Sosial Budaya

Watak dan Arti Weton Senin Wage Menurut Primbon Jawa

Written by Umam

Weton Senin Wage – Kalender Jawa hingga saat ini masih tetap dipakai untuk menentukan berbagai kegiatan penting, yaitu kegiatan menentukan hari baik untuk pernikahan, khitanan, acara kematian, mendirikan rumah, dan berpergian.

Masyarakat Jawa umumnya beranggapan jika mereka harus memastikan hari baik terlebih dahulu untuk melakukan berbagai kegiatan, misalnya kegiatan pernikahan harus dipastikan terlebih dahulu hari baiknya agar calon pasangan nantinya tidak akan mendapatkan kejadian buruk, baik itu sebelum atau sesudah menikah.

Senin Wage

Simbol siklus pasaran dalam kalender Jawa (William Home Lizars/Public domain).

Masyarakat memandang bahwa kalender Jawa itu mempunyai nilai kesakralan tersendiri. Beberapa ciri-ciri kesakralan itu adalah dihormati manusia, memberikan adanya kekuatan, memunculkan rasa takut, ditandai sifat ambigu, dijunjung tinggi, manfaatnya tidak dapat dinalar, serta menekankan tuntunan dan kewajiban bagi para penganut dan pemujanya.

Berkaitan dengan adanya keyakinan dan juga kepercayaan terhadap suatu hal di dalam kalender Jawa, semua itu tergantung dari pandangan tiap-tiap individu masyarakat yang menilainya.

Kami selaku penulis dan editor hanya dapat memberikan saran agar pembaca dapat mengambil sisi positif dari eksistensi kalender Jawa di dalam kehidupan yang sudah modern ini.

Berbagai perilaku sosial yang dilaksanakan oleh masyarakat dalam menyuarakan adanya kalender Jawa merupakan sebuah folkways (kebiasaan) yang berhubungan dengan masalah-masalah di kehidupan sosial, suatu mores (tata kelakuan) terkait kehidupan sosial, dan juga suatu tradition (adat).

Weton Senin Wage Wanita dan Laki-Laki

Dalam sistem penanggalan Jawa, terdapat deretan nama-nama hari yang dipakai sebagai penanda hari. Nama hari itu dikenal dengan nama hari pasaran, yang juga disebut dengan siklus mingguan pancawara.

Lima hari pasaran yang ada di dalam sistem kalender Jawa, yaitu Kliwon, Legi, Pahing, Pon, dan Wage. Selain itu, kalender Jawa juga memakai siklus hari mingguan yang terdiri atas hari Ahad sampai dengan Sabtu, yang juga dikenal dengan saptawara.

Ada satu hari di antara sederet nama hari itu yang dikenal dengan nama Senin Wage. Bagi seseorang yang hitungan Jawanya lahir pada hari Senin Wage, dia dipercaya mempunyai karakter menyerupai api, yaitu gampang marah dan meledak-ledak. Selain itu, dia juga dipercaya mempunyai pendirian yang kuat dan gaya bicara yang tegas.

Rahasia lain dari seseorang dengan weton Senin Wage adalah memiliki aura berwarna hitam yang begitu menonjol dan menjadi cerminan.

Ini dikarenakan berbagai jenis watak buruk telah mendarah daging di dalam dirinya. Weton Senin Wage juga mempunyai aura positif, meskipun aura hitam di dalam dirinya sangat menonjol, yaitu gemar menolong tanpa pamrih, murah hati, dan setia.

Berdasarkan aura positif yang dimilikinya itu, hal tersebut dapat membuat kepribadian dari weton Senin Wage terlihat tidak munafik, tidak bermuka dua, dan tidak berlebihan mencari perhatian dari orang lain.

1. Watak

Senin Wage merupakan weton dengan neptu yang tergolong kecil, yaitu Senin (4) dan Wage (4) yang jika dikombinasikan menjadi neptu 8. Berdasarkan penjelasan di Kitab Primbon Jawa Kuno, orang-orang yang lahir pada weton itu mempunyai watak lakuning geni atau sangat berapi-api.

Maksud dari berapi-api di sini adalah begitu bersemangat dalam segala hal, bahkan dapat dikatakan hiperaktif.

Orang tersebut juga dikenal sebagai individu yang sangat angkuh, ambisius, kejam, dan tinggi hati. Semua watak tersebut dikatakan telah mendarah daging dan akan semakin buruk lagi jika mereka tidak memperoleh perhatian yang baik dari keluarga maupun lingkungannya.

Oleh karena itu, bagi para orang tua yang mempunyai anak dengan weton Senin Wage diharapkan agar anak tersebut tetap diperlakukan dengan tulus dan baik. Jika watak buruk mereka sampai keluar, masa depan si anak kemungkinan juga akan suram karena dia akan merasa kesusahan mencari teman dan lebih senang menyendiri.

Selain watak buruk itu, orang-orang yang lahir pada Senin Wage juga mempunyai beberapa sifat baik, yaitu sangat setia, hemat, penurut, dan suka menolong tanpa pandang bulu. Oleh karena itu, jika watak buruknya selalu ditekan, kepribadian positif dari weton tersebut akan muncul dengan sendirinya.

2. Karier

Untuk urusan karier, weton yang satu ini cukup merepotkan, bahkan dapat dikatakan susah memperoleh pekerjaan yang cocok.

Hal tersebut dikarenakan weton Senin Wage umumnya mempunyai karakter yang begitu sensitif dan gampang tersinggung. Inilah yang menyebabkan perjalanan kariernya akan penuh dengan lika-liku dan cobaan yang cukup berat.

Namun demikian, dirinya akan bekerja dengan serius setelah memperoleh pekerjaan yang tepat. Beberapa pekerjaan yang cocok bagi weton Senin Wage adalah karyawan, buruh, dan pekerja lepas. Ini dikarenakan pekerjaan-pekerjaan itu tidak terlalu memerlukan kesabaran.

Weton Senin Wage tidak cocok untuk membangun usaha sendiri dikarenakan mentalnya kurang teruji dengan semua tantangan yang ada di depannya.

3. Jodoh dan Cinta

Beralih ke urusan asmara dari Senin Wage. Mereka sangat cocok jika disandingkan dengan seseorang yang lahir dengan jumlah neptu 11 atau 16. Beberapa contoh weton dengan jumlah neptu itu adalah Senin Pon, Selasa Kliwon, Rabu Wage, Kamis Kliwon, Jumat Legi, dan Sabtu Pon.

Namun demikian, tidak berarti orang-orang selain weton-weton itu akan mendatangkan kesengsaraan bagi Senin Wage. Orang-orang yang lahir dengan weton Senin Wage akan lebih cocok jika disandingkan dengan weton-weton yang telah disebutkan di atas.

Hal tersebut dikarenakan karakter dan watak keduanya akan saling melengkapi satu sama lain, khususnya dalam perkara rumah tangga.

Sayangnya, orang-orang yang mempunyai weton Senin Wage akan tetap mendapatkan beberapa permasalahan yang dapat merusak hubungan asmara, meskipun memperoleh pasangan dengan neptu yang tepat. Mereka hanya tinggal menjalaninya dengan pasangan agar hubungan yang telah dibangun tetap bertahan selamanya.

4. Rezeki

Seseorang dengan weton Senin Wage dalam hal rezeki dapat dikatakan cukup sulit. Namun, hal tersebut tidak akan memengaruhi mereka yang telah meraih kesuksesan ketika masih muda. Kesuksesan itu akan terus berlanjut sampai nanti mereka tua.

Oleh karena itu, jika kalian telah memperoleh kesuksesan saat masih berusia muda, harap selalu berhati-hati dengan rezeki yang telah diperoleh itu. Selanjutnya, bagi kalian yang belum memperoleh sukses pada usia muda, cobalah untuk keluar dari zona nyaman dan lakukan sesuatu yang berbeda.


Itulah artikel terkait “weton Senin Wage” yang bisa kalian gunakan untuk referensi dan bahan bacaan. Jika ada saran, pertanyaan, dan kritik, silakan tulis di kotak komentar bawah ini. Bagikan juga tulisan ini di akun media sosial supaya teman-teman kalian juga bisa mendapatkan manfaat yang sama.

Untuk mendapatkan lebih banyak informasi, Grameds juga bisa membaca buku yang tersedia di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan dan pengetahuan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca. Semoga bermanfaat!

Rujukan

  • Endraswara, Suwardi. 2018. Agama Jawa: Ajaran, Amalan, dan Asal-Usul Kejawen. Yogyakarta: Narasi.
  • Purwanti, Lilik. 2021. Weton: Penentu Praktik Manajemen Laba. Malang: Penerbit Peneleh.
  • Rudhito, Andy. 2019. Matematika dalam Budaya: Kumpulan Kajian Etnomatematika. Sleman: Garudhawaca.

Rekomendasi Buku Terkait Senin Wage

1. Agama Jawa: Ajaran, Amalan, dan Asal-Usul Kejawen

Senin Wage

button rahmadKejawen merupakan kepercayaan dari sebuah etnis yang berada di Pulau Jawa. Filsafat kejawen didasari kepada ajaran agama yang dianut oleh filsuf dari Jawa. Kejawen sebenarnya bukanlah sebuah agama, meskipun merupakan suatu kepercayaan.

Menurut naskah-naskah kuno kejawen, kejawen terlihat lebih berupa seni, budaya, tradisi, sikap, ritual, dan filosofi orang-orang Jawa. Orang-orang Jawa yang percaya dengan kejawen relatif taat dengan agamanya.

Mereka tetap melaksanakan perintah agama dan menjauhi larangan dari agamanya. Caranya adalah dengan menjaga diri sebagai orang pribumi. Pada dasarnya, ajaran filsafat kejawen memang mendorong manusia untuk tetap taat dengan Tuhannya. Sejak dahulu kala, orang Jawa memang dikenal mengakui keesaan Tuhan. Itulah yang menjadi inti dari ajaran kejawen sendiri, yaitu dikenal dengan “sangkanparaning dumadi”.

Manusia Jawa memang selalu mencoba mencari harmoni antara alam makrokosmos dan mikrokosmos. Cara yang banyak ditempuh adalah melalui “laku” kebatinan atau ritual mistik kejawen, yaitu untuk menemukan rasa sejati dalam penggambaran sukma.

Fenomena mistik kejawen bagi sebagian orang memang masih mengundang tanda tanya. Bagaimana bentuk, teori, dan tata caranya? Adakah bentuk “laku” kebatinan yang lebih fleksibel bagi manusia modern? Bagaimana melakukan reinterpretasi terhadap mitos-mitos dalam mistik kejawen, sehingga bisa diterima oleh akal rasional?

Buku Agama Jawa ini memuat segala sesuatu tentang kepercayaan orang Jawa dan tradisinya, yang menjadi dasarnya adalah konsepsi manunggaling kawula Gusti (Tuhan bersemayam dalam diri setiap manusia) yang senantiasa dipegang teguh sejak dahulu hingga sekarang. Manembah (menyembah/menjalankan agama Jawa) adalah jalan seseorang untuk dapat menemukan kebahagiaan dan ajal sejatinya.

Istilah agama Jawa memang sering kali memunculkan perdebatan sengit, tetapi tak dapat dipungkiri bahwa pengekspresiannya bagi banyak orang Jawa dianggap mampu memberikan rasa nyaman dan mengatasi kegelisahan hidup. Tentang cara ajaran itu diuraikan, diamalkan, hingga menempati ruang yang demikian istimewa di hati masyarakat Jawa, itulah yang dijabarkan secara lengkap di dalam buku ini.

Agama Jawa adalah buku yang ditulis atas dasar penelitian dari Prof. Dr. Suwardi Endraswara selama bertahun-tahun, seorang pengamat dan pencinta budaya Jawa dan segala sesuatu yang berkaitan dengan ilmu kejawen.

2. Kitab Primbon Jawa Serbaguna Tetap Relevan Sepanjang Masa

Senin Wage

https://www.gramedia.com/products/kitab-primbon-jawa-serbaguna-tetap-relevan-sepanjang-masa?utm_source=bestseller&utm_medium=bestsellerbuku&utm_campaign=seo&utm_content=BestSellerRekomendasi

Kitab primbon adalah sekumpulan kearifan lokal supaya seseorang mampu memahami dirinya, sesamanya, dan alam makrokosmos maupun mikrokosmos tempatnya hidup. Selama ratusan tahun, kitab primbon menjadi pedoman sehari-hari bagi orang Jawa untuk mengartikan berbagai fenomena. Kandungan ilmu di dalam primbon Jawa akan membuat kita mengerti sesuatu yang tidak dimengerti oleh orang lain. Ilmu ini terbukti tetap relevan dalam berbagai situasi dan berguna sepanjang masa.

Hal-hal penting yang termuat dalam Kitab Primbon Jawa Serbaguna ini antara lain:

  • Sifat, hari, pasaran, neptu, bulan, dan tahun.
  • Tabiat manusia menurut waktu kelahiran dan ciri fisik (letak tahi lalat, bentuk kepala, bibir, dagu, raut wajah, dan lain-lain).
  • Aneka perhitungan tentang jodoh dan pernikahan, prosesi perkawinan adat Jawa lengkap dengan upacara selamatannya.
  • Pengobatan tradisional untuk anak dan orang tua dari jamu khusus untuk ibu hamil dan menyusui, memperbanyak air susu ibu (ASI), cara semakin dicintai suami, hingga aneka resep tradisional untuk merawat bayi.
  • Makna berbagai firasat dari mimpi, kedutan, hati yang tiba-tiba berdebar-debar, telinga berdenging, dan lain-lain.
  • Arti dari fenomena alam dan lingkungan sekeliling mulai dari gempa bumi, lolongan anjing, perilaku kucing, tikus, kicau burung, datangnya kupu-kupu, terjadinya halilintar, gerhana matahari dan bulan, dan lain-lain.
  • Perhitungan tentang barang bisa ditemukan atau tidak.

3. Menguak Rahasia Ramalan Jayabaya

Senin Wage

https://www.gramedia.com/products/menguak-rahasia-ramalan-jayabaya-1?utm_source=bestseller&utm_medium=bestsellerbuku&utm_campaign=seo&utm_content=BestSellerRekomendasi

Era reformasi di Nusantara pasca Orde Baru (Orba) telah diramalkan delapan abad silam oleh Jayabaya. Runtuhnya pemimpin tiran, degradasi kualitas pemimpin, dan situasi chaos telah didetailkan dalam ramalan Jayabaya. Gejolak kurs rupiah, krisis politik, gejala perpecahan bangsa, bahkan bencana gempa bumi, tsunami, dan lumpur Lapindo semuanya termuat di dalam ramalan Jayabaya.

Buku ini mengulas mengenai terkuaknya misteri ramalan Jayabaya pada masa kini, serta mencoba membaca tanda-tanda zaman untuk meneropong masa depan bangsa. Bagaimana nasib Nusantara setelah terjadi krisis multidimensi? Siapakah pemimpin Nusantara setelah zaman Kalabendhu berakhir? Temukan jawabannya di buku ini!

4. Bahaya Ramalan vs Dahsyatnya Nubuat dan Penglihatan

https://www.gramedia.com/products/bahaya-ramalan-vs-dahsyatnya-nubuat-dan-penglihatan?utm_source=bestseller&utm_medium=bestsellerbuku&utm_campaign=seo&utm_content=BestSellerRekomendasi

Rumor kiamat 2012 menjamur di internet, berita, dan buku. Ramalan kiamat suku Maya ini muncul dari sebuah kesalahpahaman tentang kalender perhitungan panjang Maya Kuno. Fakta ini menunjukkan jika banyak orang masih memercayai ramalan di tengah modernitas zaman. Minat ini ditunjukkan dengan larisnya buku-buku ramalan, seperti karya Nostradamus, Jayabaya, dan film-film yang menyatakan mengenai kejadian pada masa depan.

Dampak memercayai ramalan pun sangat besar. Ramalan-ramalan yang menakutkan dapat menimbulkan ketakutan yang luar biasa. Akibatnya, mereka melakukan tindakan yang tidak realistis. Alkitab juga menyatakan tentang hal-hal yang akan terjadi pada masa depan. Allah yang Maha Tahu menyatakan pernyataan-Nya tentang masa depan melalui nubuat dan penglihatan yang disampaikan-Nya kepada orang-orang pilihan-Nya. Apakah nubuat dan penglihatan itu sama dengan ramalan? Temukan jawabannya di dalam buku ini!

Buku ini mengupas tentang apa, bagaimana, dan siapa yang ada di balik ramalan, nubuat, dan penglihat. Anda akan memahami bahaya besar yang ada di balik ramalan itu. Buku ini menolong Anda untuk tidak memercayai ramalan, tetapi memercayai Tuhan dalam melihat masa depan.

5. Pitutur Wong Jawa: Belajar Bijak Ala Orang Jawa

Dalam budaya Jawa terdapat banyak nasihat atau pitutur yang dapat kita petik hikmahnya. Pitutur ini berasal dari serat-serat (kumpulan nasihat yang dibukukan) seperti Serat Kalatidha, Serat Wulangreh, Serat Centhini, dan banyak lainnya. Secara umum, serat-serat yang diciptakan para pujangga besar seperti R. Ngabehi Ranggawarsita, R. Ngabehi Yasadipura II, dan Sultan Agung ditulis sekitar tahun 1700-an. Lalu, masihkah relevan dengan masa sekarang? Ternyata, banyak pitutur yang diciptakan itu masih bisa diterapkan hingga saat ini, misalnya nasihat tentang ilmu sejati (menjalankan perintah dan menjauhi larangan Tuhan) hingga menghindari sikap hedonisme dengan menjalankan laku prihatin.

Buku berjudul Pitutur Wong Jawa: Belajar Bijak Ala Orang Jawa ini adalah buku tentang kebudayaan Jawa, khususnya membahas kebijaksanaan-kebijaksanaan yang terkandung di dalam berbagai serat-serat Jawa tempo dahulu. Selain itu, buku ini adalah sebuah cara untuk mempertahankan budaya Jawa yang adiluhung dan berkarakter. Buku ini ditulis oleh Asti Musman, seorang penulis yang sudah malang-melintang di dalam kepenulisan budaya Jawa dan seluruh tulisannya dirisetnya sendiri selama berbulan-bulan dari lontar-lontar lama yang masih tersimpan di beberapa perpustakaan Yogyakarta.

BACA JUGA:

About the author

Umam

Perkenalkan saya Umam dan memiliki hobi menulis. Saya juga senang menulis tema sosial budaya. Sebelum membuat tulisan, saya akan melakukan riset terlebih dahulu agar tulisan yang dihasilkan bisa lebih menarik dan mudah dipahami.