Psikologi

Teori Gestalt, Ini Penjelasan Lengkapnya

Teori Gestalt
Written by Sevilla Nouval

Teori Gestalt – Apakah Grameds sedang mempelajari tentang metode pembelajaran? Tepat sekali, rupanya proses pembelajaran bukanlah hal yang sederhana dan mudah dilakukan. Faktanya pembelajaran tidak boleh asal dilakukan melainkan perlu ada target pencapain pada peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran. Itulah sebabnya dalam praktik pembelajaran banyak menemukan permasalahan, sehingga membutuhkan teori pembelajaran yang bisa menguraikan masalah tersebut. 

Salah satunya adalah teori Gestalt yang dianggap efektif dalam proses pembelajaran. Lalu apa itu teori Gestalt dan bagaimana kaitannya dengan pembelajaran? Berikut ini penjelasan lengkapnya yang bisa Grameds simak untuk mempelajari teori pembelajaran Gestalt: 

Mengenal Tentang Pembelajaran

Perlu Grameds ketahui bahwa pembelajaran adalah suatu bentuk proses mengubah tingkah laku individu yang meliputi sebuah pengetahuan, sikap, dan keterampilan menjadi lebih baik. Pembelajaran ini memiliki sifat permanen, stabil, dan lebih lama dalam perilaku seseorang yang berasal dari hasil sebuah pelatihan atau suatu pengalaman tertentu. Proses pembelajaran kemudian bisa dipengaruhi individu itu sendiri atau pengaruh dari faktor eksternal, seperti lingkungan sosial dan keluarga. 

Pembelajaran memiliki kata dasar belajar yang artinya adalah proses interaksi individu dengan segala hal yang ada disekitarnya, baik kondisi manusia maupun benda- benda dan situasi yang ada disekitarnya. Jadi situasi lingkungan sekitar yang nyaman dan aman bagi seseorang akan berpengaruh untuknya dalam proses pembelajaran tertentu. Dalam praktiknya pembelajaran tidak hanya mengacu pada yang terlihat melainkan dampak atau hasil yang ditimbulkan dari proses belajar tersebut. 

Yang perlu digaris bawahi adalah bahwa pembelajaran tidak hanya proses mentransfer ilmu atau suatu pengetahuan saja, melainkan juga memperhatikan pola perilaku dan keterampilan seseorang yang memiliki karakteristik tertentu dari manusia-manusia lainnya. Anggapan ini kan menimbulkan kesan yang lebih bermakna pada kapasitas seseorang. Jadi seseorang bisa memahami arti belajar yang sebenarnya dan tidak menyebabkan kerusakan moral, hubungan yang salah dan ketidaktahuan.

Kebanyakan pembelajaran dituntut untuk menuntaskan beberapa materi yang sesuai dengan waktu terlepas dari sejauh mana pemahaman seseorang dengan materi tersebut. Padahal hal itu bukanlah hal utama dalam tolak ukur pencapaian pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran yang demikian hanya akan menimbulkan media pembelajaran yang membosankan dan kurang kreatif. Sehingga tidak efektif bagi pencapaian dan pemaknaan pembelajaran lebih dalam pada seseorang. 

Hal tersebut adalah masalah yang sudah jelas terjadi di dalam dunia pendidikan kita. Menjawab permasalahan tersebut kemudian muncul banyak teori pembelajaran untuk menjelaskan bagaimana pembelajaran tersebut harus terjadi dan bagaimana pembelajaran tersebut dapat efektif digunakan oleh tenaga pengajar demi menciptakan peserta didik yang berkualitas. Teori-teori ini kemudian disesuaikan dengan perkembangan individu itu sendiri, misalnya pembelajaran pada anak- anak tentu berbeda dengan pembelajaran pada remaja atau yang sudah masuk dewasa. 

Hal tersebutlah yang menjadi fokus dalam penentuan teori pembelajaran yang juga disesuaikan dengan kondisi kebutuhan seseorang pada lingkungan tersebut. Salah satu teori yang fokus mengkaji itu adalah teori Gestalt. Teori ini menggambarkan bentuk suatu proses persepsi dengan mengatur elemen- elemen dengan pola, hubungan, dan kebutuhan menjadi satu kesatuan. Dalam praktiknya teori Gestalt ini bertentangan dengan teori yang popular sebelumnya, yakni teori strukturalisme. Teori Gestalt cenderung mereduksi pembagian sensasi menjadi bagian- bagian yang lebih kecil. 

Berdasarkan urgensi masalah pembelajaran yang sudah disebutkan diatas kemudian membutuhkan teori- teori pembelajaran mutakhir untuk menjawab dan mencari solusi atas halangan yang ditemukan dalam suatu pembelajaran. Itulah sebabnya dunia pendidikan membutuhkan pemahaman tentang banyak teori pembelajaran, termasuk teori Gestalt agar bisa menganalisis jenis pembelajaran dan penyesuaian karakter yang paling tepat untuk lingkungan belajar seseorang. Sehingga pemilihan metode pembelajaran yang tepat dapat menghasilkan peserta didik yang lebih berkualitas dan mencapai semua tujuan yang telah ditargetkan.     

Mengenal Teori Gestalt

Teori GestaltTeori Gestalt adalah pandangan bahwa pembelajaran tidak hanya tentang rangsangan dan respon, namun juga pemahaman tentang suatu masalah yang dapat menarik suatu kesimpulan baru yang lebih berwawasan. Para ahli yang mencetuskan teori ini antara lain, Max Wertheimer, Wolfgang Kohler and Kurt Koffka. Dalam teori ini juga memiliki hukum- hukum yang berlaku di dalamnya, yakni hukum ketertutupan, dan hukum kesamaan. Secara umum, prinsip teori pembelajaran ini adalah pembelajaran yang melalui wawan atau pemahaman, reorganisasi dan pengalaman, dan keberhasilan pembelajaran berdasarkan minat peserta didik. 

Prinsip teori Gestalt ini adalah termasuk dalam prinsip kontinuitas dan berhubungan dengan figure-ground. Kelebihan atau kekuatan dari teori pembelajaran ini adalah peserta didik mampu membangun dan menemukan masalah menjadi sebuah pengetahuan dan pemahaman baru. Sedangkan kekurangan atau kelemahan dari teori ini adalah tidak bisa diterapkan pada materi-materi tertentu yang tidak memiliki prinsip yang sama dengan teori ini. 

Berikut ini penjelasan lebih detail tentang hukum, prinsip, kekuatan atau kelemahan, konsep, dan penerapan teori Gestalt: 

1. Hukum Teori Gestalt

Hukum induk dari teori Gestalt adalah hukum Pragnanz yang memiliki tiga sub hukum. Hukum tersebut dijelaskan dalam buku karya Wertheimer yang berjudul Investigasi Teori Gestalt. Ketiga hukum teori ini adalah hukum kedekatan, hukum penutupan, dan hukum kesetaraan. 

2. Prinsip-Prinsip Teori Gestalt

Berikut ini rincian dari prinsip utama teori Gestalt yang perlu Grameds ketahui dalam penerapan metode pembelajaran bagi peserta didik:

  • Belajar secara menyeluruh dengan mengkorelasikan antara pelajaran yang satu dengan pelajaran lainnya
  • Pembelajaran adalah bentuk kelanjutan dari materi- materi yang disampaikan sebelumnya
  • Peserta didik sebagai organisme yang utuh
  • Mengalihkan aktivitas
  • Kesuksesan dalam pembelajaran dipengaruhi oleh kemauan, harapan, dan keinginan peserta didik
  • Prinsip persepsi yang menunjukan kontinuitas dan hubungan figure-ground

3. Kekuatan dan Kekurangan Teori Gestalt

Dalam praktiknya teori Gestalt memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya di dalam pembelajaran. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa pembelajaran bergantung pada beberapa faktor kondisi. Hla tersebutlah yang membuat teori- teori pembelajaran memiliki kesesuaian pada kondisi tertentu. Jadi selalu lebih tepat, namun ada pula kekurangan yang bisa saja ada dalam teori pembelajaran tersebut. Berikut ini kekuatan dan kekurangan teori gestalt menurut para ahli:

  • Kekuatannya adalah mampu membuat peserta didik menyelesaikan masalah yang ada dengan belajar lebih bermakna karena mereka menemukan pemahamannya sendiri terhadap materi tertentu, sehingga menjadi lebih efektif bagi peserta didik
  • Kelemahannya adalah proses pembelajaran dalam suatu pemahaman tertentu tidak dapat dijadikan sebagai dasar untuk semua materi pembelajaran. Hal ini karena beberapa fakta atau prinsip teori ini bisa saja tidak tepat pada materi tertentu tersebut. Namun pada dasarnya pemahaman pada setiap materi dalam pembelajaran adalah hal penting agar peserta didik dapat memperoleh pemaknaan dan menemukan penyelesaian atas masalah yang mereka temukan dalam materi pelajaran.  

 

beli sekarang

4. Konsep Belajar Dalam Teori Gestalt

teori gestalt dalam pembelajran

Keberadaan teori- teori pembelajaran ini adalah ketidakpuasan karakter dengan teori yang telah ditemukan sebelumnya. Stimulus dan respon kehidupan dalam teori Gestalt adalah manusia tidak hanya berpaku pada rangsangan dan respon saja, melainkan lebih dari itu. Manusia akan cenderung mengambil kebijaksanaan dalam segala hal yang mereka hadapi. Mereka kemudian akan menarik pemahaman tentang berbagai hal dari pengalaman yang mereka miliki. Jadi seseorang akan menggunakan pemahamannya yang saling terkait sesuai dengan peristiwa atau masalah yang mereka hadapi.

Teori Gestalt ini menggunakan beberapa konsep dalam penerapannya seperti berikut ini:

  • Teori Medan yang menunjukan bahwa tidak ada yang eksis secara terpisah atau terisolasi sendiri
  • Nature Versus Nurture yang menunjukan bahwa otak bukanlah penerima pasif dan juga bukan gudang penyimpanan informasi dari sebuah situasi yang sederhana
  • Hukum pragnanz yang menunjukan bahwa gestalis adalah prinsip pedoman dalam meneliti persepsi, belajar, dan kerja sebuah memori

Teori pembelajaran ini memandang belajar sebagai sebuah proses pemahaman atau insight yang berbeda dengan teori behaviorisme dalam memandang belajar sebagai hal dari terjadinya proses trial and error. Insight adalah sebuah pengamatan dan pemahaman yang mendadak terhadap hubungan antara bagian- bagian dalam suatu situasi permasalah tertentu. Seseorang dikatakan mencapai keberhasilan dalam belajar jika telah mendapatkan Insight tersebut. Adanya Insight dapat membuat seseorang menjadi mengerti dengan permasalahan yang dihadapinya dan mampu menyelesaikannya. 

Menurut Gestalt bahwa semua kegiatan pembelajaran menggunakan pemahaman pada relasi dan mampu memahami relasi interelasi satu sama lain. Hal tersebut bisa dipahami sebagai wawasan untuk mendapatkan jawaban atau solusi. Masalah Konsep ini kemudian menjadi penting dalam teori ini , yakni bukan hal- hal yang harus dipelajari, melainkan memahaminya dengan menambah wawasan yang lebih luas lagi. 

Ciri- ciri pembelajaran yang menggunakan pemahaman atau Insight adalah sebagai berikut:

  • Adanya keterampilan dasar dalam mempengaruhi pemahaman
  • Adanya pengalaman sebelumnya yang bisa juga mempengaruhi pemahaman
  • Keadaan dan kondisi yang bisa mempengaruhi pemahaman
  • Dimulai dari percobaan
  • Adanya proses belajar melalu pemahaman yang lebih bermakna
  • Adanya pemahaman bisa diterapkan untuk memahami peristiwa dan situasi dan kondisi yang lain

Pembelajaran berdasarkan teori Gestalt adalah perkembangan kognitif seseorang yang bisa menemukan solusi ketika memecahkan suatu masalah. Seseorang akan cenderung memikirkan semua aspek yang sekiranya diperlukan untuk memecahkan masalah dan menyelesaikannya secara kognitif agar masalah tersebut terselesaikan. Bahkan menilik metode- metode lain demi menemukan jawaban atau solusi terbaik. Setelah menemukannya maka seseorang akan menarik pemahamannya menuju satu kesimpulan. Karakter Gestalt ini mempercayai bahwa solusi itu bisa ditemukan dan tidak bisa diperoleh secara Cuma-Cuma. 

5. Penerapan Teori Gestalt Dalam Pembelajaran

Pada pembelajaran kurikulum 2013 mengutamakan makna bagi peserta didik, yakni dapat membuat ilmu yang diperoleh peserta didik menjadi selalu teringat. Salah satu hal yang bisa membuat belajar menjadi lebih dekat adalah menemukan ilmu itu sendiri. Jadi pembelajaran yang berbasis masalah dapat menuju pemahaman dan penyelesaian suatu masalah pada peserta didik menjadi lebih dekat. Itulah sebabnya metode problem based learning termasuk dalam teori Gestalt yang memiliki keterkaitan. 

Peserta didik bisa menyimpulkan suatu ilmu baru setelah menemukan dan memecahkan sebuah masalah. Peserta didik yang terlibat dalam menemukan pemahaman untuk diri sendiri cenderung lebih mengingat konsep materi pembelajarannya. Yakni dengan cara memahami bagaimana dia menemukan, dimana, kapan, dengan siapa, dan hal tersebut akan tetap adalah ingatannya menjadi sebuah konsep pemahaman, tidak sekedar informasi satu arah dari gurunya. 

Contohnya pada penerapan pembelajar di bangku sekolah dasar untuk materi sumber energy: Peserta didik akan diarahkan untuk mengamati perambatan panas di udara yang mendidih menggunakan alat logam, seperti sendok ketika ibunya sedang memasak. Kemudian peserta didik akan memastikan bahwa materi atau stimulus yang tertulis dalam materi pelajaran sesuai dengan kondisi riil dalam aktivitas yang sudah mereka lakukan. Informasi yang mereka peroleh dari materi pelajaran dan pengalaman bersama orang tuanya itu akan menjadi sebuah pengetahuan dan pengalaman bagi mereka yang lebih mudah diingat, dibandingkan hanya membaca atau menghafalkan saja dari buku pelajaran. 

Tokoh Teori Gestalt

1. Max Wertheimer

Max Wertheimer adalah ilmuwan yang lahir di Praha pada 15 April 18880 dan memiliki gelar Ph.D di bidang psikologi. Saat perang Eropa membuatnya pindah ke Amerika dan dalam perjalanannya itu ia menemukan ide untuk penelitiannya karena melihat lampu yang berkedip- kedip dari kereta. Max Wertheimer kemudian meneliti atas pertanyaan- pertanyaan yang muncul dibenaknya, yakni rangsangan mata dari suatu objek karena tercipta adanya ilusi gerakan. Fenomena tersebut kemudian Max Wertheimer beri nama Phi Phenomenon.

Saat Max Wertheimer berusia 30 tahun, yakni tahun 1910 ia melihat sebuah stroboscope di toko mainan yang membuat ketertarikannya untuk meneliti tentang sebuah konsep persepsi. Objek tersebut membuat Max Wertheimer tertarik bereksperimen dan mepelajari banyak hal tentang objek secara mendalam. Max Wertheimer kemudian akhirnya mencetuskan teori Gestalt, yakni teori tentang persepsi.  

2. Wolfgang Kohler

Wolfgang Kohler adalah ilmuwan yang lahir  di Reval Estonia pada 21 Januari 1887 dan bekerja di Universitas Berlin dan menerima gelar ertamanaya Ph.D. Wolfgang Kohler Juga bertemu dengan Max Wertheimer saat masih bekerja di Institut Psikologi Frankfurt. Tahun 1917 Wolfgang Kohler menulis buku yang berjudul Mentality Of Apes, kemudian tahun 1929 ia kembali menulis buku berjudul Gestalt Psychology. Wolfgang Kohler melakukan beberapa eksperimen tentang teori pembelajaran Gestalt ini seperti sebagai berikut:

  • Eksperimen I adalah penelitiannya tentang perilaku simpanse untuk meraih pisang yang diberikan Wolfgang Kohler. Karena mengalami kesulitan untuk meraihnya, maka simpanan tersebut menggunakan tongkat yang ada di sangkarnya untuk meraih pisang tersebut. 
  • Eksperimen II masih sama dengan eksperimen sebelumnya, namun posisi pisang dibuat Wolfgang Kohler lebih tinggi dan simpanse diberi dua tongkat. Karena sulit meraih pisang tersebut dengan satu tongkat, maka simpanan tersebut menggabungkan kedua tongkat tersebut untuk meraih pisang. 
  • Eksperimen III dianggap masih keberlanjutan dari eksperimen ke II, namun Wolfgang Kohler merubah bentuk tongkat menjadi bentuk kotak dan simpanse menggunakan kotak tersebut untuk memanjat meraih pisang
  • Eksperimen IV Wolfgang Kohler masih menggunakan simpanse dan pisang, yakni menambah kotak dalam sangkar dan menambah posisi tinggi pisang. Kemudian simpanse memperoleh wawasan baru untuk menumpuk kotak demi kotak untuk meraih pisang tersebut. 

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa penerapan teori gestalt dalam pembelajaran dapat memberikan pengaruh positif, baik meningkatkan hasil belajar atau mengatasi beberapa masalah yang muncul dalam proses pembelajaran itu sendiri. Jadi teori ini mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, bermakna, dan selaras dengan pengetahuan yang telah diperoleh peserta didik sebelumnya menjadi lebih berkelanjutan lebih luas lagi. 

Nah, itulah penjelasan tentang teori Gestalt dalam pembelajaran. Apakah Grameds sudah bisa memahami konsep teori ini? Grameds bisa mengunjungi koleksi buku Gramedia di www.gramedia.com untuk memperoleh referensi tentang metode pembelajaran lainnya, seperti rekomendasi buku berikut ini: Selamat Belajar. #SahabatTanpabatas. 

About the author

Sevilla Nouval

Saya hampir selalu menulis, setiap hari. Saya mulai merasa bahwa “saya” adalah menulis. Ketertarikan saya dalam dunia kata beriringan dengan tentang kesehatan, khususnya kesehatan mental. Membaca dan menulis berbagai hal tentang kesehatan mental telah membantu saya menjadi pribadi yang lebih perhatian dan saya akan terus melakukannya.

Kontak media sosial Instagram saya Sevilla