Bahasa Indonesia

Cara Menentukan Gagasan Pendukung dalam Sebuah Paragraf!

menentukan Gagasan Pendukung
Written by Siti Badriyah

Cara Menentukan Gagasan Pendukung – Gagasan pendukung merupakan salah satu isi yang ada di dalam suatu teks atau paragraf. Secara umum, gagasan pendukung merupakan hasil pengembangan dari gagasan utama. Para penulis terkadang tidak hanya meletakkan gagasan pokok dan utama saja, tetapi juga penjelasan yang lebih rinci mengenai isi karangan yang ditulisnya.

Nah, agar kalian tidak kebingungan sebelum menyusun teks maupun karangan, pastikan terlebih dahulu jika kalian telah mengetahui perbedaan dari gagasan gagasan pokok dan gagasan pendukung. Simak uraian penjelasan artikel berikut ini hingga selesai.

Apa Itu Gagasan Pendukung?

Menurut Suhardiyanto dan Winarto dalam buku bertajuk Karya Tulis Ilmiah Sosial, gagasan pendukung adalah informasi yang detail dan rinci mengenai keseluruhan isi suatu tulisan maupun karangan. Rincian itu dalam bahasa Inggris disebut dengan supporting idea, yaitu informasi spesifik yang dijelaskan oleh penulis untuk mengutarakan gagasan utamanya.

Ciri-Ciri Gagasan Pendukung

Gagasan pendukung sering kali disebut dengan istilah “kalimat penjelas” mengenai gagasan utama yang sedang dibahas. Jadi, gagasan pendukung bisa disimpulkan sebagai bagian penjelasan yang lebih rinci dari gagasan utama.

Berikut ini merupakan ciri-ciri dari gagasan pendukung.

  • Memperdalam, merinci, memperjelas, dan mendetail dalam suatu kalimat yang sedang diutarakan sesuai dalam kalimat utama.
  • Gagasan pendukung umumnya memiliki lebih dari satu kalimat.
  • Kalimat yang ditulis bersifat menjabarkan persoalan dari gagasan utama yang sedang diutarakan.
  • Gagasan pendukung umumnya biasanya memuat suatu data, contoh, pernyataan, dan penjelasan.
  • Penulis biasanya melampirkan beberapa kalimat dalam satu paragraf.
  • Kalimat penjelas harus jelas dan lengkap dan jelas. Jika salah satu kalimat dihilangkan, tulisan itu nantinya akan sulit dipahami.

Berdasarkan penjelasan di atas, bisa kita pahami jika gagasan pendukung mempunyai sifat yang penting untuk mengutarakan penjabaran yang rinci dari gagasan utamanya. Lalu, apa perbedaannya dengan gagasan utama? Temukan jawabannya di pembahasan selanjutnya, Grameds!

Perbedaan Gagasan Utama dan Gagasan Pendukung

Sebelum menjelaskan perbedaan di antara keduanya, sebaiknya kalian memahami terlebih dahulu mengenai gagasan utama. Gagasan utama merupakan ide utama yang biasanya dipakai sebagai kalimat pengantar untuk suatu paragraf. Kalimat pengantar tidak hanya diletakkan di awal kalimat, tetapi bisa juga berada di akhir paragraf.

1. Pengertian

a. Gagasan Utama

Sesuai dengan namanya, gagasan utama bisa diartikan sebagai ide utama suatu paragraf yang akan ditulis. Keberadaannya tidak dapat dari gagasan pendukungnya, meskipun merupakan inti dari suatu paragraf.

b. Gagasan pendukung

Gagasan pendukung adalah ide untuk menjelaskan secara detail dan rinci mengenai ide-ide yang ada di gagasan utama.

2. Ciri-Ciri

a. Gagasan Utama

Berikut ini merupakan ciri-ciri dari gagasan utama.

  • Gagasan utama biasanya memakai kalimat yang umum.
  • Tujuan dari gagasan utama adalah untuk menjelaskan dengan detail gagasan pendukung selanjutnya.
  • Letak gagasan utama tidak selalu berada di awal paragraf, tergantung jenis paragrafnya (deduktif, induktif, deduktif-induktif, atau interaktif).
  • Gagasan utama biasanya berdiri sendiri.
  • Gagasan utama biasanya tidak dilengkapi dengan konjungsi jika paragrafnya tidak terlalu panjang.

b. Gagasan Pendukung

Berikut ini merupakan ciri-ciri dari gagasan pendukung.

  • Gagasan pendukung biasanya memakai kalimat yang khusus.
  • Gagasan pendukung merupakan bentuk penjelasan rinci dari gagasan utama.
  • Gagasan pendukung mempunyai jumlah kalimat yang lebih banyak dalam suatu paragraf.
  • Kalimat dalm gagasan pendukung melekat dengan gagasan pokok atau tidak dapat berdiri sendiri.
  • Bentuk dari gagasan pendukung berupa data, uraian, contoh, pernyataan, dan rangkaian peristiwa.
  • Gagasan pendukung biasanya memakai konjungsi.
  • Gagasan pendukung dapat berada di mana saja, yaitu awal atau akhir paragraf, tergantung dari gagasan utamanya.

Cara Menentukan Gagasan Utama dan Gagasan Pendukung

Setelah mengetahui perbedaan dari gagasan utama dan gagasan pendukung, lalu bagaimana cara untuk menentukan gagasan utama dan gagasan pendukung secara langsung?

Langkah ini kemungkinan akan terlihat sulit, tetapi ada beberapa cara yang dapat membantu kalian untuk menentukan keduanya. Berikut penjelasan mengenai cara menentukan gagasan utama dan gagasan pendukung dalam suatu paragraf.

1. Menentukan Ide Pokok

Langkah pertama yang harus kalian lakukan adalah menentukan ide pokoknya terlebih dahulu. Ide pokok umumnya dapat dikutip langsung dari kalimat utamanya. Namun, kalian juga harus memahami jika tidak semua kalimat utama dapat dijadikan sebagai ide pokok.

2. Menentukan Inti Bahasan

Kalimat utama biasanya terdiri atas suatu kalimat kompleks maupun satuan kalimat yang ringkas. Jadi, untuk menentukan inti bahasan biasanya harus merujuk ke inti kalimat yang akan dibahas terlebih dahulu, yang mengandung subjek dan predikat maupun subjek, predikat, objek, dan keterangan (SPOK).

3. Menyimpulkan Kalimat Utama

Langkah selanjutnya adalah menyimpulkan kalimat utama agar dapat dijadikan sebagai ide pokok. Kalian juga dapat membalik kalimatnya untuk menentukan ide pokoknya. Sebagai contoh, terdapat kalimat utama yang berisi “Daun pepaya mempunyai banyak khasiat”, kalian dapat menentukan ide pokoknya seperti halnya di bawah ini:

  • Bermacam-macam khasiat daun pepaya.
  • Khasiat daun pepaya.
  • Manfaat daun pepaya.

4. Membuat Paragraf

Setelah kalian menyimpulkan kalimat utama, langkah terakhir yang dilakukan adalah mulai membentuk isi paragraf. Namun, jika kalian kesulitan menyimpulkan kalimat utama, ide pokok dapat ditentukan dengan cara menyimpulkan isi paragrafnya.

Fungsi Gagasan Utama dan Gagasan Pendukung

Setelah mengetahui cara menentukan gagasan utama dan gagasan pendukung, kalian juga harus mengetahui fungsi dari gagasan utama dan gagasan pendukung. Berikut ini merupakan fungsi dari keduanya.

1. Membentuk Suatu Ringkasan

Fungsi adanya gagasan utama dan gagasan pendukung adalah untuk membentuk suatu ringkasan. Ringkasan terdiri atas bermacam-macam pokok pikiran yang dikombinasikan menjadi satu. Untuk menemukan pokok pikiran, kalian harus mengetahui gagasan utama yang terkandung di dalam suatu paragraf terlebih dahulu.

2. Menyusun Suatu Karangan

Fungsi yang terakhir adalah untuk menyusun suatu karangan. Jika ingin menuliskan suatu karangan, biasanya kalian akan membentuk kerangka karangan terlebih dahulu. Kerangka karangan tersebut mengandung gagasan utama yang nantinya akan dikembangkan dengan kalimat pendukung, sehingga menghasilkan karangan yang jelas dan mudah dipahami.

Contoh Cara Menentukan Gagasan Pokok dan Gagasan Pendukung

Untuk lebih memahami mengenai gagasan pokok dan gagasan pendukung, perhatikanlah contoh di bawah ini!

Tari Kipas Pakarena

Tari Kipas Pakarena merupakan kesenian tari yang berasal dari Gowa, Sulawesi Selatan. Tarian ini sudah menjadi tradisi di kalangan masyarakat Gowa yang merupakan bekas Kerajaan Gowa.

Kisahnya berawal dari perpisahan antara penghuni boting langi (negeri kayangan) dan penghuni lino (bumi) pada zaman dahulu. Konon, penghuni boting langi sebelum berpisah sempat mengajarkan kepada penghuni lino cara menjalani hidup seperti bercocok tanam, beternak, dan berburu.

Cerita itu diabadikan dalam gerakan tarian. Makna gerakan tari Kipas Pakarena, seperti gerakan berputar searah jarum jam, melambangkan siklus hidup manusia. Gerakan naik turun mencerminkan roda kehidupan yang kadang berada di bawah dan kadang di atas. Cara menari yang lembut mencerminkan karakter perempuan Gowa yang sopan, setia, patuh, dan hormat. Secara keseluruhan, gerakan tarian ini mengungkapkan rasa syukur.

Berdasarkan teks di atas, kalian dapat menentukan gagasan pokok dan gagasan pendukung dari setiap paragraf teks di atas, yaitu:

Paragraf 1

  • Gagasan pokok: Tari Kipas Pakarena merupakan kesenian tari yang berasal dari Gowa, Sulawesi Selatan.
  • Gagasan pendukung: Tarian ini sudah menjadi tradisi masyarakat Gowa.

Paragraf 2

  • Gagasan pokok: Kisahnya bermula dari perpisahan antara penghuni negeri kayangan dan penghuni bumi.
  • Gagasan pendukung: Penghuni kayangan mengajarkan kepada penduduk bumi cara menjalani hidup.

Paragraf 3

  • Gagasan pokok: Cerita itu diabadikan dalam gerakan tarian.
  • Gagasan pendukung: Cara menari yang lembut merupakan cerminan karakter perempuan Gowa yang sopan, setia, patuh, dan hormat.

Itulah artikel terkait “contoh soal ide pokok paragraf” yang bisa kalian gunakan untuk referensi dan bahan bacaan. Jika ada saran, pertanyaan, dan kritik, silakan tulis di kotak komentar bawah ini. Bagikan juga tulisan ini di akun media sosial supaya teman-teman kalian juga bisa mendapatkan manfaat yang sama.

Untuk mendapatkan lebih banyak informasi, Grameds juga bisa membaca buku yang tersedia di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan dan pengetahuan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca. Semoga bermanfaat!

Rujukan

  • Kanzunnudin, Mohammad (2016). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Bantul: Magnum Pustaka.
  • Syarif, Nasrul (2020). 90 Hari Menulis Buku Cara Asyik dan Menarik serta Penuh Tantangan dalam Menulis Sebuah Buku. Yogyakarta: Deepublish.
  • Yusak, Hudiyono (2021). Wacana Percakapan Instruksional: Kajian Struktur, Strategi, dan Fungsi. Yogyakarta:  CV Istana Agency.

Rekomendasi Buku dan E-Book Terkait

1. Buku Pembahasan Terlengkap PUEBI: Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Indonesia

menentukan Gagasan Pendukung

Pada 2015, Ejaan yang Disempurnakan (EYD) diganti menjadi Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). PUEBI yang merupakan jawaban atas kemajuan bahasa Indonesia di negeri ini hadir lebih lengkap. Buku ini disusun berdasarkan dengan Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia di sisi lain terus mengalami perkembangan yang sangat pesat sebagai kemajuan pengetahuan, teknologi, dan seni. Inilah yang membuat buku susunan dari PUEBI ini juga dilengkapi dengan tata bahasa Indonesia. Jika Anda bergelut dalam bidang bahasa Indonesia, khususnya dalam penulisan, buku ini bisa jadi referensi Anda untuk menulis dengan baik dan benar.

Buku ini juga dapat menjadi bahan pembelajaran bagi pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum. Buku ini memuat pedoman umum pembentukan istilah; singkatan dan akronim; kata baku dan tidak baku; jenis dan makna kata; gaya bahasa pantun, peribahasa, dan pepatah; serta sinonim dan antonim

2. Seri Terampil Menulis Bahasa Indonesia: Paragraf

Seri Terampil Menulis Bahasa Indonesia: Paragraf - menentukan Gagasan Pendukung

Pemikiran utuh dan padu seseorang dicerminkan melalui paragraf yang disusunnya. Paragraf yang susunannya baik mencerminkan pemikiran yang utuh dan padu. Pemikiran yang tak utuh dan tak padu terlihat di paragraf yang kurang baik susunannya. Seseorang memerlukan penguasaan paragraf bahasa Indonesia agar mampu merumuskan pemikiran yang utuh dan padu.

Bagaimanakah caranya? Penguasaan paragraf bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan belajar dan berlatih menyusun dan mengembangkan paragraf. Untuk memenuhi kebutuhan itu, buku ini dapat membantu pembaca. Buku yang merupakan kelanjutan dari buku Kosakata dan Kalimat ini mengajak para pembaca mempelajari unsur-unsur, syarat-syarat, macam-macam, dan teknik-teknik menyusun dan mengembangkan paragraf bahasa Indonesia yang baik.

Selain itu, buku ini juga mengajak pembaca berlatih menerapkan hal tersebut untuk menghasilkan paragraf yang baik. Semua uraian diusahakan ringkas, jelas, dan sederhana dengan disertai contoh. Buku ini dapat dipakai oleh siswa, mahasiswa, guru, dosen, dan kalangan umum yang ingin terampil menyusun dan mengembangkan paragraf bahasa Indonesia dalam rangka menata pemikiran yang utuh dan padu.

3. Smart Book Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)

Smart Book Pedoman Umum EBI (Ejaan Bahasa Indonesia) - menentukan Gagasan Pendukung

Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku, misalnya ketika situasi santai dan akrab hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang santai dan akrab, yang tidak terlalu terikat oleh patokan. Pada situasi resmi, hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang resmi yang selalu memperhatikan norma bahasa.

Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan kaidah atau aturan bahasa Indonesia yang berlaku. Penggunaan bahasa Indonesia yang hanya berdasarkan kaidah tidaklah cukup. Jika hanya berdasarkan kaidah, komunikator pengguna bahasa Indonesia akan sangat kaku dan sulit terjadinya umpan balik dari komunikan. Komunikasi pun tidak akan berjalan dengan baik, bahkan bisa terjadi kesalahpahaman.

Ciri ragam baku dalam pemakaian bahasa lisan yang dapat dilihat adalah penggunaan kosakatanya. Ini dikarenakan bahasa lisan sangat terbantu dengan mimik, intonasi, dan sebagainya. Hal itulah yang membedakannya dengan bahasa tulis. Bahasa tulis hanya bisa terbantu dengan pemakaian tanda baca, penggunaan huruf, dan penulisan kata. Situasi resmi yang menggunakan bahasa tulis biasa kita lihat pada penulisan surat resmi, karya ilmiah, perundang-undangan, dan naskah resmi lainnya.

Kaidah bahasa Indonesia di sisi lain meliputi kaidah ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan kalimat, kaidah penyusunan paragraf, dan kaidah penataan penalaran. Jika ejaan digunakan dengan cermat, kaidah pembentukan kata diperhatikan dengan saksama, dan penataan penalaran ditaati dengan konsisten, pemakaian bahasa Indonesia dikatakan benar. Sebaliknya, jika kaidah-kaidah bahasa itu kurang ditaati, pemakaian bahasa tersebut dianggap tidak benar.

Semoga dengan buku Smart Book Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) secara langsung atau tidak langsung akan mempercepat proses tertib berbahasa Indonesia, sehingga memantapkan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.

4. Pedoman Penulis Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi, dan Tesis)

menentukan Gagasan Pendukung

Karya tulis ilmiah merupakan gabungan dari tiga suku kata. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), karya dapat diartikan sebagai hasil sebuah usaha, upaya, perbuatan atau ciptaan, sedangkan tulis atau menulis memiliki arti segala kegiatan yang terkait dengan huruf, angka, pena, atau media tulis yang lain. Sementara itu, ilmiah berarti bersifat ilmu, secara ilmu pengetahuan, atau memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan. Nah, jika diartikan secara menyeluruh, karya tulis ilmiah merupakan sebuah karya yang dihasilkan dari kegiatan menulis dengan menggunakan penerapan kaidah ilmiah, mengutamakan aspek rasionalitas, serta mengusung permasalahan yang bersifat objektif dan faktual.

Sangat disarankan, penulisan karya tulis ilmiah, menggunakan kata yang tidak ambigu atau memiliki makna ganda. Inilah yang menyebabkan diperlukan penggunaan gaya bahasa yang lugas, eksplisit, dan menggunakan variasi istilah ilmiah yang sesuai dengan aturan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia.

Buku ini memberikan panduan lengkap penulisan skripsi dan karya ilmiah yang dibagi menjadi dua bagian utama. Bagian Pertama (Bab 1–4) menyajikan garis besar pedoman penulisan karya ilmiah, sedangkan Bagian Kedua (Bab 5–8) menghadirkan pengaplikasian panduan tersebut ke dalam penulisan sebuah karya ilmiah. Disertai dengan contoh pengaplikasian panduan dan teknik tersebut dalam karya tulis, buku ini bukan hanya memberikan kemudahan belajar mandiri, tetapi juga menuntun para penggunanya untuk mencermati berbagai kesalahan dalam menjadikan sebuah karya tulis ilmiah sebagai media mengomunikasikan berbagai hasil riset ilmiah kepada para pembacanya.

5. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah


menentukan Gagasan Pendukung

Buku ini disusun untuk membantu para mahasiswa dan mahasiswi untuk memahami karya ilmiah dan cara penulisan karya ilmiah. Sementara itu, perbincangan karya ilmiah yang dimaksud di dalam buku ini lebih difokuskan kepada skripsi dan karya tulis ilmiah (KTI). Melalui buku ini, pembaca dapat memahami pengertian, tujuan, manfaat, dan langkah-langkah menyusun karya ilmiah, mulai dari tahap awal hingga akhir. Pembahasan buku ini sendiri dimulai dari pembahasan ihwal pengertian, tujuan dan manfaat karya ilmiah, rancangan penelitian, usulan penelitian, penyusunan laporan KTI/skripsi, tata cara penulisan, bimbingan dan presentasi, penilaian karya ilmiah, hingga pedoman dan standar penulisan karya ilmiah.

Buku ini dapat dibaca khususnya bagi para mahasiswa dan mahasiswi yang tengah menempuh tugas akhir atau yang mengikuti mata kuliah penulisan karya ilmiah. Selain itu, buku ini juga dapat berguna bagi para pengajar dan dosen pembimbing karena pun menghadirkan pedoman, penilaian, dan garis-garis besar penulisan karya ilmiah, sehingga melalui buku ini para pengajar dan dosen pembimbing dapat mengarahkan peserta didiknya untuk menghasilkan karya ilmiah yang lebih tearah, maksimal, dan memenuhi standar penulisan karya ilmiah.

About the author

Siti Badriyah

Tulis menulis menjadi salah satu hobi saya. Dengan menulis, saya menyebarkan beragam informasi untuk orang lain. Tak hanya itu, menulis juga menggugah daya berpikir saya, sehingga lebih banyak informasi yang dapat saya tampung.

Kontak media sosial Instagram saya Siti Badriyah