kedatangan bangsa inggris ke indonesia – Halo Grameds! Kalau kita bicara soal sejarah Indonesia, biasanya yang pertama kali terlintas di pikiran adalah penjajahan Belanda. Wajar saja, karena Belanda memang mendominasi selama lebih dari tiga abad.
Namun, ternyata bukan hanya Belanda yang pernah datang dan meninggalkan jejak di tanah air. Salah satu bangsa yang juga sempat berperan adalah bangsa Inggris.
Lalu, bagaimana sih cerita kedatangan bangsa Inggris ke Indonesia? Apa tujuan mereka, bagaimana mereka bisa bersaing dengan Belanda, dan apa saja peninggalan yang masih bisa kita temui hingga sekarang?
Yuk, Grameds, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Daftar Isi
Latar Belakang Kedatangan Bangsa Inggris ke Indonesia
Kedatangan bangsa Inggris ke Indonesia tidak bisa dilepaskan dari era penjelajahan samudra yang terjadi pada abad ke-15 hingga 17. Pada masa itu, bangsa-bangsa Eropa berlomba-lomba mencari jalur perdagangan baru, khususnya untuk mendapatkan rempah-rempah yang sangat mahal di pasar Eropa.
Beberapa faktor utama yang mendorong bangsa Inggris datang ke Indonesia antara lain:
1. Kebutuhan Ekonomi
Di Eropa, rempah-rempah seperti lada, pala, dan cengkih sangat bernilai tinggi. Rempah bukan hanya digunakan untuk masakan, tapi juga obat-obatan hingga pengawet makanan.
2. Persaingan dengan Bangsa Lain
Sebelum Inggris, bangsa Portugis, Spanyol, dan Belanda sudah lebih dulu sampai di Nusantara. Inggris tentu tidak mau ketinggalan dalam memperebutkan sumber daya berharga ini.
3. Didirikannya Perusahaan Dagang Inggris (EIC)
Tahun 1600, Inggris membentuk East India Company (EIC). Inilah lembaga resmi yang bertugas mengatur perdagangan dan ekspedisi Inggris di Asia, termasuk ke wilayah Nusantara.
Proses Kedatangan Bangsa Inggris ke Indonesia
Grameds, Inggris mulai aktif datang ke Nusantara pada awal abad ke-17. Beberapa catatan sejarah menyebutkan bahwa:
- Tahun 1604, James Lancaster memimpin ekspedisi Inggris ke Banten untuk membeli lada. Hubungan dagang pun mulai terjalin.
- Tahun 1619, Inggris mendirikan pos dagang di Batavia, namun segera terusir setelah Belanda mendirikan VOC dan mengambil alih wilayah tersebut.
- Setelahnya, Inggris lebih banyak memusatkan perdagangan di wilayah Sumatera, seperti Bengkulu, karena tidak bisa bersaing langsung dengan kekuatan Belanda di Jawa.
Persaingan Inggris dengan Belanda
Nah, Grameds, bagian ini menarik. Walau sama-sama bangsa Eropa, Inggris dan Belanda sering bersaing ketat.
Bahkan, persaingan mereka memicu beberapa peristiwa penting yang terjadi di Nusantara, antara lain:
1. Perjanjian Breda (1667)
Inggris dan Belanda akhirnya berdamai setelah berperang. Dalam perjanjian ini, Inggris mendapatkan Pulau Run di Kepulauan Banda, sedangkan Belanda memperoleh Manhattan (sekarang New York).
2. Perebutan Bengkulu
Inggris membangun benteng besar di Bengkulu, yakni Benteng Marlborough. Ini menjadi pusat kekuasaan Inggris di Sumatra. Namun, mereka tetap tidak bisa menyaingi dominasi VOC yang jauh lebih kuat.
3. Masa Pendudukan Inggris di Indonesia (1811-1816)
Grameds, ini momen paling penting. Saat Belanda kalah dari Perancis (Napoleon), Inggris mengambil alih wilayah Hindia Belanda. Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles kemudian memimpin pemerintahan di Indonesia.
Peran Thomas Stamford Raffles
Kalau Grameds pernah mendengar nama Rafflesia Arnoldi (bunga terbesar di dunia), pasti tahu siapa Raffles ini.
Raffles adalah tokoh penting dalam sejarah kedatangan bangsa Inggris ke Indonesia. Beberapa hal yang dilakukan Raffles selama memimpin antara lain:
1. Menerapkan Sistem Sewa Tanah (Land Rent System)
Raffles mengganti sistem tanam paksa dengan sewa tanah, di mana petani harus membayar pajak kepada pemerintah kolonial.
2. Membuat Catatan Sejarah
Raffles menulis buku terkenal berjudul History of Java yang berisi catatan tentang budaya, adat, hingga peninggalan sejarah di Jawa.
3. Melakukan Eksplorasi Ilmiah
Ia mengirim ekspedisi ilmiah, salah satunya menemukan bunga Rafflesia Arnoldi di Bengkulu bersama Dr. Joseph Arnold.
4. Meninggalkan Jejak di Yogyakarta
Raffles pernah memimpin serangan ke Keraton Yogyakarta (Peristiwa Geger Sepehi) pada 1812. Peristiwa ini menandai runtuhnya kedaulatan penuh Kesultanan Yogyakarta.
Peninggalan Bangsa Inggris di Indonesia
Walau tidak selama Belanda, Inggris juga meninggalkan beberapa jejak penjajahan yang bisa kita lihat hingga hari ini. Beberapa di antaranya adalah:
1. Benteng Marlborough (Bengkulu)
Salah satu benteng terbesar peninggalan Inggris di Asia Tenggara. Benteng ini masih berdiri megah hingga sekarang dan menjadi objek wisata sejarah.
2. Kebun Raya Bogor
Raffles sangat mencintai ilmu pengetahuan. Ia mengembangkan Kebun Raya Bogor sebagai pusat penelitian botani. Kini, kebun raya ini menjadi salah satu ikon kota Bogor.
3. Buku History of Java
Walaupun ditulis dari perspektif kolonial, buku ini masih menjadi referensi penting bagi peneliti sejarah dan budaya Jawa.
4. Sistem Administrasi Modern
Beberapa reformasi administratif yang diperkenalkan Raffles, seperti pengelolaan tanah dan pencatatan data, menjadi dasar sistem birokrasi di era selanjutnya.
Dampak Kedatangan Bangsa Inggris ke Indonesia
Grameds, ada beberapa dampak positif maupun negatif dari kedatangan Inggris ke Indonesia:
| Negatif | Positif |
| Tetap ada eksploitasi ekonomi terhadap rakyat. | Adanya penelitian ilmiah tentang flora, fauna, dan kebudayaan Nusantara. |
| Terjadinya peristiwa berdarah seperti serangan ke Keraton Yogyakarta. | Pembangunan infrastruktur seperti benteng dan kebun botani. |
| Indonesia tetap berada di bawah kekuasaan asing, meski berbeda bendera. | Reformasi administrasi yang lebih modern. |
Hubungan Inggris dengan Kesultanan Lokal
Kedatangan Inggris ke Nusantara tidak hanya berkaitan dengan perdagangan, tapi juga melibatkan diplomasi dan hubungan politik dengan berbagai kesultanan. Beberapa hal penting:
- Kesultanan Banten
Inggris pertama kali masuk lewat Banten pada 1604. Mereka mencoba menjalin hubungan dagang dengan sultan untuk mendapatkan lada. Walau ada kerja sama, namun Inggris kalah saing dari Belanda yang lebih agresif.
- Kesultanan Aceh
Aceh sempat menjadi pintu masuk utama Inggris untuk mendapatkan komoditas seperti lada dan timah. Hubungan ini bersifat dagang, namun tidak bertahan lama karena VOC mulai menekan jalur perdagangan.
- Kesultanan Yogyakarta
Pada masa Raffles, hubungan dengan Yogyakarta sempat tegang. Puncaknya terjadi pada peristiwa Geger Sepehi (1812) ketika Inggris menyerang Keraton Yogyakarta. Akibatnya, kedaulatan Yogyakarta melemah dan sebagian besar harta pusaka istana dirampas.
- Kesultanan Palembang
Inggris juga berhubungan dengan Palembang untuk kepentingan timah. Namun, konflik politik internal di Palembang membuat kerja sama ini tidak stabil.
Perbandingan Inggris dengan Penjajahan Belanda
Berikut adalah perbandingan penjajahan bangsa Inggris dan penjajahan Belanda yang perlu kamu ketahui, Grameds.
| Aspek | Inggris | Belanda |
| Lama Kekuasaan | Singkat, sekitar 5 tahun (1811–1816) | Sangat lama, lebih dari 350 tahun (1602–1942) |
| Perusahaan Dagang | East India Company (EIC), berdiri tahun 1600 | VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie), berdiri tahun 1602 |
| Pusat Kekuasaan | Bengkulu (Benteng Marlborough), sementara menguasai Jawa saat masa Raffles | Batavia (Jakarta) sebagai pusat administrasi dan perdagangan |
| Kebijakan Ekonomi | Sistem sewa tanah (Land Rent System) – petani bayar pajak tanah | Tanam Paksa (Cultuurstelsel), monopoli rempah, eksploitasi besar-besaran |
| Hubungan dengan Kesultanan Lokal | Lebih pragmatis: kadang bekerja sama (Banten, Aceh), kadang menyerang (Yogyakarta 1812) | Lebih dominan dan agresif: banyak kesultanan ditaklukkan dan dipaksa tunduk (Mataram, Maluku, Bali, dll.) |
| Ilmiah & Budaya | Banyak penelitian (flora, fauna, budaya). Raffles menulis History of Java, mengembangkan Kebun Raya Bogor | Lebih fokus pada kontrol politik-ekonomi. Penelitian budaya muncul belakangan (misalnya Balai Pustaka, studi etnografi) |
| Dampak | Ada modernisasi administrasi, ilmu pengetahuan, tapi juga konflik (misalnya Geger Sepehi) | Eksploitasi lebih sistematis, beban rakyat lebih berat, stratifikasi sosial lebih tajam |
| Peninggalan | Benteng Marlborough, Kebun Raya Bogor, catatan sejarah (History of Java) | Infrastruktur besar (jalan raya Daendels, benteng, kanal), sistem hukum kolonial, warisan budaya hibrida |
| Akhir Kekuasaan | 1816: berdasarkan Perjanjian London, wilayah dikembalikan ke Belanda | 1942: kalah dari Jepang, lalu 1945 Indonesia merdeka meski sempat mencoba kembali (Agresi Militer Belanda) |
Akhir Kekuasaan Bangsa Inggris di Indonesia
Setelah tahun 1816, berdasarkan perjanjian London, Inggris menyerahkan kembali wilayah Hindia Belanda kepada Kerajaan Belanda. Artinya, masa kekuasaan Inggris hanya berlangsung sekitar 5 tahun.
Namun, Grameds, meskipun singkat, kedatangan bangsa Inggris ke Indonesia tetap memberikan warna tersendiri dalam perjalanan sejarah bangsa kita.
Kesimpulan
Nah, Grameds, itulah tadi pembahasan lengkap mengenai kedatangan bangsa Inggris ke Indonesia.
Dari mulai latar belakang pencarian rempah-rempah, persaingan dengan Belanda, peran besar Raffles, hingga peninggalan yang masih bisa kita lihat hingga sekarang, semuanya menjadi bagian penting dalam sejarah Nusantara.
Rekomendasi Buku Terkait
1. Kumpulan Legenda Nusantara
Indonesia sangat kaya akan budaya. Selain itu, banyak tempat-tempat indah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Banyak cerita tentang budaya juga tempat yang indah itu. Sayangnya, belum banyak orang yang tahu apa cerita dibalik terjadinya tempat tersebut. Cerita-cerita itu dikisahkan secara turun-temurun oleh orangtua kepada anak-anaknya.
Kini, cerita-cerita Sabang dan Pulau Weh, Danau Toba, Ciung Wanara, Candi Prambanan, Gunung Merapi, Danau Batur, Burung Ruai, Telaga Bidadari, Danau Tempe, Danau Tondano, Pulau Komodo, Raja Ampat, Burung Cendrawasih, dan cerita-cerita lainnya dikisahkan dalam buku ini dengan ilustrasi yang sangat menarik, sehingga akan mudah dipahami dan bisa menggali rasa ingin tahu serta menumbuhkan rasa cinta tanah air bagi anak-anak Indonesia. Banyak hikmah dari setiap cerita dalam buku ini, semoga bisa menjadi panutan dan menginspirasi untuk membangun karakter yang baik bagi anak.
2. Wawasan Nusantara
Kekayaan Indonesia amatlah luas. Pulaunya terbentang dari Sabang sampai Merauke. Letak wilayahnya pun sangat strategis. Dengan demikian, kita sebagai bangsa Indonesia patut berbangga hati. Dengan kekayaan alam yang subur dan indah, Negara kita pun menjadi jalur perdagangan yang dapat memberi keuntungan. Segala kekayaan dan keindahan dari negeri ini harus kita jaga. Kita juga perlu menyadari bahwa bangsa Indonesia menghadapi lingkungan yang terus berubah.
Oleh karena itu, kita merasa perlu untuk memiliki cara pandang atau Wawasan Nusantara yang akan menghindarkan dari bahaya penyesatan dan penyimpangan. Kita mempunyai kewajiban bersama untuk menjaga dan memelihara Nusantara ini. Mempelajari buku ini, diharapkan kamu dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang kekayaan Nusantara ini dan dapat menjaga serta memeliharanya dengan baik agar terhindar dari ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan terhadap stabilitas Nasional.
3. Nusantara Sejarah Indonesia
Nusantara merupakan salah satu deskripsi sejarah Indonesia yang ditulis secara mendalam namun populer. Kendati buku ini terbit pertama pada 1943, banyak hal-hal yang disampaikan oleh Vlekke aktual sampai abad ke-21. Berbeda dengan buku sejarah selebihnya, Vlekke menampilkan proses sejarah Indonesia tanpa terlalu memusatkan proses pada perluasan kolonialisme. Dalam buku ini Vlekke misalnya memaparkan bahwa perang agama sangat langka di Jawa dan boleh jadi penyebabnya adalah sinkretisme terpelihara sejak zaman dulu. Ada kisah kegagalan Sultan Agung menyatukan Nusantara karena tak punya angkatan laut yang memadai.
Kisah lain yang langka adalah perubahan tabiat orang Belanda yang rajin di tanah airnya (Homo batavus), namun jadi pemalas ketika tinggal di Batavia (Homo bataviensis). Edisi Indonesia buku ini merupakan terjemahan edisi revisi 1963. Penulis menyajikan sejarah Nusantara secara populer. Oleh karena itu, buku ini seolah-olah berisi dongeng Indonesia pada masa silam. Pembaca muda Indonesia dapat dengan mudah memahami kisah yang ditampilkan dalam buku ini.
4. Kearifan Lokal Nusantara
Buku Kumpulan Tulisan Kearifan Lokal Nusantara menghadirkan berbagai kisah dan nilai luhur bangsa Indonesia yang relevan untuk dijadikan motivasi dalam menghadapi era globalisasi. Berisi karya tulisan Della Eka Rizkia, dkk., buku ini lahir dari tugas menulis tentang kearifan lokal yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah karya bersama. Rasa kebersamaan, kekompakan, serta kemampuan literasi informasi dan teknologi para siswa menjadi kunci terwujudnya buku ini, sehingga menghadirkan inspirasi sekaligus pengingat akan kekayaan budaya Nusantara.





