Biologi

Fungsi Tulang Pengumpil dan Bagian-bagian pada Tubuh Manusia

fungsi tulang pengumpil
Written by Nandy

Fungsi Tulang Pengumpil – Manusia pada umumnya memiliki tulang pada tubuhnya. Tidak mungkin seorang manusia hidup tanpa memiliki tulang. Ia memberikan bentuk tubuh bagi manusia. Dalam tubuh manusia terdiri dari beragam tulang, salah satunya tulang pengumpil.

Tulang pengumpil bersebelahan dengan tulang hasta. Meskipun letaknya bersebelahan, tetapi keduanya memiliki fungsi yang berbeda. Namun, secara umum fungsi keduanya sama, yakni sebagai penyokong tubuh, tempat melekatnya otot, dan lain sebagainya.

Untuk memahami pengertian, fungsi, masalah, sampai cara penanganan cedera tulang pegumpil, Grameds dapat menyimak paparan berikut  ini.

Pengertian dan Fungsi Tulang

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tulang dirumuskan sebagai rangka atau bagian rangka tubuh manusia atau binatang; duri ikan; barang yang menyerupai tulang atau rangka.

Adapun dalam Wikipedia, tulang didefinisikan sebagai jaringan tubuh yang kaku dan terdiri dari sel-sel yang tertanam dalam antarsel keras yang berlimpah. Kalsium gosfat dan kolagen menjadi dua komponen penyusun tulang. Tulang mulai terbentuk sejak bayi dalam kandungan dan terus berlangsung sampai dekade kedua dalam susunan yang teratur.

Tulang mengambil alih pembentukan rangka dan alat gerak tubuh. Ia juga menjadi pelindung organ-organ internal dan sebagai tempat menyimpan mineral dalam tubuh.

Selaras dengan kedua definisi di atas, Faweett merumuskan tulang sebagai jaringan ikat yang tersusun atas sel, substansi, dan serat, fungsinya untuk pelindung dan penyokong kerangka serta tendo sebagai daya gerak. Sifat fisik tulang sangat kuat, sedikit elastis, tahan kompresi, dan tersusun dari materi yang relatif ringan.

Tulang cukup responsif untuk merespons adanya pengaruh metabolik, endokrin, dan metabolik. Dengan segala kekerasan dan kekuatannya, tulang tersusun dari materi hidup yang dinamis, secara berkala dan tetap selalu diperbaharui serta disusun ulang selama hidup manusia.

Adapun Gartner dan Hiatt mendefinisikan tulang sebagai jaringan ikat vaskular yang terdiri dari sel-sel dan zat antarsel yang dikelompokkan. Misalnya tulang padat (tulang kompakta), tulang spongiosa, dan jenis tulang lainnya. Fungsinya sebagai pelindung, penyokong, penyimpan mineral di ujung-ujung persendian yang mana tulang rawan berperan sebagai pelapis untuk mempermudah pergerakan.

Secara umum, tulang memiliki fungsi sebagai berikut.

  • Tempat melekatnya otot;
  • Sebagai tempat yang menyediakan pelindungan untuk jaringan khusus seperti sistem pembentuk darah (sumsum tulang);
  • Tempat pembentukan sel-sel darah;
  • Pengatur tingkat kalsium dan fosdat dalam cairan tubuh yang beredar;
  • Penunjang dan pemberi bentuk tubuh;
  • Alat gerak pasif;
  • Pelindung organ dan jringan lunak, seperti pada tengkorak;
  • Dukungan struktural untuk aksi mekanis jaringan lunak, seperti konstraksi otot dan perluasan paru-paru.

Buku Ensiklopedia Anak: Tubuh Manusia - fungsi tulang pengumpil

Struktur Tulang

Secara umum, struktur tulang dibedakan menjadi dua, yakni struktur makroskopis dan mikroskopis. Berikut penjelasan keduanya.

1. Struktur Makroskopis

Faweett mengelompokkan tulang dalam dua kategori, yakni tulang kompak (substansi kompakta) dan tulang spons atau konselosa (substansi spongiosa). Tolang kompakta terlihat seperti massa utuh padat dengan ruang-ruang kecil yang hanya dapat terlihat dengan menggunakan mikroskop.

Tulang panjang khas, seperti femur atau humerus, pada bagian batang (diafisis) tersusun atas silinder berlubang tulang kompak berdinding tebal dengan rongga sumsum tulang. Ujung tulang panjang terdiri dari tulang spons ditutupi korteks tulang kompak tipis, tulang panjang yang tumbuh disebut epifisis.

Tulang rawan epifisis dan tulang spons metafisis yang berdekatan merupakan zona pertumbuhan pada semua inkremen memanjang dalam pertumbuhan tulang berlangsung. Tulang dibungkus oleh periosteum, lapisan jaringan ikat khusus yang mempunyai potensi osteogenik atau pembentuk tulang, jika periosteum fungsional tidak ada maka tidak memiliki potensi osteogenik dan tidak berhubungan dengan pemulihan patah tulang.

Rongga sumsum diafisis dan rongga dalam tulang spons dilapisi oleh endosteum yang juga memiliki sifat osteogenik. Substansi kompakta pada tulang pipih tengkorak terbentuk pada permukaan luar dan dalam yang sering disebut tabel luar dan dalam. Periosteum permukaan luar tengkorak disebut perikranium dan pada permukaan dalam disebut dura mater. Pembungkus dari jaringan ikat dari tulang-tulang pipih memiliki potensi osteogenik tidak berbeda antara periosteum dan endosteum tulang panjang

2. Struktur Mikroskopis

Struktur mikroskopis memiliki ukuran yang sangat kecil dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang sehingga diperlukan mikroskop untuk dapat melihatnya dengan jelas. Sebagian besar struktur mikroskopis terdiri dari matriks tulang, interstisial bermineral, yang dideposisikan dalam lapisan atau lamel dengan tebal 3-7 nm.

Substansi interstisial tulang adalah rerongga lentikuler, disebut lakuna yang masing-masing berada disebuah sel osteosit. Lakuna memencar keluar ke segala arah dan menerobos lamel dari substansi interstisial dan beranastomosis dengan kanalikuli. Lakuna letaknya berjauhan tetapi mereka membentuk rongga utuh yang saling behubungan melalui jaringan saluran yang sangat halus. Saluran halus ini penting untuk nutrisi sel-sel tulang.

Faweet mengelompokkan tulang kompak dalam tiga pola umum, yaitu: 1). Disusun konsentris mengelilingi saluran vaskuler memanjang, membentuk unit silindris yang disebut sistem Havers atau osteon. 2). Sistem Havers terdapat potongan tulang berlamel dengan berbagai ukuran dan bentuk tak teratur. 3). Permukaan luar tulang korteks, tepat dibawah periosteum pada permukaan dalam terdapat sejumlah lamel yang yang berjalan tidak terputus-putus mengitari bagian batang.

Penampilan mikroskopis periosteum bervariasi sesuai keadaan fungsionalnya. Semasa embrional dan pertumbuhan pasca lahir memiliki lapisan dalam dari sel-sel osteoblas yang berhubungan langsung dengan tulang, sesudah pertumbuhan tulang terhenti, osteoblas berubah berubah menjadi sel-sel pelapis tulang tidak aktif, tetapi mereka tetap memiliki potensi osteogenik dan jika tulang itu cidera mereka berubah 11 kembali menjadi osteoblas dan berpartisipasi dalam pembentukan tulang baru.

Pengertian dan Fungsi Tulang Pengumpil

Tulang pengumpil atau radius merupakan tulang lengan bawah yang menghubungkan bagian siku dengan tangan di sisi ibu jari. Letaknya di sisi lateral tulang hasta (ulna). Ia tersusun dari tulang-tulanh padat dan kuat dengan bagian depan tulang berongga untuk sumsum.

Bentuk badan tulang pengumpil smekain ke bawah semakin besar dan akan membentuk persendian pergelangan tangan. Ujung atas tulang pengumpil bersendi dengan tulang lengan atas (humerus) pada persendian siku tepatnya di persendian radioulnaris superior. Sementara, ujung bawah bersendi dengan tulang scaphoideum dan lunatum (salah satu tulang pergelangan tangan). Sekaligus bersendian dengan tulang hasta pada persendian radioulnaris inferior.

Adapun fungsi utama tulang pengumpil, yakni sebagai penyusun kerangka lengan bawah, tempat melekatnya otot, serta menghubungkan antara pergelangan tangan dan lengan atas. Melansir dari laman suara.com, berikut fungsi tulang pengumpil pada tubuh manusia.

  • Sebagai tempat produksi sel darah karena di dalamnya terdapat sumsum;
  • Membantu tangan untuk mengangkat beban;
  • Sebagai pembentuk sendi peluru yang ada di pergelangan tangan;
  • Menyusun kerangka lengan bawah sebagai bagian dari alat gerak atas;
  • Sebagai tempat melekatnya otot bisep;
  • Sebagai penggerak pergelangan tangan;
  • Mendukung otot untuk melakukan pergerakan pada siku dan lengan.

Anatomi Dan Fisiologi Pada Tubuh Manusia - fungsi tulang pengumpil

Bagian-bagian Tulang Pengumpil

Pada ujung atas tulang pengumpil terdapat bagian yang khas, yakni bonggol tulang dengan bentuk bundar. Bonggol tulang tersebut disebut dengan caput radii (kepala radius). Permukaan caput sendiri bersendi dengan capitulum di tulang lengan atas.

Di sekeliling caput akan bersendi dengan tulang hasta. Adapun di dekat caput terdapat struktur kasar yang biasanya disebut dengan tuberositas radii. Adapun badan tulang pengumpil memiliki interosseus (tulang yang menghadap ke tulang hasta) yang tajam.

Pada ujung bawah tulang terdapat penonjolan processus styloideus ke arah distal. Terdapat struktur kasar yang kecil pada permukaan posterior yang disebut dengan tuberculum dorsalis.

Masalah-masalah pada Tulang Pengumpil

Tulang pengumpil rentan mengalami keretakan dan patah terutama ketika seseorang terjatuh. Hal ini disebabkan adanya kemungkinan menahan berat badan menggunakan tangan bagian bawah.hal tersebut menyebabkan adanya tekanan yang lebih besar di tulang pengumpil. Gejala utama dari patah tulang atau keretakan adalah adanya rasa sakit di bagian tubuh tertentu. Seperti lengan bawah, pergelangan tangan, atau sikut.

Beberapa gejala seperti bengkang, suara gemeretak, memar, kebas, tulang yang menonjol dan rasa lunak di bagian lengan bawah harus  menjadi perhatian serta perlu diwaspadai karena berpotensi mengganggu fungsi tulang pengumpil. Posisi jatuh berpotensi dapat mengganggu fungsi tulang pengumpil. Seperti jatuh dengan posisi lengan telentang. Kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko cedera parah pada tulang pengumpil.

Umumnya, patah tulang seperti ini terjadi pada lansia. Sementara, pada anak-anak, keretakan yang terjadi jarang sekali sampai terbelah menjadi dua bagian. Hal ini terjadi karena anak-anak masih memiliki tulang pengumpil yang belum berkembang sepenuhnya. Oleh sebab itu, tulang pengumpil pada anak-anak lebih lentur.

Penanganan Gangguan pada Tulang Pengumpil

Penanganan cedera pada tulang sangat beragam bergantung pada tingkat keparahannya. Misalnya, penanganan dengan menggunakan gips atau alat penyokong lainnya, operasi, dan cara penanganan lainnya. penyembuhan patah tulang berlangsung antara dua sampai tiga bulan agar tulang dpaat berfungsi normal.

Proses penyembuhan dapat dipercepat dengan melakukan terapi fisik atau fisioterapi. Ketika Grameds mengalami cedera tulang pengumpil maka diharuskan segera konsultasi ke dokter sehingga perawatan yang tepat dapat segera dilakukan.

Kiat-kiat Merawat Tulang

Tulang membutuhkan perawatan dari diri kita sendiri. Jika bukan diri kita lalu siapa yang akan memperhatikan kesehatan kita? Kesehatan tubuh tidak hanya berkutat pada hal-hal yang nampak di mata, tetapi juga hal-hal penyokong tubuh yang tidak terlihat.

Tulang perlu djiaga kesehatannya karena menjadi penopang selama manusia hidup. Melansir dari laman alodokter.com, Grameds dapat menerapkan beberapa hal di bawah ini untuk merawat kesehatan tulang.

1. Tidak Melewatkan Sarapan

Sarapan menjadi hal yang sering dilewatkan oleh manusia. Padahal sarapan menjadi penting karena memberikan nutrisi dan energi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalani aktivitas sehari-hari.

Tulang dapat dirawat dengan mengonsumsi makanan yang mengandung banyak kalsium dan vitamin D. Oleh sebab itu, menu sarapan yang baik terdiri dari ragam makanan yang salah satunya mengandung kalsium dan/atau vitamin D.

Grameds dapat mengonsumsi sumber kalsium melalui susu, yoghurt, keju, sereal, dan kacang kedelai. Adapun vitamin D dapat diperoleh dari minyak ikan dan telur. Menu-menu tersebut dapat dilengkapi dengan mengonsumsi sayuran dan buah untuk menjaga kekuatan dan kesehatan tulang.

2. Berolahraga Secara Rutin

Jarang bergerak membuat otot dan tulang Grameds menjadi lemah. Beberapa riset menyebutkan banwa orang yang jarang berolahraga lebih rentan terkena masalah pada tulang, seperti osteoporosis.

Olaharaga berguna bagi tulang karena dapat menjaga kepadatan dan kekuatan tulang. Adapun beberapa jenis olahraga yang baik untuk kepadatan tulang dengan melakukan latihan angkat beban, jogging, yoga, jalan santai, dan senam ritmik.

3. Mengonsumsi Suplemen

Sumber asupan kalsium dan vitamin D tidak hanya bisa diperoleh dari mengonsumsi makanan bergizi, tetapi juga dari suplemen. Suplemen tersebut dianjurkan untuk perempuan-perempuan yang telah mengalami menopause. Karena, ketika menopause, jaringan tulang menjadi lemah.

Kebutuhan asupan kalsium untuk orang dewasa sebesar 1.000 sampai 1.200 miligram per hari. Sementara, kebutuhan vitamin D sebanyak 15 sampai 20 mikrogram atau kurang lebih 600-800 IU per hari.

Dosis suplemen yang tepat dapat diperoleh dengan berkonsultasi dengan dokter.

4. Berjemur di Bawah Sinar Matahari Pagi

Sinar matahari menjadi salah satu sumber vitamin D yang gratis. Jika Grameds kekurangan vitamin D maka tulang akan menjadi lebih rentan keropos. Tidak selama matahari terbit menjadi waktu yang tepat untuk berjemur. Waktu yang tepat untuk berjemur pada pukul sembilan pagi selama 5 sampai 15 menit. Intensitasnya sebanyak 2 sampai 3 kali dalam seminggu.

Ensiklopedia 4D: Tubuh Manusia - fungsi tulang pengumpil

5. Membatasi Konsumsi Minuman Beralkohol dan Tidak Merokok

Merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol termasuk dalam pola-pola hidup yang tidak sehat. Ia akan merugikan tubuh termasuk kehilangan kepadatan tulanh. Kebiasaan tersebut membuat tubuh rentan mengalami kekurangan kalsium dan vitamin D sehingga tulang akan menjadi lebih rapuh.

Oleh sebab itu, untuk merawat kesehatan tulang, Grameds dianjurkan untuk tidak minum minuman beralkohol dan tidak merokok.

6. Menjaga Berat Badan

Menjaga berat badan ideal menjadi penting untuk diperhatikan karena berpengaruh pada kesehatan dan kekuatan tulang. Beberapa riset menyebutkan bahwa berat badan turut berperan dalam meningkatkab risiko terjadinya kerusakan, cedera, dan masalah pada tulang.

Oleh sebab itu, Grameds dianjurkan untuk menjaga berat badan sehingga kesehatan tulang akan terlindungi dan terhindar dari masalah-masalah kesehatan yang berkaitan dengan tulang.

About the author

Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya