Sejarah

Pengertian VOC, Sejarah, dan Tujuan Pembentukannya

Pengertian VOC
Written by Fandy

Pengertian VOC – Indonesia dalam sejarah mendapat kemerdekaannya memiliki banyak halang rintangan yang dilalui mulai dari menyatukan berbagai suku bangsa sampai melawan penjajahan yang berlangsung selama ratusan tahun.

Dalam sejarah melawan penjajahan tersebut bangsa Belanda sangat memiliki kaitan penting terhadap keberlangsungan hidup masyarakat Indonesia selama masa penjajahan tersebut yakni dengan mendirikan sebuah perusahaan dagang bernama VOC.

Secara umum VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) adalah perusahaan dagang yang didirikan untuk memonopoli aktivitas perdagangan di jalur lintas Asia. Karena pada masa lalu bangsa Belanda datang sebagai penjajah mereka mengambil berbagai macam sumber daya alam yang ada di Indonesia lalu menjualnya untuk mendapat keuntungan besar.

Nah untuk itu agar sobat Grameds sekalian lebih memahami tentang apa itu VOC? Sejarah, serta tujuan dibentuknya perusahaan dagang tersebut dan dampaknya pada masyarakat Indonesia pada saat itu maka pada pembahasan kali ini kami telah merangkum berbagai informasi terkait yang dapat sobat Grameds sekalian pelajari sebagai wawasan tambahan terkait sejarah VOC di Indonesia.

Selanjutnya pembahasan mengenai VOC dapat kalian simak di bawah ini!

Pengertian VOC

Perusahaan Hindia Timur Belanda, secara resmi bernama Persatuan Perusahaan Hindia Timur (Belanda: Vereenigde Oostindische Compagnie; disingkat VOC) didirikan pada tanggal 20 Maret 1602. VOC adalah perkumpulan dagang Belanda yang memiliki monopoli perdagangan di Asia. Disebut Hindia Timur karena juga merupakan rumah bagi Geoctroyeerde Westindische Compagnie, sebuah serikat untuk Hindia Barat.

Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan multinasional pertama di dunia dan perusahaan pertama yang memperkenalkan sistem distribusi saham. Salah satu pemegang saham VOC terbesar adalah Isaac Le Maire, seorang pedagang dan investor keturunan Yahudi dari Wallonia (sekarang Belgia).

Walaupun VOC sebenarnya merupakan konfederasi unit-unit niaga, namun badan niaga ini istimewa karena disubsidi negara dan diberi fasilitas dan keistimewaan khusus (octrooi). Misalnya, VOC dapat memiliki tentara, mata uangnya sendiri, dapat bernegosiasi dengan negara lain untuk menyatakan perang. Banyak orang menyebut VOC sebagai negara dalam negara.

VOC memiliki enam divisi (kamers) di Amsterdam, Middelburg (Zeeland), Enkhuizen, Delft, Hoorn dan Rotterdam. Perwakilan dari majelis itu bertemu seperti Heeren XVII atau 17 Lords. Kamers menyumbangkan tujuh belas Perwakilan sesuai dengan kontribusi modal yang mereka bayarkan; Delegasi dari Amsterdam berjumlah delapan orang.

Di kalangan masyarakat Indonesia bahkan di Malaysia, VOC memiliki sebutan populer Kompeni atau Kumpeni. Istilah ini berasal dari kesalahan bahasa Indonesia dalam pengucapan bahasa Belanda compagnie, yang menunjukkan arti perusahaan. Istilah “kompeni” adalah singkatan dari pemerintah dan tentara Belanda atas penindasan dan pemerasan mereka terhadap rakyat Indonesia.

Pengertian VOC

Sejarah Terbentuknya VOC

Jauh sebelum Belanda datang ke Indonesia, ada fenomena dimana Portugis menguasai perdagangan rempah-rempah pada abad ke-16. Di sana Portugis bekerja sama dengan Jerman, Spanyol, dan Italia, yang menggunakan kota Hamburg sebagai pelabuhan pusat distribusi barang di Asia.

Tak mau kalah, Belanda kemudian memulai ekspedisi empat kapal besar yang dipimpin Cornelis de Houtman. Ini juga pertama kalinya Belanda mendarat di Indonesia dan berlabuh di Banten.

Namun, persaingan sengit muncul di antara para pedagang Belanda. Hal ini terlihat dari persaingan harga rempah-rempah, namun di sisi lain harga rempah-rempah juga turun di Eropa. Untuk mengatasi masalah tersebut, didirikan perusahaan perdagangan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC).

VOC resmi berbadan hukum sebagai perusahaan dagang pada tanggal 20 Maret 1602 dan dipimpin oleh seorang gubernur jenderal. Gubernur Jenderal VOC yang pertama adalah Pieter Both, dan Jan Pieterszoon Coen sudah lama tidak menggantikannya.

Kedatangan bangsa Eropa melalui jalur laut diprakarsai oleh Vasco da Gama, yang pada tahun 1497-1498 berhasil berlayar dari Eropa ke India melalui Tanjung Harapan di ujung selatan Afrika. Anda tidak lagi harus bersaing dengan para pedagang Timur Tengah untuk mencapai Asia Timur yang hingga saat ini didominasi oleh jalur darat yang sangat berbahaya.

Pada mulanya, tujuan utama bangsa Eropa ke Asia Timur dan Tenggara, termasuk Nusantara, adalah berdagang, sama seperti bangsa Belanda. Belanda melakukan misi dagang dengan kebijakan kolonial selanjutnya (koloni) dengan kerajaan-kerajaan di Jawa, Sumatera dan Maluku, sedangkan Belanda di Suriname dan Curaçao sejak awal bertujuan murni kolonisasi (koloni). Dengan latar belakang komersial inilah, penjajahan bangsa Indonesia (Hindia Belanda) dimulai.

Pada abad ke-16, perdagangan rempah-rempah didominasi oleh Portugis yang menjadikan Lisbon sebagai pelabuhan utama mereka. Sebelum Revolusi Belanda, kota Antwerp memainkan peran penting sebagai distributor di Eropa Utara, tetapi setelah tahun 1591 Portugis bekerja sama dengan perusahaan Jerman, Spanyol, dan Italia dan menggunakan Hamburg sebagai pelabuhan utama distribusi barang-barang Asia memindahkan jalur perdagangan agar tidak melalui Belanda. Akan tetapi, perdagangan yang dilakukan Portugis terbukti tidak efisien dan tidak mampu memenuhi permintaan yang terus meningkat, terutama lada.

Pasokan yang tidak merata menyebabkan harga lada meledak saat itu. Selain itu, penyatuan Portugal dan Kerajaan Spanyol (saat itu berperang dengan Belanda) pada tahun 1580 menimbulkan kekhawatiran tersendiri di Belanda. Ketiga faktor inilah yang menyebabkan Belanda terlibat dalam perdagangan rempah-rempah antar benua.

Belakangan, Jan Huyghen van Linschoten dan Cornelis de Houtman menemukan “jalur rahasia” pelayaran Portugis yang menyebabkan pelayaran pertama Cornelis de Houtman ke Banten, pelabuhan utama Jawa, pada 1595-1597, dan kapal serta awak kapal mereka mengalami kerusakan parah.

Pada tahun 1596 empat kapal penelitian yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman berlayar ke Indonesia dan merupakan kontak pertama Indonesia dengan Belanda. Ekspedisi tersebut mencapai Banten, pelabuhan lada utama di Jawa Barat, di mana terjadi permusuhan terhadap Portugis dan penduduk setempat.

Houtman kembali berlayar ke timur sepanjang pantai utara Jawa, diserang oleh penduduk setempat di Sedayu, mengakibatkan hilangnya 12 awak kapal, dan terlibat perselisihan dengan penduduk setempat di Madura, yang mengakibatkan terbunuhnya seorang pemimpin setempat. Setelah kehilangan separuh awak pada tahun berikutnya, mereka memutuskan untuk kembali ke Belanda, tetapi rempah-rempah yang mereka bawa cukup untuk menghasilkan keuntungan.

Pada tanggal 31 Desember 1600, Inggris mulai mendirikan perusahaan dagang di Asia bernama British East India Company, dengan kantor pusatnya di Kalkuta. Kemudian Belanda menyusul pada tahun 1602, dan Perancis yang tidak mau ketinggalan membentuk Perusahaan Hindia Timur Perancis pada tahun 1604.

Pada tanggal 20 Maret 1602, para pedagang Belanda mendirikan Verenigde Oostindische Compagnie. Saat itu terjadi persaingan sengit antara negara-negara Eropa yaitu Portugal, Spanyol, Inggris, Perancis dan Belanda untuk hegemoni perdagangan Asia Timur.

Untuk mengatasi masalah ini, Jaksa Agung Belanda VOC diizinkan membangun pasukan yang harus mereka biayai sendiri. Selain itu, VOC juga berhak membuat perjanjian negara dan menyatakan perang terhadap suatu negara atas nama pemerintah Belanda yang saat itu masih berbentuk republik. Otoritas ini memungkinkan organisasi komersial seperti VOC berfungsi sebagai satu negara.

Perusahaan mendirikan kantor pusatnya di Batavia (sekarang Jakarta) di pulau Jawa. Kepentingan kolonial lainnya juga didirikan di tempat lain di India Timur, yang kemudian menjadi Indonesia, seperti Kepulauan Rempah (Maluku) yang termasuk Kepulauan Banda di mana VOC memonopoli pala dan pala. Kekerasan terhadap penduduk lokal, serta pemerasan dan pembantaian, digunakan untuk mempertahankan monopoli.

Pos perdagangan yang lebih tenang ada di Deshima, sebuah pulau buatan di lepas pantai Nagasaki. Daerah ini adalah satu-satunya tempat di mana orang Eropa dapat berdagang dengan Jepang.

Octrooi, piagam pendirian Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) yang memuat hak-hak VOC di Nusantara. Octrooi adalah hak istimewa VOC untuk berdagang di wilayah India. Isi Hak Octrooi berisi tentang tujuan berdirinya VOC. Pembukaan Octrooi berbunyi: “VOC dibentuk untuk memberikan arah dan navigasi perdagangan dengan Hindia Timur.” Berdasarkan piagam octroi tahun 1598, perdagangan di Nusantara dilakukan di bawah pengawasan VOC selama 200 tahun. Perusahaan-perusahaan yang ada pada saat itu digabung menjadi kemitraan komersial dengan parlemen Belanda. Octrooi, piagam pendirian Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) yang memuat hak-hak VOC di Nusantara.

Pada tahun 1603 VOC mendapat izin untuk mendirikan kantor perwakilan di Banten dan pada tahun 1610 Pieter Both diangkat menjadi Gubernur Jenderal VOC yang pertama (1610-1614) tetapi memilih Jakarta sebagai pusat pemerintahan VOC.

Pada saat yang sama Frederik de Houtman menjadi Gubernur VOC di Ambon (1605-1611) dan kemudian menjadi Gubernur Maluku (1621-1623). Dengan demikian, pada tanggal 31 Desember 1799, banyaknya pejabat VOC yang terlibat korupsi menyebabkan beban utang VOC bertambah, sehingga VOC sendiri bangkrut. Gubernur Jenderal VOC Van Overstraten menyatakan VOC dibubarkan dan pemerintah Belanda mengambil alih semua utang dan aset VOC.

Pengertian VOC

Tujuan pembentukan VOC

Tujuan utama berdirinya VOC dinyatakan dalam perundingan tanggal 15 Januari 1602, yaitu “untuk menimbulkan kerusakan pada musuh dan keamanan tanah air”. Kata “musuh” dalam negosiasi merujuk pada Portugis dan Spanyol, karena negara-negara tersebut ingin membentuk kerajaan dan mendapatkan supremasi perdagangan di Asia (sebelumnya dikuasai oleh Belanda). Dengan demikian melalui keberadaan VOC Belanda tetap dapat menjalin hubungan baik dengan penduduk Nusantara.

Namun, tujuan utama ini perlahan berubah menjadi beberapa tujuan lainnya yaitu:

1. Pengurangan persaingan antara pedagang Belanda lainnya

Tujuan pertama didirikannya kongsi perdagangan VOC adalah konsolidasi perusahaan dan persaingan tidak sehat antara para pedagang Belanda. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan utilitas.

2. Kombinasikan kompetisi dengan trader dari negara Eropa lainnya

Untuk memperkuat posisi Belanda dalam perdagangan Asia, pembentukan VOC harus bersaing dengan negara-negara Eropa lainnya seperti Portugal dan Spanyol.

3. Monopoli rempah-rempah di Asia

Lebih khusus lagi, tujuan didirikannya VOC adalah untuk menguasai dan memonopoli tata niaga rempah-rempah di Asia, khususnya Indonesia. Mengapa? Karena negara kita kaya akan simpanan rempah-rempah. Hal ini mendorong Belanda untuk memonopoli perdagangan mereka untuk keuntungan ganda.

4. Penguasaan kekuasaan di kerajaan-kerajaan Indonesia

Setelah berusaha menguasai sumber rempah-rempahnya, Belanda mengejar tujuan lain dengan kemitraan dagang ini, yaitu menguasai kerajaan-kerajaan Indonesia. Belanda ingin mengambil alih tentara kerajaan untuk menjadi tentara mereka sehingga Belanda berpeluang memenangkan perang.

5. Memperkuat posisi Belanda dalam masyarakat internasional

Tujuan selanjutnya adalah keinginan Belanda untuk memperkuat posisinya di hadapan dunia internasional. Dalam persaingan dagang, khususnya di antara negara-negara Eropa lainnya, kemitraan dagang VOC ini dapat membuat Belanda lebih bernilai.

6. Mendukung anggaran negara Belanda

Dari keuntungan kemitraan bisnis itu, VOC juga membantu membiayai pemerintah Belanda yang sedang krisis akibat pendudukan Spanyol.

7. Menempati lokasi strategis di Indonesia

Tujuan selanjutnya adalah menguasai lokasi-lokasi strategis di Indonesia, khususnya pelabuhan. Tujuan dibentuknya kongsi dagang VOC tidak hanya untuk menguasai sumber daya Indonesia, tetapi juga untuk menguasai aset-aset vital di pelabuhan-pelabuhannya.

8. Kontrol dari lembaga-lembaga pemerintah kerajaan

Tujuan akhir didirikannya VOC adalah untuk menguasai badan-badan pemerintahan adat di Indonesia. Institusi ini dipelihara sedemikian rupa sehingga mudah dipengaruhi.

Hak dan Wewenang VOC

Hak-hak istimewa ini tercantum dalam Oktrooi (Piagam) tanggal 20 Maret 1602, yang meliputi:

1. Hak monopoli

Perdagangan dan pelayaran di bagian timur Tanjung Harapan dan di bagian barat Selat Magellan. Ada juga hak untuk mengendalikan bisnis untuk kepentingannya sendiri.

2. Hak kedaulatan (souveliteit)

Hak ini memungkinkan anggotanya untuk bertindak sebagai negara seharusnya yang meliputi:.

  • Hak untuk mempertahankan tentara
  • Hak untuk menyatakan perang dan berdamai
  • Hak untuk mengambil alih dan menduduki wilayah asing di luar negeri Belanda
  • Hak untuk menetapkan atau mengeluarkan mata uangnya sendiri
  • Hak untuk membayar pajak
  • Hak untuk membuat perjanjian dengan raja-raja setempat
  • Hak untuk membangun benteng

Beberapa hak berdaulat tersebut telah dilaksanakan di negara Indonesia melalui upaya-upaya sebagai berikut:

  • Pemindahan markas VOC yang semula di Banten dan Ambon ke Batavia.
  • Pelaksanaan penyerahan Hongi yaitu penyerahan dan pengawasan pemerintah VOC untuk menjaga kelangsungan monopoli rempah-rempah. Hak untuk menghancurkan, yaitu. hak untuk memusnahkan rempah-rempah (biasanya pala atau kalor) yang melebihi ketentuan.
  • Ada sistem pengiriman wajib untuk rempah-rempah
  • Adanya Sistem Priangan (Tanam Paksa Tanaman Kopi)
  • Adanya sistem kuota yaitu kewajiban membayar pajak berupa hasil pertanian.

Pengaruh kebijakan VOC terhadap Indonesia

  • Kekuasaan raja berkurang karena dikuasai sepenuhnya oleh VOC
  • Terpecahnya wilayah kerajaan menyebabkan munculnya penguasa baru di bawah kendali VOC.
  • Keistimewaan-keistimewaan membuat rakyat Indonesia semakin miskin dan sengsara
  • Orang Indonesia belajar tentang kebijakan moneter, sistem pertahanan benteng, etika kontrak, dan tentara bersenjata modern (meriam dan meriam).
  • Perjalanan Hong mengakibatkan eksploitasi, penjarahan, perbudakan, dan bahkan pembunuhan orang Indonesia.
  • Hak pencabutan justru menjadi ancaman bagi masyarakat Indonesia karena harus memusnahkan tanaman rempah yang melebihi ketentuan. Padahal hal ini bisa dijadikan sebagai sumber penghasilan tambahan bagi masyarakat Indonesia.

Pengertian VOC

Kesimpulan Terkait Pengertian VOC

Sekian pembahasan singkat mengenai Pengertian VOC . Pembahasan kali ini tidak hanya membahas definisi dari VOC saja namun juga membahas lebih jauh bagaimana sejarahnya, tujuan pembentukannya, serta mengetahui tentang pengaruh kekuasaan VOC selama masa penjajahan di indonesia.

Memahami pengertian VOC memberikan kita pengetahuan tambahan mengenai berbagai sejarah yang membentuk negara Indonesia sampai bisa merebut kemerdekaannya pada 17 agustus 1945 yang memberikan dampak sangat berpengaruh pada bentuk pemerintahan di Indonesia serta sistem perekonomiannya.

Demikian ulasan mengenai pengertian VOC. Buat Grameds yang mau mempelajari semua hal tentang pengertian VOC. Dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan sejarah lainnya, kamu bisa mengunjungi Gramedia.com untuk mendapatkan buku-buku terkait.

Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia selalu memberikan produk terbaik, agar kamu memiliki informasi terbaik dan terbaru untuk kamu. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Pandu Akram

Artikel terkait Pengertian VOC:

Tujuan Pembentukan VOC: Sejarah, Dampak, Alasan Pembubaran, dan Tokoh Dibalik VOC

Kebijakan VOC dalam Bidang Ekonomi

Apa Hubungan Rempah-rempah dan Penjajahan Di Indonesia?

Biografi Cut Nyak Dien: Pahlawan Perempuan yang Ditakuti Belanda

11 Contoh Sikap Patriotisme Beserta Pengertian, Nilai dan Ciri-Cirinya!

About the author

Fandy

Perkenalkan nama saya Fandy dan saya sangat suka dengan sejarah. Selain itu, saya juga senang menulis dengan berbagai tema, terutama sejarah. Menghasilkan tulisan tema sejarah membuat saya sangat senang karena bisa menambah wawasan sekaligus bisa memberikan informasi sejarah kepada pembaca.