagang kain, menciptakan mikroskopnya sendiri yang berlensa satu dan digunakannya untuk mengamati berbagai hal. Leeuwenhoek  kemudian sukses melihat sel darah merah, spermatozoid, khamir bersel tunggal, protozoa, dan bahkan bakteri.

Kemudian tahun 1673 Leeuwenhoek mulai mengirimkan surat tentang aktivitas yang dipekerjakannya kepada Royal Society, yaitu sebuah perkumpulan ilmiah di Inggris dan menerbitkannya. Di salah satu suratnya, Leeuwenhoek menjelaskan hal yang bergerak di dalam cairan liur yang ditelitinya di bawah mikroskop. Leeuwenhoek pun menyebutnya dengan istilah ditjen atau dirjen  dalam bahasa Belanda yang artinya hewan kecil. 

Lalu diterjemahkan menjadi animalcule dalam bahasa Inggris oleh Royal Society yang selanjutnya diyakini sebagai bakteri oleh ilmuwan modern sekarang. Tahun 1675–1679, ilmuwan Italia bernama Marcello Malpighi kemudian menjabarkan unit- unit penyusun tumbuhan yang diberi nama utricle atau berarti kantong kecil. Menurutnya setiap rongga tersebut memiliki cairan dan dikelilingi oleh dinding- dinding yang terlihat kokoh. 

Nehemiah Grew, ilmuwan asal Inggris kemudian juga mengajarkan tentang sel tumbuhan dalam tulisannya yang diterbitkan pada tahun 1682. Grew sukses mengamati banyak hal yang dibangun tumbuhan berwarna hijau kecil di dalam sel- sel daun tumbuhan yang kemudian diberi nama kloroplas. 

2. Perkembangan Biologi Sel

Selang tahun 1875 dan 1895, kemudian terjadi berbagai penemuan tentang fenomena seluler landasan, yakni mitosis, meiosis, dan fertilisasi, dan berbagai kajian organel penting lainnya, seperti mitokondria, kloroplas, dan badan Golgi. Dari situlah lahir segi yang kemudian focus untuk mempelajari sel yang disebut dengan istilah sitologi.

Perkembangan teknik baru ini tarsus terjadi, terutama pada bagian fraksinasi sel dan mikroskopi electron. Hal ini kemudian memungkinkan kajian ilmu sitologi dan biokimia melahirkan segi baru yang dikenal juga dengan biologi sel. Kemudian tahun 1960, perhimpunan ilmiah dari American Society for Cell Biology didirikan di New York, Amerika Serikat. 

Tidak lama setelahnya muncul jurnal ilmiah bernama Journal of Biochemical and Biophysical Cytology berubah nama menjadi Journal of Cell Biology. Setelah dekade 1960-an, biologi sel kini sudah menjadi suatu disiplin ilmu atau kajian yang mapan, dengan perhimpunan dan publikasi ilmiahnya sendiri. Selain itu kajian ilmu ini juga memiliki misi untuk mengungkapkan mekanisme fungsi pada organel sel.

 

Buku Tentang Teori Sel

beli sekarang

Teori Sel Menurut Para Ahli

Dalam perkembangannya, seperti yang sudah Grameds simak dari sejarahnya di atas, teori sel terus berkembang dari banyak ilmuwan yang mencoba untuk menemukan tentang kajian teori sel. Berikut ini ringkasan untuk memahami teori sel lebih mudah: 

1. Teori Sel Schleiden

Schleiden mengemukakan bahwa teori sel  adalah setiap bentuk makhluk hidup, termasuk tumbuhan itu tersusun atas sel- sel.  Anggapan  Schleiden tersebut didukung oleh Theodor Schwann yang juga mengungkapkan bahwa setiap makhluk hidup tersusun atas sel- sel. 

Dengan adanya dasar dan dukungan tersebut, Schleiden dan Schwann akhirnya merumuskan teori sel. Menurut pendapat  Schleiden dan Schwann sel adalah suatu satuan atau unit terkecil dari kehidupan atau makhluk hidup itu sendiri.

2. Teori Sel Max Schulze

Max Schultze kemudian mengungkapkan bahwa sel adalah bentuk unit fungsional terkecil dari makhluk hidup. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa di dalam sel akan terjadi bentuk kerjasama antara jaringan dan organel- organel sel dengan baik, sehingga proses tersebut dapat membantu makhluk hidup untuk beraktivitas lebih baik.

3. Teori Sel Rudolf Virchove

Rudolf Virchow juga mengungkapkan tentang teori sel bahwa sel adalah suatu unit pertumbuhan yang terkecil dari makhluk hidup. Artinya setiap makhluk hidup didalamnya memiliki sel yang kemudian akan tumbuh dan berkembang dari kecil menjadi organisme yang lebih besar untuk berfungsi. Teori ini juga dikenal dengan sebutan”Omne cellula e cellula” yang artinya  setiap sel berasal dari sel yang sebelumnya dan akan terus mengalami pertumbuhan.

Fungsi Sel

Setelah mengetahui tentang banyak teori sel di atas, penjelasan yang tidak kalah penting untuk Grameds ketahui adalah fungsi sel itu sendiri pada makhluk hidup, seperti berikut ini:

1. Metabolisme

Semua yang terjadi pada reaksi kimia menciptakan makhluk hidup dalam melakukan aktivitas adalah bentuk metabolism. Setiap reaksi kimia tersebut kemudian terjadi di dalam sel. Metabolisme yang terjadi di dalam sel bisa berbentuk reaksi katabolic yang merupakan perombakan senyawa kimia untuk berproduksi energi dan kemudian dibuat sebagai bahan pembentukan senyawa lainnya.

Selain itu juga bisa berbentuk reaksi anabolic yang merupakan reaksi penyusunan komponen sel. Salah satu proses katabolik yang merubah molekul makanan untuk berproduksi menjadi energi di dalam sel adalah respirasi seluler. Proses tersebut kemudian berlanjut di dalam mitokondria eukariot atau disebut sitosol prokariota dan berproduksi menjadi ATP. Sedangkan contoh proses anabolik adalah bentuk sintesis protein yang kemudian berlanjut menjadi ribosom dan membutuhkan ATP.

2. Komunikasi Sel

Kemampuan sel untuk membuat komunikasi adalah proses menerima dan mengirimkan ‘sinyal’ dari dan kepada bentuk sel lain. Hal ini menunjukkan adanya interaksi antar organisme uniseluler untuk mengatur fungsi dan perkembangan pada tubuh organisme multiseluler tersebut. 

Contohnya pada bakteri yang mengadakan komunikasi antara satu sama lain dalam proses quorum sensing  atau pengindraan kuorum. Hal tersebut bertujuan untuk menentukan apakah jumlah mereka sudah cukup sebelum akhirnya membentuk biofilm. Sementara sel- sel dalam embrio binatang akan mengadakan komunikasi untuk koordinasi pada proses diferensiasi menjadi berbagai jenis sel lainnya.

3. Siklus Sel

Perlu Grameds ketahui bahwa setiap sel itu bersumber dari pembelahan sel- sel sebelumnya. Sedangkan proses kehidupan sel untuk mengalami pembelahan sel ke pembelahan sel berikutnya disebut dengan siklus sel. Biasanya siklus sel ini terdiri dari empat proses atau fase yang terkoordinasi, yakni pertumbuhan sel, replikasi DNA, pemisahan DNA yang sudah membelah kedua yang kemudian akan menjadi sel anakan, serta terjadi pembelahan sel berikutnya. 

4. Diferensiasi Sel

Diferensiasi sel ini membentuk beragam jenis sel yang kemudian muncul selama perkembangan suatu organisme multiseluler terjadi dari suatu sel telur yang sudah dibuahi. Contohnya pada mamalia yang bersumber dari suatu sel yang berkembang menjadi suatu organisme dengan ratusan jenis sel berbeda, yakni otot, saraf, dan kulit. Sel- sel dalam embrio yang masih ada kemudian melakukan pensinyalan sel untuk mempengaruhi ekspresi gen sel lainnya dan menyebabkan proses diferensiasi tersebut.

5. Kematian Sel Terprogram

Sel dalam organisme multiseluler bisa mengalami kematian karena pengendalian populasi sel dengan metode mengimbangi perbanyakan sel tidak terjadi dengan baik. Contohnya untuk mencegah munculnya tumor, yakni mematikan sel untuk menghilangkan bidang tubuh yang tidak diperlukan. 

Contoh lain pada saat pembentukan embrio yaitu jari-jari pada tangan atau kaki manusia akan saling menyatu, nah hal tersebut terjadi karena adanya kesadahan pada kematian sel- sel antar jari. Pengen Jadi, waktu dan tempat terjadinya kematian sel, sama seperti pertumbuhan dan pembelahan sel, yakni proses yang sangat terkendali. 

Nah, itulah penjelasan tentang teori sel dalam kajian ilmu biologi. Apakah Gramedia sudah bisa memahaminya? Meskipun terlihat mudah, kajian ilmu tentang sel ini juga lumayan rumit dan banyak. Jadi jika Grameds masih membutuhkan referensi untuk belajar tentang teori sel bisa kunjungi koleksi Gramedia di www.gramedia.com, seperti rekomendasi buku berikut ini: Selamat belajar #SahabatTanpabatas.

About the author

Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya