Bahasa Indonesia

Struktur Cerita Fantasi beserta Ciri, Jenis, hingga Kebahasaannya!

Struktur Cerita Fantasi
Written by Siti Badriyah

Struktur Cerita Fantasi – Harry Potter Universe, Percy Jackson and the gang, Seri Bumi-nya Tere Liye, Lord of The Rings, dan Hunger Games adalah sedikit contoh dari ribuan judul cerita fantasi. Baik buku maupun film nya laris manis di pasaran. Tapi sebenarnya, apa yang dimaksud cerita fantasi?

Tak bisa dipungkiri, semua judul tersebut merupakan mahakarya yang tidak bisa dibandingkan satu sama lain. Menariknya, mereka punya satu kesamaan, yaitu lahir dari imajinasi penulisnya, dan siapa saja bisa menjadi penulis cerita fantasi, termasuk kamu.

Nah Grameds, dalam artikel kali ini kita akan membahas tentang struktur cerita fantasi, pengertiannya, ciri-ciri dan jenisnya, hingga contoh karyanya. Kalau kamu tertarik untuk menulis cerita seperti Harry Potter atau Percy Jackson, simak artikelnya sampai habis, ya!

Pengertian Cerita Fantasi

Cerita fantasi pada dasarnya merupakan cerita yang lahir dari imajinasi penulis dan isinya sengaja dibuat berlebihan. Di dalamnya terdapat hal-hal yang ajaib, misterius, aneh, unik, dan tidak ada dalam kehidupan nyata. Misalnya seperti manusia yang bisa terbang, manusia super kuat, atau benda-benda yang melayang.

Secara spesifik, cerita fantasi oleh Kusmini (2010) digambarkan sebagai cerita yang menggambarkan suasana atau peristiwa-peristiwa di luar akal sehat; dunia khayalan yang dibuat sangat mirip dengan kenyataan.

Struktur Cerita Fantasi

Karena lahir dari imajinasi, berarti cerita fantasi termasuk buah dari lamunan, khayalan, atau fantasi penulisnya. Karena itu tak heran jika Hersiati (2016) mengatakan jenis cerita sangat efektif untuk mengasah kreativitas sebab orang yang aktif berfantasi biasanya memiliki pikiran yang out of the box.

Struktur Cerita Fantasi

Struktur Cerita Fantasi

unsplash.com

Setiap jenis teks atau cerita pasti mempunyai struktur yang menjadi kerangka dasarnya yang mencerminkan pola pikir penulisnya. Itulah sebabnya, untuk menulis cerita fantasi kamu harus menguasai struktur teksnya. Lalu, bagaimana struktur yang ada pada teks fantasi? Ini penjelasannya.

1. Orientasi (pengenalan)

Orientasi dalam struktur cerita fantasi sama artinya dengan orientasi yang ada pada kegiatan Masa Orientasi Mahasiswa/siswa Baru, yaitu pengenalan. Dalam jenis cerita ini, orientasi berfungsi untuk mengantarkan cerita kepada pembacanya.

Di tahap ini, penulis biasanya mengenalkan tokoh-tokohnya, menjelaskan tempat peristiwanya, menggambarkan kemungkinan peristiwa yang akan terjadi, dan lain sebagainya.

Singkat kata, bagian orientasi ini menyelaraskan pemikiran penulis dari dunia nyata menuju ke dunia fantasi yang sifatnya lebih abstrak. Biar lebih mudah dipahami, coba perhatikan contoh bagian orientasi di bawah ini:

“Di sebuah perempatan jalan yang sangat ramai, terdapat sebuah tonggak lampu lalu lintas. Hijau, Kuning, dan Merah menyala bergantian. Hijau berseru kepada para pengendara untuk melanjutkan perjalanan. Kuning mengingatkan pengendara untuk berhati-hati. Merah mengatakan pada para pengendara untuk berhenti. Pengendara selalu mematuhi perkataan mereka.”

Dari contoh di atas, bisa dilihat bahwa si penulis ingin menunjukkan sebuah dunia di mana lampu lalu lintas dibuat hidup seperti layaknya manusia. Hal ini ditunjukkan dengan kata berseru, mengingatkan, dan mengatakan yang merupakan majas personifikasi.

Mustahil, dong, di dunia nyata ada lampu lalu lintas yang marah-marah ke pengendara karena menerobos lampu merah?

2. Komplikasi (inti cerita)

Komplikasi sederhananya merupakan bagian di mana penulisnya mulai mengajak pembaca mengikuti rangkaian peristiwa hingga ke bagian klimaks. Biasanya bagian ini dimulai dengan perselisihan kekuatan, kemauan, sikap, pandangan, kehendak, atau pandangan–dan yang lainnya–tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita. Di tahap ini kamu akan menemukan berbagai konflik atau permasalahan.

Misalnya seperti ini:

“Anna mulai mengambil buku gambar di dalam tas sekolahnya. Anna duduk di meja belajar dan mulai menggambar. Pertama-tama, dia menggambar rumah. Tampaknya gambarnya jelek. Anna merobek gambarnya dan menggambar pemandangan. Pemandangannya pun terlihat jelek. Anna merobek lagi buku gambarnya. Terakhir, Anna menggambar kupu-kupu. Kupu-kupunya tampak sangat jelek. Ketika Anna hendak merobeknya, kupu-kupu yang digambarnya tiba-tiba terbang. Anna terkejut dan terjatuh dari tempat duduknya. Anna menatap kupu-kupu itu. “Kenapa kamu mau hendak merobek kami?” Mendengar kupu-kupu itu bicara, Anna pun makin terkejut. “Aku… aku… hendak merobekmu karena jelek.” Kupu-kupu mengepakan sayap-sayapnya mengelilingi Anna. “Tidak ada yang jelek Anna. Selama itu hasil karyamu, semuanya akan menghargainya. Namun, kamu harus menghargai karyamu sendiri terlebih dahulu.” Anna terkagum dengan ucapan kupu-kupu.”

Dalam contoh di atas, ada tiga konflik yang muncul. Pertama saat Anna merobek gambar rumah yang sudah dia buat; kedua saat Anna merobek gambar pemandangan, ketiga saat Anna akan merobek gambar kupu-kupu namun dibatalkan karena gambar yang dia buat tiba-tiba menjadi hidup. Dari konflik satu ke konflik yang lainnya terasa ada peningkatan intensitas.

3. Resolusi (akhir konflik)

Bagian ini merupakan rangkaian peristiwa atau kejadian yang berfungsi menjawab atau menyelesaikan setiap masalah yang disuguhkan kepada pembaca di bagian komplikasi tadi. Contohnya begini:

“Di suatu pagi, lampu lalu lintas sudah kembali normal. Hijau, Kuning, dan Merah sudah bekerja lagi pada tempatnya. “Kalian sudah kembali?” tanya polisi yang menggantikan mereka. “Sudah pak. Pekerjaan kami ternyata memang disini,” ujar Merah. “Kami tidak sanggup mengerjakan pekerjaan lain,” ujar Hijau. “Baguslah kalau begitu. Jalan ini akan lancar karena kalian.”

Dari paragraf singkat tersebut, kita bisa mengetahui bahwa konflik sudah selesai dari ucapan terakhir polisi yang berbincang dengan si Merah, yaitu “baguslah kalau begitu. Jalan ini akan lancar karena kalian.”

Struktur Cerita Fantasi

4. Ending (penutup cerita)

Ending adalah bagian penutup cerita yang bisa dibagi menjadi dua jenis, pertama happy ending dan yang kedua sad ending. Happy ending berarti cerita berakhir dengan kebahagiaan tokohnya, sedangkan sad ending berarti cerita berakhir dengan kurang menyenangkan bagi tokohnya.

Ciri-Ciri Cerita Fantasi

Selain struktur, cerita fantasi juga memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan jenis cerita lainnya, yaitu:

1. Ide cerita yang terbuka

Ide cerita yang terbuka di sini maksudnya adalah penulis bisa mengembangkan cerita yang sedang ditulis sesuai keinginannya, tanpa perlu memikirkan batasan realita. Misalnya, kamu boleh menulis cerita tentang manusia yang bisa terbang secepat kilat, hewan-hewan yang bisa berbicara, atau bahkan manusia yang tiba-tiba berubah menjadi serangga saat bangun tidur.

2. Berisi hal yang misterius dan sedikit aneh

Keanehan adalah teman sejati cerita fantasi, mereka tidak bisa dipisahkan sama sekali. Di mana ada fantasi di situ pasti ada keanehan. Karena itu, kalau kamu menemukan keanehan dalam sebuah cerita, maka cerita itu bisa dikategorikan sebagai cerita fantasi.

Keanehan di sini bentuknya bisa bermacam-macam, namun intinya adalah membuat sesuatu yang mustahil menjadi tidak mustahil dan yang tidak ada menjadi ada.

Struktur Cerita Fantasi

3. Latar yang tidak terbatas

JK Rowling, dalam Harry Potter, membuat sekolah penyihirnya sendiri; Rick Riordan dalam cerita Percy Jackson membuat perkemahan blasteran–anak-anak yang lahir dari hubungan antara dewa dan manusia, bahkan Suzanne Collins membuat dunia yang penuh diskriminasi untuk cerita Hunger Games-nya.

Semua latar tempat tersebut tidak ada yang benar-benar nyata, namun justru ini juga yang membuat cerita fantasi berbeda dengan cerita lainnya. Penulis bebas membuat latar tempatnya sendiri tanpa memperdulikan batasan-batasan seperti “masuk akal atau tidak”.

4. Tokoh yang unik atau aneh

Tokoh-tokoh yang ada pada teks fantasi biasanya mempunyai keunikan atau keanehannya sendiri. Karena itu, sangat sulit membandingkan satu tokoh dengan tokoh lain yang ada di cerita berbeda.

Contohnya, Katnis Everdeen, Harry Potter, dan Percy Jackson. Mereka punya kelebihannya masing-masing yang tidak bisa dibandingkan sama sekali.

5. Sifatnya fiktif

Yup, ciri utama dari sebuah cerita fantasi adalah sifatnya yang fiktif alias bukan kenyataan. Biasanya penulis terinspirasi dari latar atau objek nyata yang ada di dalam kehidupan sehari-hari namun diberi sentuhan fantasi.

Contohnya seperti Camp Jupiter dalam cerita Percy Jackson yang disebutkan berada di San Francisco, California, Amerika Serikat atau Hogwarts yang–katanya–ada di satu daerah terpencil di Inggris sana.

Unsur Kebahasaan Cerita Fantasi

Semua struktur teks selalu memiliki unsur kebahasaan yang dapat mengekspresikan pikiran penulisnya. Kebahasaan ini biasanya berkaitan dengan satuan kebahasaan yang menjadi penghubung bagian-bagian yang ada di dalam teks. Dalam teks fantasi, unsur kebahasaan yang banyak dipakai adalah:

  1. Kata ganti dan nama orang untuk sudut pandang penceritaan (aku, dia, mereka, Anna, Katnis). Misalnya: “Hai, aku Anna Karenina. Anak penjahit baju yang tinggal di ujung gang ini.”
  2. Kata yang berhubungan dengan panca indera untuk mendeskripsikan latar tempat, waktu, dan suasana. Contohnya: “Setiap sore, aku sering membantu ayahku menjahit di rumah setelah pulang sekolah”.
  3. Kata sambung untuk menandakan urutan waktu, kedatangan tokoh lain, atau perubahan latar. Seperti: Setelah itu, tiba-tiba, sebelum, kemudian, saat, dan sebagainya.
  4. Kata atau ungkapan keterkejutan yang berfungsi untuk memulai masalah. Misalnya: “Aku kaget saat mengetahui minggu ini ayah harus menjahit 10 baju”.
  5. Menggunakan kalimat langsung atau dialog di dalam cerita. Seperti: “Anna, cepat makan dulu!” Kata ibu. “Nanti saja, Bu. Aku baru makan di rumah Eni tadi siang.”

Jenis-Jenis Cerita Fantasi

Struktur Cerita Fantasi

unsplash.com

Berdasarkan kesesuaiannya dengan kehidupan nyata dan juga latar cerita, teks fantasi bisa dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Berdasarkan Kesesuaiannya Dengan Kehidupan Nyata

a. Cerita fantasi total

Ini adalah jenis yang karakter, cerita, latar, serta semua unsurnya benar-benar fantasi atau tidak ada dalam kehidupan nyata. Misalnya seperti kerajaan yang ada di atas langit.

b. Cerita fantasi irisan

Jenis ini biasanya menggunakan latar tempat atau nama peristiwa yang ada di dunia nyata, misalnya seperti Camp Jupiter di San Fransisco.

2. Berdasarkan Latar Ceritanya

a. Cerita fantasi sezaman

Jenis ini umumnya hanya menggunakan satu latar waktu saja, baik masa lalu, masa sekarang, atau masa datang.

b. Cerita fantasi lintas waktu

Jenis cerita fiksi Ini adalah jenis yang menggunakan dua latar waktu berbeda. Misalnya masa lalu dan masa sekarang atau masa sekarang dan masa depan.

Langkah-Langkah Menulis Cerita Fantasi

Nah, setelah mengetahui struktur cerita fantasi, ciri-ciri, jenis-jenis, dan unsur kebahasaannya, kamu tinggal membuat cerita fantasimu sendiri dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini:

1. Menentukan topik atau ide

Sebelum mulai menulis, tentukan dulu topik atau ide yang akan kamu gunakan. Biar lebih mudah, carilah ide dari hal-hal yang ada di sekitarmu lalu beri sentuhan fantasi. Contohnya seperti buku tulis yang bisa menceritakan apa yang ditulis oleh pemiliknya atau gambar yang bisa berbicara dan sebagainya.

2. Tulis menjadi sebuah pernyataan

Setelah mendapatkan ide atau topik yang akan digunakan, selanjutnya tulis menjadi sebuah pernyataan agar kamu bisa mulai menulis teks fantasimu sendiri.

3. Tentukan latar ceritanya

Langkah ketiga, tentukan latar tempat, waktu, dan suasana yang akan kamu gunakan dalam ceritamu. Tujuannya agar ceritamu jadi lebih menarik dan mencegah pembaca kebingungan saat membacanya. Kamu bisa mengenalkan setiap latar di bagian orientasi (pengenalan) lalu kemudian dikembangkan lagi di bagian komplikasi.

4. Deskripsikan setiap tokoh

Tulis deskripsi setiap tokoh yang akan kamu munculkan dalam cerita. Siapa saja namanya, bagaimana wataknya, seperti apa karakternya, dan informasi lain yang bisa menggambarkan tokoh lebih jelas agar bisa dipahami oleh pembaca.

5. Buat garis besar cerita

Yang kelima, buat garis besar cerita sejak pengenalan hingga akhir cerita dalam bentuk poin-poin. Dengan begitu, kamu tidak akan kebingungan saat mengembangkan ceritanya nanti.

6. Kembangkan cerita

Selanjutnya, kembangkan cerita yang sudah kamu rencanakan menjadi karya yang menarik untuk dibaca.

7. Buat judul yang menarik

Setelah mengembangkan cerita, jangan lupa untuk membuat judul yang menarik dan bisa menangkap perhatian pembaca

8. Baca kembali dan edit

Baca sekali lagi cerita yang sudah kamu buat dan perbaiki setiap kesalahan yang kamu temukan. Misalnya seperti typo, diksi yang kurang pas, atau kalimat yang rancu.

9. Publikasikan ceritamu

Terakhir, publikasikan cerita yang kamu buat dalam media yang kamu pilih sendiri. Saat ini banyak media penulisan yang bisa kamu gunakan. Mulai dari blog pribadi, platform menulis, media daring, atau bahkan dikirimkan ke penerbit untuk dicetak menjadi buku.

Contoh Cerita Fantasi

Portal Waktu

Albert Hanggara, si jenius penyuka fisika. Ia tinggal di Kota Metropolis, kota di mana semua teknologi terbaru ditemukan. Di sini semua hal mutakhir sangat mudah ditemukan. Albert tinggal bersama orang tuanya. Proft Smith ayah Albert adalah penemu teknologi transportasi antar galaxy. Ibu Albert merupakan dokter bedah terkenal di Metropolis. Tak heran, Albert tumbuh menjadi seorang anak yang sangat menyukai penemuan berkaitan dengan teknologi.

Pagi ini Albert pergi ke laboratorium milik ayahnya. Ia telah memakai laboratorium ini sejak tahun lalu. Di sinilah ia bisa mengembangkan berbagai macam penemuan berdasarkan pengetahuannya. Di tempat ini pulalah ia belajar dengan Prof. Era, seorang ahli portal waktu.

“Portal waktumu belum siap digunakan, masih memerlukan beberapa ujicoba,” kata Prof. Era.

“Tapi aku ingin memakainya, Prof, portalku sudah siap,” jawab Albert.

“Masih terlalu berbahaya, jangan digunakan. Maaf Albert, hari ini tidak bisa menemanimu belajar. Ada undangan ilmuwan yang harus dihadiri. Nanti jangan lupa mengunci pintu laboratorium,” kata Profesor.

Baik Profesor,” jawab Albert.

Sepeninggal Prof. Era, Albert tetap merasa bahwa portalnya sudah siap digunakan. Tanpa pikir panjang, ia menyalakan tombolnya.

“Piiiipppp….piiip….., selamat datang di portal waktu, gerbang ke mana saja, masukkan koordinat lokasi dan waktu yang diinginkan,” mesin portal waktu berbunyi.

METROPOLIS 33’77’00’01 TAHUN 3019

Albert mengetik tujuannya. “Ready,…..Syuuuuutt……!”

Albert merasa melayang-layang di udara. Ia keluar melangkah dari gerbang waktu. Ia merasa sangat takjub. Metropolis seribu tahun ke depan sangatlah maju. Segala sesuatunya serba otomatis. Ia terus berjalan, menikmati keindahan kota Metropolis.

Setelah lelah berjalan, Albert menyalakan arlojinya. “Portal 5544 call!” teriak Albert. Ia memanggil portalnya. Aneh, portalnya tidak merespon. Ia kembali mengamati arlojinya. Gawat! Portalnya tidak ada dalam radar. Itu artinya portalnya hilang! Hah, itu berarti ia tak bisa kembali.

Tubuh Albert lemas. Ia teringat ucapan Prof. Era. Ia terduduk di trotoar. Tubuhnya gemetaran. Ia terkejut dan juga takut. Ia masih tidak percaya dengan apa yang dialaminya.

“Nak, kamu siapa?”

Tiba-tiba ada suara kakek tua menyapanya. Ia sangat terkejut. Belum sempat ia menjawab, kakek tua itu kembali berkata, “Kamu pasti tersesat, ayo, ikut aku,”ucapnya sambil menarik tangan Albert.

Albert sangat ketakutan sehingga ia tak mampu lagi menolak. Ia berjalan bersama kakek itu. “Aku pertapa, penjelajah portal waktu. Dari pakaianmu, aku tahu kamu bukanlah berasal dari zaman ini. Waktuku tidak banyak untuk menolongmu. Ayo cepat!” katanya.

Pertapa mendorong Albert, tiba-tiba ada gerbang waktu di hadapannya. “Cepatlah, masukkan koordinat mu, aku harus pergi!” kata pertapa sambil berlari menjauh. Gemetar, Albert memasukkan koordinatnya.

Albert pingsan. Saat bangun ia telah berada dalam laboratorium. “Terima kasih pertapa,” ucapnya lirih.

Pertarungan di Pagi Buta

Masa itu,ketika mentari belum memunculkan sinarnya,ayam jago masih terlelap belum melakukan berkokok. Namun,pak Yono telah bangun dan keluar rumahnya. Dengan kulit keriput tipisnya memikul sebuah pacul di bahu kanan nya sedangkan tangan kirinya membawa keranjang besar mulai melawan dinginya angin pagi yang seolah dapat membekukan udara sekalipun.

Ketika pak Yono sedang memacu langkahnya menuju sawah. Ia terhenti oleh sebuah tangisan kecil yang berasal dari seorang bayi. Dengan penuh rasa penasaran akhirnya pak Yono mencari arah sumber suara tersebut. Tidak sulit untuk menemukan sumber suara tangisan tersebut karena keadaan masih hening dan lengan. Tak lama kemudian seorang bayi mungil terlihat tergeletak di sebuah pohon beringin nan besar. Dengan perasaan bimbang pak Yono bertanya dalam hati “Siapa ibu dari bayi ini? Apakah aku harus mengambilnya?”

Ketika hendak mengambil bayi tersebut,dari belakang datanglah seekor harimau besar dating menerkam pak Yono. Menyadari kedatangan harimau tersebut pak Yono akhirnya kedatangan seekor harimau. Nampaknya harimau itu lapar karena menatap bayi dengan sangat tajam. Pak Yono hanya memiliki sebuah cangkul untuk mempertahankan nyawanya.

Dengan penuh rasa takut ia mengayunkan cangkulnya berharap dapat menakuti harimau. Namun harimau berbalik menyerang pak Yono. Terkaman harimau yang cepat tidak dapat dihindari pak Yono,akhirnya ia terluka dan jatuh tersungkur ke tanah. Saat harimau hendak menerkam kembali dengan sigap pak Yono mengambil cangkul yang ada di sampingnya dan diayunkan sekuat tenaganya kearah harimau. Tanpa diduga,ayunan cangkul pak Yono berhasil menyobek perut sang harimau.

Penutup

Demikian pembahasan tentang struktur cerita fiksi dan contohnya. Semoga semua pembahasan di atas bermanfaat sekaligus menambah wawasan Grameds.

Jika ingin mencari buku tentang sastra atau penulisan kreatif, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com. Membaca banyak buku dan artikel tidak akan pernah merugikan kalian, karena Grameds akan mendapatkan informasi dan pengetahuan #LebihDenganMembaca.

Penulis: Gilang Oktaviana Putra

Referensi:

  • Harsiati, Titik (2016), Bahasa Indonesia.
  • Ika, Febriyanti (2020), Peningkatan Kemampuan Menalaah Struktur Cerita Fantasi Menggunakan Metode Peta Pikiran
  • Finny Rizkiah Putri (2018), Struktur dan Kebahasaan Teks Cerita Fantasi Karya Siswa Kelas VII SMP Pembangunan Laboratorium
  • Setiawati, Mirna (2020).Peningkatan Kemampuan Menelaah Struktur dan Kebahasaan Teks Cerita Fantasi Serta Mengonstruksi Teks Cerita Fantasi Dengan Menggunakan Metode Jigsaw (Penelitian Tindakan Kelas pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2019/2020).

BACA JUGA:

  1. Struktur Teks Cerita Sejarah – Jenis, Nilai-Nilai, dan Contohnya
  2. Pengertian Cerpen: Struktur, Fungsi, Ciri, Unsur, dan Contoh
  3. Memahami Pengertian Hingga Struktur Teks Narasi
  4. Pengertian Struktur Fabel: Ciri-Ciri, Jenis, Unsur Intrinsik
  5. Recount Text: Pengertian, Struktur, dan Contoh

About the author

Siti Badriyah

Tulis menulis menjadi salah satu hobi saya. Dengan menulis, saya menyebarkan beragam informasi untuk orang lain. Tak hanya itu, menulis juga menggugah daya berpikir saya, sehingga lebih banyak informasi yang dapat saya tampung.

Kontak media sosial Instagram saya Siti Badriyah