IPA

4 Jenis Awan, Contoh Dan Proses Terjadinya

jenis awan 3
Written by Rahma R

4 Jenis Awan, Contoh Dan Proses Terjadinya – Apakah Grameds sangat memperhatikan cuaca setiap harinya? Berbagai jenis awan dapat Grameds perhatikan jika ingin mendeteksi cuaca, meskipun tidak sepenuhnya bisa akurat. Jenis awan dibedakan berdasarkan ketinggiannya yang bisa digunakan untuk memprediksi cuaca dengan beberapa faktor pendukung lainnya.

Perlu Grameds ketahui bahwa pengertian awan adalah sekumpulan tetesan air atau es yang berada di atmosfer. Jadi bukanlah benda layaknya kapas yang ada di langit.

tetesan air tersebut bisa terbentuk awan karena adanya proses pengembunan uap air di dalam udara akibat suhu yang rendah di atmosfer. Ada beberapa jenis awan yang menghasilkan hujan atau salju, atau hanya bergerak di langit lalu menghilang seiring berjalannya waktu.

Umumnya awan dibedakan dari letak dan ukurannya di atmosfer, jadi jenisnya tersebut dapat diamati dan dikelompokkan melalui bentuknya, ketinggian, dan presipitasi yang dihasilkan.

Grameds perlu mengenal dan memahami jenis awan agar dapat memprediksi keadaan cuaca yang akan terjadi dalam waktu dekat, misalnya dalam kondisi tertentu jika Grameds ingin bepergian ke luar rumah. Berikut ini penjelasan tentang jenis awan, mulai dari proses terjadinya sampai contoh jenis-jenisnya yang terjadi di permukaan bumi:

PENGERTIAN AWAN

Awan adalah kumpulan partikel air di atmosfer yang tampak sangat sangat banyak dengan tekanan suhu tertentu. Partikel air tersebut bisa berbentuk tetes air cair atau kristal es yang berkumpul dan seolah-oleh membentuk gumpalan tertentu. Tetes partikel air tersebut berasal dari kondensasi uap air dalam udara yang jumlahnya sangat besar.

Perlu Grameds ketahui bahwa awan juga memiliki massa yang terlihat dan bisa tertarik oleh gravitasi, layaknya massa materi dalam ruang. Massa awan kemudian dikenal dengan sebutan antara bintang dan nebula.

Inti kondensasi pada awan di atmosfer adalah partikel padat atau cair yang dapat berupa asap, belerang dioksida, debu, garam laut (NaCl) atau benda mikroskopik lainnya yang sifatnya higroskopis, dan berukuran 0,001 10 mikrometer.

Jika Grameds memperhatikan langit, awan dari kejauhan berwarna putih, atau ada yang berwarna keabu-abuan bahkan nyaris gelap jika akan turun hujan. Gejala itulah yang kemudian akan membedakan jenis-jenis awan karena masing-masing memiliki karakteristik dan gejala nya dalam intensitas air dan suhu yang mereka bawa.

JENIS- JENIS AWAN

Pada tahun 1984, keberadaan awan di langit pertama kali dikelompokkan oleh Komisi Cuaca Internasional. Lembaga tersebut membagi awan menjadi empat jenis utama, yakni awan tinggi, awan sedang, awan rendah dan awan perkembangan vertikal.

Pengelompokan tersebut berdasar ketinggian keberadaan awan yang memang berpengaruh pada muatan dan kemunculannya bagi permukaan bumi. Berikut ini jenis-jenis awan yang perlu Grameds ketahui agar memahami contoh bentuk awan yang bisa muncul di langit:

1. Awan Rendah (Berada di ketinggian Kurang dari 2 Km dari Permukaan Tanah)

Awan Stratocumulus

Stratocumulus adalah salah satu jenis awan yang posisinya paling rendah rendah dibandingkan keberadaan awan lainnya. Grameds bisa melihat awan stratpcumulus dari tanah dengan sangat jelas.

Dalam praktiknya awan jenis ini dapat menghasilkan hujan, namun tidak lebat dan biasanya hanya berdurasi pendek atau hujan tidak tahan lama. Bentuk awan stratocumulus di atmosfer adalah bulat dengan gumpalan partikel air yang terlihat berkumpul atau dapat pula memisah secara teratur di langit dengan warna lebih keabu-abuan.

Awan Stratus

Awan Stratus adalah jenis yang berbentuk lapisan tipis dan lebar di langit berwarna putih lebih keabu-abuan. Jika Grameds menemukan awan stratus ini bisa menandakan cuaca yang cerah karena memiliki kestabilan tekanan udara yang tinggi pada atmosfer, sehingga kerap muncul cuaca sangat panas.

Awan Stratus ini dapat membawa hujan yang lumayan ringan seperti gerimis kecil. Bentuk awan jenis ini sangat teratur polanya di langit, meskipun ada beberapa awan stratus yang berbentuk pecah dan tidak beraturan. Dalam praktiknya, awan stratus juga bervolume tebal dan bisa menutup cahaya matahari sebagian sehingga lebih teduh.

Awan Nimbostratus

Awan Nimbostratus adalah jenis awan yang tebal bentuknya dan cenderung lebih tidak teratur berwarna putih lebih keabu-abuan. Tekstur awan jenis ini lebih tebal dan bisa menutup cahaya matahari yang terik sekalipun dan sering menghasilkan hujan dan salju kondisi tekanan tertentu yang sangat rendah di beberapa daerah.

Sedangkan di daerah tropis, awan nimbostratus dapat menghasilkan air hujan yang cukup tinggi atau lebat dalam durasi yang cukup lama. Sementara di daerah subtropis sampai daerah yang beriklim dingin, awan nimbostratus dapat menghasilkan salju yang tebal.

2. Jenis Awan Sedang (Berada di ketinggian 2 sampai 6 Km dari Permukaan Tanah)

Awan Altocumulus

Awan Altocumulus adalah jenis yang berbentuk bulatan kecil-kecil layaknya kapas dan menyebar luas di langit dengan jumlah gumpalan yang banyak. Bentuk antara satu awan  altocumulus dengan yang lainnya tampak saling berkaitan dengan campuran warna putih sampai keabu-abuan dalam satu arena.

Jenis awan ini tersebar sangat teratur di langit dan bisa menyelimuti sebagian besar permukaan langit dalam satu arena tertentu. Kemunculan awan altocumulus juga bisa menjadi tanda terjadinya hujan lebat bahkan disertai petir dengan durasi yang tidak terlalu lama.

Awan Altostratus

Awan Altostratus adalah salah jenis yang memiliki paling banyak mengandung butiran air dalam gumpalannya. Awan Altostratus ini bisa mendatangkan hujan ringan lebih dari gerimis dan virga atau jenis hujan yang tidak sampai ke tanah.

Bentuk awan Altostratus adalah berupa lembaran partikel air yang tipis dan membentuk jalur-jalur awan berwarna putih bercampur keabu-abuan. Awan Altostratus bisa menutup sebagian besar permukaan langit meskipun hanya dengan gumpalan awan yang tipis dan beberapa bagian langit masih bisa tembus cahaya matahari jika sangat terik di siang hari.

Terbentuknya awan altostratus umumnya terjadi saat senja atau di tengah malam hari, kemudian akan perlahan hilang pada siang hari jika cuaca menunjukan matahari sangat terik. Awan jenis ini biasanya berada pada area yang cukup luas meskipun tidak terlalu tebal bentuknya.

3. Jenis Awan Tinggi (Berada di ketinggian 6 sampai 12 Km dari permukaan Tanah)

Awan Cirrus

Awan Cirrus adalah jenis yang menandakan cuaca akan baik dan cerah. Awan cirrus memiliki struktur partikel air yang sangat halus layaknya serat kapas bahkan menyerupai bentuk bulu burung yang halus.

Pada kondisi tertentu, ada pula yang berbentuk seperti pita melengkung di langit, kemudian seakan-akan terkait sampai beberapa titik di ufuk. Awan Cirrus biasanya bisa menghalangi cahaya matahari atau bulan, sampai bisa menimbulkan fenomena alam yang disebut halo.

Halo adalah fenomena alam yang terjadi karena butiran es pada awan cirrus berhasil membiaskan sinar matahari dengan membentuk lingkaran menyerupai cincin yang mengelilingi matahari sesuai penyebaran cahayanya.

Itulah sebabnya awan cirrus memiliki kandungan kristal es yang membuatnya sangat jarang sekali untuk menghasilkan hujan.

Awan Cirrostratus

Awan Cirrostratus adalah jenis awan yang berwarna sedikit kelabu dan bertekstur sangat halus di atmosfer. Bentuk awan cirrostratus sering menyerupai anyaman yang tidak teratur sedikit keriting. Jenis awan ini memiliki serabut tipis yang menyerupai cadar dan dapat menutup sebagian isi langit.

Awan jenis ini mengandung cukup banyak kristal es karena letaknya yang lumayan tinggi dibandingkan jenis awan lainnya. Pada kondisi tertentu, awan cirrostratus bisa menebal dan membuat fenomena halo meskipun tidak sejelas seperti yang dilakukan awan cirrus karena ketinggiannya yang berbeda.

Awan Cirrocumulus

Awan Cirrocumulus adalah jenis yang memiliki bentuk putus-putus menyerupai gelombang bentuk bulu domba yang keriting atau sisik ikan yang sangat tipis di lapisan langit. Susunan gumpalan awan yang teratur tersebut membuat wanita jenis ini disebut sebagai gelombang ikan makarel di langit oleh para pelaut.

Awan cirrocumulus juga menyimpan banyak sekali kristal es dan tetesan atau partikel air yang sangat dingin atau bersuhu rendah karena posisinya yang sangat tinggi. Itulah sebabnya jenis awan ini berpotensi menghasilkan salju dalam kondisi tertentu.

4. Awan dengan Perkembangan Vertikal (Berada di ketinggian lebih dari 450 M dari Permukaan Tanah)

Awan Cumulus

Awan Cumulus adalah jenis awan yang lumayan tebal dan berbentuk memanjang ke atas seperti sebuah bangunan. Awan jenis ini bisa terjadi karena adanya tekanan udara di atmosfer yang labil. Kandungan butiran air pada  awan cumulus adalah butiran es yang sangat dingin atau bersuhu rendah karena ketinggiannya.

Bagian awan cumulus yang terkena cahaya matahari akan terlihat berkilauan dan cenderung berwarna putih bersih. Jenis awan ini lama kelamaan dapat dalam keadaan terus berlanjut menjadi awan cumulonimbus yang lebih gelap dan tebal.

Jika Grameds pernah naik pesawat terbang, maka awan jenis ini akan sangat terlihat seperti sebuah bangunan yang menjulang ke atas pada arena tertentu. Gumpalannya yang tebal seolah-olah terlihat bentuk awan ini sangat kokoh, namun tetap saja bisa berubah dalam keadaan tertentu.

Awan Cumulonimbus

Awan Cumulonimbus adalah jenis awan yang menjadi hasil perkembangan dari awan cumulus dengan bentuk yang lebih menjulang ke atas seperti kubah.

Sekilas awan jenis ini tamak seperti awan cumulonimbus, namun warnanya lebih keabu-abuan bahkan cenderung gelap dan sangat erat hubungannya untuk menghasilkan hujan yang deras dan disertai angin dan petir.

Awan Cumulonimbus juga sering disebut sebagai awan yang berbahaya karena mengandung banyak sekali muatan listrik di dalamnya.

Itulah sebabnya jenis awan ini juga sangat dihindari pada penerbangan pesawat terbang karena dianggap berbahaya bagi pesawat. Hal tersebut juga karena gumpalan awan ini sangat tebal dan bermassa berat, yang artinya memiliki butiran air yang lumayan berat.

PROSES TERJADINYA AWAN

Setelah mengetahui jenis-jenis awan di atas maka Grameds perlu mengetahui bagaimana awan tersebut bisa muncul dan terbentuk di atmosfer. Awan tersebut tentu  tidak terbentuk secara instan, namun ada proses pembentukannya melalui beberapa tahapan yang menyertainya.

Tahapan tersebut bisa jadi satu kesatuan untuk menghasilkan awan dan menghilangkannya. Berikut ini proses terbentuknya awan yang perlu Gramedia ketahui agar memahami tahapan terjadi awan pada cuaca tertentu:

  • Awalnya, udara akan engalami kenaikan dan mengembang secara adiabatik karena tekanan udara di atas lebih kecil dibandingkan tekanan di bawah langit atau atmosfer. Berdasarkan pernyataan LIPI bahwa udara akan bergerak ke atas dan mengalami pendinginan secara adiabatik sehingga menyebabkan kelembaban udaranya berada pada nisbinya (RH) kemudian akan semakin bertambah. Namun sebelum terjadinya RH hingga 100 maka pada sekitar 78 kondensasi, awan akan telah memulai inti kondensasinya menjadi lebih besar dan aktif di udara. Perubahan RH ini terjadi karena adanya penambahan uap air di udara oleh proses penguapan atau penurunan tekanan uap jenuh melalui pendinginan yang sangat rendah.
  • Partikel air yang disebut dengan aerosol inilah kemudian berfungsi sebagai perangkap air dan akan membentuk tetes atau titik-titik air yang berkumpul semakin banyak
  • Tetes atau titik-titik air ini kemudian mulai berkumpul dan tumbuh menjadi gumpalan awan pada saat RH mendekati 100 karena uap air sudah menjadi inti yang lebih besar.  Inti yang lebih kecil dan kurang aktif sebenarnya tidak terlalu berperan, sehingga volume tetes air pada gumpalan awan menjadi bentuk yang jauh lebih kecil dari jumlah inti kondensasinya tersebut
  • Setelah itu aerosol ini terangkat ke atmosfer pada ketinggian tertentu tergantung kekuatan tekanan yang membawanya dan jika jumlahnya besar di udara yang terangkat ke lapisan lebih tinggi, maka aerosol tersebut akan mengalami pendinginan dengan shu rendah dan kemudian mengalami proses pengembunan di ketinggian tertentu
  • Kumpulan titik air hasil dari uap air dalam udara dari pengembunan tersebut inilah yang akan terlihat sebagai awan oleh indra penglihatan kita. Jadi sakin banyak udara yang mengalami proses pengembunan di atmosfer, maka semakin besar pula bentuk awan yang akan muncul.

Perlu Grameds ketahui bahwa tetes air pada setiap gumpalan awan yang terbentuk biasanya memiliki jari-jari 5° 20 mm. Titik air atau tetesan tersebut  dengan ukuran ini akan jatuh dengan kecepatan 0,01° 5 cm/detik ke permukaan bumi.

Sedang kecepatan aliran udara ke atas atau penguapan yang kemudian mengalami proses pengembunan jauh lebih besar sehingga tetes awan tersebut tidak akan jatuh ke bumi jika massanya belum stabil.

Jadi perbedaan antara tetes awan dan tetes hujan adalah pada ukuran massanya yang bisa lebih stabil pada tekanan untuk akhirnya bisa jatuh ke permukaan bumi. Sebagian tetes air pada gumpalan awan biasanya masih berbentuk cair dan sebagian lagi dapat berbentuk padat atau kristal-kristal es jika terdapat di inti pembekuan awan.

Jika tidak ada inti pembekuan maka tetes air pada gumpalan awan tetap berbentuk cair sampai suhunya mencapai -40°C bahkan lebih rendah lagi dari suhu tersebut.

Baca juga:

Nah, itulah penjelasan tentang jenis awan, mulai dari proses terjadinya sampai contoh jenis-jenisnya yang terjadi di permukaan bumi. Apakah Grameds sudah bisa memperkirakan cuaca dengan penjelasan di atas?

Karakteristik awan mungkin bisa Grameds kenali untuk memprediksi akan turun hujan atau tidak, namun dalam prakteknya proses terjadinya awan bisa sangat singkat atau sangat lambat di atas atmosfer, tergantung dari beberapa faktor.

Salah satunya adalah tekanan suhu yang terjadi di bawah dan atas langit. Jadi, bisa saja munculnya jenis awan tertentu tidak menimbulkan gejala apapun, bahkan bisa memunculkan gejala sebaliknya.

Itulah sebabnya jika Grameds masih belum cukup mengenali awan untuk memprediksi cuaca, maka bisa membaca koleksi buku Gramedia di www.gramedia.com. Grameds akan memperoleh banyak referensi tentang cuaca, mulai dari buku pelajaran tematik sekolah dasar sampai buku kajian teori yang menggunakan ilmu cuaca yang lebih luas.

Mengenali gejala munculnya awan tidak hanya berfungsi untuk memprediksi cuaca, bahkan bisa memperingati dari bencana yang mungkin saja akan terjadi, seperti angin topan, badai, gunung meletus, dan sebagainya.

Berikut ini rekomendasi buku Gramedia yang bisa Grameds baca untuk memahami lebih luas tentang jenis awan dan ilmu cuaca lainnya: selamat belajar. #SahabatTanpabatas.

tombol beli buku

tombol beli buku

tombol beli buku

tombol beli buku

About the author

Rahma R

Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang sudah dipelajari oleh banyak orang. Saya juga senang dengan bahasa Inggris, sehingga ketika menulis dengan tema materi bahasa Inggris sangat senang.