Agama Islam

Pengertian Tasawuf: Sejarah, Prinsip, Dasar dan Bentuk Ajaran

Tasawuf adalah
Written by Yufi Cantika

Tasawuf adalah – Ilmu tasawuf masuk ke dalam ajaran agama Islam yang kemudian dikembangkan oleh para sufi. Istilah ini sendiri berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata “tasawwafa atau yatashowwaru – tashowwuf” yang mengandung makna (menjadi) berbulu banyak, atau menjadi ciri-ciri dari seorang sufi.

Biasanya seorang sufi memiliki ciri khas pakaian yang terbuat dari wol atau bulu domba. Ilmu tasawuf kemudian berasal juga dari berbagai pengaruh ajaran agama serta filsafat lain sehingga pada akhirnya disesuaikan dengan konsep agama Islam.

Pengertian Tasawuf

Tasawuf atau yang dikenal juga sebagai sufisme merupakan suatu ajaran tentang bagaimana menyucikan jiwa, menjernihkan akhlak, serta membangun dhahir dan batin untuk dapat memperoleh kebahagian abadi.

Sejarah, madzhab, dan inti ajarannya memiliki sejumlah versi berbeda dalam mengartikan apa itu sufi atau tasawuf. Setidaknya terdapat enam pendapat dalam hal itu, seperti berikut.

  • Kata shuffah yang berarti emperan masjid Nabawi dan didiami oleh sebagian sahabat Anshar. Hal ini sendiri dikarenakan amalan ahli tasawuf hampir sama dengan apa yang diamalkan oleh para sahabat tersebut, yaitu dengan mendekatkan diri kepada Allah dan hidup dalam kesederhanaan.
  • Kata Shaf juga dapat berarti barisan. Istilah ini kemudian dianggap oleh sebagian ahli sebagai akar kata tasawuf karena ahli tasawuf merupakan seorang atau sekelompok orang yang membersihkan hati, mereka kemudian diharapkan berada pada barisan (shaf) pertama di sisi Allah SWT.
  • Kata shafa juga dapat berarti bersih, karena ahli tasawuf kemudian berusaha untuk membersihkan jiwa mereka untuk dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.
  • Kata shufanah, sebagai sebuah kayu yang bertahan tumbuh di padang pasir. Hal ini karena ajaran tasawuf dapat bertahan dalam situasi yang penuh pergolakan, ketika umat muslim terbuai oleh materialisme serta kekuasaan, sebagaimana kayu shufanah yang tahan hidup di tengah-tengah padang pasir yang tandus.
  • Kata Teosofi, kemudian berasal dari bahasa Yunani yang berarti ilmu ketuhanan, karena tasawuf banyak membahas tentang ketuhanan.
  • Kata shuf dapat juga bermakna bulu domba, karena para ahli tasawuf pada masa awalnya menggunakan pakaian sederhana yang terbuat dari kulit atau bulu domba (wol).

Meski memiliki definisi beragam, tasawuf kemudian memiliki arti yang satu yaitu upaya untuk mendekatkan diri pada Tuhan serta menjauhi hal-hal yang bersifat duniawi.

Masih dalam sumber yang sama, tasawuf sendiri dapat diartikan sebagai metode untuk mencapai kedekatan serta penyatuan antara hamba dan Tuhan serta mencapai kebenaran atau pengetahuan hakiki (ma’rifat) serta inti rasa agama.

Pengertian Tasawuf Menurut para Ahli

Sesungguhnya, ilmu tasawuf memiliki banyak arti dan dikemukakan dari beberapa ahli. Berikut ini pengertian ilmu tasawuf dari berbagai sudut pandang.

1. Syekh Abdul Qadir al-Jailani

Tasawuf merupakan mensucikan hati dan melepaskan nafsu dari pangkalnya dengan khalwat, riya-dloh, taubah, dan ikhlas.

2. Al-Junaid

Tasawuf memiliki makna kegiatan membersihkan hati dari yang mengganggu perasaan manusia, serta memadamkan kelemahan, menjauhi keinginan serta hawa nafsu, mendekati hal-hal yang di ridai Allah, serta bergantung pada ilmu-ilmu hakikat.

Selain itu juga memberikan nasihat kepada semua orang, dengan memegang dengan erat janji dengan Allah dalam hal hakikat serta mengikuti contoh Rasulullah SAW dalam hal syariat.

3. Syaikh Ibnu Ajibah

Ilmu tasawuf menurut syaikh adalah ilmu yang akan membawa seseorang agar dapat dekat bersama dengan Tuhan Yang Maha Esa melalui penyucian rohani serta mempermanisnya dengan amal-amal saleh. Jalan tasawuf yang pertama dengan ilmu, yang kedua amal serta yang terakhir adalah karunia Illahi.

4. H. M. Amin Syukur

Tasawuf sebagai suatu latihan dengan kesungguhan (riya-dloh, mujahadah) untuk kemudian dapat membersihkan hati, mempertinggi iman serta memperdalam aspek kerohanian seseorang.

Hal Ini sendiri dilakukan dalam rangka mendekatkan diri manusia kepada Allah sehingga perhatian yang ia miliki kemudian tertuju kepada Allah.

Terlepas dari banyaknya pengertian tasawuf oleh para ahli, beberapa pandangan mengenai tasawuf dapat diartikan sebagai salah satu upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk menyucikan diri.

Hal ini dilakukan dengan menjauhkan pengaruh kehidupan yang bersifat kesenangan duniawi serta dengan memusatkan seluruh perhatiannya kepada Allah SWT. Jadi, dengan lebih menekankan pada aspek kerohanian dibanding aspek jasmani yang ia miliki.

Hal Ini karena para tokoh tasawuf lebih mempercayai keutamaan rohani jika dibandingkan dengan keutamaan jasad serta lebih percaya dunia spiritual dibandingkan dengan dunia material. Para tokoh mempercayai bahwa dunia spiritual kemudian lebih lebih nyata jika dibandingkan dengan dunia jasmani, hingga segala yang menjadi tujuan akhir atau yang disebut Allah juga dianggap bersifat spiritual.

Sejarah dan Perkembangan Tasawuf

Terdapat beberapa versi tentang munculnya ilmu tasawuf. Ada yang percaya bahwa tasawuf telah ada sebelum Nabi Muhammad SAW menjadi rasul. Ada pula yang meyakini bahwa tasawuf muncul setelah kerasulan Nabi.

Tasawuf sendiri muncul sebelum Nabi Muhammad SAW menjadi rasul. Sebagian pendapat kemudian mengatakan bahwa paham tasawuf sebagai paham yang telah berkembang sebelum Nabi Muhammad menjadi Rasulullah.

Hal ini kemudian berasal dari orang-orang daerah Irak dan Iran yang baru masuk Islam (sekitar abad ke-8 M). Meski sudah masuk Islam, hidupnya tetap memelihara kesahajaan serta menjauhkan diri dari berbagai kemewahan dan kesenangan keduniaan.

Tasawuf yang berasal dari zaman Nabi Muhammad SAW. Sebagian pendapat lainnya menyatakan bahwa asal usul ajaran tasawuf berasal dari zaman Nabi Muhammad SAW.

Berasal dari kata “beranda” (suffa), dan pelakunya disebut juga dengan ahl al-suffa, seperti telah disebutkan diatas. Mereka kemudian dianggap sebagai penanam benih paham tasawuf yang berasal dari pengetahuan Nabi Muhammad.

Tasawuf muncul setelah zaman Nabi Muhammad SAW. Pendapat lainnya mengungkapkan tasawuf muncul ketika pertikaian antar umat Islam di zaman Khalifah Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, khususnya disebabkan oleh faktor politik.

Pertikaian yang terjadi antar umat Islam disebabkan oleh faktor politik dan perebutan kekuasaan yang terus berlangsung dimasa khalifah-khalifah sesudah Utsman dan Ali. Munculah masyarakat yang bereaksi terhadap hal tersebut kemudian menjadikannya menganggap bahwa politik dan kekuasaan merupakan wilayah yang kotor.

Mereka melakukan berbagai gerakan ‘uzlah, yaitu menarik diri dari hingar-bingar masalah duniawi. Lalu munculah gerakan tasawuf yang saat itu dipelopori oleh Hasan Al-Bashri pada abad kedua Hijriyah.

Tasawuf adalah

Bagbudig.com

Prinsip-Prinsip Tasawuf

Tasawuf bertujuan membantu seseorang untuk tetap berada di jalan Allah SWT. Dengan tasawuf seseorang kemudian menjadi tidak berlebihan dalam hal duniawi serta tetap fokus pada iman dan takwa yang ia miliki.

Terdapat beberapa prinsip yang dapat dilakukan dalam ber-tasawuf. Menurut ahli sufi, Profesor Angha dalam The Hidden Angels of Life, prinsip tasawuf yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Zikir

Zikir sebagai suatu proses pemurnian hati, pembersihan serta pelepasan. Orang-orang yang melakukan zikir kemudian bertujuan mendekatkan diri pada Tuhan melalui doa serta melantunkan lafaz zikir.

2. Fikr (Meditasi)

Saat pikiran merasa bingung atau bertanya-tanya, pusatkanlah perhatianmu yang kamu miliki ke dalam diri dengan berkonsentrasi pada satu titik. Meditasi sebagai suatu perjalanan kegiatan mental dari dunia eksternal menuju suatu esensi diri.

3. Sahr (Bangkit)

Dengan Membangkitkan jiwa dan tubuh sebagai proses mengembangkan kesadaran mata dan telinga. Selain itu juga sebagai suatu proses mendengarkan hati, serta proses meraih akses menuju potensi diri yang tersembunyi.

4. Ju’i (Merasa Lapar)

Merasakan lapar pada hati dan pikiran untuk kemudian bertahan mencari serta mendapatkan suatu kebenaran. Proses ini kemudian melibatkan hasrat dan keinginan yang mendalam untuk tetap tabah serta sabar dalam mencari jati diri.

5. Shumt (Menikmati Keheningan)

Berhenti berpikir serta mengatakan berbagai hal yang tidak perlu. Kedua hal ini merupakan proses menenangkan lidah serta otak serta mengalihkan dari godaan eksternal menuju Tuhan.

6. Shawm (Puasa)

Tidak hanya pada tubuh yang berpuasa melainkan pikiran juga. Proses ini kemudian termasuk puasa fisik, bermanfaat untuk dapat melepaskan diri dari hasrat dan keinginan otak serta pandangan atau persepsi indera eksternal.

7. Khalwat (Bersunyi Sendiri)

Berdoa dalam kondisi sunyi atau kesunyian, baik secara eksternal maupun internal akan membantu melepaskan diri. Bersunyi sendiri tetap akan mendekatkanmu dengan orang lain atau di tengah orang banyak.

8. Khidmat (Melayani)

Menyatu dengan kebenaran Tuhan. Seseorang yang menemukan jalan jiwa untuk pelayanan dan pertumbuhan diri.

Dasar Ilmu Tasawuf

Sama seperti ajaran dalam agama Islam lainnya, ilmu tasawuf kemudian dilarang menyimpang dari Alquran. Berikut di bawah ini adalah dasar-dasar ilmu tasawuf, yakni:

  • Surat Al-Baqarah Ayat 115 berbunyi “Dan kepunyaan Allah-lah dari timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap maka di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Luas (rahmat-Nya) dan Maha Mengetahui.”
  • Surat Al-Baqarah Ayat 186 berbunyi “Dan jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku sangat dekat. Aku mengabulkan permohonan setiap orang yang berdoa jika ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka kemudian memenuhi (segala perintahKu) serta hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka kemudian selalu berada dalam kebenaran.”
  • Surat Qaf Ayat 16 berbunyi “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia serta mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami menjadi lebih dekat kepadanya dibandingkan urat lehernya.”
  • Surat Al-Kahfi Ayat 65 berbunyi “Lalu mereka akan bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, serta yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.”

Aliran Ilmu Tasawuf dan Bentuk Ajarannya

Terdapat macam-macam ilmu tasawuf, di antaranya adalah:

1. Tasawuf Akhlaki (Sunni)

Tasawuf akhlaki merupakan suatu tasawuf yang berkonsentrasi kepada teori-teori perilaku akhlak serta teori budi pekerti.

Dengan berbagai metode tertentu yang telah dirumuskan sebelumnya tasawuf seperti ini kemudian berupaya untuk menghindari akhlak mazmumah atau perilaku buruk dan mewujudkan akhlak mahmudah atau perilaku baik.

Dalam pandangan para sufi yang berpendapat bahwa untuk merehabilitasi sikap mental yang tak baik diperlukan terapi yang tidak hanya dari aspek lahiriyah saja, karenanya dalam tasawuf akhlaki memiliki sistem pembinaan akhlak yang disusun sebagai berikut:

  • Takhalli sebagai suatu langkah pertama yang yang harus dilakukan oleh seorang sufi.
  • Takhalli merupakan suatu usaha mengosongkan diri dari suatu perilaku tercela.
  • Tahalli merupakan suatu upaya untuk mengisi dan menghiasi diri dengan jalan membiasakan diri dengan sikap, perilaku, serta akhlak terpuji. Tahapan tahalli kemudian dilakukan kaum sufi setelah mengosongkan jiwa dari akhlak-akhlak tercela.
  • Tajalli merupakan suatu pemantapan dan pendalaman materi yang telah dilalui fase tahalli, maka rangkaian pendidikan akhlak selanjutnya ialah fase tajalli. Kata tajalli sendiri bermakna terbukanya hijab sehingga tampak jelas nur ilahi. Hal ini sejalan juga dengan firman Allah SWT yang artinya, “Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan,” (QS. Al-A’raf: 143).

2. Tasawuf Falsafi

Tasawuf falsafi merupakan suatu tasawuf yang didasarkan kepada gabungan teori-teori tasawuf serta berbagai filsafat atau yang bermakna metafisis atau mistik. Tasawuf ini juga kemudian dikembangkan oleh ahli-ahli sufi sekaligus filsuf.

3. Tasawuf Syi’i

Tasawuf syi’i kemudian beranggapan bahwa manusia dapat meninggal dengan Tuhannya karena ia memiliki kesamaan esensi dengan Tuhannya.

Menurut Ibnu Khaldun yang dikutip oleh Taftazani kemudian melihat kedekatan serta kesamaan antara tasawuf falsafi dan tasawuf syi’i terkait pandangan hulul atau ketuhanan iman-iman mereka.

Buku-Buku Terkait Tasawuf

1. Tasawuf Modern: Bahagia Itu Dekat dengan Kita

Tasawuf adalah

Buku ini tidak menguraikan tentang tasawuf secara gamblang, meski judulnya Tasawuf Modern. Buku ini tetap relevan, meski ditulis puluhan tahun yang lalu. Temanya tentang bahagia, topik yang tidak pernah selesai diperbincangkan, dan selalu ingin diwujudkan oleh siapa pun, di mana pun, dan dengan cara apapun.

Ditulis oleh cendekiawan muslim berwawasan luas, dengan latar belakang sastrawan, menjadikan buku ini bukan saja kaya makna, tapi juga enak dibaca.

Mari kita lihat salah satu uraiannya, “…Berbahagialah yang timbul ketika memberi keputusan. Ada yang mengatakan baik, sebab sayang, ada yang mengatakan buruk, sebab benci. berbagai ragam keputusan menurut pengalaman. Ilmu, penyelidikan, bahagia, dan celaka itu hanya berpusat kepada sanubari orang, bukan pada zat barang yang dilihat. Bagi kebanyakan orang, masuk bui menjadi kecelakaan dan kehinaan, bagi setengahnya pula, menjadi kemuliaan dan kebahagiaan”.

2. Syekh ‘Abd Al-Ra’F Al-Fansr Rekonsiliasi Tasawuf dan Syariat

Tasawuf adalah

Meskipun tasawuf adalah salah satu disiplin keilmuan Islam yang sah, sejarah mencatat tidak jarang terjadi ketegangan antara ulama syariat (ahli fikih dan teolog) dan ulama sufi. Perselisihan tersebut kadang kadang membawa kepada konflik, persekusi dan bahkan hukuman mati.

Polemik wujudiah di Aceh pada abad ke-17 adalah di antara contoh ketegangan antara ulama syariat dan ulama sufi di Nusantara. Hubungan yang tidak harmonis antara dua kelompok ulama ini telah mendorong tokoh-tokoh ulama sufi, sejak abad ke-3 H, untuk mencari jalan tengah demi mendamaikan antara ulama syariat dan ulama sufi.

Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya konflik antara dua kelompok ulama tersebut dan mencegah terjadinya penyimpangan oleh para penempuh jalan sufi.

3. Pembangunan Karakter Islam Perspektif Tasawuf

Tasawuf adalah

Tasawuf merupakan batin (esoteris) dari ajaran Islam, sementara sisi lahirnya (esoteric) adalah syariah yang mengandung hukum-hukum keagamaan formal, mengenai apa yang harus dilakukan oleh seseorang (al-wajibat) serta apa yang seharusnya ditinggalkan (al-muharramat).

Tasawuf, selain mengisi sisi batiniah dari syariah, juga memberikan makna bagaimana hidup ber-Tuhan dengan baik dan benar. Dalam konteks ini, tasawuf telah memberikan penegasan bahwa hidup tanpa memiliki hubungan yang harmonis dengan Tuhan, adalah hidup yang, kosong dan hampa.

Manusia yang telah mencampakkan sisi batin (rohaniah) pada dirinya, serta tidak memiliki hubungan yang harmonis dan selaras dengan Tuhan, merupakan manusia yang hidup tanpa aturan-aturan dan norma-norma kebaikan. Bertasawuf dalam al-akhlaq al-mahmudah berarti menegakkan moral yang baik dalam bentuk ucapan, perbuatan dan aktivitas keseharian.

Moral ini harus diajarkan, difahamkan, didudukkan, serta dibiasakan, sehingga ia menyatu dalam diri dan kemudian menjadi karakter.

4. Tasawuf : Perkembangan & Pemurnian

Tasawuf adalah

Perkembangan dan pertumbuhan Tasawuf Islam banyak diwarnai kesalahpahaman, bahkan hingga saat ini. Misalnya, ada yang menyebutkan pertumbuhan Tasawuf Islam terpengaruh oleh ajaran Kristen hingga filsafat.

Pun demikian dengan beberapa ajarannya, seperti Hulu, Kasyaf, Tajali, al-wahdat ul Muthlaqah, atau Wahdatul Wujud. Kesalahpahaman bahkan sampai pada titik pertentangan yang sengit, terutama dengan kalangan Fiqih. Sampai-sampai seorang tokoh Tasawuf harus berakhir di tiang gantung.

Melalui buku ini, Buya Hamka dengan keluasan dan pemahamannya yang utuh, memberi kita cara pandang untuk melihat Tasawuf Islam seperti apa adanya.

Demikian kita memahami bahwa tasawuf adalah sebuah ajaran atau ilmu dalam mendekatkan diri kepada Tuhan. Grameds bisa membaca dan mendapatkan buku-buku terkait tasawuf di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas Gramedia selalu memberikan produk terbaik agar kamu memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

 

Penulis: Sofyan

BACA JUGA:

  1. Rekomendasi Buku Hijrah Muslimah Terbaru Juli 2022
  2. Buku Islami Best Seller Terbaru Juli 2022 di Gramedia
  3. Rekomendasi Buku Islami untuk Panduan Hijrah Menuju Lebih Baik
  4. Buku Sejarah Agama Islam & Peradaban Islam
  5. Rekomendasi Ensiklopedia Islam Terbaru Juli 2022

About the author

Yufi Cantika

Saya Yufi Cantika Sukma Ilahiah dan biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Saya suka dengan tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Linkedin Yufi Cantika