Bahasa Inggris

Conditional Sentence Type 2: Pengertian, Rumus, dan Contoh Kalimat

Written by Shaza Zahra

contoh conditional sentence type 2 – Dalam pembelajaran grammar bahasa Inggris, conditional sentences atau kalimat pengandaian merupakan salah satu materi penting yang sering muncul, baik dalam percakapan sehari-hari maupun dalam penulisan formal. Conditional sentences  digunakan untuk menyatakan suatu kondisi tertentu beserta konsekuensi atau akibat yang mungkin terjadi jika kondisi tersebut terpenuhi.

Secara umum, conditional sentences dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu type 0, 1, 2, dan 3, yang masing-masing menggambarkan situasi dengan tingkat kemungkinan yang berbeda. Pada artikel kali ini, Grameds akan fokus mempelajari conditional sentence type 2.

Apa itu conditional sentence type 2? Tipe ini digunakan untuk mengungkapkan situasi hipotetik atau tidak nyata, khususnya yang berlawanan dengan kenyataan saat ini atau sangat kecil kemungkinan terjadinya di masa depan.

Dengan kata lain, conditional sentence type 2 membicarakan tentang sesuatu yang seandainya terjadi, maka akan ada akibat tertentu, meskipun dalam kenyataannya hal itu tidak atau belum terjadi. Nah, agar Grameds lebih memahami bagaimana conditional sentence type 2 bekerja, yuk simak penjelasan lengkapnya berikut ini!

Apa Itu Conditional Sentence Type 2?

Conditional sentence type 2 adalah jenis kalimat pengandaian yang digunakan untuk menggambarkan situasi hipotetik atau tidak nyata yang terjadi pada masa sekarang atau masa depan.

Kalimat ini menyampaikan sesuatu yang bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya, atau sesuatu yang kecil kemungkinan terjadi. Meskipun kenyataannya berbeda, situasi tersebut tetap dijelaskan seolah-olah bisa terjadi kapan saja.

Ciri-ciri conditional sentence type 2:

  • If clause (klausa syarat) menggunakan simple past tense.
  • Main clause (klausa hasil) menggunakan past future tense, umumnya: would/could/might + base verb (verb 1).

Struktur umum conditional sentence type 2: If + Subject + Verb 2, Subject + would + Verb 1

Rumus Conditional Sentence Type 2

Setelah memahami pengertian dan fungsi dari conditional sentence type 2, langkah selanjutnya adalah mempelajari rumus atau pola kalimatnya. Dengan memahami rumus ini, Grameds akan lebih mudah membentuk kalimat pengandaian yang tepat dan sesuai konteks. Berikut adalah rumus dasar yang perlu diperhatikan dalam menyusun conditional sentence type 2.

No. Struktur Rumus Bentuk Kalimat
1. If + Simple Past, + Past Future If + Subject + was/were (atau verb 2) + complement, Subject + would/should + Verb 1 + complement

Contoh: If I were a bird, I would fly across the ocean.

2. Past Future + If + Simple Past Subject + would/should + Verb 1 + complement + if + Subject + was/were (atau verb 2) + complement

Contoh: They would buy the house if it was cheaper.

Catatan Penting:

  • Jika if clause terletak di awal kalimat, maka wajib diikuti koma (,) sebelum klausa utama (past future).
  • “Would/should” dapat disingkat menjadi “’d” (misal: I’d, she’d, we’d).
  • Dalam conditional sentence type 2, kata kerja “to be” dalam if-clause selalu menggunakan “were”, meskipun subjeknya adalah “I”, “he”, atau “she”. Ini karena kalimat ini bersifat subjunctive (pengandaian).

Contoh:

  • If I were rich, I would buy a yacht.
    (Bukan: If I was rich)

Fungsi Conditional Sentence Type 2

  1. Menyatakan Prediksi pada Masa Depan
    Conditional sentence type 2 digunakan untuk menggambarkan prediksi tentang suatu kondisi di masa depan yang kemungkinan terjadinya sangat kecil. Kalimat ini biasanya menyampaikan peristiwa yang tidak realistis namun tetap dijelaskan seolah-olah mungkin terjadi.
    Contoh: I would move to Japan if I had the chance.
    (Kenyataannya: Saya tidak memiliki kesempatan itu.)
  2. Menyatakan Kejadian yang Kemungkinan Kecil Terjadi Beserta Akibatnya
    Fungsi ini menunjukkan bahwa suatu kondisi hampir tidak mungkin terjadi, tetapi tetap dijelaskan kemungkinan akibatnya. Kalimat ini menggabungkan situasi hipotetik dan konsekuensi logis dari situasi tersebut.
    Contoh: If he won the lottery, he would buy a private island.
    (Kenyataannya: Kemungkinan menang sangat kecil.)
  3. Membicarakan Kemungkinan yang Akan Terjadi pada Masa Depan
    Conditional sentence type 2 digunakan untuk membayangkan kemungkinan tertentu yang bisa saja terjadi di masa depan, meskipun kecil kemungkinannya.
    Contoh: We would go to the beach if it were sunny.
    (Kenyataannya: Cuaca tidak cerah.)
  4. Mengekspresikan Imajinasi
    Kalimat pengandaian tipe ini dapat digunakan untuk menyampaikan angan-angan, khayalan, atau skenario yang tidak nyata.
    Contoh: If I were invisible, I would explore secret places.
    (Kondisi ini bersifat fiktif dan hanya imajinasi.)
  5. Memberi Opini dengan Cara yang Lebih Sopan
    Conditional sentence type 2 sering digunakan untuk memberikan kritik, saran, atau opini dengan cara yang tidak langsung dan lebih halus. Bentuk pengandaian membuat pernyataan terdengar lebih sopan dan tidak konfrontatif.
    Contoh: If I were you, I wouldn’t say that.
    (Pernyataan ini menyarankan sesuatu, tetapi disampaikan secara tidak langsung.)

Contoh Penggunaan Conditional Sentence Type 2

Berikut beberapa contoh conditional sentence type 2 dalam kalimat lengkap agar Grameds bisa memahami konteks penggunaannya:

  • If I were you, I would apologize. (Jika aku kamu, aku akan meminta maaf.)

Kenyataannya: aku bukan kamu.

  • If he studied harder, he would pass the test. (Jika dia belajar lebih giat, dia akan lulus ujian.)

Kenyataannya: dia tidak belajar giat, dan mungkin tidak lulus.

  • If we had more money, we would travel the world. (Jika kami memiliki lebih banyak uang, kami akan keliling dunia.)

Kenyataannya: kami tidak punya cukup uang.

  • If she spoke English fluently, she would apply for the job. (Jika dia fasih berbahasa Inggris, dia akan melamar pekerjaan itu.)

Kenyataannya: dia tidak fasih.

  • If they lived closer, we would visit them more often. (Jika mereka tinggal lebih dekat, kami akan lebih sering mengunjungi mereka.)

Kenyataannya: mereka tinggal jauh.

Perbedaan Conditional Sentence Type 2 dengan Conditional Type Lain

Berikut perbedaan bentuk conditional sentence type 2 dengan bentuk conditional type lainnya yang wajib Grameds pahami.

Tipe Kondisi Tenses (If-Clause) Tenses (Main Clause) Contoh
Type 0 Fakta umum Simple Present Simple Present If you heat ice, it melts.
Type 1 Kemungkinan nyata di masa depan Simple Present Will + Verb 1 If it rains, I will stay home.
Type 2 Situasi tidak nyata saat ini Simple Past Would + Verb 1 If I had a car, I would drive to work.
Type 3 Penyesalan masa lalu Past Perfect Would have + Past Participle If I had known, I would have called you.

Kesimpulan

Conditional sentence type 2 adalah bentuk kalimat pengandaian yang digunakan untuk menyatakan situasi yang bertentangan dengan kenyataan saat ini, Gramedes.

Dengan pola If + Verb 2, dan Would + Verb 1, struktur ini memungkinkan kita mengekspresikan harapan, angan-angan, atau saran yang tidak realistis.

Dengan memahami contoh dan penerapannya, Grameds bisa lebih mudah menggunakannya dalam percakapan sehari-hari maupun tulisan berbahasa Inggris.

Rekomendasi Buku

1. Jago Percakapan Slang English

Jago Percakapan Slang English

Buku Jago Percakapan Slang English merupakan panduan praktis bagi siapa saja yang ingin mengasah kemampuan dalam memahami dan menggunakan bahasa Inggris gaul atau slang. Di dalamnya, pembaca akan dikenalkan pada berbagai jenis slang yang umum digunakan dalam percakapan sehari-hari, baik di Amerika Serikat maupun Inggris. Buku ini tidak hanya menjelaskan arti dari setiap istilah slang, tetapi juga membahas latar belakang serta konteks penggunaannya.

Melalui buku ini, pembaca akan belajar cara mengenali slang, memahami maknanya, dan menggunakannya secara tepat dalam percakapan informal. Disertai dengan banyak contoh kalimat, pembaca dapat melihat langsung bagaimana istilah slang tersebut digunakan dalam konteks nyata. Tak hanya itu, buku ini juga menyuguhkan berbagai tips dan strategi untuk mempermudah proses belajar slang English.

Dengan mempelajari isi buku ini, pembaca akan lebih percaya diri ketika berbicara dengan penutur asli, serta lebih mudah menangkap makna percakapan santai yang sering muncul dalam kehidupan sehari-hari. Singkatnya, buku ini sangat cocok bagi siapa pun yang ingin tampil lebih fasih dan alami dalam berbahasa Inggris melalui penguasaan slang words.

2. Belajar Bahasa Inggris itu Menyenangkan

Belajar Bahasa Inggris itu Menyenangkan

Belajar Bahasa Inggris itu Menyenangkan merupakan buku panduan yang dirancang untuk membantu pembaca mempelajari bahasa Inggris dengan pendekatan yang seru dan tidak membosankan. Di dalamnya, pembaca akan menemukan berbagai strategi dan kiat praktis untuk membuat proses belajar menjadi lebih efektif sekaligus menyenangkan. Buku ini sangat cocok bagi siapa saja yang ingin menguasai bahasa Inggris, terutama bagi mereka yang merasa kurang cocok dengan metode pembelajaran tradisional.

Menariknya, buku ini menggunakan pendekatan berbasis proyek (project-based learning) yang mendorong pembaca untuk menerapkan langsung materi yang dipelajari melalui simulasi situasi nyata, khususnya dalam konteks percakapan formal. Dilengkapi dengan berbagai latihan interaktif dan menyenangkan, buku ini tidak hanya meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, tapi juga membangun kepercayaan diri pembaca saat berkomunikasi dalam berbagai situasi.

Secara keseluruhan, buku ini menjadi pilihan tepat bagi siapa pun yang ingin belajar bahasa Inggris dengan cara yang lebih praktis, kreatif, dan menghibur.

3. Belajar Bahasa Inggris dengan Humor (Spoof Like) Jilid 2

Belajar Bahasa Inggris dengan Humor (Spoof Like) Jilid 2

Paket Belajar Bahasa Inggris dengan Humor (Spoof Like) Jilid 1 & 2 merupakan rangkaian buku pembelajaran bahasa Inggris yang dikemas dengan pendekatan humor. Buku ini hadir sebagai solusi atas tantangan umum yang sering dihadapi banyak orang dalam berkomunikasi aktif menggunakan bahasa Inggris.

Berbeda dengan penggunaan bahasa daerah atau bahasa Indonesia yang umumnya sudah lancar, banyak dari kita masih kesulitan mengekspresikan ide dalam bahasa Inggris secara lisan. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya kesempatan untuk berlatih berbicara dan terbatasnya topik yang menarik untuk dibahas.

Buku ini mencoba mengatasi masalah tersebut dengan menghadirkan kisah-kisah fiksi lucu yang tidak hanya menghibur, tetapi juga bisa menjadi bahan latihan berbicara, membaca, dan memahami bahasa Inggris dalam konteks ringan dan menyenangkan. Meski bersifat fiksi dan humoris, cerita dalam buku ini ditujukan murni untuk pembelajaran tanpa maksud menyinggung pihak manapun.

Dengan pendekatan yang unik dan penuh warna, buku ini cocok untuk siapa saja yang ingin meningkatkan kemampuan bahasa Inggris sambil menikmati cerita-cerita lucu yang menghibur.

About the author

Shaza Zahra

Gramedia Literasi