Psikologi Sosiologi

Teori Perkembangan Manusia & Teori Perkembangan Anak

Manusia adalah makhluk sosial
Written by Aris

Teori perkembangan merupakan sebuah teori yang berfokus pada berbagai perubahan serta perkembangan yang dialami manusia baik dalam struktur jasmani atau biologisnya, perilaku serta fungsi mental pada beragam tahap kehidupannya, yang terjadi dari konsepsi hingga menjelang kematiannya.

Untuk memahami lebih dalam mengenai teori perkembangan yang ada, Grameds dapat mempelajari informasi yang akan dipaparkan di bawah ini! Simak informasi berikut.

Pengertian Teori Perkembangan

Kata perkembangan dapat didefinisikan menjadi berbagai perubahan yang dialami oleh seseorang maupun organisme menuju tingkat kedewasaannya maupun kematangannya yang pada umumnya terjadi secara sistematis yang memiliki arti saling bergantung antara satu sama lain maupun saling mempengaruhi, progresif yang memiliki arti maju, meningkat serta mendalam, dapat berupa kuantitatif dan juga kualitatif serta berkesinambungan yang menyangkut baik fisik dan juga psikis.

Buku berjudul Perkembangan Manusia dan Pendidikan karya martinus Tukiran ini, dapat membantu Grameds untuk lebih memahami perkembangan dengan pendekatan filosofis teoritis, seta metodis dan praktis.

beli sekarang

Pendekatan Teori Perkembangan

Terdapat beberapa pendekatan yang dikemukakan oleh para ahli mengenai perkembangan manusia sendiri, yang terdiri dari sebagai berikut.

1. Pendekatan perkembangan kognitif

Pertama, pendekatan perkembangan kognitif memiliki asumsi bahwa kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu merupakan hal yang paling penting dan memiliki pengaruh yang besar terhadap tingkah laku seseorang.

Terdapat tiga model di dalam pendekatan perkembangan kognitif sendiri, yang terdiri dari:

  • Model kognitif piaget
  • Model pemrosesan informasi
  • Model kognisi sosial

2. Pendekatan belajar maupun lingkungan

Kedua, pendekatan belajar atau lingkungan yang memiliki asumsi bahwa tingkah laku seseorang didapatkan berdasarkan pengkondisian serta prinsip dasar.

3. Pendekatan etologi 

Ketiga, pendekatan etologi yang merupakan sebuah studi perkembangan serta perspektif evolusioner yang mendapatkan dasar dari berbagai prinsip evolusi yang dikemukakan oleh Charles Darwin yang memiliki asal usul biologis mengenai tingkah laku sosial.

4. Pendekatan Imam Al-Ghazali

Keempat, pendekatan Imam Al-Ghazali yang mengemukakan pendapatnya bahwa seseorang dilahirkan dalam kondisi membawa fitrah yang sehat serta seimbang, yang kemudian kedua orang tuanya serta lingkungannya berada yang memberikan pendidikan.

Grameds juga dapat melihat bagaimana perkembangan manusia yang terjadi hingga mencapai kesuksesan dalam karya Gisa Naraya yang berjudul Jack Ma Manusia Triliun Yuan dibawah ini.

beli sekarang

Teori Perkembangan Manusia

Selain pendekatan, terdapat pula empat teori perkembangan manusia yang dikemukakan oleh para ahli, yang terdiri dari sebagai berikut.

1. Teori Empirisme

Teori perkembangan manusia pertama yang dikemukakan oleh John Locke adalah Teori Empirisme. Teori ini sendiri memiliki anggapan bahwa perkembangan seseorang dipengaruhi dari berbagai pengalaman yang diperolehnya selama perkembangan sejak lahir sampai dewasa.

Pada teori empirisme ini, pendidikan serta pergaulan masuk ke dalam sebuah pengalaman. Dimana dijelaskan pula pada teori ini, manusia merupakan sebuah kertas putih dan nantinya individu tersebut akan menjadi apa, bergantung terhadap apa yang dituliskan pada kertas tersebut.

2. Teori Nativisme

Teori perkembangan manusia kedua yang dikemukakan oleh Arthur Schopenhauer adalah Teori Nativisme. Pada teori ini, perkembangan manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dimiliki individu tersebut sejak dilahirkan.

Pada teori nativisme ini ditegaskan bahwa individu membawa sifat tertentu yang dapat menjadi faktor pengaruh dan penentu keadaannya. Teori ini juga beranggapan bahwa faktor pendidikan serta lingkungan tidak memiliki pengaruh pada perkembangan manusia.

Dengan hadirnya teori ini, terdapat pula pandangan dimana individu telah ditentukan pada sifat-sifat yang ada dan hal tersebut tidak bisa diubah yang membuat seseorang akan sangat bergantung terhadap sifat yang diturunkan dari kedua orang tuanya.

Hal yang dimaksud adalah, bila orang tua dari individu merupakan orang yang baik, maka individu tersebut juga akan menjadi orang yang baik, dan begitu pula sebaliknya. Menurutnya, sifat baik maupun jahat yang ada pada seseorang tidak dapat diubah.

Teori nativisme ini juga memiliki konsekuensi pandangan, dimana seseorang yang dilahirkan baik maka seterusnya akan tetap baik, dan begitu pula sebaliknya dimana jika seseorang dilahirkan jahat maka akan seterusnya tetap jahat. Pada teori ini, sifat tersebut tidak dapat diubah baik oleh pendidikan maupun lingkungannya berada.

Hal ini pun menimbulkan pandangan pesimistis pada bidang pendidikan, dimana adanya pandangan bahwa pendidikan tidak berdaya untuk menghadapi perkembangan manusia yang ada. Dengan demikian, terdapat pertentangan dengan kenyataan yang ada di lingkungan, dikarenakan sejak zaman dahulu hingga saat ini banyak orang berusaha mendidik generasi mudanya melalui pendidikan sebagai hal yang dapat, perlu, dan harus dilakukan.

Oleh sebab itulah, teori nativisme yang ada tidak bisa diterima oleh para ahli. Hal tersebut dikarenakan teori ini tidak dapat dipertahankan maupun dipertanggungjawabkan di dalam lingkungan yang ada saat ini.

3. Teori Naturalisme

Teori perkembangan manusia ketiga yang dikemukakan oleh J. J. Rousseau adalah Teori Naturalisme. Pada teori ini, beliau mengemukakan pendapatnya bahwa semua anak adalah baik ketika baru datang dari tangan sang pencipta, namun semua menjadi buruk di tangan manusia.

Aliran teori ini juga dapat disebut sebagai aliran negativisme, hal tersebut dikarenakan pendidik memiliki kewajiban untuk membiarkan pertumbuhan anak didik dengan sendirinya maupun diserahkan kembali pada lingkungannya.

Pernyataan di atas memiliki makna bahwa seorang anak tidak memerlukan pendidikan, namun yang diperlukan adalah untuk seorang pendidik menyerahkan anak tersebut ke alam, agar pembawaan yang baik sejak lahir tersebut tidak menjadi rusak dengan adanya proses kegiatan pendidikan yang dilakukan tersebut.

Teori Naturalisme ini memiliki anggapan bahwa alam lah yang menjadi faktor penting dalam pendidikan seorang anak, yang membuat anak tersebut bukanlah hasil bentukan dari pendidikan yang didapatkan di sekolah formal melainkan alam.

4. Teori Konvergensi

Teori perkembangan manusia keempat yang dikemukakan oleh  William Stern adalah Teori Konvergensi. Teori ini sendiri merupakan sebuah gabungan diantara dua teori perkembangan manusia, yaitu teori nativisme serta teori empirisme.

Pada teori konvergensi ini dikemukakan bahwa pembawaan serta pengalaman pada perkembangan manusia memiliki peran penting. Dimana, antara lingkungan orang tersebut berada dengan bakat yang dimiliki sejak lahir saling mempengaruhi satu sama lain.

Teori ini juga mengatakan, bahwa setiap individu telah memiliki bakat, akan tetapi agar dapat berkembang bakat tersebut harus berada atau menemukan lingkungan yang sesuai dengan individu tersebut.

Selain bakat yang dimiliki, ada juga pertimbangan mengenai kematangan seseorang. Dimana walaupun bakat yang dimiliki individu tersebut sudah menemukan lingkungan yang tepat belum tentu bisa berkembang jika belum adanya kematangan.

Contohnya sendiri dapat kita lihat pada seorang anak berumur enam bulan, dimana dia belum dapat berjalan walaupun hidup di lingkungan manusia lainnya karena belum adanya kematangan tersebut.

Untuk mempelajari mengenai bakat yang dimiliki oleh manusia, serta berbagai keistimewaan lainnya, Grameds dapat menjadikan buku Menjadi Manusia Istimewa sebagai referensi pembelajaran.

beli sekarang

Teori Perkembangan Manusia Menurut Erikson

Pada teorinya, Erikson lebih menekankan pada perkembangan emosional manusia, yang terdiri dari beberapa kriteria, sebagai berikut.

  • Pertama, melukiskan perilaku secara kualitatif berbeda.
  • Kedua, mengacu terhadap persoalan umum.
  • Ketiga, berlangsung pada urutan yang tidak dapat berubah.
  • Keempat, secara kultural memiliki sifat universal.

Terdapat pula delapan tahapan kehidupan manusia menurut teori ini, simak informasi berikut.

1. Oral

Tahapan pertama, yaitu oral yang memiliki zona utama yaitu mulut. Namun, pada mode aktivitas yang juga dapat disebut dengan inkorporasi yang merupakan memasukkan sesuatu ke dalam dirinya secara pasif yang juga sangat mendambakan suatu hal.

2. Anal

Tahapan kedua, yaitu anal yang mode dasarnya adalah retensi serta eliminasi, menahan maupun melepaskan. Pada mode ini juga memiliki sifat yang meluas dan bukan hanya di sekitar zona anal.

Contoh dari tahapan ini adalah, seorang anak dengan orang dewasa, dimana kadang suka menahannya, mengendus, atau bahkan terkadang juga suka mendorong orang dewasa untuk menjauhi dirinya.

3. Falik atau Odipal

Tahapan ketiga, yaitu falik atau odipal yang mode utamanya disebut sebagai intrusi yang memiliki arti penggerakan ke depan. Melalui inisiatif yang dimiliki, seorang anak membuat sebuah rencana, menetapkan tujuan serta memiliki semangat untuk mencapainya.

4. Latensi

Tahapan keempat, yaitu latensi yang menurut Erikson menjadi penentu dalam pertumbuhan ego. Menurutnya, penting bagi anak untuk belajar dalam menguasai kemampuan kognitif dan juga sosial.

Namun, terdapat pula krisis pada tahapan ini antara lain industri vs inferioritas. Dimana seorang anak sering dijadikan harapan serta keinginan masa lalu dari keluarganya, serta memiliki keinginan yang besar untuk mempelajari kemampuan serta kegunaan peralatan budaya.

5. Pubertas atau Genital

Tahapan kelima, yaitu pubertas atau genital yang menurut Erikson mengalami peningkatan pesat pada energi pendorong yang seringkali mengganggu remaja, namun beliau juga mengemukakan bahwa persoalan tersebut hanya sebagian dari masalah yang sesungguhnya.

Menurutnya, masa remaja juga mengalami gangguan serta kekacauan karena konflik serta tuntutan sosial yang baru. Beliau mengemukakan bahwa tugas utama bagi remaja adalah membangun pemahaman baru mengenai identitas ego yang merupakan sebuah perasaan mengenai siapa dirinya serta apa tempatnya pada tatanan sosial yang lebih besar.

6. Dewasa Muda

Tahapan keenam, yaitu dewasa muda yang berisi berbagai langkah manusia dapat memperlebar serta memperdalam kapasitasnya untuk mencintai serta memperhatikan orang lain. Pada tahapan ini yang menjadi intinya adalah mencapai keintiman.

7. Dewasa

Tahapan ketujuh, yaitu dewasa yang menurut Erikson memasuki tahapan untuk semangat berbagi dan penyerapan diri serta stagnasi.

8. Usia Senja

Tahapan kedelapan, yaitu usia senja yang bukan hanya pada penyesuaian eksternal, namun pergulatan batin yang juga terjadi pada tahapan ini. Dimana, pergulatan tersebut memiliki potensi untuk tumbuh hingga mencapai kebijaksanaan.

Teori Perkembangan Anak

Terdapat pula yang dinamakan dengan perkembangan anak dimana mengacu pada perubahan serta pertumbuhan yang dialami oleh anak tersebut. Pada teori ini sendiri juga terdapat berbagai aspek pengaruh dimulai dari sosial, emosional, hingga kognitif. Berikut ini beberapa jenis teori perkembangan anak yang perlu kamu ketahui, sebagai berikut.

1. Teori Sigmund Freud

Teori perkembangan anak pertama yang dikemukakan oleh Sigmund Freud menyatakan bahwa pengalaman seseorang di masa kecil serta hasrat alam bawah sadar memiliki pengaruh terhadap perilaku individu.

Beliau juga mengemukakan bahwa konflik yang ada pada berbagai tahapan tersebut akan memiliki pengaruh hingga ke masa depan. Teori ini juga menyatakan bahwa pada setiap usia anak, titik hawa nafsu yang dapat disebut juga sebagai libido akan berbeda.

Seperti halnya pada usia anak 3 hingga 5 tahun, anak tersebut akan mulai mengenali identitas seksualnya. Pada usia 5 tahun hingga masa pubertas, maka akan memasuki tahapan laten dengan mempelajari berbagai hal seputar seksualitas.

Jika seorang anak tidak berhasil untuk menuntaskan tahapan tersebut, maka dapat berpengaruh pada karakternya saat dewasa nanti. Sigmund Freud juga berpendapat bahwa sifat yang dimiliki individu sangat ditentukan melalui apa yang dialami individu tersebut dimulai dari umur 5 tahun.

2. Teori Erik Erikson

Teori perkembangan anak kedua yang dikemukakan oleh Erik Erikson yang merupakan salah satu teori psikososial yang paling populer hingga saat ini. Beliau melalui teori ini mengemukakan delapan tahapan perkembangan psikososial individu yang berfokus terhadap interaksi sosial serta konflik.

Berbeda dengan teori Freud yang lebih berfokus terhadap aspek seksual seseorang, teori ini berfokus pada interaksi sosial serta pengalaman seseorang yang menjadi penentunya.

Tahapan perkembangan anak yang ada pada teori ini juga digunakan untuk menjelaskan proses individu sejak bayi hingga meninggal dunia. Berbagai konflik yang dihadapi di setiap tahapan nantinya akan berpengaruh saat dewasa kepada pembentukan karakternya.

3. Teori Behavioral

Teori perkembangan anak ketiga yang dikemukakan oleh John B. Watson, B.F. Skinner, serta Ivan Pavlov yang berfokus pada pengalaman individu sepanjang hidupnya dalam pembentukan sifatnya hingga dewasa.

Pada perspektif teori ini, segala perilaku seseorang dapat dijelaskan melalui pada pengaruh lingkungan. Teori behavioral juga memiliki fokus pada interaksi lingkungan yang memiliki pengaruh terhadap karakter seseorang.

Dan yang membedakan teori ini dengan teori lainnya adalah teori behavioral ini mengabaikan beberapa aspek seperti halnya perasaan maupun pikiran seseorang.

4. Teori Jean Piaget

Teori perkembangan anak keempat yang dikemukakan oleh Jean Piaget yang berupa teori kognitif. Fokus dari teori ini sendiri adalah pola pikir individu. Dimana beliau mengemukakan bahwa seorang anak memiliki cara pikir yang berbeda jika dibandingkan dengan orang dewasa.

Pada teori ini juga proses berpikir dari individu menjadi pertimbangan penting sebagai aspek yang menentukan cara pandang untuk memahami dunia ini oleh seseorang. Terdapat beberapa tahapan yang dibedakan oleh teori ini, sebagai berikut.

  • Sensorimotor Stage, yang terjadi ketika seorang anak berumur 0 bulan hingga 2 tahun. Pada tahapan ini, pengetahuan yang dimiliki anak terbatas oleh persepsi sensori serta aktivitas motoriknya saja.
  • Pre-Operational Stage, yang terjadi ketika seorang anak berumur 2 hingga 6 tahun. Pada tahapan ini, seorang anak mulai belajar untuk menggunakan bahasa tanpa memahami konsep logika.
  • Concrete Operational Stage, yang terjadi ketika seorang anak berumur 7 hingga 11 tahun. Pada tahapan ini, seorang anak mulai memahami konsep atau cara berpikir logis, namun masih belum memahami konsep abstrak.
  • Formal Operational Stage, yang terjadi ketika seorang anak berumur 12 tahun hingga dewasa. Pada tahapan ini, seorang individu sudah memiliki cara berpikir abstrak serta kemampuan berpikir logis, analisis secara deduktif, dan juga perencanaan sistematis.

5. Teori John Bowlby

Teori perkembangan anak kelima yang dikemukakan oleh John Bowlby yang masuk ke dalam teori perkembangan sosial yang paling awal ditemukan. Pada teorinya, beliau mengemukakan bahwa hubungan sejak dini yang terjadi antara seorang anak dengan pengasuhnya memiliki peran penting pada perkembangannya.

Hubungan tersebut juga dapat berdampak pada hubungan sosial anak tersebut seumur hidupnya. Pada teori ini, John Bowlby juga berpendapat bahwa anak terlahir dengan adanya kebutuhan atas kasih sayang.

Hal tersebut juga menggambarkan mengapa seorang anak selalu ingin berada di dekat pengasuhnya, yang kemudian dibalas dengan kasih sayang tersebut.

6. Teori Albert Bandura

Teori perkembangan anak keenam yang dikemukakan oleh Psikolog bernama Albert Bandura. Pada teorinya, beliau meyakini bahwa seorang anak mendapatkan informasi serta kemampuan dengan melakukan pengamatan terhadap perilaku orang lain yang ada disekitarnya.

Walaupun begitu, pengamatan yang dilakukan tersebut tidak selalu secara langsung. Pengamatan ini dapat melalui tokoh fiksi yang ada di buku, film, maupun proses pembelajaran aspek sosial yang dilakukannya berupa observasi.

7. Teori Lev Vygotsky

Teori perkembangan anak ketujuh yang dikemukakan oleh Lev Vygotsky. Pada teorinya, beliau mengemukakan bahwa seorang anak belajar secara aktif melalui pengalaman yang dialaminya secara langsung.

Teori ini juga berpendapat bahwa orangtua, pengasuh, maupun teman menjadi faktor penting pada pembentukan seorang anak. Melalui teori ini juga ditekankan bahwa belajar merupakan proses yang tidak dapat dipisahkan dari aspek sosial. Melalui interaksi antar individu maupun kelompok yang ada menjadi proses belajar bagi seseorang.

About the author

Aris

Saya sangat dengan dunia menulis karena melalui menulis, saya bisa mendapatkan banyak informasi. Karya yang saya hasilkan juga beragam, dan tema yang saya suka salah satunya adalah sosiologi. Tema satu ini akan selalu melekat dalam kehidupan sehari-hari, sehingga akan selalu menarik untuk dibicarakan.

Kontak media sosial Twitter saya M Aris