Psikologi

Apa itu Anxiety? Perasaan Takut yang Tidak Tahu Penyebabnya

Written by Sevilla Nouval

Rasa cemas yang muncul dalam diri adalah suatu hal yang wajar terjadi, sebab cemas atau perasaan khawatir ini merupakan bentuk luapan emosi saat diri sedang merasa stress atau tertekan. Keadaan ini kerap terjadi pada beberapa hal, misalnya ketika Anda hendak menghadapi ujian atau wawancara kerja atau harus memberikan sebuah keputusan penting yang melibatkan banyak orang.

Walaupun demikian, rasa cemas yang Anda alami tetap perlu Anda perhatikan. Pasalnya, perasaan khawatir yang yang tidak mampu terkontrol dan berujung pada ketakutan tanpa sebab bukan sesuatu yang wajar. Dapat saja, Anda sedang mengidap gangguan kecemasan yang dinamakan anxiety.

Lantas, Apa yang dimaksud dengan anxiety? Guna mengetahui pembahasan terkait anxiety, Anda perlu memperhatikan pembahasan secara lengkap mengenai anxiety. Mulai dari pengertian anxiety, ciri-ciri anxiety, hingga jenis-jenis anxiety. Penasaran apa saja itu? Mari ketahui secara bersama-sama.

A. Pengertian Anxiety Adalah

Anxiety adalah perasaan tidak nyaman dan takut tanpa sebab atau takut yang tidak jelas dengan tidak didukung situasi. Anxiety disebut juga dengan anxiety disorder atau gangguan kecemasan.

Tentunya, setiap orang pernah mengalami kecemasan dalam hidupnya. Misalnya saja, sebelum tampil di hadapan publik maupun sebelum melakukan presentasi atau wawancara. Bila kecemasan tersebut beralasan, maka hal tersebut adalah hal yang wajar. Akan tetapi, bila kecemasan kerap dialami tanpa sebab yang jelas, maka dapat jadi merupakan tanda gangguan kecemasan.

B. Ciri-Ciri Anxiety

Anxiety memiliki beberapa ciri-ciri yang perlu untuk Anda kenalinya, diantaranya sebagai berikut:

1. Tangan atau anggota lain bergetar

2. Susah berbicara

3. Nafas cepat atau pendek

4. Jantung menjadi berdebar-debar

5. Ujung-ujung jari menjadi dingin

6. Sensasi tercekik

7. Sakit perut

Selain itu, pasien anxiety juga mungkin saja akan merasakan perubahan perilaku dan kognitif. Contoh gangguan perilaku kognitif yaitu menghindar fan bergantung pada orang. Sementara itu, perubahan kognitif yang terjadi seperti mempunyai keyakinan bahwasanya akan terjadi sesuatu hal buruk, sensitif pada sensitif tubuh, sulit berkonsentrasi, dan gangguan lainnya.

C. Penyebab Anxiety

Dilansir dari National Health Service, menyatakan bahwa penyebab anxiety belum ditemukan secara pasti. Akan tetapi, ada sejumlah faktor yang terbukti dapat menyebabkan munculnya gangguan kecemasan atau anxiety, diantaranya sebagai berikut:

1. Kegiatan berlebih terhadap otak

2. Hormon serotonin dan noradrenalin pada otak tidak seimbang

3. Mempunyai riwayat keluarga

4. Mempunyai pengalaman traumatis

5. Mempunyai penyakit kronis yang menyakitkan, misalnya arthritis

D. Gejala dan Tanda Anxiety

Sebetulnya, gejala dan tanda anxiety tergantung pada jenis gangguan kecemasan yang dialami penderita. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Gangguan Kecemasan Umum (GAD)

Sejumlah gejala dan tanda yang muncul, bila Anda mempunyai gangguan kecemasan jenis ini, diantaranya:

a. Mudah merasa lelah

b. Gelisah terus menerus

c. Sulit berkonsentrasi

d. Berpikiran kosong

e. Mudah marah

f. Mudah tersinggung

g. Kram otot

h. Kesulitan mengontrol perasaan khawatir

i. Mengalami gangguan tidur, termasuk merasa kurang tidur

2. Gangguan Panik

Berikut merupakan sejumlah gejala dan tanda seseorang ketika sedang mengalami gangguan panik, diantaranya:

a. Merasa gelisah

b. Panik secara terus menerus tanpa sebab yang jelas

c. Jantung berdebar atau detak jantung meningkat

d. Nafas tersengal-sengal maupun memburu

e. Berkeringat dan gemetar

f. Tangan dan kaki terasa kram, kesemutan hingga dengan mati rasa

g. Susah mengontrol rasa takut atau cemas

h. Otot tegang

3. Fobia Sosial

Berikut adalah beberapa gejala dan tanda fobia sosial, diantaranya:

a. Gugup berlebihan saat melakukan interaksi sosial

b. Mengalami kecemasan intens selama berhari-hari, berminggu-minggu, dan bahkan berbulan-bulan.

c. Ketakutan yang amat sangat pada perasaan akan dinilai oleh orang lain, khususnya orang yang tidak Anda kenal.

d. Menghindari tatap muka dengan lawan.

e. Memilih berdiam diri atau bersembunyi guna menghindari orang.

f. Menarik diri dari kegiatan sosial.

g. Wajah menjadi merah saat diminta berbicara di depan banyak orang.

h. Nafas pendek atau terburu-buru

i. Sakit perut

j. Mual

k. Gemetar pada jantung

l. Dada menjadi sesak

m. Berkeringat

n. Merasa pusing maupun pusing

4. Fobia Spesifik

Seperti namanya, seseorang yang mengidap fobia spesifik akan mempunyai ketakutan yang amat sangat pada objek, benda, maupun keadaan tertentu. Seseorang dengan keadaan ini mungkin saja akan berteriak atau menangis histeris saat hal-hal yang ditakutinya ada di hadapannya. Sejumlah gejala fisik dan emosional yang mungkin saja dialami oleh orang yang mengidap fobia spesifik, diantaranya sebagai berikut:

a. Detak jantung dan nafas menjadi tidak teratur saat melihat hal yang ditakuti.

b. Rasa takut berlebihan sampai berkeringat banyak.

c. Mual mendadak

d. Merasa marah ketika di tempat maupun situasi dimana ada hal-halnya yang ditakuti.

e. Sangat menghindari segala sesuatu yang berkaitan dengan hal-hal yang ditakuti.

f. Seseorang yang berada pada kondisi seperti ini akan dapat menjadi lemas secara tiba-tiba. Ketika ketakutan yang dirasakan telah mencapai puncaknya.

Mungkin saja terdapat gejala dan tanda gangguan kecemasan lainnya yang tidak dijelaskan diatas. Jika Anda mempunyai kekhawatiran akan tanda dan gejala tersebut, maka Anda dapat mengkonsultasikan dengan dokter.

E. Jenis-Jenis Anxiety

Sesudah Anda mengetahui tentang anxiety. Berikut ini terdapat beberapa penjelasan terkait jenis-jenis anxiety, diantaranya:

1. Gangguan Kecemasan Umum atau Generalized Anxiety Disorder

Seseorang yang mengidap gangguan kecemasan umum dapat merasa cemas dan khawatir secara berlebihan pada segala sesuatu mulai dari pekerjaan, kesehatan, sampai hal-hal sederhana lainnya, misalnya saja berinteraksi dengan orang lain. Anxiety yang muncul akibat gangguan kecemasan umum dapat dirasakan setiap hari dan menetap sampai lebih dari 6 (enam) bulan.

Akibatnya yaitu penderita akan menjadi sulit untuk menjalani kegiatan dan pekerjaan sehari-hari. Selain munculnya perasaan cemas yang mengganggu, penderita dari gangguan kecemasan umum juga bisa merasa cepat lelah, tegang, mual, sakit kepala, susah berkonsentrasi, sesak, hingga insomnia.

2. Fobia

Fobia merupakan jenis gangguan anxiety yang menjadikan penderita mempunyai rasa takut yang berlebih dan cenderung tidak rasional pada suatu benda, binatang, maupun situasi spesifik yang tidak menimbulkan rasa takut pada banyak orang. Seseorang yang mempunyai fobia dapat mengalami serangan panik maupun rasa takut yang hebat saat melihat suatu benda atau berada di tempat yang dapat memicu fobia.

Contohnya saja, laba-laba, darah, berada di tengah keramaian, tempat tinggi, tempat gelap, maupun ruangan tertutup. Oleh sebab itu, penderita fobia umumnya akan melakukan segala cara untuk menghindari dirinya dari hal-hal maupun situasi yang menakutkan.

3. Gangguan Kecemasan Sosial

Penderita gangguan kecemasan sosial atau disebut juga fobia sosial mempunyai kecemasan atau ketakutan yang sangat luar biasa pada lingkungan sosial maupun situasi dimana dirinya harus berinteraksi dengan orang lain. Penderita gangguan ini akan selalu merasa diawasi dan dinilai oleh orang lain. Serta takut dan merasa malu secara berlebihan ketika berada di tempat keramaian. Hal-hal itu menjadikan penderita selalu berusaha untuk menghindari situasi yang mewajibkannya bertemu maupun berinteraksi dengan banyak orang.

4. Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)

Gangguan stress pasca trauma atau Post Traumatic Stress Disorder bisa muncul pada seseorang yang pernah mengalami kejadian traumatis atau berada di situasi berbahaya yang mengancam nyawa. Misalnya, tinggal di wilayah berkonflik atau perang, terkena bencana alam, atau bahkan korban kekerasan.

Seseorang yang mengidap penyakit Post Traumatic Stress Disorder seringkali sulit untuk melupakan pengalaman trauma. Baik terlintas dalam benak maupun ketika bermimpi, kemudian menjadi merasa bersalah, terisolasi, dan susah untuk bersosialisasi pada orang lain. Terkadang seseorang yang mempunyai gangguan seperti itu dapat pula mengalami insomnia hingga dengan depresi.

5. Gangguan Panik

Anxiety dan serangan panik menyebabkan gangguan ini bisa muncul kapan saja dan terjadi secara tiba-tiba serta berulang kali. Saat gejala panik ini muncul, maka penderita gangguan panik umumnya bisa merasakan beberapa gejala lainnya. Contohnya berdebar-debar, pusing, berkeringat dingin, dan tubuh terasa lemas dan bergetar.

Seseorang dengan gangguan panik tidak bisa memprediksi kapan gangguan ini bisa diprediksi kapan gangguan itu akan muncul maupun apa yang menjadi pemicu. Oleh sebab itu, tidak sedikit dari penderita gangguan panik yang menghindarkan diri dari lingkungan sosial sebab takut akan adanya serangan, maka rasa panik bisa muncul pada tempat umum.

6. Gangguan Obsesif Kompulsif (OCD)

Seseorang yang memiliki gangguan Obsesif Kompulsif (OCD) mempunyai kecenderungan untuk melakukan segala sesuatu secara berulang guna meringankan rasa cemas yang muncul pada pikiran sendiri. Seperti, mencuci tangan yang wajib dilakukan sebanyak 3 kali sehari sebab ia berpikir tangannya merasa masih kotor. Gangguan ini sulit dikontrol dan bersifat menetap. Serta bisa membuat kambuh kapan saja. Sehingga membuat penderita terganggu dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

F. Cara Mengatasi Anxiety

Terdapat 2 (dua) cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi anxiety, diantaranya sebagai berikut:

1. Psikoterapi

Psikoterapi atau disebut juga dengan istilah terapi wicara atau konseling psikologis adalah salah satu cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi anxiety. Psikoterapi mempunyai berbagai jenis, namun yang paling sering dipakai untuk mengatasi anxiety yaitu terapi perilaku kognitif.

Terapi ini berfokus pada hubungan antara masalah, perilaku, dan pola pikir. Pada terapi ini, Anda akan diminta untuk membuka diri dengan cara bercerita mengenai segala keluhan yang sedang dihadapinya pada terapis.

Tidak perlu merasa malu maupun cemas, sebab terapis akan menangani Anda dengan cara tidak menghakimi dan tentunya menjaga semua rahasia Anda. Dipandu dengan terapis ini, Anda akan diajak untuk mencari akar masalah yang ingin diselesaikan dan tujuan akhit yang hendak dicapai.

2. Obat-Obatan

Dokter akan memberikan resep sejumlah obat tertentu gun meringankan gejala kecemasan yang sedang Anda alami. Berikut adalah sejumlah obat yang seringkali diresepkan dokter guna mengatasi anxiety, diantaranya:

a. Obat Antidepresan, misalnya paroxetine, sertraline, fluoxetine, escitalopram, dan citalopram.

b. Obat Anti Kecemasan, misalnya alprazolam atau xanax, benzodiazepine, chlordiazepoxide atau librium, clonazepam atau klonopin, lorazepam, dan diazepam atau valium.

Selain itu, dokter akan meresepkan obat lainya sesuai dengan keadaan penderita anxiety. Jadi silahkan berkonsultasi ke dokter guna informasi lebih lanjut.

G. Faktor Risiko Anxiety

Sebetulnya, faktor risiko untuk masing-masing jenis dari anxiety sangat beragam. Begitu Pula dengan faktor risiko dari anxiety yang juga cukup bervariasi. Berikut adalah sejumlah faktor risiko umum yang dapat menimbulkan penyebab semua jenis anxiety, diantaranya:

1. Trauma

Seorang anak-anak yang pernah mengalami pelecehan seksual atau menyaksikan peristiwa traumatis di masa lalu beresiko lebih tinggi mengalami anxiety saat dewasa. Tidak cuma anak-anak saja, orang dewasa juga demikian.

2. Riwayat Genetik

Mempunyai saudara sedarah, khususnya orang tua dan saudara kandung juga mampu meningkatkan resiko terkena gangguan kecemasan atau anxiety.

3. Kepribadian Tertentu

Seseorang dengan tipe kepribadian tertentu, juga akan lebih rentan terhadap gangguan kecemasan daripada yang lain.

4. Gangguan Mental

Seseorang dengan gangguan mental, contohnya depresi juga akan beresiko mengalami anxiety.

5. Pemakai Obat-obatan Maupun Alkohol

Pemakaian alkohol dan obat-obatan terlarang bisa mengakibatkan atau bahkan memperburuk gangguan kecemasan atau anxiety yang dialami seseorang.

6. Stress Karena Penyakit

Mempunyai kondisi kesehatan atau penyakit serius juga bisa memicu perasaan takut dan cemas secara berlebihan. Khususnya mengenai biaya pengobatan, peluang sembuh, sampai bagaimana cara menghadapinya di masa yang akan mendatang. Selain karena penyakit, Anda juga dapat mengalami anxiety karena kehilangan orang terkasih, himpitan ekonomi, hingga kehilangan pekerjaan.

 

About the author

Sevilla Nouval

Saya hampir selalu menulis, setiap hari. Saya mulai merasa bahwa “saya” adalah menulis. Ketertarikan saya dalam dunia kata beriringan dengan tentang kesehatan, khususnya kesehatan mental. Membaca dan menulis berbagai hal tentang kesehatan mental telah membantu saya menjadi pribadi yang lebih perhatian dan saya akan terus melakukannya.

Kontak media sosial Instagram saya Sevilla