Sosiologi

Pengertian Kemiskinan: Jenis, Penyebab dan Dampaknya

pengertian kemiskinan
Written by Aris

Pengertian Kemiskinan – Anak putus sekolah karena tak mampu membayar uang pendidikan, seorang ibu yang mencuri susu demi anaknya, tingginya penderita gizi buruk pada anak, ada apa dengan mereka? Orang bilang tanah kita tanah surga, begitulah lirik dari lagu band Koes Ploes.

Tapi bukankah semua warga di tanah surga harusnya sejahtera? Nyatanya masih ada banyak kemiskinan yang bisa kita lihat di depan mata kita. Mengapa masih ada kemiskinan sampai saat ini di negara kita? Apa dampaknya kalau dibiarkan terus-menerus? Dan bagaimana cara mengatasinya?

Grameds, kali ini kita bahas tentang kemiskinan yuk. Dengan mempelajarinya, kita berharap bisa membantu pengentasan kemiskinan di Indonesia.

Pengertian Kemiskinan

Kebutuhan primer atau kebutuhan dasar yang kita kenal selama ini meliputi sandang, papan, dan pangan. Jika diterjemahkan secara berturut-turut adalah pakaian, rumah, dan makan-minum.

Namun, belakangan ini tidak sedikit ahli yang memasukkan pendidikan dan kesehatan ke dalam kebutuhan primer. Pasalnya, pendidikan dan kesehatan sangat diperlukan untuk memenuhi sandang, papan, dan pangan. Tanpa keduanya, pemenuhan ketiganya sulit untuk dilakukan.

Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan primer tersebut merupakan kemiskinan. Kemiskinan bisa dikatakan seperti kondisi sosial yang sangat mengiris hati dan menawarkan pilu.

Namun, adakah cara untuk menghindari diri dari kemiskinan ini? Temukan jawabannya melalui buku Agar Terhindar Dari Kemiskinan dibawah ini.

Beli Buku di Gramedia

Bagaimana hati kita tidak tersayat?

Setelah mendengar  atau menyaksikan anak kecil harus mengalami gizi buruk karena orang tua tidak dapat menyediakan kebutuhan nutrisi yang memadai, anak-anak putus sekolah kemudian bekerja untuk mendapatkan uang.

Kemiskinan menjadi salah satu tolok ukur kesejahteraan suatu masyarakat yang ada di daerah tersebut. Tidak hanya itu, kemiskinan juga dapat dijadikan acuan untuk mengukur tingkat kemajuan sebuah negara

Kemiskinan adalah masalah global yang dari jaman dulu sampai sekarang banyak negara berusaha untuk melepaskan diri dari masalah tersebut. Pemahaman kita tentang kemiskinan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.

Ada yang memahami kemiskinan secara subjektif, tetapi ada juga yang komparatif. Ada juga yang melihatnya dari sisi moral, evaluasi, atau pengertian secara ilmiah yang dianggap memiliki dasar yang kuat.

Untuk dapat memhamai arti kata kemiskinan melalui perspektif yang tepat dan membangun kepedulian terhadap orang di sekitar, buku Kemiskinan = Kutuk? bisa kamu dapatkan dibawah ini.

beli sekarang

Menurut banyak pendapat, seseorang dikatakan miskin dapat diukur dari berbagai cara, yaitu:

1. Kekurangan materi

Karena kekurangan ketersediaan materi, seseorang kesulitan untuk memenuhi sandang, papan, pangan, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dari sudut pandang ini dipahami sebagai kurangnya barang-barang dan pelayanan dasar.

2. Kekurangan pemenuhan kebutuhan sosial

Seseorang akan dikucilkan oleh masyarakat, jika ketergantungan, tertinggal informasi, ataupun tidak mampu untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat.

3. Kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai

Parameter kemiskinan yang memadai berbeda-beda di setiap negara. Karena hal tersebut dipengaruhi oleh kondisi ekonomi negara dan kebijakan politik negara. Selain itu, kurangnya penghasilan dan kekayaan, seseorang kesulitan untuk memenuhi sandang, papan, pangan, pendidikan, dan kesehatan.

Kondisi kemiskinan yang berkelanjutan tersebut akan melahirkan penduduk miskin. Apa itu penduduk miskin? Jika penduduk memiliki kondisi yang berada di bawah batas standar garis kemiskinan yang ditetapkan oleh negara, bisa dikatakan sebagai penduduk miskin.

Garis kemiskinan diukur dari nilai rupiah yang harus dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Baik kebutuhan hidup minimum makanan dan kebutuhan hidup minimum non-makanan.

Jenis-jenis Kemiskinan

Menurut Ali Khomsan dan kawan-kawan dalam buku yang berjudul Indikator Kemiskinan dan Misklasifikasi Orang Miskin, ada beberapa jenis kemiskinan yang perlu diketahui, yakni:

1. Kemiskinan Absolut

Kemiskinan absolut adalah kemiskinan yang mendeskripsikan individu-individu yang tingkat pendapatannya di bawah garis kemiskinan yang ditetapkan oleh negara. Atau bisa juga diartikan seperti keadaan individu yang penghasilannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan primernya.

2. Kemiskinan Relatif

Kemiskinan relatif adalah kemiskinan yang diakibatkan oleh kebijakan pembangunan yang belum merata sehingga belum dapat menjangkau seluruh masyarakat. Oleh sebab itu, di sebagian daerah ada penduduknya yang memiliki ketimpangan pendapatan.

Meskipun kondisi seorang penduduk sudah berada di atas batas garis kemiskinan, tetapi tetap terlihat miskin karena rata-rata pendapatan penduduk daerah tersebut lebih tinggi.

Maka dari itu, kemiskinan jenis ini dinamakan kemiskinan relatif. Kemiskinan relatif juga bisa diartikan sebagai kemiskinan yang berasal dari perbandingan antara penduduk dan lingkungannya.

Dari kemiskinan relatif ini, maka bisa terbentuk stigma bahwa personal A relatif lebih miskin dibandingkan personal B karena personal B pendapatannya lebih tinggi.

3. Kemiskinan Kultural

Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang terbentuk karena kebiasaan masyarakat yang sudah menjadi budaya, baik itu dari nilai-nilai yang diusung, pemikiran, maupun cara kerja. Contoh kemiskinan kultural yang banyak terjadi di masyarakat sebagai berikut:

  • Malas
  • Etos kerja yang rendah
  • Mudah menyerah pada nasib
  • Budaya masyarakat yang suka korupsi, kolusi, dan nepotisme
  • Menolak adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
  • Menggantungkan bantuan dari pihak lain, termasuk pemerintah
  • Minder
  • Suka foya-foya dan konsumtif berlebihan
  • Suka mencuri dan memilih jalan pintas untuk sukses
  • Mengandalkan harta warisan orang tua
  • Tidak berdiri di atas kaki sendiri alias tidak mandiri

Untuk lebih memahami berbagai prinsip fundamental pengentasan kemiskinan seperti yang dijabarkan di dalam Al-Qur’an, Grameds dapat membaca buku Himah di Balik Kemiskinan.

Beli Buku di Gramedia

4. Kemiskinan Struktural

Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang berasal dari struktur sosial yang tersemat pada golongan masyarakat tertentu dan memungkinan terjadinya kondisi di mana mereka tidak dapat menggunakan sumber daya yang sebenarnya tersedia untuk mereka.

Contoh kemiskinan struktural yang banyak terjadi di masyarakat, yaitu

  • Sebuah daerah yang memiliki sumber daya alam melimpah, tetapi masyarakatnya tidak dapat menikmati kekayaan tersebut.
  • Penggusuran atau pembersihan lahan yang dilakukan oleh pemerintah di suatu daerah sehingga menyebabkan masyarakat sekitar tidak memiliki tempat tinggal dan kehilangan pekerjaan.
  • Masyarakat di satu daerah tidak sempat memiliki pekerjaan atau kehilangan pekerjaan karena sumber daya alam daerah tersebut dikuasai oleh investor asing yang memakai tenaga kerja asing.
  • Negara yang miskin karena tidak mampu membayar utang luar negeri.

Cara Mengukur Kemiskinan

World Bank atau Bank Dunia telah menetapkan garis kemiskinan. Artinya bila seseorang memiliki kemampuan pengeluaran dalam sehari di bawah nominal tersebut, maka orang tersebut bisa dikategorikan miskin. Standar tersebut mengalami up date seiring dengan kondisi dunia.

Pada tahun 2005, garis kemiskinan sebesar $1,25. Saat ini, garis kemiskinan yang ditetapkan oleh World Bank adalah sebesar $ 1,9 atau setara dengan Rp 27.000,00 (kurs $1=Rp 14.258,25 per 11/9).

Namun, setiap negara memiliki garis kemiskinan yang berbeda. Hal ini tentu disebabkan oleh banyak hal, seperti nilai tukar mata uang negara tersebut dengan USD, perekonomian, geopolitik, dan sebagainya.

Untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan standar garis kemiskinan, serta bagaimana cara menelaah dan mengklasifikasikan penggolongannya, Grameds dapat mempelajari semua itu melalui buku Indikator Kemiskinan dan Misklasifikasi Orang Miskin.

Beli Buku di Gramedia

Kemiskinan yang paling parah umumnya dialami oleh negara berkembang. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya kemiskinan di setiap regional. Negara yang sedang krisis kemiskinan terpaksa harus berhutang ke World Bank atau negara lain. Hal ini sangat riskan karena jika mereka tidak dapat membayar utang negara, mereka akan dinyatakan pailit.

Namun demikian, bukan berarti tidak ada kemiskinan di negara maju. Adanya tunawisma yang berkeliaran ke sana kemari menjadi bukti bahwa setidaknya ada beberapa individu miskin di negara maju. Hanya saja jumlahnya tidak banyak.

Melihat data yang disajikan oleh World Population Review, didapatkan data 5 negara dengan persentase kemiskinan tertinggi (sesuai urutan dari tingkat kemiskinan tertinggi) adalah:

  • Sudan Selatan sebesar 82,3% dari total populasi 11.381.378 jiwa.
  • Guinea Khatulistiwa sebesar 76,8% dari total populasi 1.449.896 jiwa.
  • Madagascar sebesar 70.7% dari total populasi 28,427,328 jiwa
  • Guinea Bissau sebesar 69.3% dari total populasi 2.015.494 jiwa.
  • Eritrea sebesar 69% dari total populasi 3.601.467 jiwa.

Sementara 5 negara dengan tingkat persentase kemiskinan terendah (sesuai urutan dari tingkat kemiskinan terendah) adalah:

  • Turkmenistan sebesar 0,2% dari total populasi 6.117.924 jiwa.
  • China sebesar 0.6% dari total populasi 1.444.216.107 jiwa.
  • Ukraina sebesar 1,3% dari total populasi 43.466.819 jiwa.
  • Kazakhstan sebesar 2,5% dari total populasi 18.994.962 jiwa.
  • Sri Lanka sebesar 4,1% dari total populasi 21.497.310 jiwa.

Mengenal Pengertian Garis Kemiskinan

Garis kemiskinan (GK) merupakan satu batas yang digunakan standar untuk menentukan individu masuk kategori miskin atau tidak. Di Indonesia, GK dihitung dari penjumlahan Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Penduduk yang memiliki pengeluaran per kapita per bulan di bawah GK masuk ke dalam kategori penduduk miskin.

GKM adalah nilai pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan minimum makanan yang dapat disetarakan dengan 2.100 kalori per kapita dalam sehari. Komoditi yang mewakili kebutuhan dasar makanan ada 52 jenis komoditi, yaitu padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dan sebagainya.

Sedangkan GKNM sendiri adalah pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan minimum tempat tinggal, pakaian, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditi jenis ini diwakili oleh 47 komoditi di pedesaan dan 51 jenis di perkotaan.

Secara matematis, GK= GKM + GKNM

Penyebab Terjadinya Kemiskinan

Tak ada asap jika tak ada api merupakan istilah yang tepat untuk menggambarkan sebab-akibat. Terjadinya kemiskinan tentu tidak datang tiba-tiba, tetapi ada proses yang panjang dan berkelanjutan sehingga terjadi kemiskinan. Grameds, berikut ini merupakan sebab-sebab terjadinya kemiskinan:

1. Kurang Tersedia Lapangan Kerja

Individu yang tidak memiliki pekerjaan yang baik, tetap, dan kontinu, tentu akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Jangankan mencukupi kebutuhan sekunder hingga tersier, kebutuhan primer saja susah untuk dipenuhi.

Bisa dibayangkan jika kondisi ini terjadi pada individu-individu lain dalam jumlah yang besar. Negara tersebut pasti menghadapi masalah kemiskinan yang serius.

Oleh karena itu, pemerintah sudah seharusnya mengelola ketersediaan lapangan kerja dengan baik dan meningkatkan jumlah entrepreneur-entrepreneur yang handal dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Sehingga stock lapangan kerja bisa menampung banyaknya tenaga kerja.

2. Kurangnya Pendidikan, Ilmu, dan Pengetahuan

Pendidikan di Indonesia mempunyai beberapa tujuan, di antaranya:

  • Mencerdaskan kehidupan bangsa
  • Membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat
  • Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi insan yang mulia, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tidak hanya itu, pendidikan juga diperlukan agar siswa berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.
  • Menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Dengan tujuan-tujuan di atas, pendidikan sangat diperlukan untuk kemajuan seseorang. Kurangnya pendidikan yang diterima seseorang bisa mengurangi perkembangan potensi seseorang.

Seseorang yang berpendidikan tinggi, setidaknya memiliki peluang yang lebih besar untuk menumbuhkan jiwa inovasi, cara negosiasi, cara berfikir ilmiah dan logis, attitude, cara adu argumen, cara menyelesaikan masalah, cara mencari relasi yang strategis, dan lain-lain.

Seseorang yang kurang berpendidikan akan kehilangan kesempatan-kesempatan tersebut terutama  ketika memasuki dunia kerja, dia akan kalah bersaing dengan rival-rivalnya.

Bisa dibayangkan jika banyak individu yang kurang pendidikan dalam suatu negara. Bisa dipastikan negara tersebut akan kekurangan manusia-manusia unggul. Akibatnya, negara tersebut kekurangan inovasi, penelitian, dan kemampuan negosiasi yang rendah. Dengan demikian, terjadinya kemiskinan hanya menunggu waktu.

Perlu menjadi catatan, pendidikan yang kami maksud di sini adalah kemauan seseorang belajar. Pendidikan sendiri ada yang formal dan ada yang tidak formal.

3. Terjadi Konflik atau Kerusuhan

Terjadinya konflik atau kerusuhan dapat mengganggu kestabilan negara, baik dari segi politik, ekonomi, sosial, budaya, serta pertahanan dan keamanan. Kerusuhan dapat menurunkan produktivitas masyarakat sehingga perdagangan domestik dan ekspor menjadi lesu. Hal ini akan berakibat pada melambungnya harga pada beberapa barang atau jasa.

Keamanan menjadi terganggu karena tidak jarang terjadi penjarahan pada warung, toko, pabrik, kantor, kebun, sawah, hutan, dan lain-lain. Akibatnya para pelaku ekonomi, terutama pengusaha, mengalami kesulitan untuk menjalankan kegiatannya dan menghambat kegiatan ekonomi negara.

4. Perubahan Iklim atau Bencana Alam

Bencana alam, baik yang disebabkan oleh perubahan iklim atau bukan sangat berpengaruh besar pada kondisi kemiskinan seseorang. Jika kita melihat flashback gempa bumi yang melanda Lombok dan tsunami yang menerjang Palu pada tahun yang sama, 2018. Bencana itu sangat menyisakan kegetiran bagi rakyat Indonesia.

Akibat dari bencana tersebut, semuanya lumpuh. Menghancurkan banyak hal yang telah dibangun. Hal ini bisa menyebabkan kemiskinan di area tersebut.

5. Terjadinya Ketidakadilan Sosial

Ketidakadilan sosial dapat menyebabkan seseorang memiliki kesempatan yang berbeda untuk berkembang. Seseorang yang mendapatkan diskriminasi atau dipersulit perolehan haknya, tentu saja dapat mengalami kemiskinan.

6. Kekurangan Sumber Daya Air dan Makanan

Air dan makanan bisa dikatakan sebagai kebutuhan mendasar bagi kehidupan. Oleh karena itu, jangan sampai  kekurangan air dan makanan karena jika kekurangan keduanya dapat menyebabkan kemiskinan.

7. Minimnya Infrastruktur

Kondisi jalan yang buruk, daratan terpisah dari perairan karena tidak adanya jembatan, minimnya informasi karena keterbatasan koneksi internet, minimnya transportasi umum, dan lain sebagainya.

Hal-hal tersebut tentu saja akan mengganggu aktivitas ekonomi. Kondisi tersebut dapat mengurangi kemampuan untuk berkompetisi dengan rival-rival lainnya. Ketertinggalan tersebut dapat menurunkan daya saing dan berujung pada kemiskinan.

8. Kurangnya Dukungan Pemerintah

Pemerintah yang kurang mendukung rakyatnya dalam mencari penghasilan dapat menjerumuskan rakyatnya ke dalam jurang kemiskinan. Dukungan yang diberikan pemerintah kepada rakyat bisa berupa regulasi, bantuan dana hibah, pengelolaan sumber daya alam, lapangan kerja, dan sebagainya.

9. Kualitas Kesehatan yang Kurang Baik

Mendapatkan layanan kesehatan sudah menjadi salah satu kebutuhan primer. Kurangnya layanan kesehatan dapat menyebabkan terjadinya kemiskinan di masyarakat karena masyarakat yang sakit tidak dapat melakukan pekerjaan dengan baik.

10. Harga Kebutuhan Tinggi

Harga kebutuhan tinggi menyebabkan rakyat kesulitan untuk membeli barang terutama kebutuhan pokok. Penghasilan yang didapatkan tidak dapat mencukupi seperti biasanya. Jika hal ini terjadi dalam jangka yang panjang, kemiskinan akan terjadi.

Dampak-Dampak Kemiskinan

Jika pada suatu negara banyak sekali penduduk yang merasakan kemiskinan, maka akan ada dampak-dampak yang akan merugikan negara. Berikut dampak-dampak yang diakibatkan oleh kemiskinan.

  1. Tingginya tingkat kriminalitas.
  2. Tertutupnya akses pendidikan.
  3. Tingginya tingkat pengangguran.
  4. Pelayanan kesehatan yang memburuk.
  5. Tingginya angka kematian.
  6. Kekacauan.
  7. Negara dinyatakan pailit.

Cara Menghindari Kemiskinan

Sebenarnya, peran negara dan masyarakat harus saling berkesinambungan supaya tidak terjadi kemiskinan. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindari kemiskinan, yaitu:

  1. Bantuan dari pemerintah dan pengusaha untuk menciptakan lapangan kerja.
  2. Memudahkan akses pendidikan jangan sampai ada siswa putus sekolah.
  3. Pendidikan wirausaha.
  4. Mempermudah akses pelayanan kesehatan.
  5. Menstabilkan pertahanan dan keamanan.
  6. Mengurangi hutang luar negeri.
  7. Bantuan regulasi pemerintah.
  8. Menstabilkan harga kebutuhan primer.
  9. Memudahkan akses informasi.

Grameds, demikianlah pembahasan kita mengenai pengertian dan penyebab kemiskinan. Gramedia selalu siap untuk menjadi yang terdepan dalam menjadi #Sahabattanpabatas dengan menyajikan buku-buku terbaik kami.

Baca juga artikel terkait “Pengertian Kemiskinan” :

Penulis: Nanda Iriawan Ramadhan

About the author

Aris

Saya sangat dengan dunia menulis karena melalui menulis, saya bisa mendapatkan banyak informasi. Karya yang saya hasilkan juga beragam, dan tema yang saya suka salah satunya adalah sosiologi. Tema satu ini akan selalu melekat dalam kehidupan sehari-hari, sehingga akan selalu menarik untuk dibicarakan.

Kontak media sosial Twitter saya M Aris