Agama Islam Relationship

Kenali 10 Peran Ayah dalam Keluarga dari Perspektif Islam

Written by Vania Andini

peran ayah dalam keluarga – Di balik sosok seorang ayah yang tegas, ia memiliki begitu banyak peran mendalam dalam kehidupan keluarga.

Jika kamu adalah seorang ayah–baik sekarang atau kelak–maka kamu perlu memahami beberapa peran ini. Dengan begitu, kamu bisa membimbing, melindungi, dan menjadi teladan bagi keluarganya.

Yuk, kita kenali 10 peran ayah dalam keluarga ini lebih dekat!

Beberapa Peran Ayah dalam Keluarga

Selain menjadi pencari nafkah, ia juga memegang tanggung jawab penting lainnya. Ayah bertanggung jawab sepenuhnya untuk membawa keluarganya menuju keberkahan.

1. Pemimpin Rumah Tangga

Ayah adalah kepala keluarga yang harus bisa memimpin dengan adil, bijaksana, dan penuh tanggung jawab. Mereka biasanya mengambil keputusan untuk semua anggota keluarganya dengan cara musyawarah.

2. Pencari Nafkah Halal

Seorang ayah wajib mencari rezeki yang halal untuk keluarganya, meskipun harus menghadapi banyak tantangan. Tak hanya sekedar mencari materi, nafkah ini juga mencakup keberkahan yang menumbuhkan ketentraman dalam hati seluruh keluarganya.

3. Pelindung Keluarga

Ia harus menjaga seluruh keluarganya dari segala ancaman, baik fisik maupun moral. Ini dilakukan supaya istri dan anak-anaknya selalu merasa aman dan nyaman saat berada di rumah.

4. Pendidik Agama

Selain ibu, seorang ayah juga bertanggung jawab untuk mengenalkan ajaran Islam kepada anak-anaknya. Ia menuntun mereka untuk mencintai Allah, menegakkan shalat, dan berakhlak mulia. Mereka menanamkan nilai-nilai keimanan sesuai ajaran Islam agar keluarganya tumbuh dalam cahaya kebaikan.

5. Pendidik Intelektual dan Emosional

Dalam Islam, ayah juga dituntut untuk membimbing anak supaya cerdas secara intelektual dan emosional. Tak henti-hentinya, ia akan memberi dorongan agar anaknya selalu percaya diri dan berprestasi.

6. Teladan Kehidupan

Ayah adalah role model nyata dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, ayah harus bersikap jujur, sabar, dan disiplin karena menjadi contoh bagi anak-anaknya. Mereka juga akan belajar cara menjadi manusia yang bertanggung jawab dan berintegritas dari ayahnya.

7. Pemberi Nasehat

Peran ayah dalam keluarga selanjutnya adalah sebagai pemberi nasehat. Mereka akan memberikan petuah disertai doa supaya keluarganya selalu berada di jalan yang benar.

8. Motivator

Ayah selalu menjadi sumber semangat bagi anak dan istrinya. Ia mendorong mereka supaya tidak mudah menyerah dan terus berjuang meraih impian. Berkat kehadirannya, anggota keluarganya yakin bahwa segala sesuatu bisa dicapai dengan kerja keras dan doa.

9. Pendoa Keluarga

Tahukah kamu? Doa seorang ayah memiliki kekuatan yang luar biasa. Ayah yang baik akan senantiasa memohon kepada Allah agar keluarganya selalu dilindungi, dimudahkan rezekinya, dan dijauhkan dari keburukan.

10. Sahabat bagi Anak

Selain menjadi figur otoritas, ayah juga harus menjadi sahabat yang menyenangkan bagi anaknya. Ia harus bisa mendengarkan keluh kesah anak dengan penuh perhatian tanpa rasa menghakimi. Kedekatan ini akan membuat anaknya merasa diterima, dihargai, dan semakin percaya diri dalam menjalani hidup.

Dalil tentang Peran Ayah dalam Keluarga

Dalam islam, ada beberapa dalil yang menjelaskan peran ayah dalam keluarga. Dalil ini menjadi pengingat bahwa tanggung jawabnya bukanlah hal yang bisa dianggap ringan.

1. QS. An-Nisa ayat 34

Allah menjelaskan bahwa laki-laki adalah qawwam (pemimpin) bagi keluarganya. Artinya, ia harus mengarahkan dan menjaga mereka. Pernyataan ini tercantum dalam Surah An-Nisa ayat 34 di bawah ini.

ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَآ أَنفَقُوا۟ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ ۚ فَٱلصَّٰلِحَٰتُ قَٰنِتَٰتٌ حَٰفِظَٰتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُ ۚ وَٱلَّٰتِى تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَٱهْجُرُوهُنَّ فِى ٱلْمَضَاجِعِ وَٱضْرِبُوهُنَّ ۗ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا۟ عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا

Artinya:

Laki-laki itu adalah pemimpin bagi perempuan, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain dan karena mereka telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Maka perempuan yang shaleh itu adalah yang taat lagi memelihara dirinya ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Dan perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur dan pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaati kamu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

2. QS. Al-Baqarah ayat 233

Ayah wajib menanggung nafkah keluarga sesuai dengan kemampuannya. Nafkah menjadi amanah besar yang bernilai ibadah. Hal ini tercantum dalam Surah Al Baqarah ayat 233.

وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَن أَرَادَ أَنْ يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ و عَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ

Artinya:

Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang patut.

3. QS. Luqman Ayat 13-19

Selanjutnya adalah Surah Luqman ayat 13-19 yang berisikan kisah Luqmanul Hakim yang memberikan nasihat tentang tauhid, ibadah, dan akhlak kepada anaknya.

Kisah ini menjadi bukti nyata peran ayah sebagai pemberi nasehat bagi keluarganya. Berikut adalah cuplikan salah satu ayatnya.

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لظُلْمٌ عَظِيمٌ

Artinya:

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi nasihat kepadanya: “Wahai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah. Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.

4. Hadis Riwayat Bukhari

Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa seorang laki-laki adalah pemimpin dalam keluarganya. Mereka juga akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Berikut adalah cuplikan hadisnya:

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

Artinya:

Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Hadis Riwayat Tirmidzi

Diriwayatkan bahwa sebaik-baik pemberian seorang ayah kepada anaknya adalah pendidikan akhlak yang baik. Berikut adalah isi hadisnya:

مَا أَنْفَقَ أَبٌ عَلَى وَلَدِهِ نَفَقَةً خَيْرًا مِنْ تَعْلِيمِهِ الْأَدَبَ

Artinya:

Tidak ada pemberian seorang ayah kepada anaknya yang lebih utama daripada (pendidikan) tata krama yang baik.” (HR. Tirmidzi)

Dampak Ketika Ayah Menjalankan Perannya dalam Keluarga

Ayah yang benar-benar bertanggung jawab akan memiliki kehidupan yang lebih harmonis dan penuh keberkahan. Berikut adalah beberapa dampaknya:

  • Anak Tumbuh dengan Rasa Aman: Ayah yang melindungi menjadi tempat berlindung terbaik untuk sang anak. Rasa aman ini sangat penting untuk tumbuh kembang psikologis mereka.
  • Keharmonisan Rumah Tangga Meningkat: Ayah yang berperan aktif mampu menjaga keseimbangan rumah tangga. Hubungan dengan ibu dan anak pun menjadi lebih hangat dan harmonis.
  • Anak Memiliki Teladan yang Kuat: Anak akan belajar dari perbuatan ayahnya. Jika ayah rajin beribadah, jujur, dan disiplin, anak cenderung meniru hal tersebut.
  • Pendidikan Agama dan Moral Lebih Terjaga: Ayah yang terlibat aktif memastikan anak tumbuh dengan bekal akidah dan akhlak yang baik. Ia bisa menanamkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan anaknya sehari-hari.
  • Keluarga Menjadi Lebih Mandiri dan Tangguh: Ayah yang konsisten mendidik membuat keluarganya tidak mudah bergantung pada orang lain. Mereka tumbuh sebagai keluarga yang kuat dan siap menghadapi tantangan hidup.

Dampak Jika Ayah Tidak Berperan dalam Keluarga

Sebaliknya, jika seorang ayah lalai dalam tugasnya, banyak hal buruk bisa terjadi. Berikut adalah beberapa dampak negatif jika ayah tidak berperan dalam keluarga:

  • Anak Mudah Kehilangan Arah Hidup: Tanpa bimbingan ayah, anak sering kebingungan menentukan jalan hidupnya. Mereka bisa salah memilih lingkungan atau tujuan hidup.
  • Keluarga Rentan Mengalami Perpecahan: Kehilangan figur ayah membuat hubungan dalam keluarga goyah. Konflik lebih mudah muncul karena tidak ada sosok yang menyeimbangkan.
  • Kebutuhan Batin dan Emosional Anak Tidak Terpenuhi: Ayah yang tidak memberikan nafkah dan kasih sayang membuat anak bisa merasa kurang diperhatikan dan tumbuh dengan luka batin.
  • Nilai Agama dalam Keluarga Melemah: Ayah yang tidak menanamkan nilai Islam membuat anak kurang mendapat bekal agama yang kuat. Akibatnya, keluarganya lebih mudah terpengaruh hal-hal negatif.

Tips untuk Memperkuat Peran Ayah dalam Keluarga

Supaya bisa menjalankan perannya dalam keluarga secara maksimal, seorang ayah bisa mengikuti beberapa langkah praktis di bawah ini.

1. Luangkan Waktu Khusus Bersama Anak

Meski sibuk bekerja, ayah perlu menyisihkan sedikit waktunya untuk anak. Momen sederhana seperti bermain atau berbicara dengan anak bisa mempererat hubungan di antara keduanya.

2. Tingkatkan Ilmu Agama dan Parenting

Seorang ayah perlu terus belajar, baik tentang agama maupun cara mendidik anak-anaknya. Dengan ilmu yang baik, ayah bisa memberikan bimbingan yang tepat kepada anggota keluarganya.

3. Jaga Komunikasi yang Hangat dengan Keluarga

Ingatlah bahwa komunikasi adalah kunci. Ayah yang mau mendengarkan anak dan istri akan lebih mudah memahami kebutuhan mereka.

4. Kelola Waktu Kerja dan Keluarga dengan Seimbang

Meskipun perlu bekerja, seorang ayah tidak boleh melupakan keluarganya. Untuk itu, mereka perlu manajemen waktu supaya sang ayah tetap hadir di momen penting anak.

5. Jadilah Teladan Nyata, Bukan Hanya Lewat Kata-kata

Seperti yang disebutkan sebelumnya, anak lebih mudah meniru perbuatan daripada ucapan. Maka dari itu, seorang ayah harus menunjukkan sikap baik dalam kesehariannya, bukan sekadar memberi nasihat.

Ayah Pilar Utama dalam Keluarga

Dari penjelasan di atas, kita bisa melihat sendiri betapa pentingnya peran ayah dalam keluarga menurut ajaran Islam. Bukan hanya pencari nafkah, ayah juga menjadi pemimpin, pelindung, pendidik, hingga sahabat bagi anak-anaknya.

Jika ayah mampu menjalankan tanggung jawab ini dengan baik, maka keluarga akan tumbuh dalam keberkahan, kekuatan, dan kebahagiaan.

Yuk, semakin hargai dan doakan ayah kita agar selalu diberi kekuatan oleh Allah dalam mengemban amanah besar ini!

Rekomendasi Buku tentang Parenting untuk Ayah

1. Belajar Menjadi Ayah

Belajar Menjadi Ayah

Menjadi ayah bukan sesuatu yang terjadi begitu saja ketika seorang laki-laki memiliki anak. Menjadi ayah bukan pula karena mendapat sebutan atau panggilan sebagai ayah. Menjadi ayah adalah sebuah proses hubungan yang berlangsung seumur hidup antara seorang ayah dan anaknya.

Khususnya banyak anak laki-laki yang membenci ayahnya yang mengakibatkan proses “penjiplakan” yang tidak disadari. Makin benci ayahnya, makin mirip dengan ayahnya. Tentu saja hal ini bisa berakibat fatal dalam kehidupan mendatang jika tidak terjadi rekonsiliasi.

Banyak buku tentang parenting namun sangat sedikit yang secara khusus membahas tentang ayah. Semoga buku ini bisa menjadi pembelajaran bagi para ayah untuk tidak perlu mengulang kegagalan yang pernah ada namun sebaliknya meniru keberhasilan ayah lain sebelum terlambat.

2. Menjadi Seorang Ayah

Menjadi seorang ayah

Membahas tuntas sepuluh kesalahan umum para ayah dan tiga peran utama seorang ayah. Diakhiri dengan pemulihan ayah anak. Dilengkapi kesaksian yang memperjelas Firman Tuhan dan menginspirasi bagaimana menjadi seorang ayah.

3. Sukses Jadi Ayah

Sukses Jadi Ayah

Saat Anda mulai menjadi seorang ayah, bukan saja bermakna bertanggung jawab memenuhi kebutuhan materi anak Anda. Namun, lebih dari itu, Anda harus mulai bisa menjadi pengayom, pendidik, sekaligus penanggung jawab yang mengarahkan anak Anda dalam kebaikan dan keimanan.

Benar, memang mudah menjadi ayah. Tapi yakinlah, tidak mudah menjadi ayah yang sukses.

Buku ini akan melukiskan kepada Anda berbagai tipe seorang ayah. Selanjutnya mengajak Anda memahami karakteristik ayah yang sukses untuk masa depan anak di dunia dan akhirat, yang disesuaikan dengan fenomena dunia anak-anak masa kini. Buku ini juga mempersembahkan 43 kaidah jitu dan aplikatif untuk membantu Anda dalam mendidik anak, dan mengantarkan Anda menjadi ayah yang sukses.

4. Tanpa Ayah, Tanpa Arah (Fathering the Loneliest Gen): Menemukan Kembali Peran Ayah yang Hilang dalam Pola Pengasuhan Anak

Tanpa Ayah, Tanpa Arah (Fathering the Loneliest Gen): Menemukan Kembali Peran Ayah yang Hilang dalam Pola Pengasuhan Anak

Dunia sedang mengalami pandemi global tanpa ayah. Anak-anak yang kesepian, kehilangan arah, dan rentan terhadap masalah kesehatan mental ditengarai menjadi pemicu epidemi kesehatan masyarakat abad ke-21. Di sisi lain, fenomena generasi yang kesepian, mencari pelarian, dan terjerat kecanduan sudah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan.

Menyadari kondisi “darurat” ini, Tanpa Ayah, Tanpa Arah hadir untuk membedah fenomena, yang perlahan tetapi pasti, telah menggerus generasi kita—anak-anak yang tumbuh tanpa figur ayah sejati.

Buku ini tidak hanya membuka mata terhadap luka tanpa ayah, tetapi juga memandu setiap ayah untuk kembali menjemput takdirnya: menjadi kompas, pelindung, dan sumber kekuatan bagi anak-anak mereka. Ayah bukan “hanya” pencari nafkah. Ayah adalah pemberi arah dalam perjalanan keluarga.

About the author

Vania Andini

Gramedia Literasi