Kesehatan

Ketahui Resikonya Mengonsumsi Makanan dengan Pembungkus Plastik

Written by Adinda Rizki

Gramedia Literasi – Masih banyak orang tak terlalu peduli dengan kemasan pangan. Padahal kemasan berperan penting dalam menentukan aman tidaknya pangan yang dikonsumsi, terutama pangan olahan. Bila pangan dikemas dengan plastik  atau material yang mengandung racun, bukan tak mungkin kandungan toksinnya dapat mencemari makanan kemudian masuk ke dalam tubuhmu. Pasalnya, semua jenis plastik dibuat dari minyak bumi dengan campuran berbagai bahan kimia yang bersifat racun. Misalnya saja Bisphenol A (BPA) yang menyebabkan gangguan tubuh seperti infertilitas atau penurunan kesuburan, Polystirena (PS) yang bersifat karsinogenik dan memicu timbulnya kanker.

 

Selain itu terdapat juga bahan lainnya seperti PVC (Poly Vinyl Chlorida) yang sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Oleh sebabnya ketika plastik terkena suhu tinggi, maka zat yang terkandung dalam plastik dapat melepaskan berbagai bahan kimiawi. BPA juga akan merusak fungsi hormon di tubuh, terutama hormon estrogen, gangguan daya tahan tubuh, mempercepat pubertas, obesitas, menjadi salah satu faktor risiko diabetes, dan perilaku hiperaktif.

Jika dikonsumsi, kandungan bahan kimiawi tersebut kemudian akan masuk pada jaringan tubuh. Faktor yang menyebabkan mudahnya perpindahan zat kimia tersebut karena lemahnya ikatan struktur plastik, yaitu hasil sisa monomer plastik. Migrasi sisa monomer plastik makin besar jika makanan yang dibungkus mengandung suhu tinggi, seperti kuah bakso, gorengan, makan berlemak tinggi, ataupun makanan yang mengandung kadar asam tinggi. Selain itu, perpindahan bahan kimiawi ke dalam makanan juga dipengaruhi oleh lamanya kontak makanan dengan plastik. Jadi, ketika makanan dengan suhu tinggi dibiarkan terlalu lama di dalam plastik, maka kontak sisa monomer plastiknya juga semakin banyak.

Ftalat, seperti halnya BPA, juga dapat mengganggu fungsi hormon, dalam hal ini, hormon testosteron. Pada percobaan yang dilakukan menggunakan hewan uji, ftalat dalam jumlah tertentu diduga dapat menghalangi fungsi testosteron di tubuh, sehingga memengaruhi organ reproduksi pria dan organ lainnya. Tingginya kadar ftalat di tubuh bahkan telah dihubungkan dengan rendahnya jumlah produksi, serta kualitas sperma pada pria dewasa. Pengaruh komponen ini juga dapat dilihat pada ibu hamil. Ftalat meningkatkan risiko kelainan minor organ reproduksi pada anak laki-laki. Selain kedua bahan tersebut, Kamu juga perlu berhati-hati dengan bahan lainnya seperti polyvinyl chloride (PVC). Dalam jumlah tertentu, PVC dipercaya dapat meningkatkan risiko terkena kanker, cacat lahir, gangguan pencernaan hingga gangguan fungsi hati.

Membungkus Makanan Panas Pakai Plastik Bisa Picu Kanker Payudara. Dikutip dari World of Buzz, menurut Oriental Daily, Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan di Taiwan mengatakan pada 2014, kanker payudara adalah penyakit yang memiliki jumlah pasien tertinggi. Ada lebih dari 10.000 pasien kanker payudara dalam satu tahun saja. Direktur pusat kanker payudara di Rumah Sakit Memorial Shin Kong Wu Ho-Su, Zheng, mengatakan orang Taiwan umumnya menderita kanker payudara setelah menopause atau sebelum usia 40 tahun. Bagi mereka yang telah menderita kanker payudara sebelum usia 40 tahun, kemungkinan salah satu penyebabnya adalah kebiasaan membeli makanan panas untuk dibawa dalam kantong plastik atau wadah tipis.

Panas dari makanan di kantong plastik dapat menyebabkan pelepasan bahan kimia berbahaya yang diserap oleh makanan dan dikonsumsi oleh mereka. Salah satu bahan kimia yang ada dalam plastik dan berbahaya bagi tubuh adalah Bisphenol A (BPA) dengan estrogen sintetik yang lemah yang dapat mengganggu hormon tubuh dan membuat sel kanker payudara berkembang dan tumbuh pada tingkat paparan tertentu. Di Barat, kanker payudara biasanya terjadi setelah menopause tetapi di Taiwan, wanita berusia di bawah 35 tahun, sekitar 6-9 persennya merupakan pasien kanker payudara. Berdasarkan penjelasan yang sudah dijabarkan di atas, itu sebabnya sangat penting meminimalisir penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Berikut cara yang bisa kamu terapkan di rumah Grameds:

 

SELALU PERHATIKAN TANDA LABEL PADA PLASTIK

Hindari menggunakan wadah plastik yang dilabeli angka 3, 6 dan 7. Angka 3 menunjukkan bahan PVC yang merangsang pertumbuhan sel kanker (karsinogen). Kode atau nomor 3 melepaskan racun pada makanan dan minuman. Risiko akan semakin tinggi bila kemasan dicuci, dipanaskan, atau didinginkan. Sedangkan angka Kemasan plastik bernomor 6 berbahan PS, atau yang biasa dikenal sebagai styrofoam. Kemasan ini akan melepaskan racun bila dipanaskan Ketiga Kemasan plastik bernomor 7 (Other). Ditemukan dalam botol bayi, botol air minum dan pengemas lainnya. Nomor 7 mengandung Bisphenol A. Zat ini berefek pada perubahan kinerja saraf dan tingkah laku, serta pubertas yang terjadi lebih dini. Pahami juga kandungan tipe-tipe plastic lainnya berikut ini Grameds:

  • Tipe 1: Polyethylene teraphthalate (PET): Wadah plastik ini biasanya diberi simbol PET, artinya hanya bisa digunakan sekali saja. Walaupun tidak mengandung BPA atau phthalate, tipe ini mengandung antimon yang kemungkinan bersifat karsinogen (memicu kanker) pada manusia. Wadah plastik tipe ini biasanya ditemukan pada botol jus atau toples selai.
  • Tipe 2: High-density polyethylene (HDPE) Wadah plastik ini biasanya diberi simbol HDPE, sifatnya aman dan mengandung polietilen dengan densitas tinggi yang membuat plastik yang relatif kaku. Wadah plastik tipe ini biasanya ditemukan pada botol susu.
  • Tipe 3: Polivinil klorida (V) Wadah plastik ini biasanya diberi simbol V, berisi phthalate. Biasanya ditemukan pada botol jus buah, botol minyak goreng dan kemasan makanan yang terlihat bening, fleksibel dan relatif kaku.
  • Tipe 4: Polietilen dengan kepadatan rendah (LDPE) Wadah plastik ini biasanya diberi simbol LDPE dan banyak ditemukan pada kemasan makan atau bumbu penyedap yang mudah diremas dan tahan terhadap pelarut.
  • Tipe 5: Polipropilena (PP) Wadah plastik ini biasanya diberi simbol PP dan banyak ditemukan pada kemasan yogurt, botol minuman, dan kecap karena polipropilena tidak melepaskan bahan kimianya ke dalam makanan atau cairan.
  • Tipe 7: Polikarbonat (PC) Wadah plastik ini biasanya diberi simbol PC atau Other dan ditemukan pada botol galon air. Wadah plastik ini mengandung BPA, hindari penggunaan wadah ini secara berulang Grameds.

 

KETAHUI KEMASAN PLASTIK YANG AMAN

Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah migrasi dari kemasan ke dalam pangan antara lain, konsentrasi migran; kekuatan ikatan atau mobilitas bahan kimia dalam pengemas tersebut; ketebalan kemasan; sifat alami pangan yang kontak dengan pengemas (kering, berair, berlemak, asam, alkoholik); kelarutan bahan kimia terhadap pangan; lama dan suhu kontak. Beberapa jenis plastik yang relatif aman digunakan sebagai kemasan pangan adalah PP, HDPE, LDPE, dan PET. Keamanan kemasan dapat dikenali dari logo atau tulisan yang tertera, misalnya , tulisan ‘aman untuk makanan’ atau for food use atau food grade. Secara umum sebaiknya kemasan plastik tidak digunakan untuk pangan yang bersifat asam, mengandung lemak atau minyak, terutama dalam keadaan panas. (Ir Ingrid S Surono, MSc, PhD).

GANTI PLASTIK DAN BAHAN LAIN

Saat membeli makanan dari suatu tempat, sebaiknya membawa wadah sendiri yang terbuat dari kaca atau metal.  Apalagi untuk makanan sup atau yang berkuah gunakanlah rantang. Jika menggunakan wadah plastik, sebaiknya hindari yang mengandung bahan berbahaya seperti BPA. Selain mengurangi sampah plastik, ini juga berguna untuk menghindari bahaya dari penggunaan plastik pada makanan panas. Jika tidak, pastikan bahwa kemasan plastik yang digunakan oleh restoran itu tahan panas dan aman untuk penggunaan makanan. Perhatikan juga tanggal kadaluwarsa makanan dan jangan dikonsumsi jika tanggal kadaluwarsanya telah melewati batas, begitu pula bila ada kejanggalan rasa atau aroma serta penampilan pada makanan maupun minuman meskipun batas kadaluwarsa belum terlewati. Bila ingin memanaskan makanan denga oven microwave gunakanlah wadah solid. Jika ingin memilih plastik lemas (fleksibel) untuk penutup makanan pilihlah yang dilabelnya tertera polietilen. Wadah atau kemasan untuk makanan atau minuman dingin misalnya untuk es krim, dan sejenisnya sebaiknya jangan dipakai untuk makanan atau minuman panas. Karena, wadah plastik tersebut hanya cocok untuk makanan dan minuman dingin (bersuhu rendah). Jangan pula menghangatkan makanan misalnya mengukus sayuran dengan menggunakan wadah plastik in Grameds.

PANASKAN MAKANAN DENGAN BENAR

Hindari menutup makanan dengan plastik yang terbuat dari PVC atau PS saat memanaskan di microwave, gunakan jenis kemasan food grade yang khusus digunakan untuk oven microwave. Sebagai penggantinya, kamu dapat menggunakan tisu makan. Kamu juga disarankan tidak menyimpan makanan berlemak di wadah plastik. Pindahkan makanan ke atas piring kaca sebelum dipanaskan. Selain plastik hati-hati juga terhadap melamin sebagai suatu jenis resin—yang merupakan jenis plastik keras yang biasanya digunakan untuk membuat mangkuk, piring, gelas, dan alat makan untuk anak-anak. Melamin memang merupakan zat yang beracun bagi tubuh manusia, terutama untuk ginjal. Masih ingatkah kamu pada kasus susu bubuk di Cina yang dicampur dengan melamin untuk meningkatkan kadar “protein” dalam susu tersebut? Kasus tersebut menelan korban 6 orang bayi dan 50 ribu bayi lainnya harus dirawat di rumah sakit. Apabila wadah melamin digunakan untuk memanaskan makanan dengan microwave, dikhawatirkan komponen melamin tersebut dapat keluar dan mengontaminasi makanan yang akan kamu makan Grameds.  Hindari memanskan makanan ini di Microwave:

  • Kentang : Dapat menyebabkan keracunan jika dipanaskan di microwave dan didiamkan di suhu ruangan, sebab akan menumbuhkan bakteri botulism yang menyebabkan penyakit botulisme.
  • Ayam: Setelah memasak ayam hingga matang sempurna, sebenarnya tidak apa-apa menghangatkan ayam di microwave. Namun tidak disarankan untuk memasak ayam dengan microwave, karena hanya akan matang pada bagian luarnya saja, bagian dalamnya tidak dijamin matang sempurna. Ayam yang tidak matang sempurna dapat menyimpan bakteri, seperti bakteri salmonella.
  • Nasi: Menurut Food Standards Agency, menghangatkan nasi bisa menyebabkan keracunan makanan, karena hadirnya bakteri nakal bernama Bacillus cereus. Panas bisa membunuh bakteri ini, namun ini bisa meninggalkan spora yang beracun bagi tubuh. Lebih parahnya, spora tersebut tahan panas alias tidak bisa dibunuh walau sudah dipanaskan di microwave
  • Jamur: Merupakan jenis sayuran yang tidak boleh dipanaskan, karena dapat menyebabkan sakit perut. Bakteri juga dapat tumbuh jika didiamkan di suhu ruang. Maka jamur sebaiknya langsung dihabiskan setalah dihidangkan Grameds.
  • Makanan Berminyak: Semua minyak memang bisa tahan dengan berbagai tingkat panas. Tetapi jika level panas tersebut terus meningkat, maka bisa terbentuk racun dan zat-zat berbahaya yang disebut radikal bebas. Menurut Live Strong, radikal bebas ini bisa memicu kanker. Maka hindari memanaskan makanan yang berminyak di microwave, karena minyaknya bisa terlalu panas dan membentuk radikal bebas.
  • Sayuran Hijau Jika ingin menghangatkan seledri, kale, atau bayam, sebaiknya hangatkan di kompor biasa saja, bukan microwave. Ketika sayuran hijau dipanaskan di microwave, maka zat alami nitrat akan berubah menjadi nitrosamin, yang bersifat karsinogenik dan sangat berbahaya bagi tubuh.

 

HINDARI KONSUMSI MAKANAN BERPEMBUNGKUS PLASTIK

Kini banyak dijumpai penjual makanan yang menggunakan plastik sebagai pembungkusnya, seperti lontong yang tak lagi menggunakan daun pisang atau daun kelapa. Padahal mayoritas plastik yang beredar tidaklah aman untuk pembungkus makanan panas apalagi digunakan untuk memasak atau mengolah makanan. Apalagi menggunakan plastik untuk memasak makanan seperti lontong, dimana proses perebusannya menggunakan suhu yang tinggi. Plastik yang digunakan untuk membungkus makanan bersuhu tinggi atau berminyak dapat mencemari makanan dengan kandungan dioksin dan zat beracun dari bahan-bahan adiktif pembentuk plastik.

Lontong plastik juga mengandung zat kimia polimer. Polimer ini dapat masuk ke dalam tubuh manusia karena bersifat larut, sehingga bila terakumulasi dalam tubuh dan akan menyebabkan kanker. Selain kanker, kandungan polimer pada lontong yang dibungkus plastik dapat berpotensi menurunkan kesuburan reproduksi, bahkan dapat menyebabkan kemandulan. Hati-hati juga pada makanan yang dibungkus plastik, menurut pakar kesehatan,  jika sampai plastik terkena paparan suhu tinggi, maka dikhawatirkan ada senyawa yang terurai dan akhirnya tercampur pada sayuran atau lauk yang kita beli. Yang menjadi masalah adalah, seringkali bahan plastik yang dipakai untuk membungkus makanan ini bukanlah yang berjenis food grade, melainkan plastik biasa yang bisa saja memiliki senyawa kimia berbahaya layaknya phthalate, bisphenol A (BPA), dan adipate. Jika kita kerap mengonsumsi sayur atau lauk yang sudah terpapar bahan kimia tersebut maka kita pun akan mengalami peningkatan risiko terkena masalah kesehatan.

Dalam sebuah penelitian, disebutkan bahwa bahan kimia yang ada dalam plastik ternyata bisa memicu kerusakan pada berbagai organ dalam layaknya liver, ginjal, paru-paru, atau bahkan sistem reproduksi tubuh. Sementara itu, kandungan phthalate disebut-sebut bisa membuat pria mengalami gangguan ketidaksuburan. Siapa saja rentan terkena dampak buruk dari paparan bahan kimia di dalam plastik ini, hanya saja, bagi anak-anak dan wanita hamil, dampaknya akan jauh lebih terasa Melihat adanya fakta ini, alangkah lebih baik jika kita meminta penjaja makanan membungkus sayur atau lauk matang dengan kertas pembungkus makanan atau kita bisa membawa wadah makanan sendiri yang sudah tergolong food grade atau aman untuk digunakan.

 

BAWA WADAH SENDIRI

Pada dasarnya hanya ada dua jenis plastik yang aman untuk digunakan dalam memasak makanan, yaitu polipropilen (PP) yang tahan terhadap suhu tinggi hingga 150°C, dan plastik jenis nilon atau poliamida (PA) yang tahan terhadap suhu tinggi dan baik digunakan untuk kemasan bahan yang dimasak di dalam kemasan. Rata-rata plastik tidak aman untuk digunakan sebagai pembungkus makanan, penggunaannya pun tidak bisa sembarangan untuk makanan terutama yang berminyak dan bersuhu panas.

 

EDUTORE

Gramedia mengembangkan platform edukasi bernama Edutore. Pada platform ini kamu bisa mengakses banyak buku latihan soal seperti yang ada di gramedia dengan cara berlangganan. Edutore memiliki sloggan “Semua Bisa Pintar” dan itu pula yang menjadi cita-cita Edutore. Sehingga Edutore bisa berperan serta dalam mencerdaskan anak-anak Indonesia. Di Channel Youtube Edutore dibahas bermacam-macam mulai dari pengetahuan umum yang unik seperti “Kenapa lampu rem berwarna merah”, belajar bahasa inggris bersama captain J, sampai dengan belajar bareng edutore yang berisi pembahasan soal seperti soal CPNS sinonim, antonim, dan lainnya. Cek langsung akun youtubenya, klik disini.

Demikian Grameds, semoga informasi ini bermanfaat ya!

Sumber: dari berbagai sumber

About the author

Adinda Rizki

Saya sudah tertarik dengan dunia menulis sejak usia belia, walaupun saat itu saya hanya bisa menulis cerita-cerita pendek saja. Lewat menulis pula, saya jadi mengetahui banyak kosakata yang belum pernah saya tahu/dengar sebelumnya. Saya senang menulis dengan tema-tema seperti kesehatan, dan juga tentang Korea.

Kontak media sosial Linkedin saya Adinda Rizki