Statistik

Pertumbuhan Penduduk: Rumus, Jenis, Faktor

pertumbuhan penduduk
Written by Fiska R

Pertumbuhan penduduk – Berbicara tentang pertumbuhan penduduk memang tak akan pernah ada habisnya karena manusia pasti selalu mengalami pertumbuhan. Manusia yang selalu mengalami pertumbuhan membuat keanekaragaman yang ada di lingkungan masyarakat juga mengalami perubahan yang diikuti dengan perkembangan zaman dan pertumbuhan penduduk itu sendiri. Ternyata, keanekaragaman penduduk antara wilayah yang satu dengan wilayah lainnya juga berbeda karena pertumbuhan yang dialaminya berbeda-beda juga.

Pertumbuhan penduduk akan terus bertambah atau berubah, sehingga besar kemungkinan akan menciptakan kepadatan penduduk pada suatu wilayah. Kepadatan penduduk yang terus meningkat bisa mengakibatkan kesejahteraan penduduk berkurang. Oleh karenanya, kita sebagai manusia harus bisa menjaga keseimbangan terhadap pertumbuhan penduduk, sehingga setiap penduduk yang ada pada suatu wilayah bisa sejahtera.

Dalam hal ini, pertumbuhan penduduk bukan hanya membahas tentang jumlah manusia lahir saja, tetapi juga membahas tentang jumlah penduduk yang mengalami kematian. Dengan kata lain, pertumbuhan penduduk sangat memperhatikan angka kelahiran dan angka kematian yang ada pada suatu wilayah. Angka kematian dan angka kelahiran, sebaiknya seimbang agar pertumbuhan penduduk juga seimbang, sehingga kehidupan penduduk bisa sejahtera.

Pertumbuhan penduduk yang terjadi pada suatu negara harus diperhatikan dengan baik, karena akan memengaruhi perkembangan dari negara itu sendiri, sehingga sudah seharusnya setiap negara harus sering memantau pertumbuhan penduduknya. Selain itu, pertumbuhan penduduk juga bisa menentukan negara dalam menyusun atau merancang tatanan kenegaraan yang sesuai dengan pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan yang terjadi pada negara yang satu belum sama dengan negara lainnya karena perbedaan kapasitas wilayahnya juga berbeda.

Di Indonesia sendiri, pertumbuhan penduduk dalam 1 dekade terakhir mengalami penurunan. Dikutip dari beritasatu.com, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan bahwa laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama 10 tahun dari 2010-2020 mencapai 1,25%. Persentase tersebut mengalami penurunan bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk 10 tahun sebelumnya mulai dari 2000-2010 yang mencapai 1,49%.

Lalu, apa sih yang dimaksud pertumbuhan penduduk dan faktor yang memengaruhi pertumbuhan penduduk itu apa saja? Supaya mengetahui hal itu, kamu bisa simak ulasan tentang pertumbuhan penduduk di bawah ini.

Beli Buku di GramediaPengertian Pertumbuhan Penduduk

Sebelum membahas lebih jauh tentang pertumbuhan penduduk, yang akan menjadi pembahasan pertama adalah pengertian pertumbuhan penduduk. Dengan mengetahui pengertian pertumbuhan penduduk diharapkan kita lebih mudah untuk mengetahui lebih dalam tentang pertumbuhan penduduk. Pada dasarnya pertumbuhan penduduk merupakan suatu fenomena yang sudah pasti terjadi pada suatu wilayah atau pada suatu negara yang di mana akan memengaruhi jumlah penduduk dari waktu ke waktu.

Jumlah penduduk yang berubah dari waktu ke waktu akan memengaruhi suatu ketatanegaraan dalam suatu negara. Oleh karenanya, setiap negara sudah pasti memantau atau memerhatikan pertumbuhan yang terjadi di wilayahnya. Jika tidak dipantau atau lepas dari pantauan, maka pertumbuhan penduduk bisa menyebabkan stabilitas pada suatu negara terganggu karena negara tidak memiliki persiapan untuk menghadapi fenomena tersebut.

Pertumbuhan penduduk yang sering kita kenal ini sering disebut juga dengan istilah lain, yaitu dinamika penduduk, mengapa bisa disebut dinamika penduduk? Hal ini dikarenakan pertumbuhan penduduk sering mengalami perubahan jumlah penduduk dari waktu ke waktu yang disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu angka kelahiran, angka kematian, dan angka perpindahan penduduk. Selain itu, pertumbuhan penduduk itu sendiri dibagi menjadi tiga jenis, yaitu pertumbuhan penduduk alami, pertumbuhan penduduk non alami, dan pertumbuhan penduduk total.

Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa pertumbuhan penduduk adalah adanya perubahan populasi penduduk yang terjadi bisa kapan saja serta bisa dihitung sebagai adanya perubahan jumlah individu yang terjadi pada suatu wilayah dengan memakai per waktu unit. Meskipun pertumbuhan penduduk secara umum mengarah kepada spesies, tetapi pada kenyataannya pertumbuhan penduduk lebih sering tertuju pada manusia saja.

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pertumbuhan penduduk adalah bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk di suatu daerah. Oleh sebab itu, pertumbuhan penduduk yang ada di wilayah A bisa saja berbeda dengan pertumbuhan penduduk yang ada di wilayah B, sehingga perencanaan pembangunan antara wilayah A dan wilayah B juga berbeda-beda.

Dengan demikian, pertumbuhan penduduk yang dapat berubah dengan adanya angka kelahiran, angka kematian, dan perpindahan penduduk merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan oleh setiap negara agar sistem ketatanegaraan dapat berjalan dengan optimal.

Beli Buku di GramediaTeori Pertumbuhan Penduduk

Setelah membahas pengertian pertumbuhan penduduk, maka hal yang akan dibahas selanjutnya adalah teori-teori pertumbuhan penduduk. Berikut ini beberapa teori pertumbuhan penduduk yang perlu kamu ketahui

Teori Malthusian

Pada dasarnya, teori tentang pertumbuhan penduduk sudah ada sebelum Malthus muncul, tetapi pada masa itu, suatu gagasan atau pemikiran tentang pertumbuhan penduduk hanya sebatas sebagai reproduksi saja yang di mana berfungsi untuk menggantikan penduduk atau individu yang sudah mati karena angka kematiannya relatif tinggi. Di bawah ini, akan dijelaskan beberapa pemikiran tentang kependudukan sebelum adanya teori Malthusian dan ketidakselarasan dalam praktik sebelum atau sesudah masa Malthus.

1. Ajaran Confucius

Ajaran Confucius ini merupakan suatu ajaran tentang pertumbuhan penduduk yang terjadi pada masa Cina Kuno atau diperkirakan terjadi sekitar tahun 500 SM. Ajaran Confucius mengungkapkan bahwa pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi membuat suatu nilai output dari sebuah produksi menjadi berkurang. Di dalam ajaran ini, suatu pemerintah mempunyai sebuah tanggung jawab untuk berusaha menjaga kestabilan penduduk. Selain itu, berdasarkan ajaran ini juga pemerintah juga harus menjaga kestabilan luas lahan yang berfungsi sebagai tempat tinggal penduduk dan tempat untuk beraktivitas. Supaya pemerintah dapat menjaga kestabilan itu penduduk dan luas tanah, maka dilakukan migrasi menuju suatu wilayah yang di mana jumlah penduduknya lebih sedikit.

2. Plato dan Aristoteles

Plato dan Aristoteles yang merupakan dua filsuf Yunani mengatakan bahwa suatu kualitas yang ada pada manusia ketika memproduksi sebuah barang menjadi lebih penting bila dibandingkan dengan kuantitas masyarakat itu sendiri. Terlebih lagi dalam menjaga kualitas atau kesejahteraan hidup pada suatu masyarakat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa suatu wilayah yang memiliki jumlah penduduk lebih banyak belum tentu bahwa penduduk tersebut efektif dan efisien dalam membuat suatu kegiatan produksi.

3. Mercantilisme

Sekitar abad ke-17, sudah mulai muncul tentang Mercantilisme. Mercantilisme ini melakukan penyebaran doktrin pronatalis yang di mana pertumbuhan penduduk dianggap sebagai suatu hal yang sangat penting. Hal ini dikarenakan pertumbuhan penduduk seperti sebuah instrumen dalam melakukan peningkatan terhadap pendapatan masyarakat. Dalam hal ini, pronatalis dapat diartikan sebagai suatu teori yang menyatakan bahwa sebuah pendapatan nasional sama dengan semua hasil produksi yang sudah dikurangi dengan upah yang diterima oleh para tenaga kerja. Dikarenakan di masa itu, upah para tenaga kerja lebih ke arah menurun, maka suatu angkatan kerja akan mengalami kenaikan, sehingga negara yang memiliki penduduk padat akan memperoleh keuntungan.

4. William Godwin

William Godwin meyakini bahwa ketersediaan makanan atau suplai makanan bisa bermanfaat untuk meningkatkan kemajuan teknologi yang terjadi pada suatu populasi. Selain itu, William Godwin juga mengungkapkan bahwa hal seperti ini tidak akan mengakibatkan terjadinya kelebihan populasi atau over population karena secara tidak langsung masyarakat akan membatasi angka kelahiran. Sementara itu, ia berpendapat bahwa angka kemiskinan serta angka pengangguran bukan diakibatkan karena over population, tetapi disebabkan karena institusi sosial yang tumbuh tidak merata.

Teori Adam Smith

Diperkirakan sekitar abad ke-18 muncul teori Adam Smith. Teori Adam Smith ini diungkapkan bersama dengan kaum Physiocratic yang membantah suatu doktrin pronatalis yang ada pada masa Merchantilisme. Para pemikir ini, beranggapan bahwa suatu kependudukan yang ada pada suatu wilayah bukan merupakan suatu masalah yang dapat memengaruhi kesejahteraan masyarakat, tetapi faktor luas tanah sangat dekat kaitannya dengan tingkat produksi.

Tak hanya sampai di situ, Adam Smith juga mengungkapkan bahwa pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang harmonis. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi akan memengaruhi pertumbuhan penduduk. Kemudian, ia juga menambahkan bahwa adanya pertumbuhan penduduk bisa disebabkan karena adanya suatu permintaan terhadap tenaga kerja atau demand of labor. Selain itu, adanya permintaan kerja juga dipengaruhi pada produktivitas atau fungsi dari suatu lahan.

Teori Neo-Klasik

Teori Neo-Klasik ini diungkapkan oleh para pemikir Neo-Klasik. Mereka berpendapat bahwa suatu pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang akan mengalami suatu perubahan yang disebut stationary state. Stationary state adalah suatu keadaan perekonomian yang di mana sudah tidak lagi mengalami pertumbuhan, bahkan cenderung diam atau statis. Beberapa pemikir ekonomi klasik mengatakan bahwa ternyata pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi bisa mengubah jumlah penduduk menjadi berlipat-lipat hanya dalam satu generasi saja. Bahkan, jumlah penduduk yang semakin tinggi bisa menurunkan suatu tingkat pembangunan menjadi lebih rendah. Apabila tingkat pembangunan menjadi rendah, maka akan mengakibatkan para pekerja hanya memperoleh upah yang sangat minimal.

Jenis-Jenis Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk dibagi menjadi tiga jenis, yaitu pertumbuhan penduduk alami, pertumbuhan penduduk non alami, dan pertumbuhan penduduk total. Di bawah ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang jenis-jenis pertumbuhan penduduk tersebut.

1. Pertumbuhan Penduduk Alami

Pertumbuhan penduduk alami adalah pertumbuhan penduduk yang terjadi atau didapatkan dari hasil selisih antara angka kelahiran dengan angka kematian yang terjadi dalam satu tahun. Untuk menghitung pertumbuhan penduduk alami, biasanya dinyatakan dalam bentuk satu per seribu. Pada dasarnya, pertumbuhan penduduk alami sudah bisa kita lihat pada lingkungan terdekat kita, seperti dalam lingkungan RT atau RW. Apakah lebih banyak angka kelahiran atau lebih banyak angka kematian.

Rumus dari pertumbuhan penduduk alami, yaitu:

P = L – M

Keterangan:

P: Pertumbuhan penduduk dalam satu tahun

L: Lahir dalam satu tahun

M: Kematian dalam satu tahun

2. Pertumbuhan Penduduk Non Alami 

Jenis kedua dari pertumbuhan penduduk adalah pertumbuhan penduduk non alami. Pertumbuhan penduduk non alami adalah jumlah pertumbuhan penduduk yang didapatkan dari selisih penduduk yang akan melakukan migrasi masuk (imigrasi) dan migrasi keluar (emigrasi). Maka dari itu, pertumbuhan penduduk juga dikenal dengan istilah pertumbuhan penduduk migrasi. Biasanya penghitungan jumlah pertumbuhan penduduk non alami dilakukan setiap satu tahun sekali.

Rumus untuk menghitung pertumbuhan penduduk non alami, yaitu:

P = I – E

Keterangan

P: Pertumbuhan penduduk dalam satu tahun

I: Imigrasi dalam satu tahun (penduduk yang masuk pada suatu wilayah atau negara dengan tujuan menetap)

E: Emigrasi dalam satu tahun (penduduk yang pindah atau meninggalkan suatu negara atau wilayah)

3. Pertumbuhan Penduduk Total

Jenis pertumbuhan penduduk yang ketiga adalah pertumbuhan penduduk total. Pertumbuhan penduduk total adalah pertumbuhan yang terjadi karena hasil penghitungan dari selisih jumlah kelahiran dengan jumlah kematian yang kemudian ditambah dengan selisih jumlah imigrasi dengan jumlah emigrasi. Dengan kata lain, hasil dari pertumbuhan penduduk total didapatkan dari pertumbuhan penduduk alami ditambah dengan pertumbuhan penduduk non alami. Supaya lebih mudah untuk memahami dan menghitung pertumbuhan penduduk total, kamu bisa simak rumusnya sebagai berikut,

P = (L – M) + (I – E)

Keterangan

P: Jumlah pertumbuhan penduduk total yang terjadi dalam satu tahun

L: Jumlah kelahiran dalam satu tahun

M: Jumlah kematian dalam satu tahun

I: Imigrasi dalam satu tahun (penduduk yang masuk pada suatu wilayah atau negara dengan tujuan menetap)

E: Emigrasi dalam satu tahun (penduduk yang pindah atau meninggalkan suatu negara atau wilayah)

Beli Buku di GramediaFaktor-Faktor Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk tidak serta merta terjadi begitu saja, tetapi ada beberapa faktor yang membuat pertumbuhan itu terjadi. Berikut ini faktor-faktor pertumbuhan yang perlu kamu ketahui.

1. Kelahiran (Fertilitas)

Faktor pertama atau bisa dibilang sebagai faktor utama dari pertumbuhan penduduk adalah kelahiran atau angka kelahiran. Faktor kelahiran ini bisa membuat suatu pertumbuhan penduduk mengalami peningkatan yang tinggi, jika angka kelahiran lebih banyak dari angka kematian. Selain itu, jika angka kelahiran lebih rendah dari angka kematian, maka pertumbuhan penduduk akan berjalan rendah.

Faktor kelahiran ini bisa dibilang sangat memengaruhi kemajuan dari suatu bangsa terutama dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Dalam hal transisi demografis, semakin rendah angka kelahiran dalam suatu negara, maka negara tersebut bisa dikatakan sebagai negara maju. Akan tetapi, di sisi lain, angka kelahiran yang rendah bisa mengakibatkan permasalahan penuaan penduduk serta abnormalitas yang akan berpengaruh terhadap struktur penduduk suatu negara. Faktor kelahiran dibagi menjadi dua jenis, yaitu faktor pendukung kelahiran dan faktor penghambat kelahiran.

a. Faktor Pendukung Kelahiran (Pro Natalitas)

Faktor pendukung meningkatnya angka kelahiran biasanya disebabkan karena banyaknya individu yang melakukan pernikahan pada usia muda. Biasanya disebabkan karena stigma dari masyarakat dan keluarga yang di mana menunda-nunda pernikahan tidak baik dan adanya anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.

b. Faktor Penghambat Kelahiran (Anti Natalitas)

Faktor penghambat angka kelahiran biasanya disebabkan karena adanya program Keluarga Berencana atau biasa dikenal dengan nama program KB. Selain itu, adanya batas usia untuk menikah.

2. Kematian (Mortalitas)

Faktor berikutnya yang dapat memengaruhi angka pertumbuhan penduduk adalah faktor kematian atau mortalitas. Pada umumnya, faktor kematian ini disebabkan karena lingkungan. Misalnya, lingkungan yang sehat, bersih, dan tidak rentan terkena bencana, maka angka kematian akan bergerak rendah. Lain halnya, jika suatu lingkungan tidak bersih dan rentan terkena bencana, maka angka kematian bisa bergerak menjadi tinggi.

3. Migrasi

Faktor terakhir dari pertumbuhan penduduk adalah migrasi. Migarasi itu sendiri dapat diartikan sebagai faktor yang di mana penduduk berpindah dari wilayah atau negara. Pada umumnya, penduduk yang melakukan migrasi bertujuan untuk mendapatkan cadangan makanan yang lebih banyak dan lowongan pekerjaan lebih banyak.

Kesimpulan

Pertumbuhan penduduk pasti terjadi di setiap negara tak terkecuali Indonesia hal ini dikarenakan penduduk pasti akan mengalami kelahiran, kematian, dan perpindahan. Selain itu pertumbuhan penduduk juga terjadi pada wilayah-wilayah yang ada di dalam suatu negara yang biasanya disebabkan karena adanya angka kelahiran, angka kematian, dan angka migrasi.

Sumber: Dari berbagai macam sumber

About the author

Fiska R

Saya suka dengan dunia menulis dan saya juga suka dengan statistik. Dengan menggabungkan kedua hal itu, saya pun bisa memberikan informasi kepada pembaca dengan baik.