Sejarah

Pasca Proklamasi, Mengapa Bangsa Indonesia Harus Mempertahankan Kemerdekaan?

pasca kemerdekaan
Written by Fandy

Mengapa Bangsa Indonesia Masih Harus Berjuang Lagi Mempertahankan Kemerdekaannya? – Berbicara mengenai kemerdekaan tentu berkaitan dengan perjuangan panjang para leluhur dan pendahulu bangsa. Indonesia telah menyatakan kemerdekaan sejak 17 Agustus 1945 yang ditandai dengan momen pembacaan teks proklamasi. Momen tersebut membuktikan bahwa Indonesia sudah 76 tahun merdeka.

Hari, tanggal, dan bulan tersebut menjadi momen yang sakral bagi bangsa Indonesia. Momen krusial tersebut dianggap sebagai titik puncak bangsa Indonesia untuk mendeklarasikan kemerdekaan.

Soekarno membacakan naskah proklamasi secara lantang untuk menyatakan kebebasan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan yang mengikat sejak ratusan tahun lamanya. Kemerdekaan Indonesia menjadi tonggak pembaruan kehidupan yang memiliki makna mendalam.

Muncul pertanyaan, mengapa bangsa Indonesia masih harus berjuang lagi mempertahankan kemerdekaannya? Pasca proklamasi, bangsa Indonesia masih harus berjuang mempertahankan kemerdekaannya karena banyak pihak asing yang tidak menyetujui dan tidak mengakui kemerdekaan Indonesia.

Belanda masih belum rela menerima kenyataan bahwa Indonesia telah merdeka. Belanda melakukan berbagai cara untuk kembali menjajah dan menguasai Indonesia. Bagaimana dengan sikap bangsa Indonesia saat itu?

Hal tersebut yang membuat bangsa Indonesia tidak tinggal diam dan terus berupaya berjuang melawan penjajah. Sebagai bangsa yang merdeka, Indonesia seharusnya bebas untuk menentukan nasib bangsa tanpa harus dibelenggu para penjajah.

Meski telah memproklamasikan kemerdekaannya, ada berbagai pihak yang tidak mengakui kedaulatan pemerintahan Republik Indonesia. Proklamasi kemerdekaan yang dikumandangkan tidak serta merta membuat Indonesia berhenti berjuang.

Pihak yang tidak mengakui kemerdekaan Indonesia masih terus berusaha mengembalikan kekuasaannya. Indonesia masih terlibat perang melawan Inggris dan Belanda beberapa bulan setelah merdeka.

Indonesia melakukan perjuangan mempertahankan kemerdekaan dengan perlawanan fisik dan jalur diplomasi. Jika dirunut lebih mendalam, Belanda kembali datang membonceng sekutu dengan sebutan NICA. Rakyat Indonesia tidak tinggal diam dan mulai melakukan perlawanan meski Belanda berusaha menegakkan kembali kekuasaannya.

Perjuangan bangsa Indonesia saat mempertahankan kemerdekaan disebut sebagai perjuangan revolusi. Indonesia terus berjuang agar kemerdekaan bangsa dapat dihormati oleh bangsa lain.

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, bangsa Indonesia melakukan perlawanan fisik dengan kontak senjata. Sedangkan perlawanan jalur diplomasi dilakukan melalui meja-meja perundingan.

Pihak yang tidak menyetujui akan kemerdekaan Indonesia ialah bangsa Belanda, Inggris, dan Jepang. Belanda memiliki keinginan yang kuat untuk kembali menjajah Indonesia. Sementara bangsa Inggris membuat perjanjian untuk membantu Belanda mengembalikan Indonesia sebagai bekas jajahannya.

Kemudian tentara Jepang pada saat itu masih mendiami Indonesia. Tentara Jepang belum mengetahui bangsa Indonesia telah merdeka. Selain itu, mereka belum mendengar kabar bahwa Jepang telah kalah dalam perang dan menyerah pada sekutu.

Beli Buku di Gramedia

Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

Perlawanan Fisik

Indonesia berupaya mempertahankan kemerdekaan melalui perlawanan fisik dan diplomasi. Berikut bentuk perlawanan fisik yang dilakukan bangsa Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaannya.

Ilustrasi Bandung Lautan Api (sumber: seruni.id)

1. Pertempuran 10 November di Surabaya.

Pertempuran 10 November 1945 dipicu oleh kejadian perobekan bendera di Hotel Yamato. Insiden tersebut menewaskan perwira Inggris yang bernama AWS Mallaby. Kemudian pihak sekutu memberikan ultimatum kepada rakyat Surabaya untuk menyerahkan persenjataan ke AFNEI.

Rakyat Surabaya mengacuhkan ultimatum yang diberikan dan memilih untuk bertempur mempertahankan kemerdekaan. Di Radio Perjuangan, Kolonel Sungkono dan Bung Tomo berupaya membakar semangat tempur rakyat Surabaya.

2. Palagan Ambarawa

Pertempuran Ambarawa terjadi pada tanggal 26 Oktober-15 Desember 1945 di Ambarawa, Jawa Tengah. Pertempuran ini dilatarbelakangi oleh keinginan Sekutu untuk mengambil alih kota Ambarawa. Hingga akhirnya Tentara Keamanan Rakyat (TKR) berhasil memukul mundur Sekutu dengan melakukan berbagai perlawanan.

3. Bandung Lautan Api

Sebagai salah satu bentuk perjuangan besar bangsa Indonesia, peristiwa Bandung Lautan Api terjadi pada tanggal 24 Maret 1946. Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh ultimatum Sekutu yang memerintahkan pengosongan kota Bandung.

Tentara dan rakyat Bandung memutuskan untuk membakar gedung-gedung penting agar tidak bisa digunakan oleh Sekutu. Insiden pembakaran yang dilakukan dikenal dengan Bandung Lautan Api.

4. Medan Area

Pertempuran Medan Area terjadi pada tanggal 10 Desember 1945-10 Desember 1946. Hal yang melatarbelakangi pertempuran ini terjadi ialah perampasan dan penginjakan lencana merah putih oleh Sekutu.

5. Serangan Umum 1 Maret 1949

Serangan Umum 1 Maret terjadi di sekitar Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta. Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh keinginan Belanda untuk menguasai Indonesia dengan melancarkan aksi militer.

Serangan Umum 1 Maret 1949 menjadi pertempuran penting bagi bangsa Indonesia. Perlawanan ini memiliki nilai politis besar dalam upaya diplomasi Indonesia di dunia internasional.

Beli Buku di Gramedia

Perlawanan Diplomasi

Bangsa Indonesia melakukan beberapa perjuangan diplomasi yang mengutamakan perundingan untuk menghasilkan kesepakatan, yakni Perundingan Linggarjati, Perundingan Renville, dan Konferensi Meja Bundar. Berikut penjelasan singkat mengenai perlawanan diplomasi yang dilakukan oleh bangsa Indonesia.

Ilustrasi Perjanjian Renville (sumber: moondoggiesmusic.com)

1. Perundingan Linggarjati

Perundingan ini terjadi pada 11 November 1946 di Cirebon, Jawa Barat. Melalui perundingan ini Belanda mengakui wilayah Jawa, Sumatera, dan Madura secara de facto. Kemudian Indonesia-Belanda membentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Uni Indonesia-Belanda.

2. Perundingan Renville

Perundingan ini terjadi di atas kapal perang USS Renville milik Amerika Serikat pada tanggal 17 Januari 1948. Melalui perjanjian ini, Indonesia dan Belanda sepakat untuk menghentikan tembak menembak.

3. Konferensi Meja Bundar

Perlawanan diplomasi ini dilakukan pada 23 Agustus 1949-2 November 1949 di Den Haag, Belanda. Sesuai dengan namanya, perundingan ini dilakukan di atas meja yang membentuk sebuah bundaran. Melalui perlawanan diplomasi ini, Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS).

Beli Buku di Gramedia

Mengapa Bangsa Indonesia Masih Harus Berjuang Lagi Mempertahankan Kemerdekaannya?

Bangsa Indonesia telah menyiarkan proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Kemerdekaan yang diperoleh belum mendapatkan pengakuan dari berbagai pihak.

Pemerintah kolonial Belanda masih berupaya untuk mengembalikan kekuasaanya di Indonesia. Hal tersebut membuat bangsa Indonesia kembali berjuang mempertahankan kemerdekaannya dalam periode revolusi fisik yang berlangsung pada tahun 1945-1949.

Bangsa Indonesia dulu berjuang mempertahankan kemerdekaan dengan mengorbankan banyak nyawa dan harta benda. Indonesia melakukan perlawanan fisik dengan kontak senjata dan perlawanan diplomasi melalui meja perundingan.

Berkat tekat yang kuat, akhirnya bangsa Indonesia mendapatkan pengakuan kedaulatan dari bangsa Belanda. Peristiwa Konferensi Meja Bundar (KMB) yang berlaku pada tanggal 27 Desember 1949 menjadi tonggak pengakuan kedaulatan yang diberikan Belanda kepada Indonesia.

Kembali ke pertanyaan pada judul artikel di atas. Mengapa bangsa Indonesia masih harus berjuang  lagi mempertahankan kemerdekaannya? Maka jawaban utamanya ialah karena bangsa Belanda tidak mengakui kemerdekaan Indonesia dan mereka masih terus berupaya untuk kembali menguasai Indonesia.

About the author

Fandy

Perkenalkan nama saya Fandy dan saya sangat suka dengan sejarah. Selain itu, saya juga senang menulis dengan berbagai tema, terutama sejarah. Menghasilkan tulisan tema sejarah membuat saya sangat senang karena bisa menambah wawasan sekaligus bisa memberikan informasi sejarah kepada pembaca.