Statistik

Pengertian Urbanisasi dan 6 Faktor Penarik Urbanisasi

Written by Fiska R

Faktor penarik urbanisasi adalah  – Mungkin di sini ada di antara Grameds yang tinggal di wilayah perkotaan dan berpikir kalau akan lebih nyaman dan menyenangkan tinggal di wilayah pedesaan. Hawanya sejuk, suasananya damai dan tenteram serta jauh dari hiruk pikuk serta asap polusi perkotaan.

Namun, tahukah Grameds kalau ada banyak masyarakat pedesaan yang berpikir sebaliknya? Mereka menganggap kalau hidup di wilayah perkotaan akan membuat hidup mereka menjadi jauh lebih mudah. Penghasilan mereka meningkat, fasilitasnya lengkap dan mereka bisa mendapatkan hal-hal lain yang tidak pernah mereka temukan di daerah mereka tinggal.

Hingga akhirnya, mereka memutuskan untuk pergi ke wilayah perkotaan, suatu fenomena yang dinamakan sebagai “urbanisasi”. Pada artikel kali ini, kita akan mempelajari serba-serbi urbanisasi, mulai dari pengertian, faktor penarik urbanisasi, faktor pendorong urbanisasi dan dampak urbanisasi.

Apa Itu Urbanisasi? 

Unsplash

Istilah urbanisasi sendiri sebenarnya mengacu kepada beberapa hal. Namun, semua ini diawali dengan permulaan yang sama, yaitu perpindahan penduduk dari daerah pedesaan ke perkotaan. Setelahnya, akan ada beberapa ruang lingkup lain yang masuk ke dalam pembahasan.

Urbanisasi juga akan membahas mengenai penurunan dari jumlah penduduk yang tinggal di daerah pedesaan. Tidak sampai di situ, urbanisasi juga akan memantau cara masyarakat baik itu di wilayah pedesaan atau perkotaan beradaptasi dengan perubahan ini.

Konsep urbanisasi sendiri terkadang sering disamakan dengan konsep “pertumbuhan kota”. Meskipun kedua konsep tersebut terkadang digunakan secara bergantian, urbanisasi harus dibedakan dari pertumbuhan kota.

Istilah urbanisasi mengacu kepada proporsi total penduduk suatu negara yang tinggal di wilayah perkotaan. Sementara itu, pertumbuhan perkotaan secara spesifik mengacu terhadap jumlah penduduk yang benar-benar tinggal di daerah perkotaan tersebut terlepas dari populasi negara.

Urbanisasi bisa dikaitkan dengan berbagai cabang ilmu pengetahuan, baik itu ilmu eksak atau ilmu non eksak. Beberapa cabang ilmu pengetahuan yang terkait dengan topik urbanisasi yaitu perencanaan kota, geografi, sosiologi, arsitektur, ekonomi, pendidikan, statistik, dan kesehatan masyarakat.

Selain itu, fenomena urbanisasi juga terkait erat dengan modernisasi, industrialisasi, dan proses rasionalisasi sosiologis. Bahkan, bisa dibilang kalau urbanisasi juga menciptakan banyak perubahan, baik itu dalam ruang lingkup sosial, ruang lingkup ekonomi dan ruang lingkup lingkungan.

Perubahan yang dihasilkan urbanisasi bisa sangat besar dan nantinya akan memberikan peluang untuk keberlanjutan dengan menggunakan potensi untuk menggunakan sumber daya secara lebih efisien agar menciptakan penggunaan lahan yang lebih berkelanjutan dan untuk melindungi keanekaragaman hayati ekosistem alam.

Meskipun demikian, tidak selamanya urbanisasi memiliki dampak yang selalu positif. Ada beberapa dampak lain yang cenderung mengarah ke sesuatu yang negatif. Beberapa dampak urbanisasi ini akan kita bahas pada sesi lain dalam artikel yang sama.

Faktor Penarik Urbanisasi 

Terdapat beberapa alasan di balik terjadinya urbanisasi. Di sini, alasan-alasan tersebut bisa dibedakan menjadi 2 faktor utama, yakni faktor penarik atau disebut juga dengan istilah pull factor dan juga faktor pendorong yang juga sering disebut dengan istilah push factor.

Faktor penarik urbanisasi adalah faktor-faktor yang menarik perhatian orang yang awalnya tinggal di pedesaan untuk pindah dan tinggal di wilayah perkotaan. Jadi, apa yang ada di wilayah perkotaan membuat mereka ingin meninggalkan pedesaan dan lebih menginginkan hidup di wilayah perkotaan.

Terdapat banyak pendapat terkait apa saja faktor penarik urbanisasi ini. Pada artikel kali ini, kita akan membahas setidaknya 6 faktor penarik urbanisasi. Di sini, 6 faktor penarik urbanisasi adalah faktor penghasilan, faktor upah, faktor fasilitas, faktor kebudayaan, faktor penambah keahlian dan faktor bencana alam.

1. Faktor Penghasilan

Sudah menjadi rahasia umum bahwa orang-orang yang tinggal di daerah perkotaan memiliki penghasilan rata-rata lebih tinggi dibandingkan masyarakat desa. Hal ini dikarenakan di wilayah perkotaan, lebih banyak lapangan kerja serta pertumbuhan ekonomi lebih pesat jika dibandingkan dengan wilayah pedesaan.

Faktor penghasilan besar ini menjadi alasan kuat kenapa masyarakat desa tertarik pindah ke wilayah perkotaan. Mereka berharap kalau dengan tinggal di perkotaan, mereka bisa mengubah nasib mereka karena bisa mendapatkan penghasilan lebih besar dibandingkan ketika mereka tinggal di wilayah pedesaan.

2.Faktor Upah

Faktor upah memang berkesinambungan dengan faktor penghasilan yang sebelumnya kita bahas. Namun, ada perbedaan kecil yang membedakan antara penghasilan dan upah. Upah di sini adalah jumlah penghasilan spesifik yang didapatkan oleh seseorang.

Sementara itu, penghasilan masih bisa bersifat cukup rancu dan lebih general. Adapun yang jelas, di sini bisa disimpulkan bahwa penghasilan dan upah orang-orang perkotaan lebih tinggi dibandingkan masyarakat pedesaan, membuat banyak masyarakat pedesaan tertarik untuk hidup di wilayah perkotaan.

3. Faktor Fasilitas

Fasilitas juga tentunya menjadi salah satu faktor yang meningkatkan minat masyarakat pedesaan untuk pindah dari tempat mereka tinggal dan menuju wilayah perkotaan. Mereka menganggap wilayah perkotaan memiliki fasilitas yang lebih lengkap dibandingkan dengan wilayah pedesaan.

Hal tersebut memang belum tentu benar. Namun, teknologi, bangunan dan infrastruktur di wilayah perkotaan memang sudah banyak yang jauh lebih maju dibandingkan dengan wilayah pedesaan. Tidak heran banyak masyarakat pedesaan yang ingin tinggal di wilayah perkotaan karena fasilitasnya dianggap lebih baik, lebih maju dan lebih lengkap.

4. Faktor Kebudayaan

Adapun yang dimaksud dengan faktor kebudayaan di sini akan lebih berfokus terhadap gaya hidup dan tren. Orang-orang di wilayah perkotaan memang lebih cepat tanggap seputar gaya hidup dan tren yang hadir di antara mereka karena kemudahan dalam mengakses hal-hal tersebut lebih cepat.

Tidak sedikit masyarakat pedesaan yang juga ingin merasakan kebudayaan wilayah perkotaan, sehingga membuat mereka tertarik untuk pindah ke sana. Terlebih, kebudayaan yang dijalankan oleh orang-orang perkotaan cukup berbeda dibandingkan dengan masyarakat pedesaan, semakin membuat masyarakat pedesaan ingin mencoba gaya hidup dan tren dari perkotaan.

5. Faktor Penambah Keahlian

Selain itu, tidak sedikit pula masyarakat desa yang berpikir kalau wilayah pedesaan tidak bisa memberikan banyak kemampuan yang bisa berguna untuk diri mereka di masa mendatang. Berbeda dengan wilayah perkotaan yang mereka anggap bisa memberikan mereka keahlian tambahan.

Lagi-lagi, hal ini memang belum tentu sepenuhnya benar. Meski begitu, pemikiran seperti ini datang dari faktor-faktor lain yang sebelumnya sudah dibahas. Fasilitas, upah, penghasilan dan kebudayaan perkotaan yang dianggap lebih maju dibandingkan pedesaan nantinya akan membuka peluang bagi mereka untuk meningkatkan keahlian.

6. Faktor Bencana Alam

Faktor penarik urbanisasi terakhir di sini adalah faktor bencana alam. Di wilayah perkotaan dengan segala kemajuan yang mereka miliki, keamanan dan metode menghadapi bencana alam seharusnya bisa memberikan rasa aman dan nyaman jika benar-benar terjadi bencana alam.

Harus diakui bahwa tidak semua wilayah pedesaan memiliki kemampuan dan teknologi ketika menghadapi bencana alam. Belum lagi aksesibilitas mereka jika berada di wilayah terpencil. Pindah ke wilayah perkotaan bisa dibilang menjadi opsi agar masyarakat pedesaan bisa melindungi diri dari bencana alam dengan lebih baik.

Faktor Pendorong Urbanisasi

Selain faktor penarik urbanisasi, ada juga faktor lain yang membuat masyarakat pedesaan pindah ke wilayah perkotaan. Faktor ini disebut sebagai faktor pendorong urbanisasi. Apa yang menjadi pembeda antara faktor penarik urbanisasi dan faktor pendorong urbanisasi?

Jika faktor penarik urbanisasi adalah sesuatu yang menarik perhatian masyarakat pedesaan untuk pindah ke wilayah perkotaan, faktor pendorong urbanisasi berisikan hal-hal yang mendorong masyarakat pedesaan agar mereka pindah ke wilayah perkotaan.

Dengan kata lain, mereka belum tentu ingin pindah ke wilayah perkotaan. Namun, situasi mendorong atau “memaksa” mereka untuk melakukan hal ini. Di bawah ini ada akan ada penjelasan mengenai 6 faktor pendorong urbanisasi, yaitu faktor kemiskinan, faktor bencana alam, faktor lapangan kerja faktor upah dan faktor adat istiadat.

1. Faktor Kemiskinan

Cukup sering terdengar berita di mana sebuah pedesaan mengalami kesulitan ekonomi karena beberapa hal seperti gagal panen, akses yang kurang terjangkau sampai dengan bencana alam. Hal ini mau tidak mau mendorong sejumlah masyarakat pedesaan untuk pindah ke wilayah perkotaan.

Hal ini pastinya bertujuan agar para masyarakat pedesaan bisa mengubah nasib mereka menjadi lebih makmur di perkotaan. Harapannya, mereka terlepas dari beberapa faktor kemiskinan yang sudah dijelaskan di atas dan bisa meraih ekonomi stabil di tempat tinggal baru mereka.

2. Faktor Bencana Alam

Adanya bencana alam juga menjadi faktor pendorong urbanisasi yang kuat bagi masyarakat pedesaan untuk pindah ke wilayah perkotaan. Tadi sudah dijelaskan di atas kalau banyak perkotaan yang sudah memiliki kesiapan dalam menghadapi bencana alam baik itu dalam segi teknologi maupun segi metode.

Tinggal di tempat tinggal mereka sekarang bisa jadi akan membuat mereka semakin rentan terkena bencana alam. Untuk itu, bagi sejumlah masyarakat pedesaan, akan lebih bijak untuk pindah ke wilayah perkotaan dibandingkan menetap di pedesaan tersebut.

3. Faktor Lapangan Kerja

Lapangan pekerjaan di wilayah pedesaan, meskipun tidak sesedikit yang dibayangkan, nyatanya masih dianggap kurang oleh sejumlah masyarakat pedesaan. Oleh karena itu, hal ini bisa membuat banyak dari mereka yang belum mendapatkan pekerjaan tetap, karena terbatasnya lapangan kerja di tempat mereka tinggal.

Faktor tersebut menjadi pendorong urbanisasi bagi beberapa masyarakat pedesaan ini. Mereka berharap kalau mereka bisa menemukan sejumlah lapangan kerja di perkotaan yang mereka sebelumnya tidak bisa mereka temukan di pedesaan tersebut.

4. Faktor Upah

Melanjutkan dari faktor sebelumnya, faktor upah juga bisa mendorong masyarakat pedesaan agar pindah ke wilayah perkotaan. Upah di pedesaan bisa jadi dianggap belum cukup bagi sebagian masyarakat pedesaan untuk menghidupi diri sendiri, apalagi keluarga mereka.

Perkotaan dianggap mempunyai upah yang lebih dari cukup untuk mendapatkan segala macam kebutuhan sehari-hari dari para masyarakat pedesaan ini. Bahkan, upah di perkotaan yang di bawah standar pun bisa jadi sudah di atas upah yang mereka dapatkan ketika masih tinggal di pedesaan.

5. Faktor Adat Istiadat

Faktor adat istiadat dapat dikatakan menjadi salah satu faktor yang cukup rumit untuk dibahas bagi sejumlah masyarakat pedesaan terkait dengan kepindahannya ke perkotaan. Ini dikarenakan terdapat berbagai macam alasan atau reaksi mengenai adat istiadat di pedesaan mereka yang membuat mereka pindah ke perkotaan.

Sebagai contoh, seseorang yang tinggal di pedesaan memiliki tradisi untuk pergi ke perkotaan ketika memasuki jenjang usia tertentu. Ini mengharuskan mereka untuk pergi ke perkotaan bukan karena sepenuhnya keinginan mereka, melainkan juga karena adat istiadat pedesaan tersebut.

6. Faktor Fasilitas

Terakhir, fasilitas di wilayah pedesaan yang belum tentu memadai bisa mendorong masyarakat sana untuk pindah ke perkotaan. Kurangnya fasilitas seperti fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas administrasi dan sejumlah fasilitas lain di pedesaan ini bisa menghambat keseharian masyarakat yang tinggal di sana.

Sementara itu, mereka berpikir kalau tinggal di wilayah perkotaan akan membuat mereka bisa mendapatkan akses terhadap fasilitas tersebut dengan lebih mudah, lebih lengkap dan lebih cepat. Mereka tentu berharap kalau kemudahan ini bisa membuat kegiatan sehari-hari mereka menjadi lebih lancar.

Dampak Urbanisasi

pixabay

Urbanisasi terkadang memicu perdebatan terkait baik atau buruknya fenomena ini. Keberadaan urbanisasi baik itu di wilayah perkotaan atau wilayah pedesaan masih sering dipertimbangkan baik itu oleh para pakar maupun dari pihak pemerintahan, karena dampaknya yang memang beragam.

Jika dilakukan dengan baik dan benar, urbanisasi bisa membawa dampak positif baik untuk perkotaan atau pedesaan. Namun, jika tidak dilaksanakan dengan sesuai, justru dampaknya akan cenderung mengarah ke hal-hal negatif dan bisa merugikan kedua belah pihak.

Pada sesi terakhir ini, kita akan mempelajari apa saja yang menjadi dampak positif dan dampak negatif dari urbanisasi. Masing-masing dari dampak positif dan dampak negatif ini akan dipisahkan baik itu untuk perkotaan maupun untuk pedesaan.

Dampak Positif

Untuk Perkotaan:

  1. Menjadi contoh dan acuan bagi pedesaan terkait dengan gaya hidup secara keseluruhan.
  2. Memperoleh tenaga kerja tambahan dari masyarakat pedesaan.
  3. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi perkotaan karena adanya tenaga kerja tambahan.

Untuk Pedesaan:

  1. Mengurangi penduduk pedesaan yang berlebih jika jumlahnya memang terlalu banyak.
  2. Meningkatkan kesejahteraan pedesaan jika masyarakat yang tinggal di perkotaan tidak lantas melupakan keberadaan pedesaan.
  3. Menghapus pengangguran karena masyarakat pedesaan mendapat pekerjaan di perkotaan.
  4. Mendorong peningkatan infrastruktur di pedesaan karena mendapatkan pengetahuan yang berasal dari masyarakat pedesaan yang tinggal di perkotaan.

Dampak Negatif

Untuk Perkotaan:

  1. Berkurangnya lahan akibat diperlukan untuk membangun tempat tinggal bagi masyarakat pedesaan di wilayah perkotaan.
  2. Potensi meningkatnya pengangguran bagi masyarakat perkotaan karena lapangan kerjanya diambil oleh masyarakat pedesaan.
  3. Adanya peningkatan polusi yang disebabkan karena semakin banyaknya penduduk di perkotaan.
  4. Tingkat kriminal yang bisa meningkat jika masyarakat pedesaan justru memiliki tujuan tidak baik untuk tinggal di perkotaan.

Untuk Pedesaan:

  1. Kekurangan sumber daya manusia (SDM) karena mereka memutuskan pindah ke perkotaan.
  2. Kehilangan masyarakat berbakat yang lagi-lagi disebabkan karena mereka pindah ke wilayah perkotaan.
  3. Potensi perubahan gaya hidup pedesaan ke arah negatif yang disebabkan karena budaya perkotaan yang dibawa kembali ke pedesaan.

Dengan ini, berakhir sudah artikel yang membahas mengenai urbanisasi secara keseluruhan, mulai dari definisi dari urbanisasi, faktor penarik urbanisasi dan faktor pendorong urbanisasi serta apa saja dampak yang dihasilkan dari fenomena urbanisasi.

Jika Grameds tertarik mempelajari topik urbanisasi lebih mendalam, kami mempunyai beberapa buku rekomendasi yang cocok untuk kalian. Buku-buku tersebut yaitu buku “Urbanization, Human Capital, & Regional Development The Indonesian Experiences“, buku “Analisis Ekonomi Perkotaan Dan Penerapannya” dan buku “Pengantar Sosiologi Perkotaan“.

 

 

Buku-buku di atas merupakan buku persembahan dari kami, Gramedia, #SahabatTanpaBatas. Grameds bisa membeli buku-buku tersebut di situs kami yakni gramedia.com. Harapannya, kalian bisa mendapatkan ilmu, informasi dan juga wawasan bermanfaat #LebihDenganMembaca.

Penulis: M. Adrianto S. 

About the author

Fiska R

Saya suka dengan dunia menulis dan saya juga suka dengan statistik. Dengan menggabungkan kedua hal itu, saya pun bisa memberikan informasi kepada pembaca dengan baik.