Politik Ekonomi Sosiologi

Pengertian Propaganda: Sejarah, Macam, Teknik, dan Media Propaganda

pengertian propaganda
Written by M. Aris Yusuf

Pengertian propaganda – Propaganda adalah salah satu bentuk komunikasi yang saat ini banyak dianggap bermuatan dan memiliki konotasi negatif oleh banyak orang. Kita juga seringkali beranggapan bahwa propaganda hanya dilakukan dalam masa perang atau masa-masa yang menegangkan.

Grameds, tahukah kamu bahwa propaganda diterapkan dalam berbagai hal dan memiliki arti serta tujuan? Lalu, sebenarnya, apa itu pengertian propaganda?

Pertanyaan seperti itu mungkin saja ada di dalam pikiran seseorang. Namun, tak perlu khawatir karena artikel ini akan membahas lebih dalam tentang propaganda, mulai dari pengertian propaganda, sejarah, hingga media yang digunakan. Jadi, simak ulasannya sampai habis, Grameds.

Pengertian Propaganda

pengertian propaganda

Sumber: Pixabay

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), propaganda adalah penerangan atau paham, pendapat, dan sebagainya, benar atau salah, yang dikembangkan untuk tujuan meyakinkan orang agar menganut suatu sikap, aliran, atau arah tindakan tertentu.

Secara umum, propaganda ialah jenis komunikasi yang dilakukan dengan tujuan mempengaruhi reaksi serta pandangan orang lain tanpa peduli nilai kebenaran dari pesan yang disampaikan. Propaganda ini berperan meyakinkan pendapat-pendapat tertentu tanpa perlu mengemukakan alasan-alasan atau argumen terkait.

Pengertian Propaganda Menurut Ahli

Selain pengertian propaganda di atas, Gramedia juga merangkum pengertian propaganda menurut para ahli:

Ralph D. Casey

Bagi Ralph D. Casey, propaganda adalah suatu bentuk usaha yang akan dilakukan secara sadar dan sengaja untuk menetapkan suatu sikap dan mengubah pendapat yang berkaitan dengan doktrin atau program dari pihak lain. Ini adalah tindakan dari berbagai lembaga komunikasi untuk menyebarkan fakta dalam semangat kejujuran dan objektivitas.

Propaganda Romusha Sandiwara Dari Jepang

https://www.gramedia.com/products/propaganda-romusha-sandiwara-dari-jepang?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Bernays

Sementara itu, Bernays menyebut bahwa pengertian propaganda sebagai usaha yang bersifat konsisten dan secara terus-menerus agar bisa membentuk dan menciptakan berbagai peristiwa yang bertujuan mempengaruhi suatu hubungan publik dengan kelompok atau penguasa.

Onong Uchjana Effendy

Menurut Onong Uchjana Effendy, propaganda adalah suatu bentuk komunikasi secara terencana, sistematis, dan berulang agar mempengaruhi seseorang, khalayak, atau bangsa agar mereka melakukan kegiatan tertentu dengan kesadaran sendiri, tanpa paksaan atau dipaksa.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa propaganda merupakan suatu bentuk penyebaran informasi berupa fakta, rumor, atau argumen, yang benar, setengah benar, atau bahkan kebohongan, demi mempengaruhi opini publik.

Lebih rinci, propaganda adalah wujud upaya yang sistematis, yang bertujuan untuk memanipulasi sikap, kepercayaan, atau tindakan orang lain melalui simbol, seperti gerak tubuh, kata-kata, spanduk, musik, pakaian, gaya rambut, desain, dan sebagainya.

Hal ini dilakukan dengan sengaja dan bertekanan relatif berat terkait manipulasi, yang mana sulit membedakan propaganda dengan pertukaran ide yang bebas atau percakapan biasa. Pasalnya, propagandis (orang yang melakukan propaganda) punya satu atau serangkaian tujuan tertentu.

Sejarah Propaganda

pengertian propaganda

Sumber: Burst.Shopify

Untuk pertama kali, istilah propaganda agaknya digunakan secara umum di Eropa. Mengutip American Historical Association, istilah ini digunakan sebagai akibat dari kegiatan misionaris gereja katolik. Pada 1622, Paus Gregorius XV menciptakan Kongregasi untuk Penyebaran Iman di Roma.

Hal ini merupakan komisi para kardinal yang bertugas mengatur urusan gereja di negeri-negeri dan menyebarkan iman di sana. Untuk melatih para imam menjalankan misi mereka, sebuah Kolese Propaganda didirikan di bawah Paus Urbanus VIII.

Sebenarnya, propaganda dalam asal-usulnya merupakan kata kuno dan terhormat. Pasalnya, kegiatan keagamaan yang diasosiasikan dengan propaganda perlu perhatian penuh hormat dari umat manusia. Namun, di kemudian hari, kata tersebut menjadi kata bermuatan tidak jujur, egois, atau subversif.

Dalam periode sejarah atau sepanjang abad pertengahan hingga kemudian ke zaman modern, situs AHA menyebut telah terjadi propaganda dan tidak ada orang yang hidup tanpanya. Misalnya, konflik antara raja dan parlemen di Inggris melibatkan propaganda. Gerakan kemerdekaan Amerika dan Revolusi Perancis pun menggunakan propaganda sebagai salah satu senjata.

Macam- Macam Propaganda

pengertian propaganda

Sumber: Pixabay

Propaganda itu sendiri terbagi menjadi beberapa macam. Berikut ialah macam-macam propaganda yang perlu Grameds ketahui:

1. White Propaganda

White propaganda merupakan propaganda tertutup atau yang dilakukan dengan sembunyi-sembunyi. Dalam hal ini, propagandis tidak menyerang orang yang terkena propaganda dengan terang-terangan.

2. Black Propaganda

Kebalikan dari white propaganda, black propaganda adalah propaganda yang dilakukan dengan terbuka, yakni menyerang orang yang terkena propagandang dengan terang-terangan.

3. Grey Propaganda

Grey propaganda merupakan istilah bentuk propaganda yang digunakan bagi propaganda yang belum jelas sumbernya sehingga bisa menimbulkan keraguan.

4. Ratio Propaganda

Ratio propaganda adalah propaganda perpaduan untuk membuat nama yang terbaik, menawarkan suatu hubungan persahabatan serta meningkatkan moral suatu perkara.

Teknik-Teknik Propaganda

pengertian propaganda

Sumber: Pixabay

Setelah mengenal bentuk-bentuknya, kini kita akan mencari tahu terkait teknik-teknik propaganda.

1. Bandwagon

Teknik ini membentuk rasa terasing bagi audiens yang belum bergabung dalam aliran atau sikap yang ditargetkan. Teknik propaganda ini dianggap cukup menarik karena menyasar rasa kerinduan dan kesesuaian untuk menjadi bagian dari suatu kelompok.

2. Testimonial

Banyak ditemui, propaganda testimonial ialah yang melibatkan tokoh politik, selebriti, atau entitas lain yang disukai dan terkenal. Dengan demikian, tercipta rasa percaya dan disukai karena orang-orang yang mempromosikannya.

3. Plain Folks

Propaganda ini melibatkan orang biasa untuk menunjukkan suatu ide atau kebijakan telah membantu mereka. Dengan bentuk ini, propaganda menciptakan rasa kenormalan terkait ide yang ditawarkan. Ini juga menunjukkan kesuksesan propaganda tersebut dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

4. Transfer

Teknik ini mengakses perasaan positif dari audiens yang sebelumnya terbentuk karena suatu hal, lalu mentransfernya ke hal yang tengah ditawarkan. Teknik transfer ini bergantuk pada simbolisme demi menghubungkan ide dengan emosi penonton.

5. Name-Calling

Teknik name-calling mengaitkan dengan menyebutkan nama yang dapat membangkitkan respon emosional negatif bagi para target, seperti marah, takut, atau kesal. Lantas, teknik ini membandingkan nama tersebut dengan ide yang tengah ditawarkan. Audiens pun akan menciptakan hubungan keduanya dalam pikiran mereka.

6. Card Stacking

Untuk menyajikan satu sisi dari argumen atau cerita, teknik ini menggunakan informasi selektif. Fokus menggambarkan masalah yang dihadapi dengan tidak adil, sehingga akan banyak orang yang kemungkinan bingung antara satu dan lain pilihan karena informasi yang tidak lengkap.

7. Glittering Generalities

Teknik ini menggunakan kata-kata sarat muatan yang bisa mengakses emosi positif audiens yang menjadi target. Umumnya, teknik ini menggunakan slogan dengan kata-kata yang dipilih cermat. Seringkali, teknik ini menarik sikap kebajikan yang dipegang teguh oleh audiensnya.

Tanda dan Alat Propaganda Kontemporer

Grameds, inilah penjelasan terkait tanda dan alat yang digunakan dalam propaganda kontemporer.

Tanda Propaganda

Propaganda yang umumnya dengan uang dan imajinasi ini menggunakan jangkauan yang sangat luas dari tanda, simbol, dan media untuk menyampaikan pesannya. Tanda ini hanyalah menjadi rangsangan alias sedikit informasi yang dapat merangsang dalam beberapa cara.

Tanda ini termasuk suara, kata-kata, musik, gerak tubuh (seperti penghormatan militer, jempol); postur (seperti pundak merosot yang lelah, lengan terlipat, duduk); struktur (seperti monumen, bangunan); pakaian (seperti seragam, setelan sipil); tanda-tanda visual (seperti poster, bendera, lencana, halaman tercetak, perangko, mural); dan lain sebagainya.

Propagandis kontemporer dapat menggunakan fasilitas penelitian sosial-ilmiah yang rumit, yang tidak dikenal di zaman sebelumnya, untuk melakukan survei opini dan wawancara psikologis dalam upaya untuk mempelajari makna simbolis dari tanda-tanda yang diberikan untuk audiens tertentu di seluruh dunia. Hal ini juga dapat dilakukan untuk menemukan tanda-tanda yang membuat audiens acuh tak acuh karena bagi mereka, tanda-tanda ini tidak berarti.

Alat Propaganda

Selain tanda, ada pula alat propaganda, dalam situs AHA, dijelaskan terdapat tiga alat utama dalam propaganda, yakni saran, petunjuk, sindiran, atau pernyataan tidak langsung, dan seruan.

Apakah propagandis yang bekerja dalam situasi masa damai atau masa perang, menggunakan alat-alat tertentu untuk memobilisasi pendapat dan sikap? Apa saja alat-alat ini? Berikut ulasannya.

Sugesti

Alat propaganda yang penting adalah sugesti. Kata lainnya adalah stimulasi. Pasalnya, propaganda mencoba untuk merangsang orang lain untuk menerima tanpa menantang pernyataannya sendiri, atau untuk bertindak seperti yang dia inginkan.

Ide penggunaan sugesti atau rangsangan sebagai alat propaganda adalah cara agar masyarakat dapat menerima meskipun tidak ada alasan yang logis untuk menerimanya. Propagandis biasanya mencoba untuk menghindari reaksi kritis dari audiensnya. Oleh karena itu, saran adalah salah satu alatnya yang paling penting.

Sugesti yang Lebih Halu

Alat propaganda kedua hanyalah bentuk sugesti yang lebih halu, seperti penggunaan petunjuk, sindiran, atau pernyataan tidak langsung. Beberapa contoh penggunaannya dalam bidang periklanan dapat menggambarkan metode ini.

Misalnya, pensponsoran orkestra simfoni oleh perusahaan komersial diharapkan dapat menciptakan perasaan niat baik di pihak pendengar terhadap produk sponsor. Terkadang, program yang dirancang untuk menggambarkan kehidupan dan budaya negara lain juga bersifat propaganda, dirancang untuk “menjual” negara tersebut kepada pendengar di negara asal.

Seruan Terhadap Keinginan

Metode propaganda ketiga adalah seruan terhadap keinginan audiens yang sebelumnya diketahui. Psikolog menyebut, keinginan merupakan faktor penting dalam keyakinan. Jadi, misalnya, beberapa orang mungkin mendukung skema ekonomi yang tidak sehat karena mereka menginginkan penghasilan di hari tua mereka.

Media Propaganda

Ada ribuan alat elektronik, tertulis, audiovisual, dan organisasi media yang mungkin digunakan oleh propagandis kontemporer. Ada pula semua pengelompokan manusia, seperti media organisasi yang potensial, dari keluarga dan organisasi kecil lainnya melalui perusahaan periklanan dan hubungan masyarakat, serikat pekerja, gereja dan kuil, teater, pembaca novel dan puisi, kelompok minat khusus, partai politik, hingga pemerintah.

Tak cuma itu, masih ada struktur negara, koalisi internasional, dan organisasi universal seperti PBB dan badan-badannya. Jika disebutkan semuanya, satu artikel tak akan cukup.
Dari semua jenis media ini, propagandis harus memilih beberapa media (terutama berupa pemimpin, panutan, dan organisasi) yang pesannya menurut mereka sangat diperhatikan dan diterima oleh audiens yang dituju.

Dalam beberapa tahun terakhir, munculnya komputer, telepon seluler, serta perkembangan Internet telah membawa perkembangan sistem dan fasilitas yang masif di seluruh dunia bagi pengumpulan berita, penerbitan, penyiaran, pertemuan, dan pembuatan pidato. Saat ini, hampir setiap hari pikiran setiap orang dibombardir oleh lebih banyak media, simbol, dan pesan daripada yang mungkin dapat diperhatikan oleh organisme manusia.

Pikiran berputar di bawah bermacam-macam informasi yang bising tentang politisi saingan, program dan doktrin politik saingan, penemuan teknik baru, produk komersial yang diiklankan secara terus-menerus, pandangan baru tentang moralitas, kengerian ekologis, dan hal buruk dalam militer.

Komunikasi yang berlebihan seperti ini telah mengakibatkan keterasingan jutaan orang dari sebagian besar kehidupan modern. Kelebihan beban dan keterasingan dapat diperkirakan akan mencapai tingkat yang lebih tinggi di generasi mendatang karena kepadatan penduduk yang masih lebih tinggi, kontak antarbudaya, dan fasilitas komunikasi menyebabkan persaingan ekonomi, politik, doktrin, dan komersial menjadi lebih intens.

Yerusalem: Propaganda Pembawa Petaka

Motif Komunikasi

pengertian propaganda

Sumber: Pexels

Propaganda merupakan bagian dari bentuk komunikasi. Adapun, setiap komunikasi pada dasarnya memiliki motif tersendiri, termasuk propaganda. Hal ini dapat disesuaikan dengan jenis komunikasi yang dilakukan dan hasil yang diinginkan dari komunikator. Berikut penjelasan terkait motif komunikasi, selain pada propaganda!

1. Memberitahu atau Memberitakan

Bentuk komunikasi ini artinya komunikan diharapkan dapat mengetahui suatu persoalan. Jadi, komunikator hanya memberi tahu. Penilaian atau kesimpulan dari hal yang disampaikan diserahkan sepenuhnya pada komunikan atau audiens.

2. Menerangkan atau Menjelaskan

Dalam bentuk ini, komunikator punya motif bahwa komunikannya harus memahami persoalan yang disampaikan. Dengan demikian, ada tambahan berupa penjelasan selain hanya memberi tahu. Kepentingan komunikator ialah komunikan dapat memahami pernyataannya agar bisa menarik kesimpulan dan penilaian tepat.

Meski begitu, terkait sikap atau tindakan komunikan selanjutnya tidak menjadi motif komunikator, baik itu positif ataupun negatif, menerima atau menolak. Hal yang terpenting ialah komunikan telah diberitahu dan dijelaskan sampai paham dan dapat menyimpulkan pernyataannya.

3. Membujuk atau Mempersuasi

Mempersuasi artinya komunikator bertujuan agar komunikan melakukan tindakan tertentu demi kepentingan komunikan sendiri. Jadi, komunikator melakukan pengarahan terhadap sikap komunikan selain memberitahu dan menjelaskan.

Dengan demikian, komunikan dapat mengetahui suatu hal, mengerti dan dapat menarik kesimpulan yang tepat, serta bersikap sesuai yang diarahkan komunikator demi kepentingan komunikan. Namun, komunikator hanya akan mengarahkan saja dan jika komunikan memutuskan untuk mengambil sikap yang berbeda dari yang diarahkan, itu bukanlah tanggung jawab komunikator.

4. Mengagitasi atau Psychwar

Mengagitasi atau psychwar merupakan bentuk yang satu tingkat lebih dalam dari propaganda. Tujuan komunikator dalam hal ini, yaitu komunikan bertindak hanya sesuai kepentingan komunikator. Jadi, komunikator akan memberitahu, menjelaskan, mengarahkan sikap, dan juga memaksa komunikan bertindak sesuai arahan tersebut.

Demi tercapainya hal tersebut, komunikator menambahkan suatu hal, termasuk ancaman yang menundukkan komunikan pada pemberitahuan yang disampaikan agar komunikan mengambil kesimpulan yang salah.

5. Mengindoktrinasi atau Brainwashing

Dalam mendoktrin atau brainwashing seorang komunikan, komunikator bertujuan agar komunikan melakukan tindakan tertentu sesuai keinginan komunikator serta tidak menyerang balik terhadapnya.

Lebih rinci, komunikator akan memberi tahu, menjelaskan, mengarahkan, dan memaksa komunikan bertindak sesuai kehendaknya. Demi mencapai komunikan yang sangat tunduk sehingga tak menyerang balik, komunikator akan melakukan siksaan non fisik atau fisik terhadap komunikan.

Sebab itulah, komunikator yang akan mendoktrin audiensnya umumnya memiliki “kartu” yang merugikan bagi audiens dan mungkin memiliki fisik yang kuat untuk melakukan serangan-serangan agar audiensnya hanya menurut dan tidak dapat menyerang balik.

Kesimpulan

Rupanya, propaganda ialah suatu hal yang tidak dianggap negatif sejak awal. Bentuk komunikasi ini juga memiliki berbagai macam dan teknik yang kerap kita temui dan tidak diprotes karena dianggap masuk akan untuk dilakukan.

Selain itu, propaganda juga memiliki sejarah dan penjelasan yang luas dalam berbagai bidang. Ini juga termasuk salah satu bentuk komunikasi yang tentunya dilakukan sesuai dengan motif komunikator (orang yang melakukan komunikasi dan memberikan informasi awal) kepada komunikan (audiens yang ditargetkan untuk menerima informasi dalam komunikasi).

Memahami Propaganda: Metode, Praktik, dan Analisis

Tentunya, masih banyak yang perlu dipelajari dari propaganda dan komunikasi itu sendiri. Sebaiknya, Grameds mempelajari hal-hal tersebut melalui sumber yang dapat dipercaya, seperti buku-buku legal, siaran radio, video penjelasan, dan sebagainya.

Grameds dapat membeli buku melalui Gramedia.com, toko buku online terbesar di Indonesia. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Sevilla Nouval Evanda

Baca juga:

About the author

M. Aris Yusuf

Politik dan ekonomi merupakan dua hal yang berbeda, tetapi saling berkaitan satu sama lain.