Sosial Budaya

Pengertian Etnosentrisme: Faktor Penyebab, dan Dampaknya!

Pengertian Etnosentrisme, Faktor Penyebab, dan Dampaknya yang Perlu Diketahui
Written by Umam

Pengertian Etnosentrisme – Tentu kalian sering mendengar istilah etnosentris atau etnosentrisme, atau bahkan seringkali muncul dalam lingkungan sosial. Melansir dari Oxford Bibliographies, Senin (20/6/2022), pengertian etnosentrisme adalah istilah yang diterapkan dalam budaya atau etnis ketika seorang individu memandang dunia dari perspektif kelompoknya sendiri. Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian etnosentrisme adalah sikap atau pandangan yang berpangkal kepada masyarakat dan kebudayaan sendiri.

Biasanya, sikap etnosentrisme disertai dengan sikap dan pandangan yang meremehkan masyarakat dan kebudayaan lain. William Graham Sumner, seorang Profesor Universitas Yale Ilmu Politik dan Sosial, merupakan orang yang pertama kali memperkenalkan istilah etnosentris pada 1906.

Meski etnosentrisme bisa dibilang adalah fenomena universal yang memfasilitasi kohesi dan kontimuitas di semua tingkat organisasi sosial, etnosentrisme memberikan rasionalisasi untuk menyerang budaya atau subkultur lain dalam bentuknya yang lebih ekstrem, misalnya memotivasi kriminalisasi praktik dalam subkultur atau digunakan untuk membenarkan perang dengan negara bangsa lain.

Etnosentrisme terkait erat dengan definisi penyimpangan seseorang yang tidak hanya dilihat sebagai berbeda, tetapi juga secara moral lebih rendah atau bahkan jahat. Anggota stereotip dalam kelompok mereka yang berada di luar kelompok sebagai orang yang bodoh, buruk, atau bahkan tidak manusiawi dan penokohan ini memberikan dasar bagi konflik budaya.

Etimologi dan Pengertian Etnosentrisme

Pengertian Etnosentrisme adalah penilaian terhadap kebudayaan lain atas dasar nilai sosial dan standar budaya sendiri. Orang-orang etnosentris menilai kelompok lain relatif terhadap kelompok atau kebudayaannya sendiri, khususnya bila berkaitan dengan bahasa, perilaku, kebiasaan, dan agama. Perbedaan dan pembagian etnis ini mendefinisikan kekhasan identitas budaya setiap suku bangsa. Etnosentrisme mungkin tampak atau tidak tampak, dan meski dianggap sebagai kecenderungan alamiah dari psikologi manusia, etnosentrisme memiliki konotasi negatif di dalam masyarakat.

Etnosentrisme merupakan salah satu praktik memandang atau menilai budaya orang lain berdasarkan nilai atau kepercayaan diri sendiri. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani “ethnos“, yang memiliki arti bangsa, dan “kentron“, yang berarti pusat. Oleh dari itu, etnosentrisme melibatkan bangsa untuk menjadi sebuah pusat. Etnosentrisme menitikberatkan perilaku menerapkan budaya atau etnis sendiri sebagai acuan untuk menilai budaya, praktik, perilaku, kepercayaanyya kepada orang. Dalam ilmu sosial, etnosentrisme menilai budaya lain berdasarkan standar budaya sendiri, bukan standar budaya tertentu lainnya.

Kecenderungan etnosentrisme adalah melihat budaya yang kita miliki sebagai pusat alam semesta, yakni sebagai realitas sejati yang mempengaruhi semua komunikasi interkultural, termasuk hubungan antaretnik. Ini dapat dilihat dengan jelas dalam definisi etnosentrisme.

Porter dan Samovar (1997:10) menyatakan sumber utama perbedaan budaya dalam sikap adalah etnosentrisme, yaitu kecenderungan memandang orang lain secara tidak sadar dengan menggunakan kelompok kita sendiri dan kebiasaan kita sendiri sebagai kriteria untuk segala penilaian. Makin besar kesamaan kita dengan mereka, makin dekat mereka kepada kita; makin besar ketidaksamaan, makin jauh mereka dari kita.

Kita cenderung melihat kelompok kita, negeri kita, budaya kita sendiri, sebagai yang paling baik, sebagai yang paling bermoral. Pandangan ini menuntut kesetiaan kita yang pertama dan melahirkan kerangka rujukan yang menolak eksistensi kerangka rujukan yang lain. Pandangan ini adalah posisi mutlak yang menaikan posisi yang lain dari tempatnya yang layak bagi budaya yang lain.

Etnosentrisme adalah penghakiman suatu kelompok masyarakat terhadap kebudayaan kelompok masyarakat yang lain dengan cara membandingkan atau menggunakan standar kebudayaannya sendiri. “Is Judging other cultures by comparison with one’s own” (Giddens, 1986).

Etnosentrisme juga adalah egoisme kultural. Sebuah komunitas menganggap dirinya paling superior di antara yang lain. Penilaian budaya sendiri yang lebih baik. “Our own groups, our own country, our own culture as the best, as the most moral” (Porter, 1972). Jadi, semua penilaian berangkat dari ukuran budaya sendiri menyebabkan apa yang terbaik adalah budaya sendiri sedangkan budaya orang lain lebih rendah, seperti halnya stereotip yang merupakan penilaian salah kaprah, etnosentrisme dapat disebut sebagai penilaian yang membabi-buta, “using our own group and our own customs as the standarts for all judgments” (Samovar dan Porter, 1991). Hal ini membawa konsekuensi dan pengaruh yang luas dalam tindak komunikasi.

Pengertian Etnosentrisme, Faktor Penyebab, dan Dampaknya yang Perlu Diketahui

Pengertian Etnosentrisme Menurut Para Ahli

1. Coleman dan Cressey

Etnosentrisme adalah seseorang yang berasal dari kelompok etnis yang cenderung melihat budaya mereka sebagai yang terbaik dibandingkan dengan sifat kebudayaan yang lainnya.

2. Hogg

Etnosentrisme merupakan kegiatan yang melibatkan atribusi internal dan eksternal dalam kehidupan masyarakat.

3. Taylor, Peplau, dan Sears

Etnosentrisme merupakan sesuatu hal yang mengacu kepada kepercayaan kelompok masyarakat bahwa kebudayaannya selalu superior daripada kebudayaan yang lain.

4. Hariyono

Hariyono memberikan makna pada istilah etnosentrisme sebagai suatu perasaan in group dan out group dalam dasar sikap yang dilakukan oleh seseorang.

5. Harris

Etnosentrisme adalah kecenderungan seseorang yang menganggap kelompoknya lebih baik dibandingkan kelompok yang lain sehingga hal ini mendorong tindakan-tindakan yang tidak rasional, seperti melakukan kekerasan, peperangan, tawuran, dan lain sebagainya.

6. Zastrow

Etnosentrisme ialah suatu sikap yang dilakukan oleh kelompok etnis secara tertutup tanpa mempertimbangkan keadaan kelompok sosial lainnya.

7. Levine dan Campbell

Etnosentrisme merupakan pandangan kelompok tertentu yang berasal dari satu budaya untuk menilai budaya yang lain yang memiliki nilai sosial berbeda dengan kebudayaannya.

8. Summer

Etnosentrisme adalah pandangan bahwa kelompoknya sendiri adalah pusat segalanya dan semua kelompok yang lain dibandingkan dan dinilai sesuai dengan standar kelompok tadi. Dalam hal ini segala sesuatu dinilai berdasarkan kacamata budaya individu yang bersangkutan.

9. Salim Peter

Etnosentrisme adalah sikap yang menganggap kebudayaan atau rasa sediri lebih baik dari yang lain.

Aspek-Aspek dalam Etnosentrisme

Aspek dari etnosentrisme adalah sebagai berikut.

  • Setiap masyarakat selalu memiliki sejumlah ciri kehidupan sosial yang dapat dihipotesiskan sebagai sindrom.
  • Sindrom-sindrom etnosentrisme secara fungsional berhubungan dengan susunan dan keberadaan kelompok serta persaingan antarkelompok.
  • Adanya generalisasi bahwa semua kelompok menunjukkan sindrom tersebut seperti kelompok intra yang aman dan pengremehan terhadap kelompok luar.
  • Perbedaan fisik (biologis). perbedaan lingkungan (geografis), perbedaan kekayaan (status sosial), perbedaan kepercayaan. dan perbedaan norma sosial.

Pengertian Etnosentrisme, Faktor Penyebab, dan Dampaknya yang Perlu Diketahui

Faktor-Faktor Etnosentrisme

1. Sejarah

Secara sejarah, etnosentrisme dapat dipicu Ketika individu memiliki kaitan erat dengan sejarah keluarga pada masa lalu mengenai suatu peristiwa perkembangan identitas, maka dirinya akan merasa memiliki kebudayaan tersebut. Berbagai identitas tersebut yakni berupa bahasa, kebiasaan, hingga peristiwa masa lalu yang berasal dari nenek moyang.

2. Multikulturalisme

Etnosentrisme ini akan terjadi ketika kondisi lingkungan sosial yang beragam dan berisik tentunya, terkadang timbul perasaan untuk membandngkan hingga terjadi konflik. Hal ini disebabkan oleh terjadi beberapa kebudayaan saling bertemu.

3. Situasi Politik

Etnosentrisme akan muncul dari buah pikiran seseorang atau bersama kelompok unuk mencapai suatu kekuasaan yang dilegitimasi. Biasanya akan timbul sendiri perasaan fanatisme terhadap identitas yang melekat pada dirinya. Hal ini terjadi lantaran politik seringkali dianggap salah satu wadah yang tepat untuk melancarkan kepentingan pribadi dan kelompok.

4. Loyalitas

Etnosentrisme akan timbul ketika budaya yang kuat membuat individu yang berada dalam kelompok memiliki rasa loyalitas dan lebih dalam dan lebih cenderung mengikuti norma dan mengembangkan hubungan dengan anggota terkait.

5. Jarak Sosial

Jarak sosial merupakan aspek lain dari prasangka sosial yang menunjukan tingkat penerimaan seseorang terhadap orang lain dalam hubungan yang terjadi di antara mereka. Jarak sosial merupakan perasaan untuk memisahkan seseorang atau kelompok tertentu berdasarkan tingkat penerimaan tertentu.

6. Prasangka Sosial

Prasangka merupakan sikap yang negatif yang diarahkan kepada seseorang atas dasar perbandingan dengan kelompok sendiri. Sikap demikian bisa dikatakan sebagai sikap yang menghambat efektivitas komunikasi diantara komunikator dengan komunikan yang misalnya berbeda etniknya.

7. Stereotip

Stereotip adalah suatu keyakinan seseorang terhadap orang lain (karena dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman). Keyakinan itu membuat kita memperkirakan perbedaan antar kelompok yang mungkin terlalu tinggi ataupun terlalu rendah sebagai ciri khas seseorang maupun kelompoknya.

Jenis-Jenis Etnosentrisme

Etnosentrisme ada dua jenis sebagai berikut.

  • Etnosentrisme fleksibel diartikan sebagai cara seseorang yang bisa belajar cara mengendalikan ego dan persepsi dengan tepat. Dalam menghadapi kenyataan dunia, di mana terdapat banyak suku dan golongan, upaya objektif masih dilakukan ketika memandang seseorang dari kelompok lain.
  • Berlainan dengan fleksibel, etnosentrisme infleksibel dijelaskan sebagai wujud seseorang yang tidak bisa memahami orang dari kelompok lain yang latar belakang budayanya berbeda. Mereka dengan sikap tidak toleransi hanya menilai secara subjektif dan berdasarkan kebiasaan di kelompoknya.

Contoh Etnosentrisme

Dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam pergaulan, etnosentrisme masih sering terjadi, baik secara sadar ataupun tidak sadar. Misalnya seperti, melakukan bullying, mengejek atau menjauhi temannya yang berasal dari Indonesia bagian timur, semisal Papua, yang hanya karena kulit mereka yang hitam serta rambutnya yang ikal atau keriting.

Fenomena etnosentrisme juga terjadi di kota-kota besar, seperti Yogyakarta. Sebagai kota multikultur, banyak sekali pendatang dari penjuru nusantara dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, masing-masing membawa kepentingan dan nilai dari daerah masing-masing. Kekhawatiran yang kadang muncul adalah adanya sentimen primordial (perasaan kesukuan yang berlebihan) dan etnosentris.

Sebagai contoh, mahasiswa yang berasal dari Medan (suku Batak) akan selalu berkeras pada pendirian dan sikap yang menyebut dirinya orang yang tegas, berpendirian, dan kasar (kasar dalam arti tegas). Masyarakat Melayu dikatakan pemalu, religius, dan merasa lebih bisa diterima di manapun berada. Masyarakat Jawa, akibat pengaruh orde baru, menganggap dirinya paling maju dari daerah lain, sehingga ketika berhubungan dengan orang luar Jawa, maka stigma yang terbentuk adalah stigma negatif seperti malas, kasar, dan pemberontak.

Selain dalam kehidupan sehari-hari, sikap etnosentrisme juga berlaku dalam skala yang lebih besar pada kelompok tertentu. Pada suku Papua pedalaman yang mempunyai kebiasaan menggunakan “Koteka”. Jika hal tersebut dilihat dari sudut pandang masyarakat non-Papua pedalaman, menggunakan koteka mungkin dianggap sebagai hal yang memalukan. Namun bagi warga pedalaman Papua, menggunakan koteka dianggap sebuah kewajaran dan menjadi kebanggaan tersendiri.

Budaya Carok merupakan budaya yang berasal dari Madura, adalah perilaku membela harga diri dengan menyakiti orang yang terlibat. Carok dalam masyarakat Madura merupakan konsep yang sakral dan harus dijunjung tinggi oleh masyarakat Madura. Konflik yang terus terjadi antar suku Dayak dengan suku Madura yang sampai sekarang belum muncul titik terang.

Pengertian Etnosentrisme, Faktor Penyebab, dan Dampaknya yang Perlu Diketahui

Dampak Etnosentrisme

Dalam masyarakat multikultural, etnosentrisme dapat menyebabkan kesalahpahaman terhadap kebudayaan masyarakat lain. Salah paham dapat terjadi khususnya terhadap hal-hal yang dianggap suci bagi suatu masyarakat. Perilaku menyimpang yang dapat timbul adalah kemarahan dan sterotipe terhadap kebudayaan masyarakat lain. Sebaliknya, etnosentrisme dapat memperkuat unsur kebudayaan suatu masyarakat.

Adanya pandangan tentang perbedaan kebudayaan dapat mempererat persatuan masyarakat di kebudayaan lainnya. Kesetiakawanan yang kuat akan tercipta tanpa kritik pada etnis atau kelompok bangsanya sendiri yang disertai prasangka terhadap kelompok bangsa yang lain.

Konflik yang timbul akibat etnosentrisme lebih diakibatkan adanya perbedaan paham dengan kebudayaan lain. Kecenderungan yang terjadi adalah menilai budaya dari bangsa lain dipandang lebih rendah dari budaya sendiri. Oleh dari itu, etnosentrisme berpeluang untuk menghambat keserasian interaksi dan komunikasi antar etnik.

1. Dampak Negatif Etnosentrisme

a. Menyebabkan Konflik Horizontal

Membanggakan budaya sendiri dan melihat rendah budaya lain dapat memicu konflik sesama warga negara. Terlebih jika paham etnosentrisme tersebut tidak hanya melekat pada seorang individu saja.

b. Menghambat Proses Asimilasi dan Integrasi Kebudayaan

Asimilasi kebudayaan merupakan proses sosial berbentuk interaksi secara langsung dan intensif dalam waktu lama dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, dari proses tersebut terbentuklah unsur kebudayaan campuran dari antarkelompok tersebut.

Integrasi kebudayaan merupakan proses penyesuaian beberapa jenis kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu kesesuaian dan keharmonisan. Jika sikap etnosentrisme tumbuh, maka hal tersebut tentu saja tidak akan mungkin tercapai.

c. Menurunkan Objektivitas Ilmu

Etnosentrisme dapat menurunkan perkembangan ilmu pengetahuan. Sebab, seorang individu tersebut akan lebih mengedepankan sisi subjektivitas dibandingkan dengan objektivitas dalam menilai sesuatu.

2. Dampak Positif Etnosentrisme

a. Menumbuhkan Jiwa Patriotisme

Saat seorang individu berpaham etnosentrisme, secara otomatis dirinya akan memiliki jiwa yang kuat untuk membela identitasnya. Hal ini secara umum disebut dengan istilah patriotisme.

b. Meningkatkan Kecintaan terhadap Budaya Sendiri

Etnosentrisme dibutuhkan agar tercipta suatu rasa yang utuh saat mengenal hingga memiliki suatu kebudayaan. Dengan sikap etnosentrisme, kebudayaan dapat dipertahankan, sebab kini rentan tergilas oleh proses globalisme serta modernisasi.

c. Menjaga Keutuhan Multikulturalisme di Tanah Air

Dampak positif berikutnya adalah dapat menjaga multikulturalisme sebagai identitas suatu bangsa. Sebab, Indonesia tak lain berdiri dengan adanya falsafah berbeda, tetapi tetap satu jua.

Solusi Pencegahan Etnosentrisme

Etnosentrisme terjadi karena adanya permasalahan sosial budaya. Oleh karena itu, solusi yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut.

  • Menghidupkan kembali kearifan lokal masyarakat.
  • Menanamkan multikulturalisme.
  • Menyaring kebudayaan yang masuk ke Indonesia sesuai dengan Pancasila.
  • Menanamkan jiwa nasionalisme.
  • Mengurangi fanatisme yang berlebihan.
  • Bersikap toleransi.
  • Menumbuhkan empati.
  • Menumbuhkan sikap inklusif

Kesimpulan

Pengertian Etnosentrisme adalah suatu paham yang menganggap kelompoknya lebih baik daripada kelompok yang lain. Ada beberapa tingkatan dalam Etnosentrisme, diantaranya positif, negatif, dan sangat negatif. Dari ketiga tingkatan tersebut, tingkatan yang terburuk adalah tingkatan sangat negatif karena mengabaikan hal-hal positif dari kelompok lain dan mendewakan kelompoknya sebagai kelompok terbaik, seringkali menimbulkan konflik yang meluas dan bermasalah.

Pengertian dari Etnosentrisme ini merupakan salah satu hambatan dalam komunikasi lintas budaya, bahwa dengan bersikap etnosentrisme tidak dapat memandang perbedaan budaya itu sebagai keunikan dari masing-masing budaya yang patut dihargai. Dengan memandang budaya sendiri lebih unggul dan budaya lainnya yang asing sebagai budaya “yang salah”, komunikasi lintas budaya yang efektif hanyalah angan-angan

Hal ini dikarenakan seseorang cenderung lebih membatasi komunikasi yang diakukan dan sebisa mungkin tidak terlibat dengan budaya asing yang berbeda atau bertentangan dengan budaya sendiri. Budaya dapat berwujud bahasa sebagai simbol dari sebuah suku atau etnis.

Apa yang dimaksud dengan etnosentris?

Etnosentrisme adalah sikap atau pandangan yang berpangkal pada masyarakat dan kebudayaan sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yang meremehkan masyarakat dan kebudayaan lain. Etnosentrisme adalah penilaian terhadap kebudayaan lain atas dasar nilai dan standar budaya sendiri.

Apa yang dimaksud etnosentrisme dan sebutkan dampak positif dan dampak negatifnya?

Salah satu dampak positif dari etnosentrisme adalah adanya rasa memiliki dan ingin memperteguh rasa cinta pada kebudayaan kelompok tertentu. Sedangkan sikap fanatisme berlebihan merupakan dampak negatif dari sikap etnosentris, di mana seseorang akan memberi penilaian buruk pada kebudayaan lain.

Apa penyebab etnosentris?

Faktor penyebab etnosentrisme yang pertama adalah sejarah. Sejarah menjadi salah satu penyebab terbentuknya sikap etnosentrisme. Sejarah kelompok di masa lalu akan menjadi sebuah identitas, sehingga membuat seseorang merasa bahwa kebudayaan dan sejarah tersebut adalah miliknya.

Bagaimana menyikapi etnosentrisme dalam pergaulan sehari hari?

Upaya utama yang bisa dilakukan untuk mengatasi etnosentrisme, yakni dengan saling mengingatkan persatuan dan kesatuan secara nasionalisme. Seluruh masyarakat harus bersama-sama menghidupkan kearifan lokal. Hal ini bertujuan untuk membentuk suatu hubungan masyarakat yang harmonis dan sejahtera.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

About the author

Umam

Perkenalkan saya Umam dan memiliki hobi menulis. Saya juga senang menulis tema sosial budaya. Sebelum membuat tulisan, saya akan melakukan riset terlebih dahulu agar tulisan yang dihasilkan bisa lebih menarik dan mudah dipahami.