Kuliah

Apa Itu Resimen Mahasiswa? Pengertian dan Sejarah Singkatnya

Apa Itu Resimen Mahasiswa

Apa Itu Resimen Mahasiswa – Resimen mahasiswa atau dikenal pula dengan nama Menwa merupakan salah satu kekuatan sipil yang telah dilatih serta dipersiapkan untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk dari Sistem Pertahanan serta Keamanan Rakyat Semesta atau disebut pula dengan Sishankamrata.

Menwa atau Resimen mahasiswa ini termasuk dalam salah satu komponen dari warga negara Indonesia yang telah mendapatkan pelatihan militer dalam unsur mahasiswa. Beberapa waktu lalu, Menwa sempat menyita perhatian karena dalam proses pelatihannya atau disebut pula dengan pendidikan dasar Menwa memakan korban jiwa. Sebenarnya apa sih Resimen mahasiswa itu dan bagaimana sejarahnya? Simak penjelasannya hingga akhir, ya!

Apa Itu Resimen Mahasiswa?

Resimen mahasiswa atau disingkat dengan nama Menwa merupakan salah satu kekuatan sipil yang telah dilatih lalu dipersiapkan, agar anggota-anggotanya mampu mempertahankan NKRI sebagai salah satu wujud dari Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta atau Sishankamrata.

Resimen mahasiswa pun telah menjadi salah satu komponen yang ada pada warga negara untuk mendapatkan pelatihan militer dengan unsur-unsur mahasiswa di dalamnya. Markas dari komando satuan Resimen mahasiswa, umumnya akan berada di perguruan tinggi pada kesatuan dari masing-masing anggotanya yang merupakan seorang mahasiswa maupun mahasiswi yang belajar atau mengenyam pendidikan di kampus tersebut.

Apa Itu Resimen Mahasiswa

Menwa menjadi salah satu komponen cadangan dari pertahanan negara, karena telah diberikan pelatihan ilmu militer, seperti dalam penggunaan senjata, survival atau cara bertahan hidup, bela diri militer, taktik pertempuran, terjun payung, penyamaran, senam militer hingga navigasi dan pelatihan ilmu militer lainnya.

Anggota dari Resimen mahasiswa disebut sebagai wira, berada pada setiap perguruan tinggi untuk membentuk satuan yang akan menjadi salah satu bagian dari organisasi mahasiswa pada unit kegiatan mahasiswa atau UKM di suatu kampus. Menwa juga diberikan wewenang serta tanggung jawab yang berbeda dengan UKM-UKM lainnya serta berada langsung di bawah kewenangan rektorat.

Menwa memiliki semboyan, yaitu “Widya Castrena Dharma Siddha” yang berasal dari bahasa Sansekerta dan memiliki makna yaitu penyempurnaan, pengabdian dengan ilmu pengetahuan serta ilmu keprajuritan.

Pada semboyan tersebut, tertera ilmu pengetahuan yang dimaksudkan oleh ilmu pengetahuan dalam semboyan menwa ialah, segala macam cabang ilmu yang didapatkan oleh anggota ketika menjadi mahasiswa.

Ilmu pengetahuan tersebut akan digunakan oleh wira untuk menempuh jenjang karirnya kelak tanpa melupakan tujuan utama serta melakukan pengabdiannya pada masyarakat. Sedangkan, ilmu prajurit dalam semboyan bersangkutan dengan jiwa perwira, kesatria dan pemimpin dan tidak hanya keahlian yang dapat digunakan untuk bertempur atau kegiatan sejenisnya saja.

Sejarah Singkat Resimen Mahasiswa

Pada 13 Juni hingga 14 September tahun 1959, diadakan wajib latihan bagi mahasiswa yang berada di Jawa Barat. Pada periode waktu tersebut, mahasiswa di Jawa Barat kemudian mendapatkan latihan, agar mahasiswa siap untuk mempertahankan NKRI bersama dengan TNI dengan tujuan untuk mencegah seluruh ancaman serta siap untuk bertempur dengan menggunakan senjata sesuai dengan kemiliteran.

Mahasiswa yang mendapat wajib latih atau walawa kemudian dididik di Kodam VI Siliwangi. Walawa atau mahasiswa yang mendapatkan wajib latih, kemudian mendapatkan hak untuk menggunakan lambang Siliwangi. Para walawa kemudian disiapkan sebagai perwira cadangan dengan tujuan, agar walawa mampu mendukung TNI apabila terjadi keadaan yang genting menimpa NKRI saat itu.

Pada tanggal 19 Desember, 1969 di Yogyakarta Bung Karno sebagai Presiden Republik Indonesia serta Komando Pimpinan Besar Revolusi Indonesia saat itu, kemudian mencetuskan Trikora. Karena pembentukan Trikora tersebut, maka seluruh rakyat Indonesia pun menyambut komando dari Bung Karno dengan gegap gempita disertai dengan semangat revolusi untuk merebut Irian Barat, termasuk para walawa yang saat itu telah dilatih.

Trikora yang dicetuskan oleh Bung Karno, berisi tiga hal sebagai berikut.

  • Panjangkan sang saka Merah Putih (bendera Indonesia) di Irian Barat.
  • Menggagalkan negara boneka Papua.
  • Mengadakan mobilisasi umum.

Sejak Trikora bergema, kewaspadaan nasional dari berbagai golongan pun kian kuat dan semakin memuncak hingga timbul rencana pendidikan, di mana perwira cadangan akan hadir di Perguruan Tinggi.

Kemudian, muncul dua surat keputusan Pangdam VI Siliwangi, lalu pada 20 Januari 1962 pihak perguruan tinggi pun membentuk sebuah badan koordinasi dengan nama Badan Persiapan Pembentukan Resimen Serba Guna Mahasiswa Dam VI Siliwangi atau disingkat menjadi BPP Resimen Mahasiswa Dam VI Siliwangi dengan empat anggota, yaitu sebagai berikut.

  • drg. R. G Surya Sumantri atau Rektor Universitas Padjadjaran yang berperan sebagai koordinator.
  • Isrin Nurdin atau Pembantu Rektor Institut Teknologi Bandung dan berperan sebagai Wakil Koordinator I.
  • Kusdarminto atau PR Unpar berperan sebagai Wakil Koordinator II.
  • Moch Sunarman dari PUS PSYAD dan saat itu berperan sebagai sekretaris.

Lalu pada bulan Februari 1962, diadakanlah Refreshing Course selama sepuluh minggu di Resimen Induk Infantri, kemudian dilanjutkan dengan latihan selama 14 hari dan dikenal dengan nama Latihan Pasopati.

Setelah latihan tersebut, pada 20 Mei 1962 anggota Resimen mahasiswa atau Menwa angkatan tahun 1959 kemudian dilantik menjaid bagian organik dari Kodam VI/ SLW oleh Pangdam VI/SLW.

Pada rencana kerja empat tahun, tercantum pembentukan dari kader inti dan telah terlaksana pada permulaan semester dua pada tahun ajaran 1962 hingga 1963. Pembentukan kader tersebut, juga termasuk pembentukan kader inti putri. Mahasiswa maupun mahasiswi Jawa Barat, terkhusus Bandung kemudian mengikuti latihan di Bihbul yaitu di tempat penggodokan para prajurit TNI. lalu, satuan ini dari Yon mahasiswa serta dari beberapa perguruan tinggi dan akademi lainnya pun dikirim ke tempat yang berada di bawah asuhan dari para pelatih di RINSIL.

Pada 12 Juni tahun 1964, kemudian keluar Surat Keputusan Menteri Koordinator Komponen Pertahanan dan Keamanan dari Dr. A. H Nasution yaitu Jenderal TNI yang saat itu mengesahkan Duaja Resimen Mahawarman. Penyerahan Duaja pun dilakukan Menko sendiri, lalu Garuda Mahawarman akhirnya resmi berdiri dan berdampingan dengan Harimau Siliwangi.

Apa Itu Resimen Mahasiswa

Tujuan Berdirinya Resimen Mahasiswa

Resimen Mahasiswa hadir dan termasuk dalam jajaran lembaga kepemudaan nasional di Indonesia. Hadirnya Menwa memiliki maksud untuk dapat menggembleng ‘tulang punggung’ bangsa atau mahasiswa yang akan mengarah pada kehidupan di Indonesia dengan mengutamakan Pancasila serta dasar hukum negara yaitu UUD 1945.

Tujuan berdirinya Menwa, dapat dilihat dari dasar yang digunakan oleh Menwa ketika pertama kali dicetuskan oleh Jenderal Besar AH Nasution. Dasar tersebut ialah maksud untuk mampu membendung paham-paham komunis, lalu pada perkembangan organisasi Menwa dikeluarkan lah SKEP Menteri Pertahanan dan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan tahun 1963 dengan nomor SKEP yaitu M/A/20/1963 mengenai Pelaksanaan Wajib Latih dan Pembentukan Resimen Mahasiswa di Perguruan Tinggi. Lalu, pada tahun 1965 dikeluarkanlah lagi SKEP Menko Hankam/ Kasad serta Menteri PTIP dengan nomor SKEP yaitu M/A/165/1965 mengenai Organisasi dan Prosedur dari Resimen Mahasiswa.

Dinamika Resimen Mahasiswa

Pada perkembangannya, Menwa kemudian mengalami dinamika pasang surut, di mana organisasi mahasiswa ini mengalami berbagai macam perubahan serta gejolak seperti halnya organisasi-organisasi lainnya. Perubahan Resimen mahasiswa ini dilakukan dari berbagai bagian. Mulai dari reorganisasi, reposisi, hingga refungsi organisasi yang berulang kali dilakukan, sebagai bagian dari proses reaktualisasi guna memenuhi serta menyikapi fenomena yang terjadi pada bangsa serta negara Indonesia. Perubahan yang terjadi pada Resimen mahasiswa tersebut terjadi sejak tahun 1978 hingga yang terakhir yaitu pada tahun 2000.

Salah satu gejolak yang dihadapi oleh Menwa terjadi pada tahun 1944, di mana para mahasiswa di berbagai universitas di Semarang mengeluarkan pernyataannya mengenai keprihatinan bahwa makin banyak tindakan kekerasan yang dilakukan oleh para anggota Menwa.

Karena keprihatinan tersebut, mahasiswa di Semarang menuntut penghapusan Menwa dan tuntutan penghapusan tersebut didukung pula oleh beberapa kelompok di Cipayung yaitu PB HMI, PMKRI, GMNI serta GMKI.

Tuntutan tersebut muncul dari mahasiswa di Semarang, karena salah satu mahasiswa di IAIN Walisongo Semarang diketahui telah dianiaya oleh anggota Menwa. Lalu pada tahun 200, melalui sebuah referendum, para mahasiswa di IAIN Walisongo pun menolak organisasi Menwa di lingkungan kampusnya.

Protes para mahasiswa IAIN Walisongo tersebut berbuah keberhasilan, yang mengakibatkan beberapa tindakan protes yang serupa mulai muncul di berbagai perguruan tinggi lainnya.

Akhirnya, pemerintah pun menetapkan sebuah perubahan pada Menwa melalui sebuah Surat Keputusan Bersama Menteri Pertahanan, Menteri pendidikan nasional dan Menteri dalam Negeri untuk menetapkan Menwa sebagai UKM.

Hingga pada 11 Oktober 2000, pembinaan Menwa sebagai unit kegiatan mahasiswa kemudian diserahkan pada masing-masing universitas. Akan tetapi, aktivitas yang dilakukan oleh Menwa masih ada jalinan kerjasama dengan Komando Kewilayahan TNI.

Tinjauan Historis Menwa

Resimen mahasiswa pertama kali dibentuk oleh Jenderal Besar Abdul Haris Nasution ketika Orde Lama. ketika dibentuk, Menwa memiliki misi serta tujuan yang utama yaitu untuk membendung penyebaran paham komunisme dalam perguruan tinggi.

Dengan hadirnya Menwa saat itu, diharapkan bahwa ancaman nyata yang diberikan dapat menghapus beberapa organisasi kepartaian dengan basisi PKI dengan aliasin kelompoknya di perguruan tinggi seperti Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI) dapat terhapuskan.

Sesuai dengan UU pertahanan negara nomor 29 tahun 1954, Kosasih pada 13 Juni 1959 kemudian mengeluarkan sebuah kebijakan serta mengadakan Latihan Keprajuritan dengan sebutan Batalyon Wala 59, latihan serta batalyon tersebut lah yang kemudian menjadi cikal bakal atau asal mula Resimen Mahasiswa Indonesia terbentuk.

Pada saat itu, Batalyon 59 Wala turut terlibat dalam operasi pagar betis, yang menumpaskan pemberontakan pada DI/TII di Jawa Barat. Lalu pada tahun 1963, nama Menwa atau Resimen Mahasiswa pun mulai dikenal. Kebasahan dari Menwa ini tercantum dalam Keputusan Bersama Menteri Pertama bidang Pertahanan Keamanan atau Wampa Hankam dan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan atau PTOP mengenai pelaksanaan wajib latih serta pembentukan resimen mahasiswa di universitas.

Kemudian pada tahun 1963 barulah Resimen mahasiswa akhirnya dibentuk, sesuai dengan keputusan bersama Wampa pada bidang Hankam dengan Menteri PTIP yang bersumber dari mahasiswa yang telah mendapatkan latihan dasar keprajuritan, karena keputusan tersebut maka terbentuklah Menwa di berbagai provinsi dan tidak hanya di Jawa Barat saja.

Lalu pada tahun 1967 terjadi beberapa perubahan pokok pikiran yang kemudian menggabungkan tiga bentuk DIK HANKAMNAS menjadi satu, yaitu wajib latih pada mahasiswa. Walawa yaitu mahasiswa yang telah mendapatkan latihan keprajuritan kemudian bersifat sukarela, ekstrakulikuler di dalam perguruan tinggi dengan rekomendasi rektor dan selektif.

Usai evaluasi terhadap Menwa diadakan pada tahun 1972, kemudian Walaupun ditingkatkan menjadi Pendidikan Kewiraan serta Pendidikan Perwira Cadagang melalui Keputusan bersama tiga menteri, yaitu Menhankam, mendagri dan Mendikbud mengenai pembinaan organisasi resimen mahasiswa dalam rangka mengikutsertakan rakyat pada bela negara. Selain itu, Menwa pun menjadi tanggung jawab bagi tiga departemen sekaligus, yaitu Dephankam, Departemen P dan K serta Departemen dalam Negeri yang prosedur dalam pelaksanaannya telah diatur sesuai dengan Keputusan Bersama pada tang 19 Januari 1978 mengenai Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Organisasi Resimen Mahasiswa.

Apa Itu Resimen Mahasiswa

Tugas-Tugas dan Fungsi Menwa

Berikut adalah tugas serta fungsi Resimen mahasiswa sebagai salah satu komponen dalam pertahanan negara yang memiliki tugas untuk merencanakan, menyusun hingga mempersiapkan seluruh potensi yang dimiliki oleh mahasiswa pada setiap provinsi yang berada di daerah tingkat satu guna melaksanakan fungsinya sebagai komponen dari cadangan negara. Resimen mahasiswa, secara garis besar memiliki tugas-tugas serta fungsi sebagai berikut yang harus dipenuhi.

  • Sebagai salah satu komponen dalam pertahanan negara yang memiliki tugas untuk mempersiapkan, menyusun serta merencanakan seluruh potensi yang dimiliki oleh mahasiswa di setiap provinsi daerah tingkat satu, guna melaksanakan fungsi Menwa sebagai komponen cadangan negara.
  • Sebagai salah satu komponen dalam perlindungan masyarakat, Menwa memiliki tugas untuk mempersiapkan, merencanakan sekaligus menyusun seluruh potensi mahasiswa di setiap provinsi daerah tingkat satu, guna melaksanakan fungsinya sebagai linmas.
  • Sebagai UKM khusus yang berada langsung di bawah rektorat di suatu perguruan tinggi, Menwa memiliki tugas untuk membantu terlaksananya pembinaan kesadaran mahasiswa pada bela negara, sekaligus kelancaran kegiatan serta program-program lainnya di universitas.

Selain ketiga tugas yang harus dijalankan dan dipenuhi oleh anggota Resimen mahasiswa, Menwa juga memiliki fungsi-fungsi, yaitu sebagai berikut.

  • Menyiapkan mahasiswa agar menjadi warga negara yang beriman serta memiliki akhlak dan kemampuan dalam bidang akademik serta intelektual pada bidang ilmu pengetahuan, teknologi maupun seni, serta memiliki wawasan bela negara yang mampu mengembangkan potensi diri sebagai salah satu komponen pertahanan negara, maka Menwa turut mewujudkan serta mempertahankan seluruh wilayah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  • Membantu meningkatkan serta menumbuhkan sikap bela negara serta nilai-nilai cinta tanah pada masyarakat.
  • Membantu satuan TNI untuk melaksanakan proses pembinaan keamanan tertentu sesuai dengan aturan yang berlaku di Indonesia yaitu undang-undang.
  • Membantu pemerintah daerah untuk melaksanakan fungsi-fungsi linmas.
  • Membantu menanggulangi akibat dari bencana alam dengan pengungsian serta memberikan bantuan kemanusiaan.
  • Membantu mencari serta menolong apabila terjadi kecelakaan.
  • Bersama dengan mahasiswa lainnya, Menwa membantu terwujudnya kehidupan dalam lingkungan sosial yang tertib serta tentram.

Itulah ketujuh fungsi serta tugas Resimen mahasiswa sebagai salah satu cadangan negara.

Nah, mengenai Resimen mahasiswa atau Menwa, apakah Grameds tertarik untuk mengulik lebih dalam? Atau Grameds ingin mengetahui apa saja sih UKM-UKM yang ada di perguruan atau hal-hal lain yang berkaitan dengan universitas?

Apabila Grameds tertarik untuk mengetahui lebih lanjut, Grameds bisa mencari tahu lebih dalam dengan membaca buku. Gramedia sebagai #SahabatTanpaBatas, selalu menyediakan beragam buku berkualitas dengan beragam topik untuk Grameds termasuk mengenai perguruan tinggi! Jadi tunggu apa lagi? Segera beli dan baca bukunya sekarang juga!

BACA JUGA:

  1. Apa Itu Mahasiswa? Ini Pengertian dan Peranannya 
  2. Teruntuk Mahasiswa Baru, Ini 7 Skill yang Wajib Kamu Kuasai 
  3. Cara Memaksimalkan Diri di Perkuliahan
  4. 10 Militer Terkuat di Dunia, Mana yang Paling Kuat?
  5. Urutan Pangkat TNI AD, TNI AL, dan TNI AU 

About the author

Nanda Akbar Gumilang