Bahasa Indonesia

Pengertian Gurindam: Ciri-Ciri, Jenis, Fungsi, dan Contohnya

Pengertian Gurindam
Written by Siti Badriyah

Pengertian Gurindam – Masih ingatkah teman-teman dengan karya sastra puisi dalam bahasa Indonesia? Tentu sudah sering mendengar tentang puisi. Ternyata eh ternyata puisi dibagi menjadi dua lho. Puisi lama dan puisi baru. Puisi lama diantaranya Syair, Gurindam dan puisi.

Tapi disini akan dibahas tuntas tentang Gurindam saja. Mulai dari pengertian gurindam, ciri-ciri, jenis, fungsi dan contoh lengkapnya. Let’s talk about it!

Pengertian Gurindam

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) Gurindam secara umum merupakan susunan sajak yang terdiri dua baris dan mengandung petuah hidup. Karya Gurindam adalah sebuah nasehat kepada sesama manusia agar menjalankan kebaikan.

1. Masruchin (2017)

Karya sastra lama yang berbentuk puisi, yang terdiri dari dua baris kalimat yang memiliki rima atau sajak yang sama. Gurindam sendiri memiliki lebih dari satu bait yang terdiri dari dua baris tiap baitnya.

Dalam baris pertama sebagai baris syarat, masalah, persoalan dan perjanjian. Sementara baris kedua sebagai jawaban akibat dari masalah atau hal yang terjadi pada baris pertama.

2. Raja Ali Haji (1989)

Salah satu bentuk puisi Melayu yang terdiri dari dua baris yang berpasangan, bersajak atau berima dan memberikan ide yang lengkap atau sempurna dalam pasangannya. Dengan keadaan yang demikian, baris pertamanya dapat dianggap sebagai syarat (protasis) dan baris kedua sebagai jawab (apodosis).

3. Ismail Hamid (1989)

Gurindam berasal dari kata sanskrit yaitu Kirindam yang berarti perumpamaan. Gurindam ini berkembang dalam masyarakat Melayu dan memiliki bentuk teks atau naskah tersendiri.

4. Sutan Takdir Alisjahbana

Sebuah kalimat majemuk yang terbagi menjadi dua baris yang bersajak. Tiap baris merupakan kalimat yang terhubung, yang terdiri dari anak kalimat dan induk kalimat, dengan jumlah suku kata yang tidak ditentukan tiap barisnya.

5. Harun Mat Piah

Gurindam adalah puisi Melayu lama, yang memiliki bentuk terikat dan tidak terikat. Bentuk yang terikat terdiri dari dua baris serangkap dan memiliki tiga hingga enam patah perkataan dengan rima a-a.

Pengertian Gurindam

Ciri-Ciri Gurindam

Sebagai salah satu bentuk karya sastra, gurindam tentunya memiliki ciri khasnya. Ciri khas yang tidak terdapat pada bentuk karya sastra lain. Berikut ini beberapa ciri khas karya sastra Melayu klasik, Gurindam.

1. Terdiri dari dua baris

Ciri khusus karya sastra gurindam adalah struktur naskahnya. Naskah pada gurindam terdiri dari dua baris saja. Tidak lebih dari dua baris. Kekhususan inilah yang membedakan gurindam dengan puisi baru yang lebih dari dua baris.

2. Strukturnya pernyataan dilanjut konsekuensi

Ciri yang lebih kentara dan lebih dalam lagi adalah pada struktur teks Gurindam. Pada struktur gurindam dibangun dari dua konsep.

Konsep pertama gurindam mengandung pernyataan entah sebuah peristiwa, kasus, dan sebagainya. Contohnya pada satu baris pertama gurindam ini, “ilmu jangan hanya dihafalkan” . Lihatlah konsep baris pertama gurindam tersebut memiliki konsep pernyataan atas sebuah kasus.

Kasus dimana banyak orang yang memiliki ilmu tapi tidak diamalkan. Sang pembuat ingin merekam orang-orang yang hanya memiliki ilmu saja tanpa adanya pengamalan. Lalu dilanjutkan dengan konsekuensinya di baris kedua. “Namun juga harus diamalkan”.

3. Bunyi akhir kalimat senada

Karya sastra gurindam seperti yang sudah dijelaskan di atas, memiliki ciri selanjutnya yang khas. Bunyi konsonan teks Gurindam sama. Artinya ketika bunyi konsonan “A” pada baris pertama, maka demikian juga pada baris kedua.

Rima yang ada pada gurindam selalu berakhiran a-a, b-b, c-c, d-d, e-e dan sebagainya. Jika tidak begitu berarti bukan termasuk dalam kategori karya sastra Melayu gurindam.

4. Petuah bijak

Salah satu ciri khusus yang paling mendalam dari gurindam adalah mengandung ajaran hidup. Nasehat bijak kepada sesama manusia agar melakukan kebaikan selama hidup di dunia.

Berbeda dengan karya sastra puisi baru yang bisa bertemakan umum. Karya sastra gurindam hanya dapat ditemui berupa nasehat kehidupan yang sebagian besar dipengaruhi oleh agama.

5. Setiap baris dibatasi

Uniknya karya sastra puisi lama yang satu ini adalah setiap baris hanya terdiri 2 hingga 6 kata saja. Inilah singkatnya kata menjadikan alasan bahwa gurindam dikategorikan karya sastra yang mengandung ajaran hidup yang luhur. Walau begitu ada juga gurindam yang bertemakan umum.

Jenis Gurindam

Karya sastra puisi lama gurindam, memiliki dua jenis yang perlu sobat Grameds ketahui. Gurindam berkait dan gurindam berangkai. Agar tidak bingung membedakannya, yuk langsung saja kupas satu persatu.

1. Gurindam berkait

Gurindam jenis pertama ini memiliki teks berkait antara baris satu dan dua. Begitupun dengan baru selanjutnya terus berkaitan.

2. Gurindam berangkai

Berbeda dengan gurindam berkait, gurindam ini memiliki kata yang sama pada setiap dua baris. Jadi selain bunyi konsonan sama, kata awal juga memiliki kesamaan.

Fungsi Karya Sastra Gurindam

Karya sastra gurindam dibuat secara khusus dan mendalam tersebut pasti ada fungsinya. Tentu saja fungsinya mengarah kepada kebaikan dan menghindari dari keburukan. Seseorang yang membacai karya sastra gurindam maka ia akan mendapatkan fungsi secara intelektual dari teks-teks berbaris tidak lebih dari 6 kata itu.

1. Mendidik jiwa

Keaslian sebuah karya sastra yang dibarengi penghayatan hidup secara otomatis akan mendidik jiwa baik si pembuatnya maupun pembaca. Gurindam yang sebagian besar berupa petuah agama dapat berfungsi untuk mendidik sisi kejiwaan manusia.

2. Menghibur manusia

Sebagai karya rekaan manusia selain berfungsi untuk mendidik jiwa manusia lebih baik lagi, gurindam bisa berfungsi untuk menghibur juga lho. Tema-tema gurindam yang berlatar “kasmaran” biasanya sangat menghibur pembaca. Sebab dari sana dilihatkan bagaimana lebay dan konyolnya orang yang sedang jatuh cinta.

3. Merekam kondisi sosial masyarakat

Kreativitas penulis gurindam yang dapat merekam kondisi sosial masyarakat menjadikan karya sastra puisi lama ini berfungsi untuk mengamati kondisi sosial budaya masyarakat. Gurindam mampu merekam segala kejadian dalam beberapa kalimat pendek.

4. Menyampaikan dakwah agama

Adanya karya sastra gurindam, akhirnya memudahkan para da’i menyebarkan ajaran-ajaran agama. Agama manapun yang tujuannya agar manusia melakukan kebaikan dan senantiasa menghindari keburukan.

Bahkan banyak karya sastra gurindam yang mengandung nilai-nilai ajaran luhur agama Islam dan budaya bangsa. Sebab gurindam sendiyoun dari budaya Melayu yang memiliki kedekatan dengan agama.

Pengertian Gurindam

Contoh-Contoh Gurindam

Selanjutnya kita akan bahas contoh gurindam yang pernah dibuat oleh para sastrawan. Salah satu karya sastra puisi lama Gurindam yang terkenal adalah milik Raja Ali Haji. Karya sastra puisi lama milik Raja Ali Haji berisikan 12 pasal.

“Gurindam Dua Belas”

Pengertian Gurindam

Gurindam.id

Pasal 1:

Barang siapa tiada memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat,
maka ia itulah orang yang ma’rifat.
Barang siapa mengenal Allah,
suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri.
Barang siapa mengenal dunia,
tahulah ia barang yang teperdaya.
Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah Ia dunia mudarat.

Pasal 2:

Barang siapa mengenal yang tersebut,
tahulah ia makna takut.
Barang siapa meninggalkan sembahyang,
seperti rumah tiada bertiang.
Barang siapa meninggalkan puasa,
tidaklah mendapat dua termasa.
Barang siapa meninggalkan zakat,
tiadalah hartanya beroleh berkat.
Barang siapa meninggalkan haji,
tiadalah ia menyempurnakan janji.

Pasal 3:

Apabila terpelihara mata,
sedikitlah cita-cita.
Apabila terpelihara kuping,
khabar yang jahat tiadaiah damping.
Apabila terpelihara lidah,
niscaya dapat daripadanya paedah.
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,
daripada segala berat dan ringan.
Apabila perut terlalu penuh,
keluarlah fi’il yang tiada senunuh.
Anggota tengah hendaklah ingat,
di situlah banyak orang yang hilang semangat.
Hendaklah peliharakan kaki,
daripada berjaian yang membawa rugi.

Pasal 4:

Hail kerajaan di dalam tubuh,
jikalau lalim segala anggotapun rubuh.
Apabila dengki sudah bertanah,
datanglah daripadanya beberapa anak panah.
Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,
di situlah banyak orang yang tergelincir.
Pekerjaan marah jangan dibela,
nanti hilang akal di kepala.
Jika sedikitpun berbuat bohong,
boleh diumpamakan mulutnya itu pekong.
Tanda orang yang amat celaka,
aib dirinya tiada ia sangka.
Bakhil jangan diberi singgah,
itupun perampok yang amat gagah.
Barang siapa yang sudah besar,
janganlah kelakuannya membuat kasar.
Barang siapa perkataan kotor,
mulutnya itu umpama ketur.
Di mana tahu salah diri,
jika tidak orang lain yang berperi.

Pasal 5:

Jika hendak mengenai orang berbangsa,
lihat kepada budi dan bahasa,
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
sangat memeliharakan yang sia-sia.
Jika hendak mengenal orang mulia,
lihatlah kepada kelakuan dia.
Jika hendak mengenal orang yang berilmu,
bertanya dan belajar tiadalah jemu.
Jika hendak mengenal orang yang berakal,
di dalam dunia mengambil bekal.
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,
lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.

Pengertian Gurindam

Pasal 6:

Cahari olehmu akan sahabat,
yang boleh dijadikan obat.
Cahari olehmu akan guru,
yang boleh tahukan tiap seteru.
Cahari olehmu akan isteri,
yang boleh dimenyerahkan diri.
Cahari olehmu akan kawan,
pilih segala orang yang setiawan.
Cahari olehmu akan abdi,
yang ada baik sedikit budi.

Pasal 7:

Apabila banyak berkata-kata,
di situlah jalan masuk dusta.
Apabila banyak berlebih-lebihan suka,
itulah landa hampirkan duka.
Apabila kita kurang siasat,
itulah tanda pekerjaan hendak sesat.
Apabila anak tidak dilatih,
I’ika besar bapanya letih.
Apabila banyak mencela orang,
itulah tanda dirinya kurang.
Apabila orang yang banyak tidur,
sia-sia sahajalah umur.
Apabila mendengar akan khabar,
menerimanya itu hendaklah sabar.
Apabila menengar akan aduan,
membicarakannya itu hendaklah cemburuan.
Apabila perkataan yang lemah-lembut,
lekaslah segala orang mengikut.
Apabila perkataan yang amat kasar,
lekaslah orang sekalian gusar.
Apabila pekerjaan yang amat benar,
tidak boleh orang berbuat onar.

Pasal 8:

Barang siapa khianat akan dirinya,
apalagi kepada lainnya.
Kepada dirinya ia aniaya,
orang itu jangan engkau percaya.
Lidah yang suka membenarkan dirinya,
daripada yang lain dapat kesalahannya.
Daripada memuji diri hendaklah sabar,
biar dan pada orang datangnya khabar.
Orang yang suka menampakkan jasa,
setengah daripada syirik mengaku kuasa.
Kejahatan diri sembunyikan,
kebalikan diri diamkan.
Keaiban orang jangan dibuka,
keaiban diri hendaklah sangka.

Pasal 9:

Tahu pekerjaan tak baik, tetapi dikerjakan,
bukannya manusia yaituiah syaitan.
Kejahatan seorang perempuan tua,
itulah iblis punya penggawa.
Kepada segaia hamba-hamba raja,
di situlah syaitan tempatnya manja.
Kebanyakan orang yang muda-muda,
di situlah syaitan tempat berkuda.
Perkumpulan laki-laki dengan perempuan,
di situlah syaitan punya jamuan.
Adapun orang tua yang hemat,
syaitan tak suka membuat sahabat.
Jika orang muda kuat berguru,
dengan syaitan jadi berseteru.

Pasal 10:

Dengan bapa jangan durhaka,
supaya Allah tidak murka.
Dengan ibu hendaklah hormat,
supaya badan dapat selamat.
Dengan anak janganlah lalai,
supaya boleh naik ke tengah balai.
Dengan isteri dan gundik janganlah alpa,
supaya kemaluan jangan menerpa.
Dengan kawan hendaklah adil supaya tangannya jadi kafill.

Pasal 11:

Hendaklah berjasa,
kepada yang sebangsa.
Hendaklah jadi kepala,
buang perangai yang cela.
Hendaklah memegang amanat, buanglah khianat.
Hendak marah, dahulukan hajat.
Hendak dimulai, jangan melalui.
Hendak ramai, murahkan perangai.

Pasal 12:

Raja muafakat dengan menteri,
seperti kebun berpagarkan duri.
Betul hati kepada raja,
tanda jadi sebarang kerja.
Hukum adil atas rakyat,
tanda raja beroleh anayat.
Kasihan orang yang berilmu,
tanda rahmat atas dirimu.
Hormat akan orang yang pandai,
tanda mengenal kasa dan cindai.
Ingatkan dirinya mati,
itulah asal berbuat bakti.
Akhirat itu terlalu nyata,
kepada hati yang tidak buta.

Pengertian Gurindam

Itulah pembahasan mengenai karya sastra puisi lama Gurindam. Pembahasan dari pengertian hingga jenis, fungsi dan contohnya dari Gurindam dua belas milik Raja Ali Haji.

Untuk memperkaya lagi bacaan tentang sastra Melayu, kamu bisa baca dan mencari buku-buku sastra lainnya di Gramedia. Siapa tahu kamu berbakat menjadi sastawan macam Raja Ali Haji dengan gurindam-gurindam lainnya.

BACA JUGA:

  1. Daftar Buku Sastra Indonesia Best Seller 2022 di Gramedia 
  2. List Best Seller Buku Sastra Indonesia 
  3. List Best Seller Buku Puisi 
  4. Pengertian Puisi: Jenis-Jenis, Contoh, dan Cara Membuat Puisi 

About the author

Siti Badriyah

Tulis menulis menjadi salah satu hobi saya. Dengan menulis, saya menyebarkan beragam informasi untuk orang lain. Tak hanya itu, menulis juga menggugah daya berpikir saya, sehingga lebih banyak informasi yang dapat saya tampung.

Kontak media sosial Instagram saya Siti Badriyah