Sejarah

Teori Yunan: Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia

teori yunan
Written by Fandy

Teori Yunan – Seperti yang kita ketahui, bangsa Indonesia ditempati oleh berbagai orang yang memiliki keberagaman suku, agama, dan budaya yang walaupun berbeda namun tetap saling menghormati dan menghargai satu sama lain.

Namun, tahukah kamu kalau perbedaan suku, agama, dan budaya yang ada tersebut berasal dari nenek moyang yang akan dibahas di bawah ini yang pastinya menarik untuk dibahas. Simak informasi berikut.

Asal Mula Teori Yunan

Teori Yunan merupakan teori yang paling banyak diketahui dan seringkali digunakan dalam pembelajaran yang ada di sekolah.

Dalam kajian mengenai awal mula nenek moyang bangsa Indonesia, terdapat empat teori besar yang dikemukakan oleh para ahli dan yang menjadi salah satunya adalah Teori Yunan, yang seringkali diyakini serta umum dijadikan sebagai acuan.

Pada Teori Yunan, dinyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari Yunnan yang merupakan sebuah daerah di China Selatan. Dimana teori tersebut didasari pada hasil temuan teknologi serta persamaan bahasa yang ada dan menjadi alat untuk berkomunikasi.

Pada awalnya, seorang sejarawan yang juga dikenal sebagai seorang arkeolog asal Austria bernama Robert Barron von Heine melakukan sebuah kajian mendalam mengenai kebudayaan megalitik di Asia Tenggara dan Pasifik.

Melalui kajiannya tersebut, Robert barron von Heine mengemukakan dan menyimpulkan bahwa di masa neolitikum atau tepatnya pada 2000 SM hingga 200 SM, terdapat sebuah bangsa yang melakukan migrasi dalam beberapa gelombang yang bergerak dari Asia Utara menuju Asia Selatan.

Menurutnya, migrasi tersebut membuat banyak manusia purba yang pada akhirnya mendiami berbagai pulau yang terbentang dari Madagaskar yang ada di Afrika hingga dengan Pulau Paskah yang ada di Chile. Hasil kajian tersebutlah yang pada akhirnya melahirkan sebuah pemikiran mengenai nenek moyang bangsa Indonesia yang berasal dari Yunan.

Grameds juga dapa mempelajari mengenai sejarah umat manusia dari nenek moyang kita yang ada paling awal hingga saat ini yaitu era media sosial melalui buku Sejarah Umat Manusia karya Henrik Willem Van Loon.

beli sekarang

Temuan Dukungan Teori Yunan

Teori Yunan yang ada sendiri didukung juga oleh kajian beberapa ahli sejarah lainnya, seperti Mohammad Ali, Robert Barron von Heine, dan juga J. H. C. Kern.

Dikemukakan oleh Mohammad Ali pada kajiannya, bangsa Indonesia berasal dari Yunan yang terdesak melakukan pergerakan ke selatan. Hal tersebut dikarenakan masuknya berbagai suku lain yang memiliki kedudukan yang lebih kuat.

Selain itu, ahli sejarah J. H. C. Kern juga mendukung teori yang ada tersebut. Menurut pendapatnya, bahasa yang digunakan oleh orang yang tinggal di Kepulauan Indonesia masuk ke dalam rumpun bahasa Melayu Polinesia atau juga yang dapat dikenal dengan bahasa Austronesia.

Pada teori Yunan sendiri, bahasa Melayu yang ada atau digunakan tersebut juga memiliki kemiripan dengan berbagai bahasa lainnya seperti bahasa Champa, Vietnam, dan juga Kamboga. Sehingga dengan kata lain, adanya kemiripan bahasa Melayu yang ada tersebut dengan berbagai bahasa lainnya menandakan adanya pertalian dengan daratan Yunan.

Bukti Arkeologis

Sebagai ahli prasejarah, arkeolog dan etnolog, Robert Barron von Heine Geldern ini juga pernah melakukan kajian terhadap kebudayaan megalitik yang ada pada Asia Tenggara dan Pasifik. Melalui kajian tersebut, beliau menyimpulkan bahwa pada masa Neolitikum adanya perpindahan atau migrasi besar-besaran dari Asia Utara ke Asia Selatan.

Pernyataan tersebut juga didukung dengan adanya temuan atau bukti arkeologis seperti ditemukannya kapak lonjong serta kapang persegi di nusantara yang memiliki kemiripan dengan temuan kapak yang ada pada wilayah Asia Tengah/

Berbagai temuan berupa kapak persegi juga menyebar dari daerah Asia yang juga banyak ditemukan di bagian barat Indonesia. Sedangkan untuk kapak lonjong sendiri paling banyak ditemukan di bagian timur Indonesia.

Kaladesa. Awal Sejarah Nusantara. Edisi Revisi

Beli Buku di Gramedia

Kedatangan ke Indonesia

Proses kedatangan atau perpindahan yang dilakukan oleh nenek moyang bangsa Indonesia tidak terjadi secara langsung dalam satu periode waktu saja, namun perpindahan tersebut terjadi secara bertahap dan berangsur.

Berdasarkan Teori Yunan yang ada, proses perpindahan yang ada dan terjadi oleh nenek moyang bangsa Indonesia terbagi menjadi tiga gelombang, yaitu perpindahan orang Negrito, Proto Melayu, serta Deutro Melayu.

Pada proses perpindahan gelombang pertama, yang melakukan migrasi adalah orang Negrito atau yang dikenal sebagai Melanesoid. Kemudian gelombang kedua sendiri disusul oleh bangsa Proto Melayu atau juga yang dikenal dengan Melayu Tua yang terjadi pada sekitar 2000 SM.

Sedangkan gelombang ketiga atau yang terakhir datang adalah bangsa Deutro Melayu atau yang dikenal sebagai Melayu Muda yang terjadi pada sekitar 500 SM.

1. Proto Melayu atau Bangsa Melayu Tua 

Yang pertama yaitu Proto Melayu atau yang dikenal sebagai Bangsa Melayu Tua merupakan orang-orang Austronesia yang berasal dari Asia yang pertama kali datang ke nusantara tepatnya pada sekitar tahun 1500 SM.

Bangsa Melayu Tua ini datang ke Indonesia memasuki wilayah nusantara melalui dua jalur, yaitu jalur barat dan juga jalur timur. Jalur barat merupakan jalur yang ditempuh melalui Malaysia hingga Sumatera dan jalur timur merupakan jalur yang ditempuh melalui Filipina hingga Sulawesi.

Proto Melayu atau Bangsa Melayu Tua memiliki kebudayaan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan manusia purba. Kebudayaan yang ada pada bangsa Melayu Tua ini disebut sebagai kebudayaan batu baru atau yang lebih dikenal dengan neolithikum, yang pembuatannya sudah dihaluskan.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Van Heekeren di Kalumpang yang berlokasi di Sulawesi Utara, telah terjadi perpaduan antara tradisi kapak persegi dengan kapak lonjong yang dibawa oleh orang Austronesia yang datang dari arah utara maupun melalui Filipina serta Sulawesi.

Suku bangsa Indonesia yang termasuk ke dalam anak dari keturunan bangsa Proto Melayu atau Bangsa Melayu Tua ini adalah  Suku Dayak dan juga Suku Toraja.

Kaladesa: Awal Sejarah Nusantara

Beli Buku di Gramedia

2. Deutro Melayu atau Bangsa Melayu Muda

Yang kedua yaitu Deutro Melayu atau yang dikenal sebagai Bangsa Melayu Muda yang terjadi pada kurun waktu tahun 400 hingga 300 SM. Bangsa Deutro Melayu atau melayu muda ini berhasil mendesak serta melakukan asimilasi dengan pendahulunya, yaitu bangsa proto melayu atau bangsa melayu tua.

Bangsa Deutron Melayu ini memasuki wilayah nusantara melalui jalur Barat yang ditempuh melalui rute dari Yunan tepatnya Teluk Tonkin, Vietnam, semenanjung Malaysia, yang hingga pada akhirnya sampai ke Indonesia.

Bangsa Deutro Melayu atau melayu muda ini memiliki kebudayaan yang lebih maju jika kita bandingkan dengan bangsa Proto Melayu. Hal ini dikarenakan, bangsa ini sudah dapat membuat berbagai barang yang terbuat dari perunggu serta besi. Beberapa contohnya seperti kapak corong, kapak serpatu, dan nekara.

Selain adanya kebudayaan logam pada zaman tersebut, bangsa Melayu Muda atau Deutro Melayu ini juga mengembangkan kebudayaan megalithikum, dimana terdapat tugu batu atau menhir, meja batu atau dolmen, keranda mayat atau sarkofagus, kubur batu, serta punden berundak.

Suku bangsa Indonesia yang termasuk ke dalam anak dari keturunan bangsa Deutro Melayu atau Bangsa Melayu Muda ini adalah Suku Jawa, Suku Melayu, dan Suku Bugis.

3. Bangsa Primitif

Yang ketiga yaitu Bangsa Primitif yang merupakan kelompok manusia yang telah lebih dahulu tinggal di wilayah nusantara sebelum kelompok bangsa melayu memasuki nusantara. Bangsa Primitif sendiri memiliki budaya yang sangat sederhana dan terbagi menjadi tiga, yaitu Manusia Pleistosen, Suku Weddoid, dan Suku Negroid.

1. Manusia Pleistosen atau Purba

Yang pertama yaitu manusia pleistosen atau manusia purba memiliki ciri khas yaitu selalu berpindah tempat dengan kemampuan yang sangat terbatas. Hal ini juga memiliki hubungan dengan kebudayaannya sehingga corak kehidupan dari manusia purba ini tidak dapat diikuti kembali kecuali beberapa aspek saja, seperti contohnya adalah teknologi yang mereka miliki yang masih sangat sederhana dan dikenal sebagai Teknologi Paleolitik.

2. Suku Wedoid

Yang kedua yaitu suku wedoid yang hingga saat ini sisa dari suku tersebut masih ada, seperti contohnya adalah suku Sakai yang ada di Siak dan juga suku Kubu yang berada di perbatasan Jambi serta Palembang. Suku Wedoid ini hidup dari mengumpulkan hasil hutan serta memiliki kebudayaan yang relatif sederhana. Hal ini yang membuat suku tersebut sulit sekali menyesuaikan diri dengan masyarakat modern saat ini.

3. Suku Negroid

Yang ketiga yaitu suku negroid yang di Indonesia saat ini sendiri sudah tidak terdapat lagi sisa kehidupan dari suku negroid. Namun, di pedalaman Malaysia serta Fiipina masih ada keturunan suku negroid. Suku yang masuk ke dalam keturunan suku negroid sendiri adalah suku Semang yang berada di Semenanjung Malaysia serta suku Negrito yang berada di Filipina.

Temukan gambaran besar mengenai keseluruhan sejarah umat manusia, bagamana biologi serta sejarah mementuk manusia melalui buku Sapiens Grafis: Kelahiran Umat Manusia yang menyediakan informasi dalam format komik yang menarik, kocak, dan enak disimak.

beli sekarang

Teori Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, terdapat empat teori besar yang dikemukakan oleh para ahli mengenai asal mula nenek moyang Bangsa Indonesia. Beragam teori utama tersebut muncul dengan hubunganya asal mula nenek moyang Bangsa Indonesia yang didasarkan dari berbagai faktor.

Faktor-faktor seperti kesamaan bentuk fisik, kesamaan akar bahasa yang dipergunakan, dan masih banyak lagi. Dengan adanya persamaan tersebut, para ahli dapat lebih mudah untuk menjabarkan asal dari orang yang ada di Indonesia yang dianggap sebagai pendatang di Nusantara yang terjadi pada masa lampau.

Grameds juga dapat mempelajari sejarah umat manusia secara keseluruhan dari awal peradaban manusia hingga saat ini melalui buku karya Arnold Toynbee berjudul Sejarah-Jejak Peradaban Manusia Dari 500Sm- Abad XX.

beli sekarang

Selain teori yunan yang sudah Grameds pelajari di atas, terdapat tiga teori lainnya yaitu teori nusantara, teori out of africa, dan teori out of taiwan yang secara singkat akan dibahas di bawah ini.

1. Teori Yunan

Teori Nenek Moyang Bangsa Indonesia yang pertama adalah teori yunan. Seperti halnya yang sudah dibahas di atas teori ini menyatakan bahwa bangsa Indonesia yang ada berasal dari wilayah Yunan yang berada di Cina Selatan.

Masyarakat Yunan yang ada dipercaya datang ke nusantara secara bergelombang ke Asia Tenggara melalui berbagai sungai besar seperti Chao Phraya serta Mekhong yang kemudian berlanjut ke kepulauan.

Kedatangan masyarakat Yunan ini sendiri dibagi menjadi dua bagian yaitu Proto Melayu dan juga Deutro Melayu. Sebagai gelombang pertama, Proto Melayu datang ke nusantara sekitar tahun 3000 hingga 1500 SM. Bangsa ini membawa kebudayaan neolitikum ke Indonesia. Kedatangan bangsa ini sendiri menurut kajian menggunakan perahu bercadik satu.

Sedangkan, gelombang dua yaitu bangsa Deutro Melayu datang pada tahun 1500 hingga 500 SM membawa kebudayaan yang lebih modern dan pada saat itu mampu memperkenalkan perahu bercadik dua.

Bangsa Proto Melayu memiliki ciri fisik seperti halnya ras Austronesia maupun Negroid berdasarkan kajian yang ada. Sedangkan bangsa Deutro Melayu memiliki ciri fisik Melanesia maupun Mongoloid.

Berdasarkan kajian yang tersedia juga menyatakan mengenai perpindahan yang terjadi ke selatan ini dipercaya karena adanya tekanan dari berbagai bangsa yang lebih kuat yang ada di wilayah utara. Perpindahan yang terjadi dari wilayah utara ke selatan ini juga terjadi di berbagai daerah lainnya, seperti Bangsa Arya yang mengalahkan Bangsa Dravida di Sungai Indus.

2. Teori Nusantara

Teori Nenek Moyang Bangsa Indonesia yang kedua adalah teori nusantara. Dalam teori nusantara menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari nusantara sendiri. Hal ini didasari dengan adanya pemahaman bahwa masyarakat nusantara yang ada memiliki kebudayaan yang tinggi sejak dulu.

Sedangkan, mengenai permasalahan kesamaan kebahasaan dengan wilayah lainnya, menurut teori ini dianggap sebagai sebuah kebetulan. Hal tersebut dikarenakan mobilitas masyarakat nusantara yang sangat tinggi.

Penemuan berbagai fosil manusia purba seperti Homo Wajakensis serta Homo Soloensis di Indonesia sendiri menjadi salah satu bukti bahwa keturunan tertua manusia berasal dari nusantara.

Teori Nusantara yang ada juga didukung oleh berbagai ahli sejarah lainnya seperti Mohammad Yamin, J. Crawford, Sutan Takdir Alisyahbana, serta Gorys Keraf.

3. Teori Out of Africa

Teori Nenek Moyang Bangsa Indonesia yang ketiga adalah teori out of africa yang pada kajiannya mempercayai bahwa asal mula masyarakat bangsa Indonesia serta berbagai manusia di banyak wilayah lainnya berasal dari Afrika.

Pada teori ini, perpindahan manusia Afrika ke Asia Barat dimulai ketika bumi memasuki akhir masa glasial pada sekitar 50.000 hingga 70.000 tahun yang lalu. Pada masa tersebut, daerah perairan atau lebih tepatnya laut memiliki kedalaman yang dangkal, sehingga memiliki kemungkinan untuk manusia berpindah melalui daratan baru maupun perahu sederhana.

Perpindahan yang terjadi ini mengikuti daratan Asia hingag ke kepulauan Indonesia beserta Australia. Teori Out of Africa ini juga didasarkan pada kajian ilmu genetika yang ada melalui penelitian DNA mitokondria yang dilakukan pada baik laki-laki dan juga perempuan.

Teori Out of Africa yang ada ini juga dapat diteruskan dengan munculnya berbagai peradaban kuno pertama yang terjadi di Asia Barat serta Afrika Utara. Seperti halnya, muncul peradaban pertama di Sungai Nil serta Sungai Eufrat-Tigris yang bisa saja dihuni oleh penduduk yang berdatangan dari Benua Afrika.

4. Teori Out of Taiwan

Teori Nenek Moyang Bangsa Indonesia yang keempat adalah teori out of taiwan yang menempatkan KepulauanFormosa atau yang lebih dikenal dengan Taiwan Modern sebagai asal mula manusia yang ada di Nusantara.

Teori Out of Taiwan ini juga membantah adanya kesamaan kromosom antara penduduk Nusantara dengan penduduk Tiongkok. Namun, pada sisi yang lain terdapat kesamaan antara akar bahasa dengan masyarakat Austronesia yang sebelumnya menduduki Formosa.

Hal tersebut yang membuat pendukung teori ini menganggap bahwa masyarakat Nusantara yang ada memiliki akar leluhur yang datang dari Formosa. Pada kajian teori ini juga dibahas, bagaimana penduduk Taiwan berpindah ke daerah selatan melalui lautan. Penduduk tersebut pertama kali datang ke Filipina yang kemudian terus berlanjut menuju ke kepulauan Nusantara.

Penduduk Formosa tersebut yang kemudian berpindah ke Nusantara tersebut disinyalir sebagai nenek moyang dari penduduk Filipina Selatan-Sulawesi hingga ke Nusa Tenggara yang juga dikenal sebagai pelaut ulung berdasarkan kajian sejarah.

Penduduk di wilayah Sulu, Bone, Bajo, Minahasa, Bugis, serta Makassar juga dikenal sebagai penjelajah lautan Nusantara.

Cheng Ho : Penyebar Islam Dari China ke Nusantara

Beli Buku di Gramedia

About the author

Fandy

Perkenalkan nama saya Fandy dan saya sangat suka dengan sejarah. Selain itu, saya juga senang menulis dengan berbagai tema, terutama sejarah. Menghasilkan tulisan tema sejarah membuat saya sangat senang karena bisa menambah wawasan sekaligus bisa memberikan informasi sejarah kepada pembaca.