Bahasa Indonesia

Pengertian dan Beberapa Contoh Majas Litotes dalam Kalimat

Written by Siti Badriyah

Majas litotes adalah adalah majas yang mengungkapkan suatu perkataan dengan rendah hati dan lemah lembut. Penggunaan majas ini ditujukan untuk mengurangi atau mengecil-ngecilkan kenyataan sebenarnya dengan tujuan untuk merendahkan diri. Contoh penggunaan majas litotes ini dapat dilihat di kalimat berikut ini.

Silakan singgah di gubuk saya.

Pengujar di dalam kalimat tersebut sebenarnya tidak mengatakan bahwa rumahnya adalah sebuah gubuk, melainkan ujaran itu hanya merupakan suatu bentuk sopan santun untuk merendahkan diri. Mungkin saja rumahnya besar dan mewah, seperti istana. Unsur yang dibandingkan di sini adalah rumah dan gubuk.

Komponen makna penyama adalah “tempat tinggal manusia”, sedangkan komponen makna pembeda untuk rumah: ada kemungkinan rumah itu “besar atau kecil”, karena rumah adalah kata benda generik. Komponen makna pembeda bagi gubuk “selalu kecil dan buruk”. Kalumat di sini tidak ada penyimpangan makna (keduanya tempat tinggal manusia, makna pusatnya tidak berubah), dan susunan kata-kata juga berkolokasi. Jadi, hal ini membedakannya dari metafora.

Pengertian Majas Litotes

Dalam Bahasa Indonesia terdapat berbagai gaya bahasa atau majas. Salah satu majas yang ada adalah litotes. Berdasarkan penjelasan di dalam buku berjudul Majas, Idiom, dan Peribahasa, majas berfungsi agar suatu kalimat atau ungkapan dapat menghidupkan suasana, meningkatkan efek rasa, atau menimbulkan konotasi tertentu.

Selain itu, majas juga dipahami sebagai gaya bahasa yang bisa berupa kiasan, ibarat, dan perumpamaan yang bertujuan mempercantik makna dan pesan sebuah kalimat. Terdapat empat jenis kelompok majas, yaitu majas perbandingan, majas pertentangan, majas penegasan, dan majas sindiran.

Majas litotes sendiri masuk ke dalam kelompok majas perbandingan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), litotes atau li.to.tes /litotès/ (n) adalah pernyataan yang memperkecil sesuatu atau melemahkan dan menyatakan kebalikannya, misalnya untuk mengatakan pandai digunakan ungkapan tidak bodoh.

Majas litotes adalah gaya bahasa yang mengecilkan kenyataan dengan maksud merendah. Gaya bahasa ini serupa namun tak sama dengan majas innuendo yang mengecilkan kenyataan dengan maksud menyindir. Menurut Keraf (2010: 132) Majas lilotes adalah gaya bahas yang digunakan untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri. Artinya, gaya bahasa ini akan menggunakan ungkapan untuk merendahkan sesuatu yang sebetulnya lebih tinggi.

Senada namun lebih terperinci dari Keraf, Pamungkas (2012:136) mengungkapkan bahwa litotes merupakan gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan sesuatu lebih kecil dari kenyataan dari yang sebenarnya dengan maksud merendahkan diri. Gaya bahasa merendahkan diri ini dilakukan dengan mengecilkan suatu kenyataan yang sebetulnya lebih besar.

Damayanti (2013:51) kemudian menyatakan bahwa majas litotes adalah gaya bahasa berupa pernyataan yang bersifat mengecilkan kenyataan yang sebenarnya. Dalam kaitannya dengan litotes, pengecilan kenyataan ini dilakukan untuk merendahkan diri, berbeda dengan majas innuendo yang melakukan pengecilan kenyataan dengan maksud menyindir. Sementara itu, Tarigan (2009: 58) mengatakan bahwa majas litotes adalah jenis gaya bahasa yang menyandung pernyataan yang dikurangi dari kenyataan yang sebenarnya, misalnya merendahkan diri.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa majas litotes adalah gaya bahasa yang mengecilkan suatu kenyataan dengan maksud merendah.

Ciri-Ciri Majas Litotes

Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri dari majas litotes, antara lain:

  • Majas litotes biasanya menggunakan kiasan yang memiliki pilihan kata dan menyamakan satu hal dengan yang lain.
  • Majas ini biasanya juga menggunakan kata-kata abstrak untuk menggambarkan maksud dan tujuan dari isi cerita dan puisi.
  • Kalimat dalam majas ini berniat menyampaikan niat untuk merendahkan diri dengan kata-kata yang disusun secara halus agar tetap menjaga kesopanan.

Fungsi Majas Litotes

Berikut ini terdapat beberapa fungsi dari majas litotes, antara lain:

  • Menghasilkan efek kesenangan imajinatif di dalam deskripsinya.
  • Menghasilkan penambahan imajinasi, sehingga suatu hal yang terlihat abstrak akan menjadi lebih konkret untuk dinikmati.
  • Menambahkan intensitas perasaan dari penulis dalam menyampaikan makna dan sikap kepada setiap pembaca.
  • Karya ini digunakan untuk menjelaskan maksud yang akan disampaikan dengan menggunakan bahasa yang lebih mudah dipahami.

Contoh Kalimat dan Penjelasannya

Berikut adalah beberapa contoh majas litotes beserta penjelasan dari masing-masing kalimat dan cara penggunaannya.

Contoh 1

Janganlah sungkan untuk singgah di gubuk kami lagi.

Gubuk pada kalimat di atas bukanlah gubuk yang sebenarnya, melainkan perendahan dari rumah dan bisa jadi rumah yang cukup besar atau mewah.

Contoh 2

Biar saya saja yang membayarnya, nilainya tak seberapa jika dibandingkan dengan jasa Anda.

Lototes pada kalimat ini menggunakan bandingan “jasa” atau bantuan tulus seseorang sebagai sesuatu yang jauh lebih berharga dari nilai ekonomi uang.

Contoh 3

Mohon maaf kami tidak dapat menyajikan apa-apa, hanya ada sedikit camilan dan minuman khas kampung kami.

Tentunya dengan ada camilan dan minuman saja sudah menyanggah pernyataan “tidak dapat menyajikan apa-apa”. Namun maksud dari ungkapan tersebut ialah merendah untuk memastikan kepada tamu bahwa penerima tamu peduli dan sangat menyambut kedatangannya.

Contoh 4

Semoga Anda berkenan dengan bantuan kecil titipan dari Maha Kuasa ini.

Sekecil apapun bantuan tetaplah hal yang tidak musah untuk diberikan, boleh dibilang tidak ada  bantuan yang kecil. Meskipun kuasa Tuhan yang memberikan hambanya rizki, orang yang memberi adalah yang melakukan upaya atau ikhtiarnya.

Contoh 5

Mark Zuckerberg berkata bahwa facebook adalah situs sederhana yang jumlah penggunanya masih kalah jauh dari kompetitor.

Betul bahwa facebook adalah situs sederhana, namun pengembangan dan perawatannya tidak sesederhana itu. Meskipun kenyataannya Facebook masih kalah jumlah pengujungnya jika dibandingkan dengan Google, facebook tetap menduduki peringkat tiga besar bahkan nomor satu untuk jenis situs media sosial.

Contoh 6

Apa yang kami lakukan hanyalah membangun jembatan agar generasi penerus bangsa dapat melanjutkan perjuangan ini.

Mengusahakan sesuatu untuk memperbaiki atau membangunnya agar dapat dilanjutkan oleh generasi penerus merupakan hal yang justru lebih sulit untuk dilakukan. “jembatan” itu hal kompleks yang justru lebih bernilai, namun seakan dikecilkan dalam kalimat di atas.

Contoh 7

Gelar juara ini bukanlah milik saya, tapi milik Indonesia.

Meskipun begitu orang yang meraih prestasilah yang berhasil menjadi juara, ia mengecilkan usaha dirinya untuk mengharumkan nama bangsa.

Contoh 8

Tempat favorit Saya adalah Rumah Tuhan, tempat di mana saya dapat menjadi lebih dekat dengan-Nya.

Sekecil apapun tempat ibadah (Rumah Tuhan) kemungkinan besar akan memiliki ukuran atau setidaknya arsitektur yang lebih kompleks jika dibandingkan dengan rumah.

Contoh Majas Litotes

Berikut ini beberapa contoh dari majas litotes, antara lain:

  1. Aku ini hanya anak baru yang belum tahu apa-apa disini, tak bisa dibandingkan dengan para senior yang telah banyak makan asam garam di organisasi ternama ini.
  2. Mari mampir sejenak untuk sekedar menikmati hidangan desa!!
  3. Meskipun gaji sebulanku hanya cukup untuk makan, tetapi aku bahagia menjalani profesi ini.
  4. Aku membelinya di salah satu toko pusat perbelanjaan kota, semoga kamu suka hadiah murah dariku ini.
  5. Sudikah kiranya saudara-saudara mendengar keluhan dari orang tak berada seperti saya ini?
  6. Saya hanyalah orang biasa dan berasal dari kampung, apakah pantas bersanding dengan anda?
  7. Aku ini hanyalah buruk pabrik miskin, pendapatanku dibawah rata-rata.
  8. Silahkan kepada rekan-rekan sekalian untuk menyampaikan pendapat, dari tadi aku terus yang berbicara, memangnya siapa diriku ini?
  9. Janganlah kau sebut aku ini sebagai peternak sukses, akau hanya seorang tukang kambing dari kampung.
  10. Kalau ada waktu, mampirlah ke gubuk milik kami di seberang jalan itu.
  11. Saya hanya pekerja intelektual yang makan garam dan nasi putih setiap hari.
  12. Saya menyelesaikan S2 di Amerika dengan otak yang tumpul.
  13. Hanya televisi tua ini yang menjadi hiburan harian kita.
  14. Apa kekuatan saya hanya orang biasa yang ingin mengedit dunia malaikat seperti Anda.
  15. Tolong terima tanda cinta saya yang sedikit.
  16. Kami hanya tinggal di kota besar ini.
  17. Setiap hari kita hanya makan seadanya.
  18. Saya hanya orang biasa yang tidak pantas menerima penghargaan ini.
  19. Mobil ini adalah hasil dari bisnis kecil kami.
  20. Mungkin Anda tidak akan merasa betah di rumah saya hanya dengan tikar ini.
  21. Ayah saya bekerja di mobil biasa.
  22. Saya memakai tas plastik ini ke sekolah.
  23. Menu warung ini adalah makan siang saya hari ini.
  24. Seperti surga dan bumi, saya tidak pantas dipasangkan dengan yang sempurna Anda.
  25. Otak saya tidak akan bisa mencerna materi itu.
  26. Kain ini adalah kebanggaan saya ke mana saya pergi.
  27. Pakaian mahal ini tidak cocok untukku dengan tubuh besar.
  28. Saya akan mengumpulkan koin untuk melayani orang tua saya tahun depan.
  29. Mungkin lembaran kertas ini bisa menutupi hutang Anda.
  30. Anda mungkin belum pernah bertemu seseorang yang sebodoh saya.
  31. Nama kecil saya yang mungkin disandingkan dengan pemain film terkenal.
  32. Peran saya tidak begitu penting dalam proyek ini.
  33. Saya mengikuti langkah demi langkah menuju mimpi itu.
  34. Pelayan rendahan seperti saya tidak akan bisa melakukan perjalanan ke tempat yang mewah.
  35. Aku yang jelek tidak bisa berdiri berdampingan dengan yang cantik.
  36. Saya hanya memiliki ijazah dengan karier yang sukses di perusahaan terkenal.
  37. Hadiah dari saya tidak akan bisa membalas kebaikan Anda.
  38. Tidak heran saya mendapatkan penghargaan ini?
  39. Prestasi yang saya peroleh tidak seberapa dibandingkan dengan banyak prestasi Anda.
  40. Anda lebih layak memenangkan pertandingan itu daripada saya.
  41. Tubuhku yang lemah tidak bisa bersaing denganmu yang sekuat itu.
  42. Dia yang tampan tidak akan bisa berdiri di sampingku yang memiliki wajah biasa-biasa saja.
  43. Jika Anda punya waktu, datanglah ke kabin kami.
  44. Saya membeli sepatu ini saat berlibur di Yogyakarta.
  45. Meskipun saya anak dokter, saya masih mahasiswa biasa.
  46. Ini adalah coretan tak berarti yang aku persembahkan untukmu.
  47. Saya orang amatiran tidak akan bisa bersaing dengan para profesional seperti itu.
  48. Saya hanya sebutir pasir di ladang pasir.
  49. Saya menggantungkan harapan kepada putra tertua saya.
  50. Rumah kecil ini mungkin tidak menyenangkan untukmu.
  51. Bantuan yang tidak berguna ini dapat mengurangi beban Anda.
  52. Aku setua ini yang layak untuk sekolah lagi.
  53. Saya wajah biasa-biasa saja di mana mungkin ada seseorang yang ingin melamar.
  54. Duduklah meski Anda lelah.
  55. Tanganku selalu terbuka untukmu kapan pun kau mau.
  56. Saya senang diundang ke tempat Anda.
  57. Silakan makan adonan sederhana ini.
  58. Maaf, kami hanya menyajikan sayuran bening.
  59. Tubuh kurus saya yang kurus tidak akan pernah memenangkan pertandingan atletik.
  60. Sepotong harapan aku menggantung di sini.
  61. Meski menang, masih ada orang yang lebih besar dariku.
  62. Apalagi mobil, rumah mewah yang tidak mampu saya beli.
  63. Mungkin hanya dalam mimpiku menjadi dokter.
  64. Saya hanya berharap saya bisa datang ke tempat ini.
  65. Jauh dari apa yang saya bayangkan, saya berhasil mendapatkan beasiswa bergengsi itu.
  66. Anda tidak akan menemukan apa pun dari saya yang rendah ini.
  67. Tidak ada yang bisa dibanggakan dengan orang cacat seperti saya.
  68. Beristirahatlah di sofa kami.
  69. Cahaya ini tidak terlalu terang bagimu.
  70. Penghasilan saya hanya cukup untuk makan nasi kucing.
  71. Masih terlalu dini bagi saya untuk bergabung dengan proyek sebesar itu.
  72. Makan buka puasa kami hanya kencan.
  73. Penampilan saya yang ketinggalan jaman adalah apa yang pantas disebut eksekutif.
  74. Minum air gula hanyalah pelepas dahaga.
  75. Cincin imitasi ini diberikan oleh ibuku.
  76. Saya tinggal di daerah yang sempit.
  77. Suaraku yang melengking mungkin hanya bahan tertawaan.
  78. Ini hanya oleh-oleh dari desa.
  79. Rumah yang sangat sederhana ini adalah tempat saya tinggal bersama keluarga saya.
  80. Saya bekerja setiap hari hanya untuk memenuhi kebutuhan dapur.
  81. Tidak peduli seberapa keras usaha saya mungkin tidak dapat lulus ujian.
  82. Atap jerami ini adalah hasil dari upaya saya untuk ini.
  83. Rajutan sederhana ini adalah hadiah ulang tahun dari ibuku.
  84. Buku yang ketinggalan zaman ini membawa saya ke universitas.
  85. Otak saya yang kurang cerdas tidak akan bisa mendapatkan kesempatan emas itu.
  86. Hidangan harian kami hanya tahu dan tempe.
  87. Meskipun pedagang itu kaya, saya masih anak desa.
  88. Meskipun tidak enak, apakah Anda ingin mencoba ini?
  89. Rumah saya hanyalah rumah kayu biasa.
  90. Saya hanya mengandalkan kemampuan saya yang terbatas untuk mencari makanan.
  91. Tubuh saya yang lemah tidak akan dapat mendukung Anda.
  92. Usaha sampingan saya membuat saya membuka toko di pusat perbelanjaan.
  93. Jika Anda ingin menghadiri salam kecil kami.
  94. Saya hanya anak bawang di antara mereka.
  95. Melalui ungkapan sederhana ini saya mengucapkan terima kasih kepada Anda.
  96. Bisnis saya yang buruk mendapat dukungan dari keluarga saya.
  97. Terima souvenir murah ini.
  98. Mampir meskipun hanya seteguk air.
  99. Mainan ini adalah hasil usaha keluarga saya.
  100. Kertas buram menuntun saya ke posisi saya saat ini.
  101. Sejumlah harapan menjadi modal saya untuk tinggal di luar negeri.
  102. Dia tidak akan tertarik pada saya, yang dikalahkan.
  103. Saya hanya seorang peternak sapi yang ingin memiliki bisnis yang sukses.
  104. Apa yang saya miliki hanyalah sebidang tanah.
  105. Ilmu yang sedikit ini mungkin bisa menyelesaikan masalah Anda.
  106. Tanganku yang kasar mungkin bisa sedikit meredakan sakitmu.
  107. Saya tidak akan bisa melewati semuanya tanpa dukungan kalian semua.
  108. Tidak peduli betapa hebatnya aku, itu akan menjadi tidak berarti tanpa kalian.
  109. Alih-alih membeli yang baru, sulit bagi saya untuk makan.
  110. Seorang warga desa seperti saya yang berhak menghadiri pesta.
  111. Hanya tubuh tua ini yang menjadi penghubung hidupku.
  112. Orang-orang yang muncrat seperti saya tidak mengerti betapa malasnya Anda memberi tahu saya.
  113. Saya hanya orang yang berpendidikan rendah.
  114. Tidak ada yang spesial dari saya.
  115. Semua yang saya miliki adalah berkat karunia dari Tuhan.
  116. Orang kuno yang saya tidak pantas menjadi duta kebersihan.
  117. Dia yang setenar itu tidak akan pernah berteman dengan saya yang adalah orang biasa.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Rujukan

Buku

  • Damayanti, D. (2013). Buku Pintar Sastra Indonesia Pantun Puisi, Sajak, Syair, Pantun, dan Majas. Yogyakarta: Araska.
  • Keraf, Gorys. (2010). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  • Pamungkas, Sri. (2012). Bahasa Indonesia dan Perspektif. Yogyakarta: Andi.
  • Tarigan, H.G. (2009). Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa Bandung.

Jurnal Ilmiah

About the author

Siti Badriyah

Tulis menulis menjadi salah satu hobi saya. Dengan menulis, saya menyebarkan beragam informasi untuk orang lain. Tak hanya itu, menulis juga menggugah daya berpikir saya, sehingga lebih banyak informasi yang dapat saya tampung.

Kontak media sosial Instagram saya Siti Badriyah