Psikologi

Teori Psikoanalisis, Ini Penjelasan Lengkapnya

teori psikoanalisis
Written by Sevilla Nouval

Teori Psikoanalisis – Apakah Grameds sedang mencari referensi tentang teori Psikoanalisis? Jika Grameds ingin mempelajari tentang sifat seseorang, karakter dan kepribadiannya, maka perlu mengenal dan mengetahui teori psikoanalisis yang dikemukakan oleh ilmuwan psikologi kondang, Sigmund Freud. Berikut ini penjelasan lengkapnya, mulai dari dasar teori, sampai hubungannya dengan dunia pendidikan: 

Mengenal Teori Psikoanalisis Dalam Psikologi

Tahukah Grameds bahwa kajian ilmu psikologi mulai diakui sebagai ilmu mandiri sejak tahun 1879 saat Wilhelm Wundt mendirikan laboratorium psikologi pertama kali di Jerman. Sejak saat itulah psikologi menjadi ilmu yang berkembang pesat dan mulailah lahir berbagai aliran-aliran di dalam kajian ilmu tersebut. Salah satu aliran penting dalam kajian ilmu psikologi ini adalah konsep kepribadian seseorang. Konsep ini banyak didefinisikan oleh para ahli, salah satunya yang paling populer dari konsep kepribadian adalah teori psikoanalisis. 

Teori psikoanalisis adalah salah satu teori yang membahas tentang hakikat dan perkembangan bentuk kepribadian yang dimiliki oleh manusia. Unsur utama dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek kepribadian lainnya. Dasar teori psikoanalisis  adalah mengasumsikan bahwa kepribadian akan mulai berkembang saat terjadi konflik- konflik dari aspek- aspek psikologis itu sendiri. Gejala tersebut biasanya  terjadi pada anak- anak atau usia dini. Kemudian pendapat Sigmund Freud tentang kepribadian manusia ini didasarkan pada pengalaman- pengalaman yang dialami pasiennya. 

Sigmund Freud adalah ilmuwan psikologis yang terkenal karena gagasannya tentang kepribadian manusia berdasarkan analisis tentang mimpinya, dan  bacaannya yang luas tentang berbagai literatur ilmu pengetahuan dan kemanusiaan. Pengalaman- pengalaman inilah yang menjadi data yang mendasar bagi evolusi teori kepribadian Freud atau kita kenal juga dengan teori psikoanalisa. Bagi Freud, teori ini cenderung mengikuti observasi dalam konsep kepribadian, sehingga akan terus mengalami revisi, bahkan sampai 50 tahun terakhir hidupnya.

Karena teorinya yang terus berevolusi, Freud menegaskan teori ini tidak boleh jatuh ke dalam eklektisisme. Itulah sebabnya para pengikutnya yang memiliki pandangan berseberangan dari ide- ide dasar teori psikoanalisis akan dikucilkan secara pribadi, bahkan profesional oleh Freud. Ia menganggap dirinya sebagai ilmuwan, namun, ia memiliki definisi yang berbeda tentang ilmu dibandingkan kebanyakan psikolog saat ini. 

Freud lebih mengandalkan penalaran deduktif dibandingkan metode riset yang ketat. ia juga lebih memilih melakukan observasi secara subjektif dengan jumlah sampel yang relatif kecil. Freud menggunakan pendekatan studi kasus secara eksklusif dan merumuskan secara khas hipotesis- hipotesis terhadap fakta kasus yang ditemukannya. Hal tersebut dilakukan Freud saat kajian ilmu psikologi ini memprioritaskan penelitian atas kesadaran dan memandang kesadaran sebagai aspek utama dalam kehidupan mental. 

Gagasan Sigmund Freud adalah menyatakan bahwa kesadaran itu hanyalah bagian kecil saja dari kehidupan mental. Sedangkan bagian terbesarnya adalah justru  ketidaksadaran atau alam tak sadar. Freud menggambarkan alam sadar dan tak sadar ini seperti bentuk gunung es yang terapung. Ukuran bentuk bagian gunung es yang muncul ke permukaan air yakni alam sadar ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan bagian gunung es yang tenggelam, yakni alam tak sadar. 

Kemudian Freud memandang manusia sebagai makhluk yang deterministik yang mendefinisikan bahwa kegiatan manusia pada dasarnya dibentuk dengan kekuatan yang irasional, kekuatan alam bawah sadar, dorongan biologis, dan insting pada saat berusia enam tahun pertama kehidupannya. Teori psikoanalisis Freud bisa masuk sebagai kajian ilmu baru tentang manusia dan akan terus mengalami banyak pertentangan. 

Bahkan sampai sekarang, teori ini juga masih banyak menerima kritikan dari para ahli atau ilmuwan yang berseberangan dengan gagasan Freud. Contohnya seperti pendapat H.J. Eysenck yang merupakan seorang Profesor Psikologi asal Jerman berpendapat bahwa psikoanalisis tidak bisa dianggap sebagai kajian ilmu pengetahuan. Eysenck adalah seorang tokoh beraliran behaviorisme ekstrem yang menganggap psikoanalisis tidak masuk akal jika diberi predikat ilmiah karena sama sekali tidak bersifat behavioristik.

Ada banyak gagasan besar dan penting yang dikemukakan oleh Freud, sehingganya dipandang sebagai orang yang revolusioner. Ia juga tidak hanya berpengaruh di bidang psikologi atau psikiatri, melainkan juga untuk bidang- bidang lain, seperti sosiologi, antropologi, ilmu politik, filsafat, dan kesusastraan atau kesenian. 

Dalam bidang ilmu psikologi, terutama psikologi kepribadian dan lebih khusus lagi pada teori kepribadian, pengaruh Freud sangat kuat pada perkembangan teori psikoanalisis dengan beberapa fakta penting. Salah satunya bahwa sebagian besar teori kepribadian modern tentang tingkah laku atau kepribadian telah mengambil sebagian, atau setidaknya mempersoalkan beberapa gagasan- gagasan Freud.

Psikoanalisis adalah bentuk aliran yang utama dalam ilmu psikologi dan memiliki teori kepribadian atau juga bisa kita sebut dengan sebutan teori kepribadian psikoanalisis atau psychoanalytic theory of personality. Dalam praktiknya, teori psikoanalisis banyak dihubungkan dengan pendidikan yang sangat kompleks. Teori psikoanalisis ini sudah banyak memperbanyak dan memodifikasi tingkat perilaku atau sikap dalam hubungan di dunia pendidikan, yakni sebuah hubungan antara guru atau pendidik, orang tua, dan peserta didik yang bersangkutan. Ada banyak hal yang teori psikoanalisis sumbang untuk berbagai pemikiran dalam perkembangan dunia pendidikan.

Teori Psikoanalisis Sigmund Freud

beli sekarang

Psikoanalisis adalah salah satu cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya sebagai kajian fungsi dan perilaku psikologis manusia. Awalnya istilah psikoanalisis hanya digunakan saat hubungan dengan Freud saja, jadi istilah  “psikoanalisis” dan “psikoanalisis Freud” memiliki arti yang sama. Jika ada murid- murid atau pengikut Freud yang menyimpang atau bersebaang dari ajarannya dan mengembangkan teorinya sendiri, maka mereka juga akan memberikan istilah psikoanalisis dan menggunakan suatu nama baru untuk memberikan pendapat mereka.

Seperti yang dilakukan Carl Gustav Jung dan Alfred Adler yang menciptakan nama “psikologi analitis” yang dalam bahasa Inggris disebut analytical psychology dan “psikologi individual” yang dalam bahasa Inggris disebut individual psychology untuk sebutan ajaran masing- masing. Teori psikoanalisis memiliki tiga penerapan, seperti berikut ini:

  1. Bentuk metode penelitian dari pikiran
  2. Ilmu pengetahuan yang sistematis tentang perilaku manusia
  3. Sebuah metode perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional

Teori Psikoanalisis yang dikembangkan oleh Sigmund Freud bisa  dipandang sebagai teknik terapi dan juga sebagai salah satu aliran dalam kajian ilmu psikologi. Sebagai salah satu bentuk aliran psikologi, teori psikoanalisis banyak membahas tentang kepribadian, mulai dari dinamika, segi struktur, dan perkembangannya.

beli sekarang

1. Struktur Kepribadian

Berdasarkan pendapat Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak sadar (unconscious). Hingga tahun 1920-an, teori tentang konflik kejiwaan hanya melibatkan tiga unsur tersebut. Kemudian pada tahun 1923 Freud baru mengenalkan tiga model struktural yang lain, yakni das Es, das Ich, dan das Über Ich. Struktur ini tidak mengganti struktur lama, namun tetap bersifat melengkapi gambaran mental, terutama pada bagian fungsi dan  tujuannya.

Freud beranggapan bahwa kepribadian adalah suatu bentuk sistem yang terdiri  dari tiga unsur, yakni das Es, das Ich, dan das Ueber Ich yang dalam bahasa Inggris dinyatakan dengan istilah the Id, the Ego, dan the Super Ego). Masing- masing unsur tersebut memiliki  asal, aspek, fungsi, prinsip operasi, dan perlengkapan sendiri. Tiga unsur kepribadian tersebut dengan berbagai dimensinya dapat dibagi seperti berikut ini:

Unsur Dimensi Asal

  • Das Es (The Id) adalah pembawaan
  • Das Ich (The Ego) adalah hasil interaksi dengan lingkungan
  • Das Ueber Ich (The Super Ego) adalah hasil internalisasi nilai- nilai dari figur yang berpengaruh

Unsur Dimensi Aspek

  • Das Es (The Id) adalah Biologis
  • Das Ich (The Ego) adalah  psikologis
  • Das Ueber Ich (The Super Ego) adalah sosiologis

Unsur Dimensi Fungsi

  • Das Es (The Id) adalah mempertahankan konstansi
  • Das Ich (The Ego) adalah mengarahkan individu pada realitas
  • Das Ueber Ich (The Super Ego) adalah sebagai pengendali Das Es, mengarahkan dass Es das Ich pada perilaku yang lebih bermoral

Unsur Dimensi Prinsip Operasi 

  • Das Es (The Id) adalah operasi pleasure principle
  • Das Ich (The Ego) adalah operasi reality principle
  • Das Ueber Ich (The Super Ego) adalah operasi morality principle

Unsur Dimensi Perlengkapan

  • Das Es (The Id) adalah refleks dan proses primer
  • Das Ich (The Ego) adalah proses sekunder
  • Das Ueber Ich (The Super Ego) adalah conscientia dan Ich ideal

2. Dinamika Kepribadian

Menurut Freud, dinamika kepribadian adalah bagaimana dari energi psikis seseorang yang didistribusikan dan dipergunakan oleh das Es, das Ich, dan das Ueber Ich. Freud mengungkapkan bahwa setiap energi yang ada pada manusia adalah berasal dari sumber yang sama, yakni makanan- makanan yang telah dikonsumsinya. Artinya energi manusia kemudian bisa dibedakan dari penggunaannya, yakni energi fisik yang merupakan energi untuk segala aktivitas fisik dan energi psikis yang merupakan energi untuk aktivitas psikis. Freud mengungkapkan bahwa awalnya yang memiliki energi hanyalah das Es atau the id saja. Berdasarkan mekanisme menurut teori Freud disebut dengan identifikasi, dimana energi tersebut diberikan dari das Es atau the id untuk das Ich dan das Ueber Ich.

beli sekarang

3. Mekanisme Pertahanan Ego

Berdasarkan teori psikoanalisis Freud, mekanisme pertahanan ego atau ego defence mechanism menjadi strategi yang digunakan seseorang untuk mencegah munculnya keterbukaan dari dorongan- dorongan das Es atau melawan dan menghadapi tekanan das Uber Ich atas das Ich. Tujuan strategi ini adalah mengurangi dan meredakan  kecemasan yang dialami seseorang. Freud juga mengungkapkan bahwa mekanisme pertahanan  ego tersebut menjadi mekanisme yang rumit dan memiliki banyak jenisnya. Berikut ini tujuh jenis mekanisme pertahanan ego yang banyak dijumpai menurut Freud:

  • Represi , adalah mekanisme yang dilakukan ego untuk meredakan kecemasan menggunakan cara penekanan pada dorongan- dorongan yang menjadi sebab dari kecemasan tersebut ke ketidaksadaran seseorang.
  • Sublimasi, adalah mekanisme pertahanan ego untuk mencegah atau meredakan kecemasan menggunakan cara pengubahan dan penyesuaian pada dorongan primitif das es yang menjadi penyebab kemunculan kecemasan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diterima dan bahkan dihargai oleh masyarakat.
  • Proyeksi, adalah bentuk pengalihan dari dorongan, sikap, atau tingkah laku yang bisa memunculkan kecemasan kepada seseorang. 
  • Displacement, adalah pengungkapan dorongan yang bisa memunculkan kecemasan pada seseorang yang kurang berbahaya dibandingkan kondisi awal seseorang.
  • Rasionalisasi, adalah upaya seseorang untuk memutar balikkan kenyataan, yakni bentuk kenyataan yang mengancam ego dengan alasan tertentu yang seolah- olah masuk akal. Mekanisme rasionalisasi ini dibedakan menjadi dua, yakni sour grape technique dan sweet orange technique.
  • Pembentukan reaksi, adalah bentuk upaya untuk menghadapi kecemasan karena seseorang cenderung memiliki dorongan atau tekanan yang bertentangan dengan norma, yakni dengan cara berbuat sebaliknya.
  • Regresi, adalah bentuk upaya untuk menghadapi kecemasan dengan cara bertingkah laku tidak sesuai dengan tingkat perkembangan yang seharusnya dialami.

4. Tahap-tahap Perkembangan Kepribadian

Freud mengungkapkan bahwa kepribadian individu sudah terbentuk pada akhir tahun kelima dan sebagian besar perkembangan selanjutnya hanyalah penghalusan struktur dasar. Selanjutnya Freud juga mengungkapkan bahwa perkembangan kepribadian berlangsung melalui lima fase. Fase tersebut berhubungan dengan tingkat kepekaan seseorang pada daerah- daerah erogen, yakni bagian tubuh tertentu yang bersifat sensitif pada rangsangan, seperti fase berikut ini:

  • Fase oral (oral stage) adalah 0 sampai dengan 18 bulan dengan bagian tubuh yang sensitif terhadap rangsangan adalah mulut.
  • Fase anal (anal stage) adalah kira-kira umur 18 bulan sampai 3 tahun dengan bagian tubuh yang sensitifnya adalah anus.
  • Fase falis (phallic stage) adalah kira-kira usia 3 sampai 6 tahun dengan bagian tubuh yang sensitif adalah alat kelamin.
  • Fase laten (latency stage) adalah kira-kira umur 6 sampai pubertas, dimana pada fase ini mulai terjadi dorongan seks yang cenderung bersifat laten atau tertekan.
  • Fase genital (genital stage) terjadi sejak individu mulai memasuki fase pubertas sampai selanjutnya dan telah mengalami pematangan pada organ reproduksi.

 

beli sekarang

5. Hubungan Teori Psikoanalisis dan Pendidikan

Teori psikoanalisis memiliki andil besar dalam dunia pendidikan. Psikologis dalam pendidikan atau pendidikan psikologis memiliki pengertian yang sangat luas. Teori ini menunjuk pada semua tingkah laku yang dilakukan oleh orang dewasa, ahli atau non-pakar, guru dan orang tua, untuk bersikap dan membentuk sekaligus mempengaruhi perilaku anak atau peserta didik dalam proses pemahamannya. Istilah pendidikan juga menunjuk pada prinsip- prinsip yang menjadi dasar tingkah laku dalam perlindungan terhadap sikap peserta didik. 

Istilah “Psikoanalisis” ini mengacu pada bentuk- bentuk proposisi dan tidak hanya pada teknik terapeutik atau metode pengamatan dari mana proposisi tersebut diturunkan. Dalam praktiknya setiap orang bahkan negara pasti mendambakan sistem pendidikan yang baik. seperti tujuan pendidikan nasional kita yang mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Yakni generasi yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berpengetahuan, terampil, mandiri, dan memiliki rasa tanggung jawab kepada bangsa. 

Adanya pendidikan yang baik akan menciptakan diri seseorang yang termotivasi tinggi untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Untuk mencapai hal tersebut, maka munculah berbagai macam strategi dalam pendidikan yang dilakukan dari tingkat PAUD sampai perguruan tinggi. Intinya pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter seseorang yang baik sebagai manusia yang merupakan makhluk sosial. 

Pendidikan dalam hal ini tidak hanya fokus pada intelektual saja, melainkan dampak di luas pendidikan sehari- hari pada tindakan dan tingkah lakunya di masyarakat. Itulah sebabnya teori psikoanalisis dalam dunia pendidikan juga mengutamakan kecerdasan emosional dan spiritual. Kecerdasan emosional dapat melatih kemampuan seseorang untuk mengelola perasaan, memotivasi, tegar menghadapi frustasi, sanggup mengendalikan tekanan, mengatur suasana hati, dan berempati serta bisa bekerja sama dengan orang lain. Jadi teori psikoanalisis ini sangat penting dalam pendidikan. 

Nah, itulah penjelasan tentang teori psikoanalisis, terutama yang dikemukakan oleh Sigmund Freud dalam kajian ilmu psikologi. Apakah Grameds sudah bisa memahaminya? Jadi setiap kepribadian itu bisa dijelaskan secara ilmiah, meskipun pada dasarnya setiap orang memiliki kepribadian masing masing. Ada pepatah yang mengatakan bahwa mengerti sifat dan kepribadian seseorang adalah hal yang sulit. 

Jika Grameds ingin mempelajari ilmunya lebih dalam bisa kunjungi koleksi buku Gramedia di www.gramedia.com#SahabatTanpabatas 

 

About the author

Sevilla Nouval

Saya hampir selalu menulis, setiap hari. Saya mulai merasa bahwa “saya” adalah menulis. Ketertarikan saya dalam dunia kata beriringan dengan tentang kesehatan, khususnya kesehatan mental. Membaca dan menulis berbagai hal tentang kesehatan mental telah membantu saya menjadi pribadi yang lebih perhatian dan saya akan terus melakukannya.

Kontak media sosial Instagram saya Sevilla